Hudzaifah Al Fatih
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya

Published : 28 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Cuci Tangan Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Cicadas 2 Kota Bandung Pauzan, Pauzan; Fatih, Hudzaifah Al
KEPERAWATAN Vol 5, No 1 (2017): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.086 KB)

Abstract

ABSTRAKCuci tangan merupakan tindakan pencegahan dan penanggulangan penyakit yang menjadi program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah. Kebiasaan cuci tangan penting untuk diajarkan sejak dini karena anak-anak merupakan calon-calon agen perubahan untuk lingkungan sekitarnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku cuci tangan adalah pengetahuan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan dengan perilaku cuci tangan pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Cross Sectional dan telah dilakukan pada tanggal 3 Mei 2016 sampai 28 Mei 2016 di SDN Cicadas 2 Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 sebanyak 78 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan wawancara. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, data dideskripsikan menggunakan persentase dan analisis korelasi menggunakan Pearson’s Correlation. Hasil penelitian menunjukkan 41% siswa memiliki pengetahuan baik, 21.8% siswa memiliki pengetahuan cukup dan 37.2 % siswa memiliki pengetahuan kurang. Sementara itu, 61.5% siswa memiliki perilaku cuci tangan baik dan 38.5% siswa memiliki perilaku cuci tangan kurang baik. Hasil uji statistik dengan analisis Pearson’s Correlation menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku cuci tangan. Untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku cuci tangan yang baik, sekolah perlu untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan secara kontinyu.Kata kunci: Pengetahuan, perilaku, cuci tangan. ABSTRACTHandwashing is an act of disease control and prevention which become a Clean And Healthy Lifestyle Program at school. Handwashing is important to be taught from an early age because children are change agent candidates for their surrounding. One of the factors that influence handwashing behavior is knowledge. Therefore, this study aimed to identify the relationship between knowledge with handwashing behavior in elementary school students. This research was a quantitative research with cross sectional design and conducted on May 3rd until May 28th 2016 at SDN Cicadas 2 Cibeunying District, Bandung City. The sample in this study were 4th and 5th grade students, with 78 respondents taken by total sampling. Data were collected using questionnaires and interviews. To answer the research questions, the data described using percentages and correlation analysis using Pearsons Correlation. Results showed 41% of students had good knowledge, 21.8% of students had sufficient knowledge and 37.2% of students had poor knowledge. Meanwhile, 61.5% of students had good handwashing behavior and 38.5% of students had poor handwashing behavior. Finally, a significant relationship was found between knowledge and handwashing behavior. To improve a good knowledge and handwashing behavior, schools need to provide health education on hand washing continuously.Keywords: knowledge, behavior, hand washing.
Tingkat Kepuasan dan Kepercayaan Diri Mahasiswa Keperawatan Terhadap Metode Pembelajaran Klub Jurnal Fatih, Hudzaifah Al; Maidartati, Maidartati
Jurnal Keperawatan BSI Vol 6, No 2 (2018): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.276 KB) | DOI: 10.31311/jk.v6i2.4736

Abstract

ABSTRAKPemilihan metode pembelajaran yang tepat membuat pencapaian tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai, minat dan motivasi belajar juga akan meningkat serta akan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan. Klub jurnal sebagai salah satu metode pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk menerapkan pemikiran kritis dan keterampilan memecahkan masalah. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan dan kepercayaan diri mahasiswa keperawatan terhadap pembelajaran dengan metode klub jurnal.Metode deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan 38 mahasiswa keperawatan yang sedang menempuh mata kuliah riset keperawatan di Universitas BSI sebagai responden. Data diambil menggunakan kuisioner Student Satisfaction and Self-Confidence in Learning dari National League for Nursing (2005) yang telah dimodifikasi. Kuisioner tersebut terdiri dari 2 bagian, yaitu: kepuasan pembelajaran yang terdiri dari 5 pernyataan; dan kepercayaan diri mahasiswa terhadap pembelajaran yang terdiri dari 8 pernyataan. Selanjutnya, data yang terkumpul diolah dan dideskripsikan dalam bentuk frekuensi, mean, dan standar deviasi.Hasil penelitian menunjukkan kepuasan mahasiswa terhadap pembelajaran dengan metode klub jurnal menunjukkan skor rata-rata 19.63 dari kemungkinan 25 poin tertinggi, dan terkait kepercayaan diri mahasiswa keperawatan didapatkan skor rata-rata 31.7 dari kemungkinan skor tertinggi 40. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan kepuasan dan kepercayaan diri yang positif dari mahasiswa keperawatan terhadap metode pembelajaran klub jurnal. Sebagai salah satu strategi pengajaran yang efektif, metode ini banyak diadopsi oleh berbagai profesi kesehatan termasuk keperawatan untuk menciptakan kesadaran akan penelitian dan mempromosikan praktik keperawatan yang berbasis bukti.Kata kunci: Kepuasan Pembelajaran, Kepercayaan Diri, Klub Jurnal, Mahasiswa Keperawatan            ABSTRACTAn appropriate learning method establish a strong foundation to achieved learning goals more easily, the interest and motivation to learn will also increase and create a satisfying learning atmosphere. Journal club as one of the learning methods allows students to apply critical thinking and problem solving skills. Therefore, the purpose of this study was to describe the satisfaction and confidence of nursing students in learning using journal club method. A quantitative descriptive method with cross sectional design was used to answer research questions. The sampling technique used in this study was purposive sampling technique with 38 nursing students undergoing nursing research courses at BSI University agreed to participate as respondents. Data were taken using the modified Student Satisfaction and Self-Confidence in Learning questionnaire from National League for Nursing (2005). The questionnaire comprised of 2 parts: (1) learning satisfaction which consist of 5 questions; and (2) student confidence in learning which consists of 8 questions. Furthermore, all collected data were processed and described using frequency, mean, and standard deviation.The results showed that student learning satisfaction using journal club method showed a mean score of 19.63 from the highest possible score of 25. Related to nursing students' self-confidence with learning, the mean score was 31.7 from a possible highest score of 40. Overall results showed a positive satisfaction and self-confidence from nursing students towards journal club learning method. As one of the effective teaching strategies, this method is widely adopted by various health professions including nursing to create awareness of research and promote evidence-based nursing practice.Keywords: Satisfaction in Learning, Self-Confidence, Journal Club, Nursing Students
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Terhadap Pasien Gangguan Jiwa Dengan Perilaku Kekerasan di Wilayah Upt Puskesmas Sukajadi Irawan, Erna; Fatih, Hudzaifah Al; Sari, Rika Purnama
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7, No 1 (2019): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.124 KB) | DOI: 10.31311/jk.v7i1.5238

Abstract

Pada tahun 2030 gangguan diperkirakan meningkat dari 13%  menjadi 25%. Penderita gangguan jiwa di Jawa Barat pada tahun pada tahun 2013 sekitar 465.975. Angka kunjungan gangguan jiwa tertinggi di Kota Bandung berada di UPT Puskesmas Sukajadi yakni sebanyak 1.222 orang. Salah satu gangguan jiwa berat adalah perilaku kekerasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap pasien gangguan jiwa dengan perilaku kekerasan di Wilayah UPT Puskesmas Sukajadi. Desain penelitian adalah deskriptif yaitu menggambarkan sikap dan perilaku responden. Sampel penelitian adalah 60 orang dengan accidental sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner pengetahuan dan sikap. Hasil penelitian menunjukkan Hampir setengahnya  responden (46,7%) memiliki pengetahuan yang baik tentang perilaku kekerasan dan Sebagian besar  responden (61,7%) memiliki sikap yang mendukung terhadap pasien gangguan jiwa dengan perilaku kekerasan. Kesimpulannya mayoritas responden memiliki pengetahuan baik dan sikap mendukung.  Saran penelitia, masih terdapat responden yang berpengetahuan rendah dan sikap tidak mendukung sehingga dapat dilakukan intervensi keperawatan untuk meningkatkannya. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi serta dapat melakukan penelitian terkait dengan faktor-faktor mendukung pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap pasien gangguan jiwa dengan perilaku kekerasan.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KESIAPSIAGAAN PERAWAT PUSKESMAS DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KABUPATEN BANDUNG Fatih, Hudzaifah Al
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan VOL 15, NO 1 (2019): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v15i1.275

Abstract

AbstrakKesiapsiagaan bencana merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana sekaligus mengurangi angka morbiditas dan mortalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik individu (usia, lama kerja, pengalaman bencana sebelumnya dan pengalaman di tempat pengungsian) perawat Puskesmas dan tingkat kesiapsiagaan bencana mereka, serta untuk menguji hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan dengan 46 responden dipilih menggunakan metode convenient sampling dari delapan puskesmas rawan banjir di Kabupaten Bandung. Data di analisis menggunakan statistik deskriptif dan Spearman Correlation untuk menentukan hubungan antar variabel.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat Puskesmas memiliki kesiapsiagaan sedang (78,3%) dan sebagian kecil memiliki kesiapsiagaan tinggi (21,7%). Hubungan yang signifikan ditemukan antara usia dan kesiapsiagaan bencana (rs= 0.309, p = 0,037) dan lama kerja dengan kesiagaan bencana (rs= 0.325, p = 0,027). Untuk memperbaiki tingkat kesiapsiagaan bencana Perawat Puskesmas dalam rangka mengurangi angka morbiditas dan mortalitas dilakukan dengan memberikan pelatihan dan edukasi tentang kesiapsiagaan bencana bagi perawat muda yang belum berpengalaman dalam menghadapi bencana banjir.Kata Kunci : Banjir, Karakteristik Individu, Kesiapsiagaan Bencana, Perawat Puskesmas
HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA BANDUNG Mahbub Mahbub; Hudzaifah Al Fatih
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol 11, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi anak dan remaja yang tidak memiliki kebiasaan sarapan pagi di negara-negara berkembang cukup tinggi, hal ini menyebabkan badan anak menjadi lemas, mengantuk, sulit menerima pelajaran, turunnya gairah belajar dan kemampuan merespons. Kebiasaan sarapan pagi dengan kandungan gizi yang baik sangat dianjurkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental, serta menjadi salah satu faktor penunjang prestasi belajar anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebiasaan sarapan pagi dan prestasi belajar anak usia sekolah, serta hubungan diantara kedua variabel tersebut. Tujuan penelitian dicapai menggunakan pendekatan survey potong lintang dengan responden sebanyak 75 orang diperoleh melalui teknik convenient sampling dari Sekolah Dasar Negeri Cimuncang 1 Kota Bandung. Data yang diperoleh di analisis menggunakan statistik deskriptif dan uji korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar anak usia sekolah memiliki kebiasaan sarapan pagi yang baik (73.3%) dan memiliki prestasi belajar sedang (58.67%), serta terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan pagi dengan prestasi belajar anak usia sekolah (p = 0,048). Pentingnya kebiasaan sarapan pagi dengan kandungan gizi yang baik pada anak usia sekolah harus disosialisasikan kepada guru, murid, dan juga orang tua agar pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental anak menjadi lebih optimal.   Kata Kunci : Anak Usia Sekolah, Kebiasaan Sarapan Pagi, Prestasi Belajar
Pemanfaatan Nanopartikel Logam Mulia untuk Mengukur Kadar Logam Berat dalam Berbagai Sampel Cair Lena Rahmidar; Hudzaifah Al Fatih; Afianti Sulastri
PendIPA Journal of Science Education Vol 4, No 3 (2020): JULY - OCTOBER
Publisher : University of Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/pendipa.4.3.70-74

Abstract

Nanopartikel logam mulia, seperti emas dan perak, saat ini menjadi trend topik penelitian karena kemampuannya yang istimewa dalam mendeteksi berbagai analit seperti logam berat. Hal ini disebabkan oleh sifat unik nanopartikel logam mulia yang disebut dengan surface plasmon resonance, yang salah satunya disebabkan oleh kecilnya ukuran serta besarnya luas permukaan nanopartikel logam mulia. Selain itu, nanopartikel logam mulia juga memiliki kelebihan lain, seperti mudahnya prosedur kerja, biaya pembuatan yang ekonomis, cukup selektif dan sensitif. Dalam artikel ini, kami menuliskan hasil penelitian dari beberapa nanopartikel logam mulia, khususnya logam perak dan emas. Logam berat yang diteliti diantaranya adalah Pb, Cr, dan Hg. Mekanisme yang terjadi dalam mendeteksi kadar logam berat menggunakan nanopartikel logam mulia secara kolorimetri adalah karena adanya perubahan warna dari nanopartikel ketika bergabung dengan logam berat. Metode yang digunakan adalah reduksi secara kimia serta deteksi menggunaka spektrofotometer UV-Visible. Perubahan warna dari sensor nanopartikel disebabkan oleh reaksi reduksi – oksidasi atau pun rekasi kimia lainnya seperti terbentuknya ikatan hidrogen dan gaya tarik menarik Van der Walls antara analit dengan nanopartikel. Selain untuk menentukan kadar logam berat di dalam sampel lingkungan, metode ini juga bisa dikembangkan lebih lanjut untuk analit lainnya dan dari sampel makanan atau pun untuk bidang biomedis.
EXPLORING HEALTHCARE-ASSOCIATED INFECTIONS: KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND BEHAVIOR OF EMERGENCY NURSES WORKING IN BANDUNG, INDONESIA Hudzaifah Al fatih; Wang Jing-Jy
Belitung Nursing Journal Vol. 2 No. 5 (2016): September - October
Publisher : Belitung Raya Foundation, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.313 KB) | DOI: 10.33546/bnj.25

Abstract

Background: Healthcare associated Infections (HAIs) is considered being the most serious patient safety issue in health care settings and nurses in Emergency Department (ED) face greater risk of exposure to infectious pathogens. Objective: The objectives of this study were to examine knowledge, attitude and behavior towards HAIs of Indonesian nurses working in ED and to examine the relationship among the above three variables. Method: A cross-sectional study with self-reported survey was conducted at four hospitals in Bandung, Indonesia. The Healthcare Associated Infections Survey consisting of four domains: demographic characteristics, knowledge, attitude and behavior related to HAIs was used. The participants of this study covered 115 nurses. Results: The mean of overall performance on the knowledge was good 21.23 ±5.173 (range 9-30) and 92.2% of them believed that guideline for HAIs control practice can reduced the risk of infections. The mean score for behavior when practicing infection control was 37.7±5.570 (26-50). Marital status and working hours per week, influenced nurses’ knowledge of HAIs (rs = 0.185, p = 0.048). Work experienced have negative correlation with attitude towards HAIs (rs = -0.196, p = 0.035). Furthermore, type of hospital and working hours per week have been associated with nurses’ behavior towards HAIs (r = 0.191, p = 0.04). There was no significant relationship between knowledge, attitude and behavior towards HAIs. Conclusion: Even though the majority of ED nurses in Indonesia believe that precautionary guidelines can reduce the risk of HAIs, this study has indicated that nurses’ behavior toward HAIs is still insufficient.
Pemberian kompres daun kubis (brassica oleracea var. capitata) dengan penurunan nyeri pasien pasca operasi kanker payudara Djunizar Djamaludin; Hudzaifah Al Fatih; Devi Surya Qaulia
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.136 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v14i1.1813

Abstract

Cabbage leaves (brassica oleracea var. capitata f. alba) in patients with post-mastectomy painBackground: In patients with breast cancer, chronic pain affects 25% of 60% of patients who are undergoing treatment. And around of 5,6 Muscle pain and stiffness are the main complaints of primary breast cancer treatment such as hypersensitivity involving symptoms of neck, armpit and shoulder painPurpose:  To determine the effect of cold cabbage leaves compresses on pain reduction in patients with post-mastectomy painMethod: A quantitative by quasi-experiment with one group pretest - posttest design approach. The population were 50 patients who experienced postoperative breast pain, a sample of 17 respondents. The sampling technique by accidental sampling and Statistical tests used the t-test.Results: The average pain in patients after breast cancer surgery before being given a cold cabbage leaves compresses, with the average pain being at 7.71 points, while the standard deviation of 1.213. After cold cabbage leaves compresses are given, the average pain is at 7.71, while the standard deviation is 1.213. Statistical test results obtained a value of p = 0,000.Conclusion: There is an effect of cold cabbage leaves compresses on the reduction of pain in post-breast cancer surgery patients at RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province in 2019. Suggestions for health workers to be able to provide counseling and good information about the benefits of non-pharmacological treatment in dealing with pain problems in patients who experience pain problems after mastectomy surgery.Keywords: Cabbage leaves (brassica oleracea var. Capitata f. Alba); Compresses; Patients; Post-mastectomy; Pain Pendahuluan: Pada pasien dengan kanker payudara, nyeri kronis mempengaruhi 25% dari 60% pasien yang menjalani perawatan. Dan sekitar 5,6 Nyeri otot dan kekakuan merupakan keluhan utama dari pengobatan kanker payudara primer seperti hipersensitivitas yang melibatkan gejala-gejala nyeri leher, ketiak dan bahu. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres daun kubis dingin terhadap penurunan nyeri pada pasien pasca operasi kanker payudara Metode: Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain quasi eksperimental dengan pendekatan one group pretest – posttest. Populasinya adalah pasien yang mengalami nyeri pasca operasi kanker payudara sebanyak 50 orang, sampel sebanyak 17 responden. Teknik sampel menggunakan accidental sampling dan uji statistik menggunakan uji t-tesHasil : Rerata nyeri pada pasien pasca operasi kanker payudara sebelum diberikan kompres daun kubis, dengan rerata nyeri berada pada skor 7,71, sedangkan standar deviasi 1,213. Sesudah diberikan kompres daun kubis, dengan rerata nyeri berada pada skor 7,71, sedangkan standar deviasi 1,213.Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000.Simpulan : Ada pengaruh pemberian kompres daun kubis terhadap penurunan nyeri pasien pasca operasi kanker payudara di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019. Saran bagi petugas kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan dan informasi yang baik tentang manfaat pengobatan non farmakologi dalam menangani  masalah nyeri pada pasien yang mengalami masalah gangguan nyeri pasca melakukan operasi mastektomi.
Efektivitas low fidelity simulation terhadap self-efficacy mahasiswa keperawatan dalam melakukan bantuan hidup dasar Hudzaifah Al Fatih; Lena Rahmidar
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 4 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v14i4.3159

Abstract

Effectiveness of low fidelity simulation toward nursing students’ self-efficacy in doing basic life support Background: The use of simulation as learning method has proven to improved student’s self-efficacy and competency. Various simulators has been developed to achieve these objectives, ranging from low, medium, to high-fidelity simulators. Among others, low-fidelity simulator has the lowest cost with the same effectiveness as other simulators.Purpose: To examine the effectiveness of low-fidelity simulation in increasing nursing students’ self-efficacy in performing Basic Life Support (BLS) skill.Method: A quasi-experimental method with non-equivalent pretest - posttest design was used to answer research questions. One chest manikin for Cardio Pulmonary Resuscitation (CPR) was used as a low-fidelity simulator in practicing BLS skill. 47 students were recruited as respondents using a purposive sampling method with students who undergoing emergency nursing course and agreed to participate in the study as inclusions criteria. Furthermore, without randomization, 23 respondents were included in the control group and 24 respondents in the intervention group. The effect of low fidelity simulation on students' self-efficacy was measured using the Basic Resuscitation Scale Self-Efficacy Scale (BRS-SES) questionnaire consisting of 18 items with responses option ranging from 1 = not confident, 2 = somewhat confident, 3 = confident, 4 = very confident, and 5 = very very confident. Questionnaire were given to respondents before and after the intervention. The collected data were analyzed using Analysis of Covariance (ANCOVA).Results: The mean score of students’ self-efficacy before intervention was 38.89 (SD = 10.149), and after intervention was 47.17 (SD = 13.099). There was no significant difference in self-efficacy mean score between the control group and the intervention group (F = 0.625, p> 0.05). So, it can be concluded that the use of low-fidelity simulation method did not have a significant effect in increasing nursing students’ self-efficacy.Conclusions: Although the use of low-fidelity simulation method does not have a significant effect in increasing nursing students’ self-efficacy, this method can be used as an effective learning method to improve nursing students’ skills and competencies.Keywords: Low fidelity simulation; Nursing student; Self-efficacy; Simulation.Pendahuluan: Penggunaan simulasi sebagai metode pengajaran dapat meningkatkan self-efficacy dan performa kompetensi siswa perawat. Beragam simulator dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut, mulai dari low, medium, hingga high-fidelity simulator.Diantara ketiganya, low-fidelity simulator merupakan simulator yang paling rendah dari segi pembiayaan, namun secara efektivitas sama dengan simulator lainnya.Tujuan: Mengetahui efektivitas metode low-fidelity simulation terhadap self-efficacy mahasiswa keperawatan dalam melakukan keterampilan Bantuan Hidup Dasar (BHD).Metode: Quasi eksperimen dengan non-equivalent pretest -posttest design digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Satu manikin dada untuk Resusitasi Jantung Paru (RJP) digunakan sebagai low fidelity simulator dalam pelaksanaan simulasi BHD. 47 mahasiswa direkrut sebagai responden menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria inklusi mahasiswa yang sedang mengikuti mata kuliah keperawatan gawat darurat dan setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian. Selanjutnya, tanpa randomisasi, 23 responden dimasukkan dalam grup kontrol dan 24 responden dalam grup intervensi. Pengaruh low fidelity simulation terhadap self-efficacy mahasiswa diukur menggunakan kuisioner Basic Resuscitation Skills Self-Efficacy Scale (BRS-SES) yang terdiri dari 18 butir pernyataan dengan rentang jawaban 1 = tidak percaya diri, 2 = agak percaya diri, 3 = percaya diri, 4 = sangat percaya diri, dan 5 = sangat sangat percaya diri. Kuisioner diberikan kepada responden sebelum dan sesudah intervensi. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan Analysis of Covariance (ANCOVA).Hasil: Mean skor self-efficacy mahasiswa keperawatan sebelum intervensi adalah 38.89 (SD=10.149), dan setelah intervensi adalah 47.17 (SD=13.099). Tidak terdapat perbedaan mean yang signifikan antara skor self-efficacy kelompok kontrol dan kelompok intervensi (F= 0.625, p>0.05). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode low fidelity simulation tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan self-efficacy mahasiswa keperawatan.Simpulan: Meskipun penggunaan metode low fidelity simulation tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan self-efficacy mahasiswa keperawatan, namun metode ini dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi mahasiswa keperawatan. 
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Manajemen Diri Pasien DM Tipe 2 Tita Puspita Ningrum; Hudzaifah Al fatih; Hildegardis Orlin Siliapantur
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.716 KB)

Abstract

ABSTRAK Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kinerja insulin atau kedua-duanya. Kejadian komplikasi akibat DM adalah 57,9% atau dari 5 orang yang menderita DM terdapat 3 orang yang mengalami komplikasi. Untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut perlu dilaksanakan management diri DM dengan baik dimana baik tidaknya pelaksanaan managemen diri pasien DM dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi manajemen diri pasien DM tipe 2 di UPT Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung. Desain penelitian adalah cross sectional. Jumlah sampel 76 responden dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan DSMQ untuk menilai . Analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan Spearman rank. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor usia (p= 0,088), jenis kelamin (p-value 0,092), dan tingkat pendidikan dengan manajemen diri DM (0,157). Terdapat hubungan yang signifikan antara lama menderita DM dengan manajemen diri DM (p-value 0,000), terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan manajemen diri DM (p-value 0,000) r-079 dan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan manajemen diri DM (p-value 0,000) r-0,67. Pentingnya pengetahuan dan dukungan keluarga dapat meningkatkan manajemen diri pasien DM sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Kata kunci : Diabetes Melitus, faktor-faktor, manajemen diri. ABSTRACT Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia that occurs due to abnormalities in insulin secretion, insulin performance, or both. The incidence of complications due to DM is 57.9% or 5 people who suffer from DM there are 3 people who experience complications. To prevent these complications, it is necessary to carry out DM Self Management properly. This study aims to identify the factors that influence the Self-Management of patients with type 2 diabetes at the UPT Puskesmas Pasirkaliki, Bandung. The study design was cross sectional, a sample of 76 respondents with accidental sampling technique. The results of this study indicate that there is no significant relationship between age and DM self-management (p-value 0.088), there is no significant relationship between gender and self-management of DM (p-value 0.092), there is no significant relationship between education and management level DM self (0.157), there is a significant relationship between the length of suffering from DM with DM self-management (p-value 0,000), there is a significant relationship between knowledge and self-management DM (p-value 0,000) r-079 and there is a significant relationship between family support with DM self-management (p-value 0,000) r-0,67. The importance of family knowledge and support can improve the self-management of DM patients so that they get optimal results. Keywords: Diabetes Mellitus, factors, self-management.