Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Homogenitas Elektron 6 MeV Pesawat LINAC Dengan Penggunaan Variasi Ketebalan Paraffin Buaja, Happy Kurnia Utami; Anita, Febria; Apriantoro, Nursama Heru
Jurnal Ilmiah Giga Vol 18, No 1 (2015): Volume 18, Edisi 1, Juni 2015
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.738 KB)

Abstract

ABSTRAK. Telah dilakukan pengukuran dosis target pada objek paraffin menggunakan elektron 6 MeV dengan pesawat Linear Accelerator (LINAC) milik Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Pengukuran ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang homogenitas elektron yang diterima objek paraffin yang akan diaplikasikan kepada penyinaran jaringan yang heterogen. Alasan paraffin digunakan adalah karena densitas dari paraffin mendekati densitas kulit manusia yaitu 1. Pengukuran dilakukan dengan teknik SSD 100 cm, luas lapangan 10 x 10 cm dengan elektron 6 MeV, dan TLD diletakkan secara koordinat pada kedalaman dmax. Perhitungan dosis dilakukan dengan cara uji analisis variansi (ANOVA) dengan perangkat SPSS. Hasil yang didapatkan pada pengukuran ini menunjukkan bahwa dosis rata-rata yang didapatkan pada setiap variasi ketebalan paraffin adalah tidak jauh berbeda di setiap jaraknya. deviasi dosis yang diterima paraffin sebagai target pada kedalaman dosis maksimum dengan elektron 6 MeV dengan ketebalan 0 cm adalah 0.065%, deviasi paraffin dengan ketebalan 0.5 cm adalah 0.064%, deviasi paraffin dengan ketebalan 1cm adalah 0.047%, deviasi paraffin dengan ketebalan 1.5 cm adalah 0.005%. Uji ANOVA dan menunjukkan pernyataan bahwa sig. = ,000 dan α = 0,05 maka α > Sig. Dapat dikatakan bahwa H 0ditolak, dengan kata lain perlakuan berupa pemberian variasi kedalaman berpengaruh terhadap banyaknya elektron yang terserap paraffin. Dari hasil yang didapatkan maka paraffin dapat digunakan dalam aplikasi terapi radiasi pada jaringan yang heterogen.Kata Kunci: LINAC, Paraffin,TLD, SPSS, densitas, elektron
PERBANDINGAN CITRA MRI PEDIS SEQUENCE PROTON DENSITY FAT SATURATED DAN STIR (SHORT TAU INVERSION RECOVERY) POTONGAN SAGITAL Wahyudiarti, Endah; Winarno, Guntur; Gunawati, Shinta; Prananto, Legia; Heru, Nursama
JRI (Jurnal Radiografer Indonesia) Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Perhimpunan Radiografer Indonesia (PARI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.363 KB) | DOI: 10.55451/jri.v4i1.81

Abstract

Bakcground: The differences in fat suppression MR images between Proton Density Fat Saturated sequence with STIR sequence in MRI pedis sagital view. This research aims to analyze the differences of SNR, CNR, and the details MR images. Methods: Secondary data were using by non-probability sampling technique with 10 purposive sampling of pedis MR images Proton Density Fat Saturated sequence and STIR sequence sagittal view in DICOM were done by using imageJ software. The instrument of this research consisted of a worksheet and questionnaire. Result: This research showed SNR p value/sig 0,000 < 0,05 and CNR p value/sig 0,575 > 0,05. In Proton Density Fat Saturated sequence sagittal view the detail of ekstra-articular fluids value is 1,76, tendon Achilles value is 2,88, joint space value is 2,86 and bone marrow value is 2,04, contrast resolution value is 2,418, noise ratio value is 2,32. Pedis MR images of STIR sequence sagittal view the details of ekstra-articular fluids value is 2,92, tendon Achilles value is 3,28, joint space value is 2,84 and bone marrow value is 3,4, contrast resolution value is 3,022 and noise ratio value is 2,44. Conclusion: There is a significant difference of SNR value, no significant differences in CNR value and value of MRI pedis sequence Proton Density Fat Saturated sagittal detail is clear enough to show tendon achiles, bone marrow, joint space and not clear to show ekstra-articular fluids. STIR nice to show tendon achiles and bone marrow and clear enough to show ekstra-articular fluids and joint space.
Penatalaksanaan Radioterapi Kanker Ovarium Dengan Teknik IMRT Di Rumah Sakit X Diah Novita; Nursama Heru Apriantoro
Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA Vol 11 No 2 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA
Publisher : LPPM STIKes ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37413/jmakia.v11i2.169

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini di latar belakangi oleh penyakit keganasan yaitu kanker ovarium yang merupakan kanker ginekologis terbanyak kedua yang diderita dan seringkali baru ditemukan ketika sudah stadium lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan prosedur penyinaran radioterapi menggunakan teknik IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy) di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit X yang merupakan salah satu modalitas pengobatan kanker ovarium. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan satu sampel primer pada kasus kanker ovarium yang menggunakan teknik IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy), sampel ini diambil dari seluruh populasi kanker ovarium di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit X. Instrumen penelitian yang digunakan berupa studi kepustakaan, observasi langsung, wawancara serta dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2021 di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit X. Hasil yang dapat disimpulkan pada penelitian ini adalah prosedur penatalaksanaan radioterapi untuk kasus kanker ovarium menggunakan teknik IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy) di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit X meliputi beberapa prosedur yaitu: administrasi dengan membawa dokumen penunjang seperti hasil CT Scan/MRI/Bone Scan/USG, kemudian pasien melakukan konsultasi dengan dokter onkologi radiasi, melakukan persiapan-persiapan pasien, persiapan alat dan bahan, scanning di CT Simulator, proses perencanaan radiasi yang dilakukan di Treatment Planning System (TPS), proses verifikasi menggunakan alat verifikasi yaitu Electronic Portal Imaging Device (EPID) dan yang terakhir adalah penyinaran radiasi di ruang penyinaran dengan menggunakan pesawat radioterapi Linear Accelerator (LINAC) Elekta Synergy Platform.
Analisis Klinis Sirosis Hati Pada Pemeriksaan Ultrasonografi Abdomen Di Rumah Sakit Dr, H, Marzoeki Mahdi Bogor Krisna Adriyanto; Wiryanto Wiryanto; Suwendra Iwen; Nursama Heru
Husada Mahakam Vol 11 No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur (URL: http://poltekkes-kaltim.ac.id/)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35963/hmjk.v11i1.226

Abstract

INTRODUCTION. Cirrhosis is a form of liver damage. Cirrhosis of the liver is the final stage of the process of liver fibrosis, which is the consistent from chronic liver disease that the liver cells lose their function. Cirrhosis is most often caused by alcoholism, hepatitis b, hepatitis c and fatty liver but many other charges (Digestive N, Information D. cirrhosis, 2014). OBJECTIVE. To know the effort to depict the cases of cirrhosis of the liver and its signs precisely and accurately by using ultrasound examination METHOD. This research was conducted by qualitative descriptive method. The population is patients who perform abdominal ultrasound examination in Marzuki Mahdi hospital. The sample used was a patient who examined his liver with a diagnosed liver cirrhosis. The number of samples used is 2 patients. RESULTS. After being analyzed and observed, ultrasonography is an appropriate and accurate examination in describing cases of liver cirrhosis. The use of Doppler or laboratory testing is sometimes needed to further confirm the diagnosis of visible signs. CONCLUSION. Based on this research, it can be expected that ultrasound modalities can be used as the first consideration in enforcing liver cirrhosis cases with accurate, fast, cheap and safe results.
CT ANGIOGRAPHY PADA ANEURISMA ARTERI KOMUNIKANS ANTERIOR Novianty sutrisno; Pramudya ade Kusuma Putra; Nursama Heru Apriantoro
Husada Mahakam Vol 10 No 2 (2020): Nopember 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur (URL: http://poltekkes-kaltim.ac.id/)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35963/hmjk.v10i2.222

Abstract

Aneurisma intrakranial merupakan suatu kelainan pada pembuluh darah di otak akibat adanya kelemahan pada dindingnya yang menyebabkan outpouching dinding pembuluh darah tersebut, dimana formasi aneurisma intrakranial tersebut dapat diakibatkan oleh stres hemodinamik, disfungsi endothelial dan proses inflamasi, Salah satu penunjang untuk penegakan diagnosa aneurisma pembuluh darah serebral adalah dengan pemeriksaan CT scan angiografi serebral. Laporan kasus ini menampilkan pasien perempuan 48 tahun dengan keluhan kejang dan nyeri kepala hebat. Dilakukan CT Scan dan dilakukan rekonstruksi citra sehingga didapatkan gambaran citra yang membantu menegakkan diagnosa. Didapatkan hasil pengukuran pada rekonstruksi citra sebesar 3,9 x 7,4 mm dengan leher berukuran 2,9 mm. Sehingga computed tomography scanning angiography serebral merupakan modalitas yang masih sangat bisa diandalkan dalam penegakkan diagnosa aneurisma.
Analisis Optimasi Citra Radiografi Pada Pemeriksaan Thorax Sistem Computed Radiography (CR) Terhadap Entrance Surface Dose (ESD) Tri Ambarsari; Budi Santoso; Nursama Heru Apriantoro; Febria Anita
Jurnal Ilmiah Giga Vol 17, No 1 (2014): Volume 17 Edisi 1 Tahun 2014
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.257 KB) | DOI: 10.47313/jig.v17i1.533

Abstract

Telah dilakukan penelitian analisis variasi faktor eksposi pemeriksaan thorax terhadap dosis permukaan dan noise pada citra radiografi. Dilakukan 10 (sepuluh) kali ekspos pada phantom thorax dengan faktor  eksposi 50 kV- 8 mAs, 50 kV-10 mAs, 55 kV- 8 mAs, 55 kV-10 mAs, 55 kV-10 mAs, 60 kV- 8 mAs, 60 kV-10 mAs, 66 kV-8 mAs, 66 kV-10 mAs dan 102 kV- 1 mAs, 102 kV - 2,5 mAs untuk teknik kV tinggi. Untuk masing-masing faktor eksposi ditempelkan satu TLD yang diletakkan di tengah lapangan penyinaran untuk mengukur nilai dosis permukaan. Kondisi eksposi optimum pemeriksaan thorax PA (dinyatakan dengan nilai lgM ) terjadi ketika penggunaan faktor eksposi 55 kV dengan 8 mAs karena nilai lgM yang didapat yaitu 1,91 , nilai standar deviasi 6,605 dan nilai ESD sebesar 0,098 mGy.
Homogenitas Elektron 6 MeV Pesawat LINAC Dengan Penggunaan Variasi Ketebalan Paraffin Happy Kurnia Utami Buaja; Nursama Heru Apriantoro; Febria Anita
Jurnal Ilmiah Giga Vol 18, No 1 (2015): Volume 18 Edisi 1 Tahun 2015
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.003 KB) | DOI: 10.47313/jig.v18i1.568

Abstract

Telah dilakukan pengukuran dosis target pada objek paraffin menggunakanelektron 6 MeV dengan pesawat Linear Accelerator (LINAC) milik Rumah Sakit PusatAngkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Pengukuran ini bertujuan untuk memperolehinformasi tentang homogenitas elektron yang diterima objek paraffin yang akandiaplikasikan kepada penyinaran jaringan yang heterogen. Alasan paraffin digunakanadalah karena densitas dari paraffin mendekati densitas kulit manusia yaitu 1. Pengukurandilakukan dengan teknik SSD 100 cm, luas lapangan 10 x 10 cm dengan elektron 6 MeV,dan TLD diletakkan secara koordinat pada kedalaman dmax. Perhitungan dosis dilakukandengan cara uji analisis variansi (ANOVA) dengan perangkat SPSS. Hasil yang didapatkanpada pengukuran ini menunjukkan bahwa dosis rata-rata yang didapatkan pada setiapvariasi ketebalan paraffin adalah tidak jauh berbeda di setiap jaraknya. deviasi dosis yangditerima paraffin sebagai target pada kedalaman dosis maksimum dengan elektron 6 MeVdengan ketebalan 0 cm adalah 0.065%, deviasi paraffin dengan ketebalan 0.5 cm adalah0.064%, deviasi paraffin dengan ketebalan 1cm adalah 0.047%, deviasi paraffin denganketebalan 1.5 cm adalah 0.005%. Uji ANOVA dan menunjukkan pernyataan bahwa sig. =,000 dan α = 0,05 maka α > Sig. Dapat dikatakan bahwa H0 ditolak, dengan kata lainperlakuan berupa pemberian variasi kedalaman berpengaruh terhadap banyaknya elektronyang terserap paraffin. Dari hasil yang didapatkan maka paraffin dapat digunakan dalamaplikasi terapi radiasi pada jaringan yang heterogen.
EVALUATION OF RADIATION FIELD VERIFICATION IN BREAST CANCER USING INTENSITY MODULATED RADIOTHERAPY TECHNIQUE ON DIFFERENT FRACTIONS Nursama Heru; Abraham Panjaitan
Jurnal Penelitian Saintek Vol 22, No 1: April 2017
Publisher : Institute of Research and Community Services, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.754 KB) | DOI: 10.21831/jps.v22i1.14700

Abstract

This study was aimed at evaluating radiation field verification in breast cancer using Intensity Modulated Radiotherapy Technique (IMRT) on different fractions. The implementation of IMRT required 3 Dimensional verification processes to ensure the accuracy of the coordinates of the center caused by the shift. To analyze the value of the shift between Treatment Planning and Radiation Treatment, this research was conducted at the Department of Radiotherapy of Siloam TB Simatupang Hospital in February - June of 2017. The design of this study was quantitative descriptive by using 15 samples of breast cancer patients. The data were observed in the form of couch coordinate values X, Y, Z. The verification results using Cone Beam Computed Tomography (CBCT) then were analyzed using statistical test of Non Parametric Wilcoxon Test. The research instruments used were LINAC Varian Trilogy and verification tools On Board Imager CBCT. The result shows that longitudinal couch (coordinate Y) indicated significant differences from the Treatment Planning using Radiation Treatment. While on the lateral couch (X coordinates) and Vertical (coordinate Z) has no significant difference. From the study result, the average value of the verification has exceeded the tolerance standard at coordinate Y with value 0.2cm.
ANALISIS PERBEDAAN CITRA MRI BRAIN PADA SEKUENT1SE DAN T1FLAIR Nursama Heru Apriantoro; Christianni Christianni
SINERGI Vol 19, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.346 KB) | DOI: 10.22441/sinergi.2015.3.007

Abstract

MRI adalah bagian dari ilmu kedokteran untuk mediagnosa kelainan organ dengan memanfaatkan medan magnet dan pergerakan proton atom hidrogen. Salah satu pemeriksaan MRI adalah pemeriksaan brain. Pemeriksaan MRI brain dapat dilakukan T1 weighted image Spin Echo (T1 SE) atau T1 Fluid Attenuated Inversion Recovery (T1 FLAIR). Kajian dilakukan untuk menentukan perbedaan T1 SE dan T1 FLAIR dari segi citra berdasarkan nilai Rasio Signal terhadap Noise (SNR) dengan MRI GE Type Signa HD xt 1.5 Tesla. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif.  20 pasien  telah diambil pada pemeriksaan MRI brain pada potongan axial, dengan parameter T1 SE potongan axial dengan parameter Time Repetition (TR) 700 ms, Time Echo (TE) 20 ms, Field of View (FOV) 240 mm, Slice Thickness 5,0 mm, Spacing 1,0 mm, Number of Excitations (NEX) 1, Phase 224, dan total slice 20. T1 FLAIR  parameter TR 3000 ms, TE 13,9 ms, TI 920 ms, FOV 240 mm, slice thickness 5,0 mm, spacing 1,0 mm,   NEX 1, phase 224, dan total slice 20. SNR dihitung pada anatomi brain meliputi CSF (Cerebro Spinal Fluid), White Matter dan Gray Matter. Hasil penelitian kedua sequence tersebut menunjukkan bahwa sequence T1 SE lebih baik daripada sequence T1 FLAIR.
DOSIS RADIASI LENSA MATA PADA PEMOTRETAN ORBITA POSTERO ANTERIOR (PA) AXIAL DAN PA AXIAL REVERSE Nursama Heru Apriantoro; Legia Prananto; Budi Setiawan
Prosiding Seminar Nasional Pakar Prosiding Seminar Nasional Pakar 2019 Buku I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pakar.v0i0.4146

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kriteria gambar serta dosis serap radiasi  pada orbita dengan posisi PA dan reverse PA.  Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Jakarta II dan laboratorium PTKMR–BATAN.  Dosis serap pada penelitian ini menggunakan TLD yang terbuat dari bahan LiF buatan Harshaw, USA. Hasil penelitian mendapatkan nilai rata-rata dosis serap pada lensa mata dengan posisi PA axial dan PA Axial Reverse masing-masing  0,027 mGy dan 0,041 mGy.  Nilai rata-rata dosis efektif tahunan masih dibawah batas ambang yang direkomendasikan ICRP maupun BAPETEN yaitu 15 mSv per tahun.