Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

NILAI KERJA PADA WANITA YANG BEKERJA Putranto, Nugroho Hadi Nur Hendri; Ingarianti, Tri Muji
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 4, No 2 (2014): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabay

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Value can be defined as the work the general belief about the desirability of various aspects of employment (eg, salary, autonomy, working conditions), and work-related outcomes (eg, achievement, fulfillment, prestige). Its important to note that the value of the work did not evaluate certain aspects of the work or the result, but the underlying criteria used to perform the evaluation. This study used a non-experimental method which quantitative descriptive approach wich aims to reveal the value of labor in women who work. The research sample of 100 women who worked in the city of Malang. With a value scale work consisting of 98 items statement, found the results of the analysis of the Z-Score with the acquisition of a percentage on each level of the value of work starting from the highest rank is the dimension of the value of autonomy (Autonomy), which is as much as 28% or 28 people, followed by value of achievement (Achievement) and the principle of putting others (Altruism) which had the same percentage as much as 20%, and the next is the value of the status (Status) with a percentage of 18%, next is the value of comfort (Comfort) with a percentage of 14%, while the lower value is the value of the security (Safety ) with a percentage gain as much as 0% .Abstrak: Nilai kerja dapat didefinisikan sebagai keyakinan umum mengenai keinginan dari berbagai aspek pekerjaan (misalnya, gaji, otonomi, kondisi kerja), dan hasil yang berhubungan dengan pekerjaan (misalnya, prestasi, pemenuhan, prestise).Sangat penting untuk dicatat bahwa nilai kerja tidak mengevaluasi aspek pekerjaan tertentu atau hasil, tetapi kriteria yang mendasari yang digunakan untuk melakukan evaluasi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode non eksperimental yang menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran nilai kerja pada wanita yang bekerja. Sampel penelitian berjumlah 100 orang wanita yang bekerja di kota Malang. Dengan skala nilai kerja yang terdiri dari 98 item pernyataan, ditemukan hasil analisa Z-Score dengan perolehan prosentase pada masing-masing tingkat nilai kerja dimulai dari ranking tertinggi adalah dimensi nilai otonomi (Autonomy), yaitu sebanyak 28 % atau 28 orang, kemudian diikuti dengan nilai prestasi (Achievement) dan azas mengutamakan orang lain (Altruism) yang sama-sama memiliki prosentase sebanyak 20%, dan berikutnya adalah nilai status (Status) dengan prosentase 18%, selanjutnya adalah nilai kenyamanan (Comfort) dengan prosentase sebanyak 14%, sedangkan nilai terbawah adalah nilai keamanan (Safety) dengan perolehan prosentase sebanyak 0%.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMITMEN KARIER Ingarianti, Tri Muji
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.755 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v5i2.4935

Abstract

Komitmen karier adalah sikap yang ditunjukkan individu dalam mencapai tujuan karier.  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hasil-hasil penelitian (literature review) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen karier pada individu. Penelusuran literatur dilakukan pada database elektronik SAGE Journals, ProQuest, dan Science Direct dengan menggunakan kata kunci ?career commitment?. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa komitmen karier dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi komitmen karier terdiri dari komitmen organisasi, keterlibatan kerja, kepuasan kerja, nilai kerja, pengalaman kerja, kepribadian, dan self-efficacy sedangkan faktor eksternal terdiri dari situasi kerja yang meliputi kondisi kerja, persepsi pensiun, persepsi terhadap ancaman dalam bekerja, dorongan yang ditawarkan organisasi (offered inducements), kontribusi yang diharapkan organisasi (expected contributions), peluang promosi, dan reward. Kata kunci: Karier, komitmen karier Career commitment is the attitude that individuals show in achieving career goals. This study aims to examine the results of research or literature review on the factors that affect career commitments in individuals. The literature search was conducted on SAGE Journals, ProQuest, and Science Direct electronic databases using the keyword "career commitment". Search results showed that career commitments are influenced by internal and external factors. Internal factors affecting career commitment consist of organizational commitment, job involvement, job satisfaction, work value, work experience, personality, and self-efficacy while external factors consist of work situations covering working conditions, retirement perception, perceptions of threats in work, encouragement offered by the organization (offered inducements), the expected contribution of the organization (expected contributions), promotion opportunities, and rewards. Keywords: Career, career commitment
PENGEMBANGAN MODEL DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) PADA TINGKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KOTA MALANG Suryaningrum, Cahyaning; Ingarianti, Tri Muji; Anwar, Zainul Anwar
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.178 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v4i1.2878

Abstract

Pendidikan  merupakan hak setiap warga negara tanpa adanya pengecualian, termasuk anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika dan harapan guru PAUD Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan perumusan model deteksi dini. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan Focus Group Discussion. Subjek penelitian sebanyak 249 guru PAUD. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 7 responden (3%) mengetahui asesmen ABK dan sebanyak 242 responden (97%) tidak mengetahui  asesmen untuk ABK. Selain itu, permasalahan para guru PAUD yaitu sulit untuk melakukan deteksi dini saat masuk PAUD dan mengalami kesulitan untuk mengkomunikasikan dengan orang tua, belum memahami cara menangani ABK, dan adanya kesulitan anak ABK masuk sekolah ke jenjang berikutnya. Selanjutnya harapan para guru, yaitu adanya instrumen pendeteksian dini dan panduan wawancara guru pada orang tua, cara penanganan ABK, keterbukaan orang tua pada sekolah, dan sistem sekolah yang mendukung ABK. Selain itu, dibutuhkan  modul deteksi dini yang jelas dan rinci serta mudah dipahami dan diterapkan.
PELATIHAN MANAJEMEN STRES PADA GURU PLAYGRUOP DAN TAMAN KANAK-KANAK Muji Ingarianti, Tri
Jurnal Dedikasi Vol 6 (2009): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v6i0.785

Abstract

Beberapa tahun terakhir ini, hampir setiap orang pernah mendengar tentangstres, terutama stres pada saat bekerja serta kenyataan bahwa hal ini dapatmenyebabkan pegawai atau anggota dalam organisasi baik itu perusahaan maupuninstitusi menderita secara fisik dan psikologis. Stres merupakan hal yang melekatpada kehidupan. Siapa dan di mana saja, dalam kadar berat ringan yang berbedadan dalam jangka waktu yang tidak sama, pernah atau akan mengalaminya. Bayibisa terkena stres. Balita bisa kedatangan stres. Kaum remaja pun tak luput daristres. Orang dewasa akan mengalami stres demikian pula dengan kelompok lansia.Tujuan spesifik yang akan dicapai dalam pengabdian pada guru-guru play groupdan Taman kanak-kanak adalah memberikan pengetahuan dan keterampilanmengenai teknik relaksasi sebagai salah satu cara untuk mengelola danmengendalikan stres yang dialami oleh para guru.Metode kegiatan pengabdianmandiri ini menggunakan sistem Focus Group Discussion (FGD), presentasi, tanyajawab, serta praktek teknik relaksasi..Peserta yang hadir sebanyak 77 orang guruPlaygroup dan Taman Kanak-kanak yang tergabung dalam Himpunan PendidikAnak Usia Dini (HIMPAUDI) serta Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak (IGTKI)Kabupaten Malang.Hasil pengabdian masyarakat ini diketahui bahwa para guru belum memilikipengetahuan yang memadai tentang pentingnya mengelola dan mengendalikan stresyang terjadi pada dirinya. Selama ini mereka menganggap permasalahan yangterjadi akan terselesaikan dengan sendirinya serta mencoba menghindari penyebabstres yang mereka alami. Dan pada beberapa guru diketahui bahwa seringkalimelampiaskan pada siswa ketika sedang mengalami masalah. Sehingga teknikteknikyang diajarkan untuk mengelola dan mengendalikan stres yang ada padadirinya sangat berguna bagi para guru.Kata Kunci: Manajemen Stress, Guru Play Group, Guru Taman Kanak-kanak
ADAPTASI ALAT UKUR KOMITMEN KARIER Ingarianti, Tri Muji; Fajrianthi, Fajrianthi; Purwono, Urip
Jurnal Psikologi Vol 18, No 2 (2019): October 2019
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.989 KB) | DOI: 10.14710/jp.18.2.199-217

Abstract

Career commitment is a motivation, attitude, and behavior shown by individuals in a profession to live and survive in the chosen career role. Career commitment has three dimensions, namely career identity (career identity), career planning, and career resilience. Career Commitment Measure (CCM) is an instrument measuring career commitment which has been used widely across countries. To use the instrument in different culture, the adaptation process is necessary so that the adapted instrument becomes valid and reliable. However, there is still little detailed information related to research that focuses on developing career commitment measurement tools, especially in Indonesia. The purpose of this study was to obtain a standardized version of Indonesia's career commitment measurement tool. The International Test Commission (2016) guideline was used in the process of adaptation. Based on the results of the CFA analysis using the AMOS 22 program, it can be concluded that the overall career commitment model with indicators consisting of three dimensions, namely career planning, career identity and career resilience, has a good fit model. The null hypothesis means that the career commitment model of goodness of fit is acceptable. This explains that the resulting model can describe the actual conditions.
KEMATANGAN KARIR DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN Hanza, Sherif Raditya; Ingarianti, Tri Muji
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.004 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v3i2.3534

Abstract

Intensi turnover merupakan fenomena yang tidak bisa dihindari dalam sebuah lingkungan perusahaan. Factor internal kematangan karir merupakan salah satu prediktor terjadinya fenomena intensi turnover ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kematangan karir dengan intensi turnover pada karyawan. Desain penelitian bersifat non-eksperimental kuantitatif dengan menggunakan skala kematangan karir dan skala intensi turnover sebagai instrumen penelitian. Jumlah subjek sebanyak 301 orang dengan menggunakan metode nonrandom sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara kematangan karir dengan intensi turnover (r = -0,472 ; p = 0,000 (p<0,01), dengan sumbangan efektif sebesar 22,3%. Hal ini berarti semakin tinggi kematangan karir karyawan maka akan semakin rendah intensi turnover yang dapat terjadi.                                                                                          Kata kunci: Kematangan karir, intensi turnover, karyawan Turnover intention is a phenomenon that can’t be avoided in an enterprise environment among other phenomena. Internal factors of career maturity is one of the predictors of turnover intention. The purpose of this study was to determine the relationship between career maturity employee turnover intention. As non-experimental quantitative, used career maturity scale and turnover intention scale. The number of subjects were 301 people by using nonrandom sampling method. The results showed that there is a significant negative relationship between career maturity with turnover intention (r=-0.472 ; p = 0.000 (p<0,01)). This means that the higher employee's career maturity, the lower turnover intention may occur. Keywords: Career maturity, turnover intention, employees
STRATEGI SELF PRESENTATION PADA KARYAWAN BANK BAGIAN CUSTOMER SERVICE Tri Muji Ingarianti, Stefi Rizki Widya dan
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.31 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v1i1.1363

Abstract

Customer service merupakan jembatan penghubung bank dengan nasabah yang dituntut untuk memberikan pelayanan dengan mutu terbaik dengan memperlihatkan performa diri yang positif agar terkesan sebagai seseorang yang bersahabat, ahli, serta berpengalaman dalam menawarkan jasa bank. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi self presentation pada karyawan bank bagian customer service. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 60 customer service bank dengan teknik Incidental Sampling. Metode pengumpulan data menggunakan angket dengan metode analisa data menggunakan prosentase. Hasil penelitian ini menunjukkan 14 customer service (23,33%) menggunakan strategi ingratiation ketika melayani nasabah, 13 (21,67%) strategi self promotion, 11(18,33%) strategi supplification, 9 (15%) strategi aligning actions, 6 (10%) strategi exemplification, 4 (6,67%) strategi self handicapping, 3 (5%) strategi altercasting, serta 0% strategi intimidation.Kata kunci: Strategi Self Presentation, Customer Service BankCustomer service is a bridge for bank to the customer so they are required to provide the highest quality service in order to maintain the relationship and the bank remains a good image in the eyes of the customer. The purpose of this study was to determine self-presentation strategies on the bank's customer service employees. This type of research is descriptive quantitative approach. The sample of 60 customer service bank. Sampling technique used is incidental sampling. Instruments used to collect the data was questionnaires and data analysis methods are percentages.These results indicated that 14 customer service (23.33%) used the strategy of ingratiation when serving customers, 13 (21.67%) strategy of self promotion, 11(18.33%) supplification strategies, 9 (15%) strategy of aligning actions, 6 (10%) strategy of exemplification, 4 (6.67%) selfhandicapping strategies, 3 (5%) altercasting strategies, and 0% onintimidation strategies.Keywords: Self-Presentation Strategies, Bank Customer Service
NILAI KERJA PADA WANITA YANG BEKERJA Putranto, Nugroho Hadi Nur Hendri; Ingarianti, Tri Muji
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 4, No 2 (2014): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.807 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v4n2.p113-129

Abstract

Value can be defined as the work the general belief about the desirability of various aspects of employment (eg, salary, autonomy, working conditions), and work-related outcomes (eg, achievement, fulfillment, prestige). It's important to note that the value of the work did not evaluate certain aspects of the work or the result, but the underlying criteria used to perform the evaluation. This study used a non-experimental method which quantitative descriptive approach wich aims to reveal the value of labor in women who work. The research sample of 100 women who worked in the city of Malang. With a value scale work consisting of 98 items statement, found the results of the analysis of the Z-Score with the acquisition of a percentage on each level of the value of work starting from the highest rank is the dimension of the value of autonomy (Autonomy), which is as much as 28% or 28 people, followed by value of achievement (Achievement) and the principle of putting others (Altruism) which had the same percentage as much as 20%, and the next is the value of the status (Status) with a percentage of 18%, next is the value of comfort (Comfort) with a percentage of 14%, while the lower value is the value of the security (Safety ) with a percentage gain as much as 0% .Abstrak: Nilai kerja dapat didefinisikan sebagai keyakinan umum mengenai keinginan dari berbagai aspek pekerjaan (misalnya, gaji, otonomi, kondisi kerja), dan hasil yang berhubungan dengan pekerjaan (misalnya, prestasi, pemenuhan, prestise).Sangat penting untuk dicatat bahwa nilai kerja tidak mengevaluasi aspek pekerjaan tertentu atau hasil, tetapi kriteria yang mendasari yang digunakan untuk melakukan evaluasi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode non eksperimental yang menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran nilai kerja pada wanita yang bekerja. Sampel penelitian berjumlah 100 orang wanita yang bekerja di kota Malang. Dengan skala nilai kerja yang terdiri dari 98 item pernyataan, ditemukan hasil analisa Z-Score dengan perolehan prosentase pada masing-masing tingkat nilai kerja dimulai dari ranking tertinggi adalah dimensi nilai otonomi (Autonomy), yaitu sebanyak 28 % atau 28 orang, kemudian diikuti dengan nilai prestasi (Achievement) dan azas mengutamakan orang lain (Altruism) yang sama-sama memiliki prosentase sebanyak 20%, dan berikutnya adalah nilai status (Status) dengan prosentase 18%, selanjutnya adalah nilai kenyamanan (Comfort) dengan prosentase sebanyak 14%, sedangkan nilai terbawah adalah nilai keamanan (Safety) dengan perolehan prosentase sebanyak 0%.
STRATEGI SELF PRESENTATION PADA KARYAWAN BANK BAGIAN CUSTOMER SERVICE Stefi Rizki Widya dan Tri Muji Ingarianti
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 1 No. 1 (2013): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.31 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v1i1.1363

Abstract

Customer service merupakan jembatan penghubung bank dengan nasabah yang dituntut untuk memberikan pelayanan dengan mutu terbaik dengan memperlihatkan performa diri yang positif agar terkesan sebagai seseorang yang bersahabat, ahli, serta berpengalaman dalam menawarkan jasa bank. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi self presentation pada karyawan bank bagian customer service. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 60 customer service bank dengan teknik Incidental Sampling. Metode pengumpulan data menggunakan angket dengan metode analisa data menggunakan prosentase. Hasil penelitian ini menunjukkan 14 customer service (23,33%) menggunakan strategi ingratiation ketika melayani nasabah, 13 (21,67%) strategi self promotion, 11(18,33%) strategi supplification, 9 (15%) strategi aligning actions, 6 (10%) strategi exemplification, 4 (6,67%) strategi self handicapping, 3 (5%) strategi altercasting, serta 0% strategi intimidation.Kata kunci: Strategi Self Presentation, Customer Service BankCustomer service is a bridge for bank to the customer so they are required to provide the highest quality service in order to maintain the relationship and the bank remains a good image in the eyes of the customer. The purpose of this study was to determine self-presentation strategies on the bank's customer service employees. This type of research is descriptive quantitative approach. The sample of 60 customer service bank. Sampling technique used is incidental sampling. Instruments used to collect the data was questionnaires and data analysis methods are percentages.These results indicated that 14 customer service (23.33%) used the strategy of ingratiation when serving customers, 13 (21.67%) strategy of self promotion, 11(18.33%) supplification strategies, 9 (15%) strategy of aligning actions, 6 (10%) strategy of exemplification, 4 (6.67%) selfhandicapping strategies, 3 (5%) altercasting strategies, and 0% onintimidation strategies.Keywords: Self-Presentation Strategies, Bank Customer Service
PENGEMBANGAN MODEL DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) PADA TINGKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KOTA MALANG Cahyaning Suryaningrum; Tri Muji Ingarianti; Zainul Anwar Anwar
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 4 No. 1 (2016): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.178 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v4i1.2878

Abstract

Pendidikan  merupakan hak setiap warga negara tanpa adanya pengecualian, termasuk anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika dan harapan guru PAUD Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan perumusan model deteksi dini. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan Focus Group Discussion. Subjek penelitian sebanyak 249 guru PAUD. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 7 responden (3%) mengetahui asesmen ABK dan sebanyak 242 responden (97%) tidak mengetahui  asesmen untuk ABK. Selain itu, permasalahan para guru PAUD yaitu sulit untuk melakukan deteksi dini saat masuk PAUD dan mengalami kesulitan untuk mengkomunikasikan dengan orang tua, belum memahami cara menangani ABK, dan adanya kesulitan anak ABK masuk sekolah ke jenjang berikutnya. Selanjutnya harapan para guru, yaitu adanya instrumen pendeteksian dini dan panduan wawancara guru pada orang tua, cara penanganan ABK, keterbukaan orang tua pada sekolah, dan sistem sekolah yang mendukung ABK. Selain itu, dibutuhkan  modul deteksi dini yang jelas dan rinci serta mudah dipahami dan diterapkan.