Abram Tangkemanda
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ANALISIS KEKUATAN GESER SAMBUNGAN LAS TITIK MENGGUNAKAN MESIN LAS TITIK INVERTER Abram Tangkemanda; Muh Iswar; Tri Agus Susanto; Akmal Kamaruddin; Jummi Manda Mangetan; Jono Tangdialla
Jurnal Teknik Mesin Sinergi Vol 16, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.689 KB) | DOI: 10.31963/sinergi.v16i1.1200

Abstract

Analisis Kekuatan Geser Sambungan Mesin Las Titik Menggunakan Mesin LasTitik Inverter. Analisis kekuatan geser sambungan mesin las titik menggunakan mesin lastitik inverter bertujuan untuk mengetahui pengaruh arus terhadap tegangan geser las titikinverter, pengaruh variasi sambungan terhadap tegangan geser las titik sistem inverter,pengaruh bahan Stainless AISI 304 dan St-42 terhadap tegangangeser las titik inverter. Ujimekanik bahan, pembuatan specimen pengujian (arus 80 A, 100 A), analisis data regresilinier berganda, hasil dan pembahasan, kesimpulan. Hasil menunjukkan bahan StainlessSteel AISI 304 ketebalan 0,8 mm mempunyai hubungan negatif terhadap kenaikantegangan geser, ketebalan 1 mm mempunyai hubungan posotif terhadap kenaikan tegangangeser, sedangkan bahan ST-42 ketebalan 0,8 mm dan 1 mm mempunyai hubungannegative terhadap kenaikan tegangan geser. Bahan Stainless Steel AISI 304 memiliki titiklebur yang rendah sehingga mampu menahan panas sedangkan bahan St-42 memiliki titiklebur yang tinggi sehingga pada ketebalan pelat tipis dan arusnya dinaikkan akanmengalami penurunan tegangan geser namun pada saat ketebalan bertambah dan arusnyadinaikkan bahan memiliki penetrasi yang lebih baik.
RANCANG BANGUN MESIN PENCETAK BAKSO BERSKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA Abram Tangkemanda; Muh Iswar; A Pongtandi; R.L. Kastanya
Jurnal Teknik Mesin Sinergi Vol 15, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (792.736 KB) | DOI: 10.31963/sinergi.v15i2.1191

Abstract

Bakso adalah bahan daging yang berbentuk lingkaran yang umumnya dibuat dari campuran daging sapi giling dan tepung tapioka.Bakso sangat populer dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia, akan tetapi kebanyakan pengusaha bakso masih menggunakan cara tradisional yang masih diragukan kehegienisannya dan hanya dan hanya dapat memproduksi 25-30 biji tiap menitn. Sedangkan untuk menggunakan mesin pencetak bakso yang telah ada, membutuhkan biaya yang sangat besar, sehingga dibutuhkan sebuah mesin yang dapat terjangkau oleh pengusah bakso berskala rumah tangga. Proses pembuatan mesin pencetak bakso berskala industri rumah tangga di produksi dengan mempertimbangkan efesiensi pencetakan bakso, tingkat kehegienisan serta pengoptimalan biayanya, dikarenakan mesin ini ditujukan kepada pengusaha bakso berskala rumah.Metode yang digunakan dimulai dari merancang mesin, membuat mesin dan merakit mesin. hasil merancang dan membuat mesin ini diperoleh kapasitas produksi yang mencapai 71 biji/menitnya, dimensi mesin dengan panjang 600 mm, lebar 345 mm dan tinggi 1250 mm dengan penggerak motor listrik ¼ HP. Pengaturan pisau sebelum menggunakan mesin sebaiknya diperbaiki agar menghasilkan pemotongan yang bagus pada saat proses produksi. Pemakaian sebaiknya dipilih stainles steel (baja tahan karat) untuk memberikan higienis bagi makanan.
Rancang Bangun Mesin Rol Bending Pipa Besi Abram Tangkemanda; Arthur Halik Rasak; Febriyanto Febriyanto; Fhiral Renaldy; Muh. Erfin
Jurnal Teknik Mesin Sinergi Vol 19, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.51 KB) | DOI: 10.31963/sinergi.v19i1.2764

Abstract

Proses penekukan pipa (bending), biasanya banyak sekali dilakukan untuk membuat komponen-komponen industri maupun rumah tangga misalnya membuat kursi, pagar, kanopi, serta perlengkapan lainnya yang memanfaatkan pipa sebagai bahan dasarnya. Hal tersebut diatas, menunjukan bahwa kebutuhan produk semakin lama semakin tinggi dengan kualitas yang baik dan sama halnya dengan peralatan (mesin-mesin), yang semakin lama di tuntut untuk lebih berkembang dan berkembang lagi,sehingga dengan biaya yang terjangkau mesin rol bending besi pipa ini dapat membantu untuk perindustrian ekonomi kecil dan menengah. Untuk itulah maka penelitian dilakukan dengan merancang mesin rol bending pipa dengan sistem hydraulic jack dan menggunakan tenaga motor listrik sehingga mempermudah proses pembendingan pada pipa, lebih meminimalisir terjadi keretakan pada pipa dan Menentukan spesikasi material yang akan dibending terkait dengan kemapuan alat bending dengan menggunakan metode perhitungan dimana hasilnya nanti sebagai dasar untuk merancang.
Pengaruh Perlakuan Panas Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Paduan Alumunium Silikon Ahmad Zubair Sultan; Abram Tangkemanda; Irsyad Amru Djafar; Rio Triwanto Rantepadang
Jurnal Teknik Mesin Sinergi Vol 17, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.473 KB) | DOI: 10.31963/sinergi.v17i2.2083

Abstract

: The use of aluminum silicon alloys as automotive components is growing along with the growing desire to reduce the weight of the components used. However, aluminum alloys still have low mechanical properties, so other processes are needed to increase their hardness, one of them by heat treatment process. This alloy material is commonly used for motorcycle piston. This study aims to determine the effect of heat treatment on mechanical properties and microstructure of Aluminum Silicon A383 using the age hardening method with variations in aging temperature and different holding times. The testing of mechanical properties is done by testing the hardness and thermal conductivity. From the testing results, composition of aluminum alloy A383 composed of 73.30% aluminum, 22.08% silicon and highest hardness 105.9HB at an aging temperature 2000C within 30 minutes and the optimal value of the hardness and thermal conductivity of the aging variations performed are at temperature 2000C at holding time 88 minute. As the aging temperature increases, the hardness of aluminum increases and amount of silicon also increase. 
Analisis Variabel Temperatur Media Pendingin Air Garam terhadap Sifat Mekanik Baja K-945 EMS 45 Abram Tangkemanda; Syaharuddin Rasyid; Muas M; Muh Rusdi
Jurnal Teknik Mesin Sinergi Vol 12, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.892 KB) | DOI: 10.31963/sinergi.v12i1.1112

Abstract

Baja K-945 EMS 45 adalah salah satu jenis baja paduan yang dengan komposisi kandungan (% berat) C 0,48%, Si 0,30%, dan Mn 0,70%. Baja ini merupakan baja karbon sedang yang mempunyai kekuatan tarik 60-70 Kg/mm2. Kekerasan pada baja ini dapat ditingkatkan melalui proses quenching dengan menggunakan media pendingin air. Kekerasan yang dapat dicapai Baja EMS-45 bila diquenching pada media pendingin air (suhu kamar) adalah 58 HRC. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel temperatur media pendingin air garam terhadap sifat mekanik baja K-945 EMS-45 dengan memvariasikan temperatur media quenching pada suhu 5, 10, 15, 20, 25, dan 30OC. Metode yang digunakan adalah proses pemanasan spesimen pada temperatur 850OC dengan waktu penahanan selama 30 menit, selanjutnya spesimen diquencing pada temperatur media pendingin yang berbeda. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kenaikan nilai kekerasan pada Baja K945 EMS-45 dengan adanya memvariasikan temperatur media pendingin. Kekerasan terbesar terjadi pada suhu 0OC sebesar 61,77 HRC dan nilai kekerasan semakin menurun dengan naiknya suhu media pendingin. Nilai kekuatan impak berbading terbalik dengan nilai kekerasan dengan naiknya temperatur media pendingin. Nilai impak Baja K945 EMS-45 pada suhu 0OC sebesar 63,5 N.m dan mengalami kenaikan kekuatan impak sejalan dengan naiknya suhu media pendingin.
Rancang Bangun Mesin Pemisah Kulit Kemiri Terintegrasi Komponen Pengering dan Penyaring Abdul Salam; Abram Tangkemanda; Nashbirullah Nashbirullah; Asriadi Asriadi; Muhammad Farid Fauzan
Jurnal Teknik Mesin Sinergi Vol 20, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.173 KB) | DOI: 10.31963/sinergi.v20i1.3415

Abstract

With the traditional method, 1 worker can only produce 1.5 kg/hour of candlenut. When it rains, the candlenut cannot be dried in the sun, so the production of candlenut stops. Candlenut which is not completely dried, cannot produce quality candlenuts when cracked. This study aims to increase the quantity and quality of the candlenut seed production through the design of an integrated drying and filter component of the pecan shell separator using the 3 variable machine capacity test method (drying temperature, drying time and motor rotation) needed to produce optimal conditions for production candlenut. Test This research succeeded in increasing the production of candlenut from 36 minutes/kg to 2.5 minutes/kg. However, this trial has not produced a better quality than the traditional method, where the results of the whole candlenut use 16 % machine, while the traditional method is 70 %. Until now, the best variables we have obtained for separating the candlenut shells on this machine are the drying temperature of 123.4 ⁰C, the drying duration is 60 minutes, and the rotating speed of the motor is 1800 RPM.
PENGARUH VARIABEL TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN AIR PADA PROSES QUENCHING TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA EMS-45 Syaharuddin Rasyid; Abram Tangkemanda; Yosrihard Basongan; Arman Arman
Jurnal Teknik Mesin Sinergi Vol 11, No 2 (2013): Oktober 2013
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.087 KB) | DOI: 10.31963/sinergi.v11i2.1101

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variabel temperatur media pendingin air pada proses quenching terhadap nilai kekerasan dan kekuatan impak baja EMS-45. Metode penelitian yang digunakan adalah spesimen Baja EMS-45 dipanaskan pada suhu 850oC di dalam tungku listrik selama 4 jam. Setelah dilaku panas kemudian spesimen dicelup ke dalam air pada suhu masing-masing 0o, 5o, 10o, 15o, 20o, 25o, 30o, 40o, 50o, 60o, 70o, 80o, 90o, 100oC. Spesimen yang telah dicelup kemudian diuji kekerasan dan kekuatan impak. Data-data hasil pengujian dianalisis secara deskriptif. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa telah terjadi kenaikan nilai kekerasan pada Baja EM-45 dengan adanya variasi temperatur media pendingin. Kekerasan terbesar terjadi pada suhu 0oC sebesar 62,5 HRC dan nilai kekerasan semakin menurun dengan naiknya suhu media pendingin. Nilai kekuatan impak berbanding terbalik dengan nilai kekerasan dengan naiknya temperatur media pendingin. Nilai impak Baja EMS-45 pada suhu 0oC sebesar 250,07 N.m dan mengalami kenaikan kekuatan impak sejalan dengan naiknya suhu media pendingin.
Analisis Struktur Mikro Globular Dan Kekerasan Paduan Aluminium ADC12 Pada Pengecoran Semi Solid Dengan Metode Stir Casting Syaharuddin Rasyid; Abram Tangkemanda; Muh. Hasmar Hasbullah; Muh. Andra Al-Fandi
Jurnal Teknik Mesin Sinergi Vol 17, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.787 KB) | DOI: 10.31963/sinergi.v17i2.2082

Abstract

This study aims to analyze the effect of the stirrer model, stirring rotation (400, 500, 600 rpm), for 20 seconds, and pouring temperature (565, 570, and 5750C) on the microstructure and mechanical properties of the aluminum alloy ADC12. The methods of research are a) preparing material aluminum alloy ADC12, b) making molds, c) casting, d) making specimens for testing, e) micro structure testing and hardness testing, f) analyzing data using Microsoft excel applications. Results of the study show that the smallest grain size occurs in casting parameters: stirrer angle 00, 600 rpm rotation, and pouring temperature 5650C with a value of 27.715 µm. The biggest shape factor occurs in casting parameters: stirrer angle 00, rotation 600 rpm, and pouring temperature 5650C with a value 0.76. The highest hardness occurs in casting parameters: stirrer angle 00, rotation 600 rpm, and pouring temperature 5650C with a value 88.0 HB.
RANCANG BANGUN ALAT PEMBELAH DURIAN SISTEM PNEUMATIK Abram Tangkemanda; M Najib Sadikin; Febry Damayanto; Leonarjono Leonarjono
Jurnal Teknik Mesin Sinergi Vol 15, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.657 KB) | DOI: 10.31963/sinergi.v15i1.1177

Abstract

Proses pembelahan buah durian hingga saat ini masih sering menggunakan cara manual yaitu dengan menggunakan benda tajam seperti parang atau pisau. Selain membutuhkan tenaga dan waktu, cara ini dapat melukai tangan karena berhungan langsung dengan benda tajam serta duri pada buah durian yang tajam. Masalah ini dapat diatasi dengan penggunaan alat pneumatik, sehingga kami merancang sebuah alat pembelah durian dengan memanfaatkan sistem pneumatik dimana pengoperasiannya dengan menekan tombol pada katup sehingga mendorong silinder yang disambungkan dengan mata pembelah untuk menekan dan membuka durian.Perancangan ini dilakukan untuk meningkatkan faktor keamanan, waktu produksi yang lebih efisien, serta tidak membutuhkan tenaga yang besar untuk membelah durian. Sehubungan dengan itu, perancangan ini diawali dengan perancangan alat, pembuatan gambar kerja, penyediaan alat dan bahan, pembuatan komponen dan perakitan komponen. Pengumpulam data dilakukan dengan (teknik) pengujian, sedangkan analisis data menggunakan teknik analisa data statistik yaitu dengan menggunakan teknik pengolahan data kualitatif.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat pembelah durian mampu membelah durian sebanyak 110 buah/jam pada sistem pneumatik dan sebanyak 65 buah/jam pada sistem manual/mekanik.