Dono Guntoro
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

EKSTRAKSI LOGAM EMAS/PERAK DARI LARUTAN BIJIH EMAS/PERAK DENGAN SISTEM PENYERAPAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BATUBARA SUB-BITUMINUS (COALITE) Solihin, Solihin; Guntoro, Dono
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 4 No.1 (Januari 2016) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu metoda dalam rangka penganekaragaman (diversifikasi) pemanfaatan batubara adalah dijadikan karbon aktif. Hal ini dapat dilakukan karena batubara merupakan suatu material yang unsur utamanya adalah karbon (C) yang sangat diperlukan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif, sebagaimana bahan baku lainnya seperti tulang, biji kopi, tempurung kelapa, serbuk gergaji, kulit kacang dan lain-lain.Penelitian ini, mencoba membuat karbon aktif dengan bahan baku berasal dari batubara sub-bituminus yang telah dikarbonisasi (coalite). Coalite tersebut kemudian diaktifasi pada temperatur 9000C (secara bertahap) pada kondisi tanpa oksigen yang kemudian dialirkan uap air. Batubara hasil aktifasi tersebut kemudian dicoba digunakan sebagai media penyerap logam emas/perak dalam larutan bijih emas sianida (AuCN), yang pada industri pertambangan proses ini sering disebut carbon in leah (CIL). Mengingat pemakaian karbon aktif dalam industri yang sangat beragam dan telah diakui keandalannya, penelitian ini diharapkan memberikan hasil, antara lain sebagai berikut:1. Coalite yang telah dikarbonisasi, diharapkan dapat dijadikan bahan baku pembuatan karbon aktif. 2. Coalite setelah diaktifasi menjadi karbon aktif, diharapkan dapat digunakan sebagai media penyerap logam emas/perak, yang saat ini masih diimport. Dari penelitian ini, diharapkan dapat diketahui besaran optimum karbon aktif (gram), waktu penyerapan (jam) dan ukuran butir karbon aktif batubara (mesh). Untuk mengetahui kandungan emasnya, larutan kaya hasil pelindian dianalisis dengan spektrofotometri serapan atom (SSA). Setelah diketahui adanya penyerapan logam emas/perak terhadap butiran karbon aktif batubara baik sebelum ataupun setelah penyerapan, dilihat dengan scanning electron microscop (SEM).
EKSTRAKSI LOGAM EMAS/PERAK DARI LARUTAN BIJIH EMAS/PERAK DENGAN SISTEM PENYERAPAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BATUBARA SUB-BITUMINUS (COALITE) Solihin Solihin; Dono Guntoro
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 4 No.1 (Januari, 2016) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v0i0.1702

Abstract

Salah satu metoda dalam rangka penganekaragaman (diversifikasi) pemanfaatan batubara adalah dijadikan karbon aktif. Hal ini dapat dilakukan karena batubara merupakan suatu material yang unsur utamanya adalah karbon (C) yang sangat diperlukan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif, sebagaimana bahan baku lainnya seperti tulang, biji kopi, tempurung kelapa, serbuk gergaji, kulit kacang dan lain-lain.Penelitian ini, mencoba membuat karbon aktif dengan bahan baku berasal dari batubara sub-bituminus yang telah dikarbonisasi (coalite). Coalite tersebut kemudian diaktifasi pada temperatur 9000C (secara bertahap) pada kondisi tanpa oksigen yang kemudian dialirkan uap air. Batubara hasil aktifasi tersebut kemudian dicoba digunakan sebagai media penyerap logam emas/perak dalam larutan bijih emas sianida (AuCN), yang pada industri pertambangan proses ini sering disebut carbon in leah (CIL). Mengingat pemakaian karbon aktif dalam industri yang sangat beragam dan telah diakui keandalannya, penelitian ini diharapkan memberikan hasil, antara lain sebagai berikut:1. Coalite yang telah dikarbonisasi, diharapkan dapat dijadikan bahan baku pembuatan karbon aktif. 2. Coalite setelah diaktifasi menjadi karbon aktif, diharapkan dapat digunakan sebagai media penyerap logam emas/perak, yang saat ini masih diimport. Dari penelitian ini, diharapkan dapat diketahui besaran optimum karbon aktif (gram), waktu penyerapan (jam) dan ukuran butir karbon aktif batubara (mesh). Untuk mengetahui kandungan emasnya, larutan kaya hasil pelindian dianalisis dengan spektrofotometri serapan atom (SSA). Setelah diketahui adanya penyerapan logam emas/perak terhadap butiran karbon aktif batubara baik sebelum ataupun setelah penyerapan, dilihat dengan scanning electron microscop (SEM).
Sistem Pengelolaan Air Pada Settling Pond Untuk Tambang Terbuka Noor Fauzi Isniarno; Muhammad Ilham Naufal; Iswandaru Iswandaru; Dono Guntoro; Wahyu Budi khorniawan
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 10 No.1 (Januari, 2022) Ethos: Jurnal Penelitian Dan Pangabdian Kepada Masyarakat (Sains & Tekno
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v10i1.7991

Abstract

 The importance of the need for water causes water to become a major factor in the sustainability of existing mining activities. In addition, the occurrence of silt deposition in the main pond is a separate problem which is very likely to cause silting of the main pond. This study aims to examine problems related to water and materials entering the mine. Based on the results of research using the calculation of the Gumbel distribution, through the Mononobe equation and rational formulas so that the runoff discharge is obtained where the total discharge that enters the washing pond is 710.81 m3/day. Thus, in order for the washing pond to optimally meet water needs, additional water is needed, which is 5,414.88 m3/day. To prevent silting of the main pond, periodic maintenance is needed, in this case the dredging of sedimentary material deposited in the pond. Based on the results of the study, it was found that 51,788 kg of solids were deposited in the pond carried by circulating water. With a reference of 60% of the pond capacity, the optimum time for dredging is once every 18 days.  Pentingnya kebutuhan akan air menyebabkan air menjadi faktor utama dalam keberlangsungan kegiatan penambangan yang ada. Di samping itu, terjadinya pengendapan lumpur pada kolam utama menjadi permasalahan tersendiri yang sangat memungkinkan menyebabkan pendangkalan kolam utama. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti permasalahan terkait air dan material yang masuk ke dalam tambang. Berdasarkan pada hasil penelitian yang menggunakan perhitungan distribusi Gumbel, melalui persamaan Mononobe serta rumus rasional sehingga didapatkan debit limpasan dengan total debit yang masuk ke dalam kolam pencucian sebesar 710,81 m3/hari. Dengan demikian, agar kolam pencucian dapat memenuhi kebutuhan air secara optimal, diperlukan air tambahan, yaitu sebesar 5.414,88 m3/hari. Untuk dapat mencegah pendangkalan kolam utama dibutuhkan perawatan berkala yang dalam hal ini adalah pengerukan material sedimen yang terendapkan di dalam kolam. Berdasarkan hasil kajian didapatkan sebanyak 51.788 kg padatan terendapkan di dalam kolam yang terbawa oleh air sirkulasi. Dengan acuan 60% kapasitas kolam, waktu optimum untuk dilakukan pengerukan adalah setiap 18 hari sekali.
Karakteristik Endapan Tras Nagreg untuk Menudukung Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Lokal, Desa Nagreg Kendan, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung Sri Widayati; Dudi nasrudin usman; Sriyanti Sriyanti; Linda Pulungan; Dono Guntoro
PROMINE Vol 5 No 2 (2017): PROMINE
Publisher : Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.533 KB) | DOI: 10.33019/promine.v5i2.913

Abstract

Characteristics of sediment Tras Nagreg as part of the volcanic process in the region provides anopportunity and potential to be utilized through mining activities. Mining activities, as a capitalintensive,labor-intensive and risk-filled industry, do not always have a negative impact on thesurrounding community, there is something to do with the economic aspects in which all types ofmineral deposits have economic value including tras. Nagreg Kendan Village, Nagreg Subdistrict aspart of Bandung Regency which has tras sediment potential, where in quality and quantity, trassediment in the area has big enough potency to be utilized especially to improve prosperity of localcommunity. Currently, the number of people with productive age is quite a lot, which becomes thecapital for the management of tras going forward, another thing to consider is the existence of thelocation not far from the access road that connects Bandung - Garut, Bandung - Cianjur and Bandung- Jakarta.
Estimasi Sumberdaya Batugamping di PT X, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat Dika Hadi Anugrah; Dono Guntoro
Jurnal Riset Teknik Pertambangan Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Teknik Pertambangan (JRTP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.824 KB) | DOI: 10.29313/jrtp.v1i2.538

Abstract

Abstract. Limestone is an excavated material that can be used as a raw material for cement. In the manufacture of cement there are three raw materials, namely limestone as the main raw material, then there are corrective raw materials, namely iron sand and quartz sand and additive raw material, namely gypsum. The main compound of limestone used as raw material for cement is CaO compound. In the formation of limestone, the value of CaO content has variations due to differences in facies in the formation process, so that the distribution of CaO content is not necessarily homogeneous. With the requirement for CaO content as a cement raw material, which is 47%, it is necessary to have a model to describe the geometry of the sediment and the distribution of CaO levels at the research site. The resource estimation method used is the kriging method. The basis for determining resources is to talk about the level of confidence. Thus, the selection of the kriging method is because this method is the best linear unbiased estimator, many parameters are considered in the kriging method, one of which is the variogram model. The variogram model is a spatial statistical analysis (geostatistics), or statistical analysis by considering the location of the sample points, in order to obtain information related to the relationship of one point to another which is expressed in a range or radius of information points that still have a spatial relationship. The results of the estimation of limestone resources are as follows. Limestone resources in Quarry B are 12,844,500 tons with an average CaO content of 48.48%, and in Quarry C as many as 10,857,000 tons with an average CaO content of 41.17%. Abstrak. Batugamping merupakan bahan galian yang dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai bahan baku semen. Dalam pembuatan semen terdapat tiga bahan baku, yaitu batugamping sebagai bahan baku utama, kemudian terdapat bahan baku corrective yaitu pasir besi dan pasir kuarsa serta bahan baku additive yaitu gypsum. Senyawa utama batugamping yang dimanfaatkan sebagai bahan baku semen adalah senyawa CaO. Pada keterbentukan batugamping, nilai kadar CaO memiliki variasi yang diakibatkan adanya perbedaan fasies dalam proses pembentukannya, sehingga distribusi kadar CaO yang belum tentu homogen. Dengan adanya syarat kadar CaO sebagai bahan baku semen yaitu 47% maka perlu adanya pemodelan untuk menggambarkan bentuk geometri endapan dan distribusi kadar CaO di lokasi penelitian. Metode estimasi sumberdaya yang digunakan adalah metode kriging. Dasar dalam penentuan sumberdaya adalah berbicara terkait tingkat keyakinan. Dengan demikian, pemilihan metode kriging dikarenakan metode ini merupakan best linear unbiased estimator, banyak parameter yang diperhatikan dalam metode kriging salah satunya adalah model variogram. Model variogram merupakan analisis statistik spasial (geostatistik), atau analisis statistik dengan mempertimbangkan lokasi titik sampel, sehingga didapatkan informasi terkait hubungan satu titik dengan titik yang lainnya yang dinyatakan dalam range atau radius titik informasi yang masih memiliki hubungan secara spasial. Hasil dari estimasi sumberdaya batugamping adalah sebagai berikut Sumberdaya batugamping di Quarry B sebanyak 12.844.500 Ton dengan kadar rata-rata CaO 48,48%, dan di Quarry C sebanyak 10.857.000 Ton dengan kadar rata-rata CaO 41,17%.
Identifikasi Zona Rawan Longsor Menggunakan Analisis Probabilitas Kelongsoran pada Lereng Alami dengan Metode Kesetimbangan Batas (Limit Equilibrium Method) Moch Syahril Gunawan; Yuliadi; Dono Guntoro
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.063 KB) | DOI: 10.29313/bcsme.v2i1.805

Abstract

Abstract. The probability of failure is the level of possibility of the slopes of the potential landslides as a result of the value of the geotechnical parameters that deviate from the calculation of the safety Factor of the slope (FK≤1,2). The value of the Safety Factor of the slope can be optimized with the value of Probability if Failure, so that it can provide a level of confidence to the design of the slope. The value of PK is optimized by using a probabilistic method which gives the representation of explicit uncertainty in the study of slope stability. Ciburial village is classified as a plateau situated at elevation 750-1200 meters with rainfall per year reached the 1,500 – 4,000 mm/year, with the state of the state of the topography allows Ciburial Village, this became an area prone to landslides. The purpose of this study is to determine the cause of the occurrence of landslides with a small scale what often happens. To determine the value of the probability of landslide on a natural slope, and determine the value of the safety Factor and the probability of landslide slopes in static conditions and dynamic. Slope stability analysis is performed by using the method of limit equilibrium Bishop accompanied by a probabilistic analysis using Monte Carlo methods using the Software Slide 6.0. Based on the results of the research of the natural slope in the study area have the value of the Safety Factor ≤ 1.2 and Probability of Failure of 100%. Which means that the slopes in the study area in a critical state, so we need some workarounds that should be done to prevent landslides-landslides with a small scale in the area of research. Abstrak. Probabilitas Longsor adalah tingkat kemungkinan lereng berpotensi longsor akibat nilai parameter geoteknik yang menyimpang dari perhitungan Faktor keamanan lereng (FK≤1,2). Nilai Faktor Keamanan lereng dapat dioptimasi dengan nilai PK, sehingga dapat memberikan tingkat keyakinan terhadap desain lereng tersebut. Nilai Probabilitas Kelongsoran dioptimasi dengan menggunakan metode probabilistik yang memberikan representasi eksplisit dari ketidakpastian dalam kajian stabilitas lereng Desa Ciburial ini tergolong kedalam dataran tinggi terletak pada elevasi 750-1200 mdpl dengan curah hujan pertahun mencapai 1.500 – 4.000 mm/tahun, dengan keadaan keadaan topografinya ini memungkinkan Desa Ciburial ini menjadi daerah yang rawan akan bencana longsor. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penyebab terjadinya longsor dengan skala kecil yang seringkali terjadi. Hingga mengetahui nilai probabilitas kelongsoran pada lereng alami, dan mengetahui nilai Faktor keamanan dan probabilitas kelongsoran lereng pada kondisi statis dan dinamis. Analisis kestabilan lereng dilakukan dengan menggunakan metode kesetimbangan batas Bishop disertai analisis probabilistik dengan menggunakan metode Monte Carlo menggunakan Software Slide 6.0. Berdasarkan hasil penelitian lereng alami pada daerah penelitian memiliki nilai Faktor Keamanan ≤ 1,2 dan Probabilitas Kelongsoran 100%. Yang artinya lereng dalam daerah penelitian dalam keadaan kritis, sehingga perlu beberapa penangannya yang harus dilakukan agar tidak terjadi longsor-longsor dengan skala kecil pada daerah penelitian.
Simulasi Potensi Gerakan Tanah Lereng Alami Akibat Perubahan Pola Hujan Wilayah Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat Rakhman Yuda Prawira; Yunus Ashari; Dono Guntoro
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.149 KB) | DOI: 10.29313/bcsme.v2i1.1093

Abstract

Abstract. Landslide is one of the natural disasters that often occur in Indonesia. Lately, landslides have become more frequent and have resulted in fatalities. The landslide disaster itself is one of the geological aspects of the disaster which if it occurs it will be difficult to predict where and when the location of the landslide disaster will be. Cimenyan is one of the sub-districts that has relief units from topography with gentle slopes to steep mountains incised with slope percent ranging from 3% to 140%. The sub-district also has a rainfall of 1500 to 2500 mm per year, with this condition. In the calculation of the safety factor in case 5, it is found that areas that have the potential for ground motion are in cell (M,10) with an FK value of 1,235, cell (P,4) with an FK value of 1,199, cell (P,5) with an FK value of 1 .07, cell (Q,4) with FK value 1.223, and in cell (Q,5) with FK value 1.245. This value is then overlaid on the Cimenyan 2020 land cover map, but only in cells (M,10) Abstrak. Bencana tanah longsor/gerakan tanah merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Cimenyan merupakan salah satu kecamatan yang memiliki unit relief dari topografi dengan lereng landai hingga bergunung curam tertoreh dengan persen kemiringan lereng berkisar 3% s/d 140 %. Kecamatan tersebut juga memiliki curah 1500 s/d 2500 mm per tahun, dengan keadaan tersebut tidak menutup kemungkinan Kecamatan Cimenyan akan mengalami kondisi pergerakan tanah. Pada hasil perhitungan faktor keamanan pada case 5 didapatkan daerah yang memiliki potensi terjadinya gerakan tanah yakni pada cell (M,10) dengan nilai FK 1,235, cell (P,4) dengan nilai FK 1,199, cell (P,5) dengan nilai FK 1,07, cell (Q,4) dengan nilai FK 1,223, dan pada cell (Q,5) dengan nilai FK 1,245. Nilai tersebut kemudian dilakukan overlay pada peta tutupan lahan Kecamatan Cimenyan 2020, namun hanya pada cell (M,10)
Analisis Karakteristik Batuan Penciri Mineralisasi Au-Ag untuk Penentuan Zona Potensi di PT Bhadra Pinggala Sejahtera Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten Sintia Rahayu Agustina; Dudi Nasrudin Usman; Dono Guntoro
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (852.229 KB) | DOI: 10.29313/bcsme.v2i1.1886

Abstract

Abstract. Gold is a metallic mineral that is one of the high-value commodities with relatively less amount and presence in nature compared to other metallic minerals. Gold can be closely related to magmatic processes, where the formation environment in volcanic rocks is often found in various deposits. This exploration activity is a preliminary exploration that aims to identify the characteristics of rock types, structures, and alterations in determining areas that have the potential for epithermal gold deposits. Identification of epithermal gold deposits is carried out by direct and indirect exploration methods, namely geological mapping and remote sensing because in principle direct exploration activities are supported by controlling factors including geological conditions, types of mineralization and alteration and indirect exploration methods, namely sensing Remote sensing to identify zones that have the potential for the presence of epithermal gold deposits based on Landsat images so that these results are identified based on the parameters indicated to have characteristics of the presence of epithermal gold deposits and the results of research in the field. Lithological interpretation was carried out to determine the source rock of the gold deposit, namely rocks containing Au-Ag-carrying minerals such as kaolin, quartz, pyrite, and chlorite minerals accompanied by the presence of carbonates and sericite so that the research area includes zones of argilized mineralization and propolitization. The estimation results of Landsat 8 image interpretation can be proven by the red color which is suspected to be a tmh formation consisting of andesite rock, as well as for hydrothermal alteration minerals identified from the appearance of the light orange color and the highest density density which is considered a mineralized area in the northeastern part. to the southwest of the study area, this is evidenced by the finding of straightness patterns and indications of alteration. Based on the interpretation results that have been obtained, it can then be overlaid on each of these parameters so as to produce a delineation of the potential epithermal gold deposit zone. Abstrak. Emas merupakan mineral logam yang menjadi salah satu komiditi yang bernilai tinggi dengan jumlah dan keberadaannya dialam yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan mineral logam lainnya. Emas dapat berkaitan erat dengan proses magmatik, dimana lingkungan pembentukan yang berada di dalam batuan vulkanik sering ditemukan di berbagai endapan. Kegiatan eksplorasi ini merupakan eksplorasi pendahuluan yang bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik jenis batuan, struktur, dan alterasi dalam penentuan wilayah yang mempunyai potensi keterdapatan cebakan emas epitermal. Identifikasi mengenai endapan emas epitermal yang dilakukan dengan metode eksplorasi langsung dan tidak langsung yaitu pemetaan geologi dan penginderaan jauh (remote sensing) karena pada prinsipnya dalam kegiatan eksplorasi langsung didukung oleh faktor pengontol diantaranya kondisi geologi, jenis mineralisasi dan alterasi dan metode eksplorasi tidak langsung yaitu Penginderan Jauh (Remote sensing) untuk mengindentifikasi zona yang memiliki potensi keterdapatan endapan emas epitermal yang berdasarkan citra landsat sehingga dari hasil tersebut diidentifikasikan berdasarkan parameter-parameter yang diindikasikan memiliki ciri dari keterdapatan endapan emas epitermal dan hasil penelitian di lapangan. Interpretasi litologi dilakukan untuk mengetahui sumber batuan induk dari cebakan endapan emas yaitu batuan yang memiliki kandungan mineral pembawa Au-Ag seperti mineral kaolin, kuarsa, pirit, dan klorit yang disertai dengan adanya karbonat dan serisit sehingga daerah penelitian termasuk zona mineralisasi argilisasi dan propolitisasi. Adapun pendugaan hasil interpretasi citra landsat 8 yang dilakukan dapat dibuktikan dengan warna merah yang diduga sebagai formasi tmh yang terdiri dari batuan andesit, serta untuk mineral alterasi hidrotermal dikenali dari kenampakan warna oranye muda dan densitas kerapatan tertinggi yang dianggap sebagai daerah mineralisasi berada pada bagian timur laut hingga barat daya daerah penelitian, hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya pola kelurusan dan indikasi alterasi. Berdasarkan hasil interpretasi yang telah didapatkan kemudian dapat dilakukan overlay pada setiap parameter tersebut sehingga menghasilkan deliniasi zona potensi endapan emas epitermal
Karakterisasi Batubara untuk Underground Coal Gasification di Daerah Sekayu Musi Banyuasin Eri Ilham Akbar; Dono Guntoro; Raden Maria Ulfa
Jurnal Riset Teknik Pertambangan Volume 2, No. 2, Desember 2022, Jurnal Riset Teknik Pertambangan (JRTP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrtp.v2i2.1315

Abstract

Abstract. In determining the coal for UCG, several identifications are needed, including characterizing the coal, knowing the condition of the flanking rocks, and adjusting the parameters for the UCG itself. The research methodology carried out in this study started with a literature study in the form of secondary data such as regional geological maps, regional stratigraphy, previous investigations from the research area, and data on coal resources of the South Sumatra Basin in 2021. Then secondary data collection included lithology data, collar data, and data quality. The secondary data is then processed to produce coal chemical characteristics, log profiles, maps of the distribution of drill points and cross-section lines, and 3D stratigraphic models. Then the results of the data processing are adjusted to the UCG parameters. If these UCG parameters are met, the characteristics of the coal for UCG utilization are obtained. Based on the results of research that has been carried out the characteristics of the coal in the study area have a lignite rating with calorific values ranging from 4,197.80 – 4,949.00 kcal/kg (adb), water content 10.23 – 17.68% (adb), ash content 4, 23 – 16.25% (adb), volatile matter content 41.18 – 43.69% (adb), total sulfur 0.25 – 0.37% (adb), coal seam thickness 1.45 – 19.28 meters , with a layer depth of 3.43 – 98.00 meters. So that there is no coal seam in this study that can be developed for UCG because there is one parameter that is not achieved.Keywords: Coal, Underground Coal Gasification, UCG Parameters. Abstrak. Dalam penentuan batubara untuk UCG diperlukan beberapa identifikasi antara lain mengkarakterisasikan batubara, mengetahui kondisi batuan pengapit, dan menyesuaikan dengan parameter untuk UCG itu sendiri. Metodologi penelitian yang dilakukan pada penelitian ini dimulai dari studi literatur berupa data sekunder seperti peta geologi regional, stratigrafi regional, penyelidikan terdahulu dari daerah penelitian, dan data sumberdaya batubara cekungan Sumatera Selatan tahun 2021. Kemudian pengumpulan data sekunder meliputi data litologi, data collar, dan data quality. Data sekunder tersebut kemudian diolah untuk menghasilkan karakteristik kimia batubara, log profile, peta sebaran titik bor dan garis penampang, dan model stratigrafi 3D. Kemudian hasil pengolahan data tersebut disesuaikan dengan parameter UCG. Apabila parameter UCG ini terpenuhi maka didapatkan karakteristik batubara untuk pemanfaatan UCG ini. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan karakteristik batubara daerah penelitian memiliki peringkat lignit dengan nilai kalori berkisar antara 4.197,80 – 4.949,00 kkal/kg (adb), kandungan air 10,23 – 17,68 % (adb), kandungan abu 4,23 – 16,25 % (adb), kandungan zat terbang 41,18 – 43,69 % (adb), total sulfur 0,25 – 0,37 % (adb), tebal lapisan batubara 1,45 – 19,28 meter, dengan kedalaman lapisan kedalaman 3,43 – 98,00 meter. Sehingga lapisan batubara pada penelitian ini tidak ada yang dapat dikembangkan untuk UCG karena terdapat salah satu parameter yang tidak tercapai.
Optimization Of The Use Of Energy-Weighted Avo Attributes To Identify Hydrocarbon Noor Fauzi Isniarno; Dono Guntoro; Wahyu Budi Khorniawan; Ashari Aries
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 11 No.1 (Januari, 2023) Ethos: Jurnal Penelitian Dan Pangabdian Kepada Masyarakat (Sains & Tekno
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v11i1.10179

Abstract

Amplitude Variation with Offset (AVO) is a technique that is often used as an indicator of the presence of hydrocarbons in seismic data. This technique mathematically uses an approximation to the Zoeppritz equation to identify the change in amplitude as a function of the angle of incidence and relate it to the rock properties and the fluid content in it. The energy weighted AVO attribute is very effective in identifying the presence of hydrocarbo. This is because, in principle, the energy weighted AVO attribute is to increase an anomalous response related to the presence of hydrocarbons and attenuate a seismic around the anomaly. The advantage of this attribute is that it is able to distinguish the response of hydrocarbon anomalies to other anomalies caused by lithology such as coal. In addition, this attribute is applicable to pre-stack and post-stack seismic data.