Nur Alam Fajar
Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Studi Komparatif Perilaku Buang Air Besar pada Masyarakat yang Telah dan Belum Menerapkan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kecamatan Inderalaya Resti Irmalasari; Najmah; Nur Alam Fajar
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2011): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.749 KB)

Abstract

Latar Belakang : Sanitasi merupakan salah satu tantangan bagi negara berkembang. Menurut, laporan MDG tahun 2007, sekitar 70 juta orang masih mempraktikan buang air besar sembarangan. Hasil studi ISSDP 47% masyarakat berperilaku buang air besar ke tempat terbuka. Hal ini tentunya berkontribusi terhadap tingginya angka – penyakit berbasis sanitasi seperti diare. Sebagai bentuk intervensi yang telah dilakukan pemerintah adalah program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(STBM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku buang air besar (BAB), antara masyarakat yang telah dan belum menerapkan program STBM di Kecamatan Inderalaya tahun 2010.Metode : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Metode penelitian yang digunakan dengan menyebarkan kuesioner pada masyarakat. Data dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan program SPSS dan dilakukan analisis univariat dan bivariat dan multivariat. Sampel penelitian adalah masyarakat Desa Ulak Segelung (STBM) yang berjumlah 74 orang dan masyarakat Desa Tanjung Agung (Non STBM) yang berjumlah 72 orang.Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan,(Pvalue<0,0001), sikap(Pvalue<0,0001), ketersedian jamban (Pvalue<0,0001) dan perilaku (Pvalue<0,0001), antara masyarakat Desa Ulak Segelung (STBM) dan masyarakat Desa Tanjung Agung (Non STBM).Kesimpulan: Hasil analisis regresi logistik menunjukan bahwa variabel pengetahuan (Pvalue<0,0001) merupakan variabel dominan yang mempengaruhi perilaku masyarakat.Kata kunci : STBM, pengetahuan, sikap, perilaku buang air besar, ketersedian jamban
Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Masturbasi pada Remaja SMA di Kecamatan Indralaya Utara Tahun 2010 Indah Eliyanti; Nur Alam Fajar; Najmah
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2012): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.007 KB)

Abstract

Latar Belakang: Remaja adalah masa peralihan antara tahap anak dan dewasa yang dikenal dengan istilah pubertas. Perkembangan pada remaja meliputi perkembangan fisik, psikis dan pematangan fungsi seksual. Perubahan akibat kematangan seksual secara biologis yang dialami oleh remaja merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan remaja mengalami kebingungan dalam menghadapi dorongan seksualnya. Salah satu cara yang dilakukan remaja untuk menyalurkan dorongan seksualnya adalah dengan melakukan masturbasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku masturbasi pada remaja SMA di Kecamatan Indralaya Utara tahun 2010.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara teknik proportional random sampling yakni siswa SMA yang akan menjadi sampel di setiap SMA dipilih secara proporsional berdasarkan jumlah total sampel yang diinginkan yaitu sebanyak 84 siswa. Faktor yang diteliti adalah variabel sikap, peran orang tua, persepsi atas kendali perilaku dan perilaku masturbasi pada remaja. Data tersebut diolah dengan menggunakan sistem komputerisasi kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi-Square.Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa 57,1% responden mempunyai sikap negatif, 44,0% responden mempunyai orang tua yang tidak berperan, 29,8% responden mempunyai persepsi atas kendali perilaku yang tidak baik dan 27,4% responden mempunyai perilaku masturbasi abnormal. Dari hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap (p value = 0,031; RP = 3,7; CI 95%: 1,2- 11,3), peran orang tua (p value = 0,031; RP = 3,3; CI 95%: 1,2-9,1), dan persepsi atas kendali perilaku (p value = 0,013; RP = 4,0; CI 95%: 1,4-11,2) dengan perilaku masturbasi pada remaja.Kesimpulan : Ketiga variabel independen (sikap, peran orang tua, dan persepsi atas kendali perilaku) berhubungan secara signifikan dengan variabel dependen (perilaku masturbasi remaja). Kata kunci: Perilaku masturbasi, Remaja
Pengaruh Faktor Hard Skill dan Soft Skills terhadap Perilaku Seks pada Remaja di Wilayah Seberang Ilir Kota Palembang Tahun 2011 Eka Oktarina; Nur Alam Fajar; Iwan Stia Budi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2012): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.253 KB)

Abstract

Latar Belakang : Pada masa remaja sering terjadi ketidaksesuian antara perkembangan psikis dan perkembangan sosial. Apabila ketidaksesuian ini tidak dapat diatasi dengan baik dapat mengakibatkan remaja terjerumus pada perilaku negatif. Salah satu bentuk perilaku negatif tersebut adalah perilaku seks bebas. Hasil survei BKKBN tahun 2008 menunjukkan bahwa sekitar 63% remaja di Indonesia pernah melakukan perilaku seks. Perilaku seks pada remaja didorong atau dimotivasi oleh faktor yang terdapat didalam dirinya. Faktor-faktor tersebut dikelompokan kedalam faktor hard skill dan soft skill. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor hard skill dan soft skill terhadap perilaku seks pada remaja diwilayah seberang ilir Kota Palembang.Metode : Merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Metode penelitian yang digunakan dengan menyebarkan kuesioner. Data dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan program SPSS dan dilakukan analisis univariat dan bivariat. Sampel penelitian adalah remaja yang tinggal di 12 kecamatan di wilayah seberang ilir Kota Palembang yaitu sebanyak 96 orang.Hasil Penelitian : Menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan (Pvalue= 0,000), kecerdasan emosi (Pvalue= 0,016), kecerdasan moral (Pvalue= 0,005), hard skill (Pvalue= 0,000), dan soft skill (Pvalue= 0,003) terhadap perilaku seks pada remaja.Kesimpulan : Faktor hard skill dan soft skill memiliki pengaruh terhadap perilaku seks pada remaja. Perlu adanya peningkatan hard skill (pengetahuan), dan soft skill (kecerdasan emosi dan kecerdasan moral) sehingga remaja dapat terhindar dari perilaku seks.Kata Kunci : Perilaku seks, pengetahuan, kecerdasan emosi, kecerdasan moral, hard skill, dan soft skill.
Pengaruh Life Skills terhadap Perilaku Seks pada Remaja di Wilayah Seberang Ulu Kota Palembang Iche Andriyani Liberty; Nur Alam Fajar; Elvi Sunarsih
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2012): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.234 KB)

Abstract

Latar Belakang: Seks merupakan aspek yang berperan penting bagi perkembangan diri remaja. Mobilitas dan pembangunan berbagai fasilitas di Kota Palembang, khususnya Wilayah Seberang Ulu semakin meningkat. Peningkatan pembangunan ini menimbulkan dilema tersendiri, disatu sisi masyarakat sangat membutuhkan pembangunan, namun disisi lain terjadi kemunduran moral remaja yang mengubah nilai, norma dan gaya hidup mereka yang diikuti dengan revolusi media dan perilaku yang semakin bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh life skills terhadap perilaku seks pada remaja. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei-Juni 2011 di Wilayah Seberang Ulu Kota Palembang.Metode: Merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Subjek yang diteliti yaitu semua remaja yang berumur 12-21 tahun yang ada di Wilayah Seberang Ulu Kota Palembang dengan besar sampel sebanyak 96 responden. Uji statistik menggunakan uji chi square dengan menggunakan program SPSS 17.Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa ada pengaruh life skills (p=0,015), hard skill (pengetahuan seks) (p=0,012), soft skills (religiusitas, kepercayaan diri, dan konsep diri) (p=0,000) terhadap perilaku seks pada remaja, secara parsial religiusitas (p=0,015), kepercayaan diri (p=0,018), dan konsep diri (p=0,027) juga berpengaruh terhadap perilaku seks.Kesimpulan: Life skills, soft skill, religiusitas, kepercayaan diri, dan konsep diri merupakan faktor risiko sedangkan hard skill merupakan faktor pencegah terjadinya perilaku seks bebas pada remaja. Diperlukan suatu pengembangan model pendidikan berbasiskan life skill untuk mencegah perilaku seks bebas (life skills based education for free sex prevention) pada remaja.Kata Kunci: Remaja, life skills, perilaku seks
Evaluasi Program Keluarga Berencana Pria (Vasektomi) di Kecamatan Bukit Kecil Palembang Tahun 2011 Annisa Rahmawaty; Asmaripa Ainy; Nur Alam Fajar
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2012): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.569 KB)

Abstract

Latar Belakang: Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah di bidang kependudukan yang masih tingginya pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan program keluarga berencana (KB). Di Kota Palembang terjadi peningkatan peserta KB aktif yang menggunakan alat kontrasepsi vasektomi yang mengartikan bahwa adanya peningkatan minat pria dalam penggunaan alat kontrasepsi. Kepesertaan KB bagi kalangan miskin dinilai masih rendah, termasuk penduduk di daerah terpencil dan perbatasan, serta sosialisasi program bagi generasi muda menjelang usia nikah juga masih kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi program KB pria (vasektomi).Metode: Penelitian evaluatif dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam, FGD, telaah dokumen, dan pengamatan. Jumlah informan 9 orang. Untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi sumber, metode, dan data. Analisis data dilakukan dengan content analysis.Hasil Penelitian: Sumber daya manusia, pengalokasian dana, pemanfaatan sarana, perencanaan program, pengorganisasian, penatalaksanaan, dan pencapaian program KB pria sudah berjalan dengan baik, serta persepsi mengenai vasektomi juga sudah bisa di terima dengan baik oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat itu sendiri.Kesimpulan: Saran terhadap program KB pria antara lain: petugas kesehatan harus rutin mengikuti pelatihan program untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, perlu ditambahkan lagi petugas untuk melakukan sosialisasi di lapangan, dan peserta vasektomi mampu menjadi motivator untuk mengajak kaum Bapak dalam menggunakan vasektomi.Kata Kunci: Evaluasi, keluarga berencana, vasektomi
Perbedaan Tingkat Stres Kerja Pada Pekerja Area Pengelolaan Limbah (WTC) dan Perkantoran Departemen SHE PT Medco E & P Indonesia Rimau Asset Dwi Wulan Sari; Nur Alam Fajar; Rico J Sitorus
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2013): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.641 KB)

Abstract

Latar belakang : Stres kerja merupakan masalah psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan hasil kerja. Berbagai faktor dapat menjadi pembangkit stres (stressor). Berbagai penelitian menunjukan bahwa pembangkit stres terbesar merupakan faktor intrinsik yaitu berasal dari lingkungan kerja sendiri. Perbedaan berbagai faktor kerja, memungkinkan perbedaan tingkat stres kerja pada pekerjanya.Metode : Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional. Dengan mengambil sampel semua subjek populasi penelitian. Terdiri dari 24 orang pekerja area WTC dan 32 orang pekerja area perkantoran Departemen SHE PT Medco E&P Indonesia Rimau Asset. Alat pengambilan data tingkat stres kerja adalah kuesioner. Uji statistik non parametrik menggunakan uji mann whitney.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres pekerja area WTC dan perkantoran tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan nilai p > 0,05. Tingkat stres pada pekerja perkantoran termasuk kategori sangat rendah sebanyak 14 orang (43,8%), rendah 7 orang (21,9%), dan sedang 11orang (34,4%). Sedangkan untuk pekerja WTC kategori sangat rendah sebanyak 8 orang (33,3%), rendah 11 orang (45,8%), dan sedang 5 orang (20,8%). Rata-rata stres kerja pekerja kedua area berada pada kategori rendah dengan variasi skor untuk area perkantoran lebih besar.Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan tingkat stres kerja pekerja area WTC dan perkantoran. Hal tersebut dikarenakan masing-masing area memiliki stressor khas tersendiri dan pekerja kedua area memiliki persamaan dalam beberapa hal yang mempengaruhi mereka dalam menghadapi stressor seperti umur, jenis kelamin, dan tipe kepribadian.Kata Kunci : Tingkat stres kerja, faktor intrinsik, faktor individu, dan faktor ekstrinsik
Perbedaan Perilaku Seksual Remaja pada Siswa SMA X Dan SMA Y Indralaya Erliande Feswenti; Asmaripa Ainy; Nur Alam Fajar
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2013): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.439 KB)

Abstract

Latar Belakang : Masa remaja mempunyai arti penting bagi kehidupan seseorang untuk mencari jati diri dalam proses pembentukan karakter pribadi yang akan memberikan kontribusi besar terhadap kehidupannya di masa mendatang. Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacammacam, mulai dari perasaan tertarik pada lawan jenis, keinginan untuk berpacaran, berpegangan tangan, keinginan untuk berpelukan, berciuman, sampai tingkah laku bersenggama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku seksual remaja pada siswa SMA X dan SMA Y Indralaya tahun 2010.Metode : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Metode penelitian yang digunakan dengan menyebarkan kuesioner pada siswa. Data dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan program SPSS dan dilakukan analisis univariat dan bivariat. Sampel penelitian adalah siswa SMA X yang berjumlah 100 orang dan siswa SMA Y yang berjumlah 60 orang.Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan, sikap, pelayanan bimbingan dan konseling, dan peran teman sebaya antara siswa SMA X dan SMA Y. Kesimpulan : Ada perbedaan yang signifikan peran orang tua antara siswa SMA X dan SMA Y, sedangkan perilaku seksual remaja pada siswa SMA X dan SMA Y adalah sama.Kata kunci : Perilaku seksual remaja, pengetahuan, sikap, pelayanan bimbingan dan konseling, peran orang tua, peran teman sebaya.