Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KEGIATAN LIVE IN DALAM MENGEMBANGKAN RASA EMPATI SISWA Fajar Selawati; Yasnita; Tjipto Sumadi
Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi Vol 18 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi Volume 18 No. 2 April 2019
Publisher : Program Studi PPKn FIS UNJ & Asosiasi Profesi PPKn Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jimd.v18i2.11793

Abstract

The aim of this research is to knowing about Live In Program to Improving of Student‟s Empathy in SMP Kolese Kanisius Jakarta. This research use a qualitative method began at observation, documentation, and also interview to students grade VIII (Eight) as an informan and vice principal as a key informan. SMP Kolese Kanisius Jakarta‟s Live In Program is implement by placing students in a village and living with host family for seven days. During that time, students directly feel the life with villagers by following host family‟s daily activities. Those activities include farming, selling, gardening, raising, and others daily activities. The result shows that trough live in program, students have a chance to improve and sharpened their empathy towards others. In addition, this program also will increase student‟s independence.
BUILDING DEMOCRACY OF CULTURE IN SCHOOL THROUGH JURISPRUDENTIAL INQUIRY Muhammad Japar; Dini Nur Fadhillah; Yuyus Kardiman; Yasnita Yasnita; Sarkadi Sarkadi
Jurnal Kependidikan Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.881 KB) | DOI: 10.21831/jk.v2i2.18924

Abstract

This study was aimed at developing democratic culture in high schools through Jurisprudential Inquiry. The study used a descriptive qualitative approach by observing the planting of democratic values applied in the subjects of Citizenship Education by applying the jurisprudential inquiry learning model. The jurisprudential inquiry learning model empirically had built a dynamic learning atmosphere. This model provided opportunities for students to disagree but based on the accurate data and no need to be ashamed or inferior to acknowledge that the opinions of other students were better and they were willing to support that opinion. Thus, this model allows constructive debate. This practice was able to build values of respect for differences of opinion in the learning process. The results show that the jurisprudential inquiry learning model can be an alternative model in developing a democratic culture. Democratic values applied were actively participating in school activities, respecting diversity, familiarizing deliberations and maintaining a balance between rights and obligations in school.MEMBANGUN BUDAYA DEMOKRASI DI SEKOLAH MELALUI JURISPRUDENTIAL INQUIRYAbstrakPenelitian ini bertujuan mengembangkan budaya demokrasi di Sekolah Menengah Atas melalui Jurisprudential Inquiry. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan mengamati penanaman nilai-nilai demokrasi yang diterapkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menerapkan model pembelajaran jurisprudential inquiry. Model pembelajaran jurisprudential inquiry secara empirik telah membangun atmosfer pembelajaran yang dinamis. Model ini memberikan peluang bagi siswa untuk berbeda pendapat tetapi berdasarkan data yang akurat dan tidak perlu malu atau rendah diri untuk mengakui bahwa pendapat siswa yang lain itu lebih baik dan rela mendukung pendapat itu. Dengan demikian, model ini memungkinkan terjadinya perdebatan yang kontruktif. Praktik ini mampu membangun nilai menghargai perbedaan pendapat dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran jurisprudential inquiry dapat menjadi model alternatif dalam mengembangkan budaya demokrasi yaitu berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah, menghargai keragaman, membiasakan musyawarah dan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban di sekolah. 
PENDAMPINGAN DAN PENGUATAN FORUM TBM JAWA BARAT SEBAGAI SITUS KEWARGANEGARAAN Fauzi Abdillah; Yasnita Yasnita; Andri; Farhan Fahrezi; Helen Simanjuntak; Chanisa Putri Tertia; Abdul Rohman Tarigan
Diseminasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat- LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/diseminasiabdimas.v4i2.2217

Abstract

This activity aims to provide assistance on legal issues such as the completeness of letters and permits required for Taman Bacaan Masyarakat (TBM) in West Java in order to sustain their existence and optimize utilization. Many TBMs in West Java struggle to optimize their social movements due to a lack of financial support and an understanding of legal issues. Providing a space for dialogue, counseling, and mentoring is central to this program in supporting the optimization of the TBM Forum's role as a citizenship site that also supports the National Literacy Movement in the community. The activity method is divided into four stages: first, analyzing problems and determining primary steps with the TBM Forum, second, planning the implementation of implementation, third, mentoring and counseling via conference technology, and fourth, evaluation and next steps. This activity generates publications in the form of YouTube videos, news releases, and Intellectual Property Rights that support activities.   Kegiatan ini bertujuan untuk mengurai pendampingan atas permasalahan legalistik seperti kelengkapan surat dan izin yang diperlukan Taman Bacaan Masyarakat di Jawa Barat untuk mendukung eksistensi dan optimalisasi perannya. Banyak TBM di Jawa Barat mengalami keterbatasan dukungan dana dan pemahaman aspek legalistik untuk mengoptimalkan gerakan sosialnya tersebut. Dalam mendukung optimalisasi peran Forum TBM sebagai situs kewarganegaraan yang juga turut mendukung Gerakan Literasi Nasional di masyarakat, maka penyediaan ruang dialog, penyuluhan, dan pendampingan menjadi sentral dalam program ini. Metode kegiatan dibagi menjadi tiga tahap, pertama menganalisis permasalahan dan menentukan langkah primer bersama Forum TBM, kedua merencanakan teknis pelaksanaan pendampingan, ketiga pelaksanaan pendampingan serta penyuluhan secara dialogis melalui teknologi konferensi, dan keempat evaluasi dan penentuan langkah selanjutnya. Kegiatan ini menghasilkan publikasi dalam bentuk rekaman video di Youtube, rilis berita, dan Hak Kekayaan Intelektual yang menunjang keberlanjutan kegiatan.
Penanaman Nilai-nilai Ketuhanan di Sekolah Menengah Atas : Suatu Kajian Deskriptif Ganes Harpendya; Tjipto Sumadi; Yasnita Yasnita
Konstruksi Sosial : Jurnal Penelitian Ilmu Sosial Vol. 1 No. 1 (2021): Januari
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56393/konstruksisosial.v1i1.23

Abstract

Tujuan dari penelitian ini, pertama untuk mengetahui program kerja yang dilaksanakan Rohani Islam dan Rohani Kristen SMAN 14 Jakarta dalam menanamkan nilai-nilai Ketuhanan. Tujuan kedua, untuk mengetahui penanaman nilai-nilai Ketuhanan yang dilaksanakan melalui program kerja Mentoring dan Kelompok Tumbuh pada kelas X. Tujuan ketiga mengetahui implikasinya terhadap penguatan toleransi antarumat beragama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara. Penelitian ini melibatkan 16 orang informan, 4 orang informan kunci, dan 1 orang expert opinion. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat beberapa program kerja rohani Islam dan rohani Kristen bisa menanamkan nilai-nilai Ketuhanan. Program kerja berupa mentoring dan kelompok tumbuh pada kelas X menunjukan adanya peningkatan pemahaman dan ketaatan siswa dalam meyakini dan menjalankan agamanya. Selain itu program mentoring dan kelompok tumbuh berimplikasi pada sikap dan perilaku siswa yang lebih toleran terhadap penganut agama lain.