Linda Pulungan
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung.

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

MENGGALI KEKUATAN INTERNAL MASYARAKAT MELALUI ENERGI BARU TERBARUKAN KHUSUSNYA LIMBAH TERNAK SAPI DI DESA WANAJAYA, KECAMATAN WANARAJA, KABUPATEN GARUT – PROVINSI JAWA BARAT Sriyanti, Sriyanti; Widayati, Sri; Pulungan, Linda; Usman, Dudi Nasrudin
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 4 No.1 (Januari 2016) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energi baru terbarukan merupakan suatu pengembangan teknologi dalam rangka pemanfaatan sumberdaya alam ataupun non-alami yang dimanfaatkan untuk menjadi suatu energy baru seperti biogas dan listrik. Tenaga listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik untuk kegiatan industri,kegiatan komersial maupun kehidupan sehari-hari masyarakat. Termasuk untuk Desa Wanajaya, sebagai desa yang merupakan penghasil ternak khususnya sapi. Desa ini merupakan pilot project dalam pengembangan biomassa menjadi bio gas, namun karena adanya beberapa kendala maka pilot project tersebut tidak berkelanjutan. Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain menghasilkan gas metan untuk memasak juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui. Tujuan kegiatan PKM ini yaitu melakukan tahapan awal di dalam rencana penerapan teknologi tepat guna pemanfaatan kotoran sapi sebagai sumber energi gas dan energi listrik alternatif di Desa Wanajaya, Kec. Wanaraja – Kabupaten Garut. Besarnya produksi kotoran sapi per hari atau per tahunnya menjadi daya tarik dan kekuatan untuk bisa memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas dan energi alternatif bagi lingkungan masyarakat local. Selain ketersedian kotoran sapi sebagai modal utama untuk pemanfaatan limbah ternak (kotoran sapi) ada factor-faktor lain yang harus diperhatikan, antara lain ; pakan ternak yang digunakan, pengelolaan limbah ternak, jumlah sapi, jarak lokasi timbunan kotoran dengan rumah dan lain-lain. Mengembangkan dan Meningkatkan kemampuan sumberdaya masyarakat didalam pemanfaatan limbah ternak menajdi berbagai alternatif baik sisi energi, biogas dan lainnya
Identifikasi Pengaruh Pemanasan terhadap Sifat Ketergerusan (HGI) Batubara Ombilin Sumatera Barat Pulungan, Linda
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 2 No.2 (2004) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

type of coal is usually used for steam electrical power
Identifikasi Pengaruh Pemanasan terhadap Sifat Ketergerusan (HGI) Batubara Ombilin Sumatera Barat Linda Pulungan
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 2 No.2 (2004) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v0i0.1628

Abstract

type of coal is usually used for steam electrical power
Penerapan Teknologi Pembakaran Batu Kapur dengan Tungku Tegak Sistem Berkala menggunakan Bahan Bakar Batubara – Kayu Linda Pulungan; Siti Sunendiari; Yunus Ashari; Zaenal Zaenal
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 7 No.2 (Juni, 2019) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Sains & Teknologi
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v7i2.4711

Abstract

Abstract.Padalarang is located in Cipatat District, Bandung Regency, known as the largest limestone producing area in Indonesia. Limestone mining activities and processing industries are very potential, starting from the marble stone industry, quicklime industry (CaO) to calcium oxide industry (Ca(OH)2). One product of limestone processing is calcium lime (CaO), the result of the calcination process of limestone, on burning limestone that requires large heat. The combustion activities in the majority of the limestone industrial using traditional technology use upright stoves with an open burning combustion system. The fuel used is textile industry waste, shoe industry plus wood waste. The pilot activity of the application of upright furnace limestone combustion technology is a periodically upright combustion system with fuels that have high calorific value, coal and wood. The purpose of mixing this fuel is to use available wood and coal having high calories. This activity also provides education about limestone combustion systems using coal and wood.The application of limestone combustion technology using mixed fuels of coal and wood produces quality limestone with dry conditions with an average combustion temperature of 93.75 oC and compared to using wood fuels and industrial waste produces limestone in dry moist conditions 86.33 oC.Abstrak. Kegiatan pertambangan batu gamping di Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung industri pengolahannya sangat potensil, mulai dari industri batu marmer, industri kapur tohor (CaO) hingga industri kapur padam (Ca(OH)2). Produk dari pengolahan batu gamping adalah kapur tohor (CaO), hasil proses kalsinasi batu kapur. pada pembakaran batu gamping yang membutuhkan panas yang besar. Kegiatan pembakaran pada pabrik-pabrik industri kapur tohor mayoritas menggunakan teknologi tradisional menggunakan tungku tegak dengan sitem pembakaran open burning. Bahan bakar yang dipakai  adalah  limbah industri tekstil, limbah industri sepatu ditambah kayu.  Kegiatan percontohan penerapan teknologi pembakaran batu kapur tungku tegak sistem pembakaran tegak berkala dengan bahan bakar yang mempunyai nilai kalori tinggi yaitu batubara dan kayu. Tujuan mencampur bahan bakar ini memanfaatkan kayu bahan bakar  yang tersedia dan batubara mempunyai kalori tinggi. Kegiatan ini juga memberikan edukasi tentang sistem pembakaran batu kapur menggunakan batubara dan kayu.Kegiatan penerapan teknologi  pembakaran batu kapur dengan menggunakan bahan bakar campuran batubara dan kayu menghasilkan batu kapur berkualitas dengan kondisi kering suhu pembakaran rata-rata 93,75 oC dan dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar kayu dan limbah industri  menghasilkan batu kapur kondisi kering lembab suhu pembakaran 86,33 oC. 
MENGGALI KEKUATAN INTERNAL MASYARAKAT MELALUI ENERGI BARU TERBARUKAN KHUSUSNYA LIMBAH TERNAK SAPI DI DESA WANAJAYA, KECAMATAN WANARAJA, KABUPATEN GARUT – PROVINSI JAWA BARAT Sriyanti Sriyanti; Sri Widayati; Linda Pulungan; Dudi Nasrudin Usman
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 4 No.1 (Januari, 2016) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v0i0.1699

Abstract

Energi baru terbarukan merupakan suatu pengembangan teknologi dalam rangka pemanfaatan sumberdaya alam ataupun non-alami yang dimanfaatkan untuk menjadi suatu energy baru seperti biogas dan listrik. Tenaga listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik untuk kegiatan industri,kegiatan komersial maupun kehidupan sehari-hari masyarakat. Termasuk untuk Desa Wanajaya, sebagai desa yang merupakan penghasil ternak khususnya sapi. Desa ini merupakan pilot project dalam pengembangan biomassa menjadi bio gas, namun karena adanya beberapa kendala maka pilot project tersebut tidak berkelanjutan. Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain menghasilkan gas metan untuk memasak juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui. Tujuan kegiatan PKM ini yaitu melakukan tahapan awal di dalam rencana penerapan teknologi tepat guna pemanfaatan kotoran sapi sebagai sumber energi gas dan energi listrik alternatif di Desa Wanajaya, Kec. Wanaraja – Kabupaten Garut. Besarnya produksi kotoran sapi per hari atau per tahunnya menjadi daya tarik dan kekuatan untuk bisa memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas dan energi alternatif bagi lingkungan masyarakat local. Selain ketersedian kotoran sapi sebagai modal utama untuk pemanfaatan limbah ternak (kotoran sapi) ada factor-faktor lain yang harus diperhatikan, antara lain ; pakan ternak yang digunakan, pengelolaan limbah ternak, jumlah sapi, jarak lokasi timbunan kotoran dengan rumah dan lain-lain. Mengembangkan dan Meningkatkan kemampuan sumberdaya masyarakat didalam pemanfaatan limbah ternak menajdi berbagai alternatif baik sisi energi, biogas dan lainnya
Karakteristik Endapan Tras Nagreg untuk Menudukung Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Lokal, Desa Nagreg Kendan, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung Sri Widayati; Dudi nasrudin usman; Sriyanti Sriyanti; Linda Pulungan; Dono Guntoro
PROMINE Vol 5 No 2 (2017): PROMINE
Publisher : Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.533 KB) | DOI: 10.33019/promine.v5i2.913

Abstract

Characteristics of sediment Tras Nagreg as part of the volcanic process in the region provides anopportunity and potential to be utilized through mining activities. Mining activities, as a capitalintensive,labor-intensive and risk-filled industry, do not always have a negative impact on thesurrounding community, there is something to do with the economic aspects in which all types ofmineral deposits have economic value including tras. Nagreg Kendan Village, Nagreg Subdistrict aspart of Bandung Regency which has tras sediment potential, where in quality and quantity, trassediment in the area has big enough potency to be utilized especially to improve prosperity of localcommunity. Currently, the number of people with productive age is quite a lot, which becomes thecapital for the management of tras going forward, another thing to consider is the existence of thelocation not far from the access road that connects Bandung - Garut, Bandung - Cianjur and Bandung- Jakarta.
Pemanfaatan Bahan Galian Mineral Kalsit Berdasarkan Karakteristik Sifat Fisik di Cikembar Sukabumi Waode Jelita Ma’ruff Bay; Linda Pulungan
Jurnal Riset Teknik Pertambangan Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Teknik Pertambangan (JRTP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.193 KB) | DOI: 10.29313/jrtp.v2i1.994

Abstract

Abstract. Calcite mineral is a mineral with a chemical composition of CaCO3 which can be found in a pure state or not. The purpose of this study is to analyze the characteristics of the calcite mineral and recommend its use based on the physical properties of the calcite mineral in the research area, in order to improve the economy of the surrounding area and create employment opportunities. Tests were carried out to determine the characteristics of physical and chemical properties, namely physical properties testing to determine porosity, mass (original, saturated, dependent), weight (original, dry, saturated), apparent specific gravity, true specific gravity, original water content, saturated water content, degree of saturation and void ratio, as well as petrographic thin sections to determine pore type, variety and diagenetic products. Then testing the chemical properties to determine the composition and content of the calcite mineral being tested. In the research area, through testing the physical properties and testing the chemical properties of XRF, it can be seen the characteristics of the mineral calcite which is perfectly crystallized, has orthosparite cement in BGP-1 (10%) and BGP-2 (15%) with poor grain uniformity, fine grained. – medium, the porosity of GMP-01 (3.93%) and GMP-02 (3.25%) and the results of the void ratio of 0.04 cm3 and 0.03 cm3, this value indicates that the rock has a small cavity so that the volume is large. found small. For XRF, it is known that there is 55.84% CaO in the calcite mineral. Abstrak. Mineral kalsit adalah mineral dengan kompisi kimia CaCO3 yang dapat dijumpai dalam keadaan murni ataupun tidak. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis karakteristik mineral kalsit dan merekomendasikan untuk pemanfaatannya berdasarkan sifat fisik mineral kalsit di daerah penelitian, guna meningkatkan perekonomian daerah sekitar serta membuka lapangan kerja. Dilakukan pengujian untuk mengetahui karakteristik sifat fisik dan sifat kimiawi, yaitu pengujian sifat fisik untuk mengetahui porositas, massa (asli, jenuh, tergantung), bobot (asli, kering, jenuh), apparent specific gravity, true specific gravity, kadar air asli, saturated water content, derajat kejenuhan dan void ratio, serta sayatan tipis petrografi untuk mengetahui tipe pori, faries dan produk diagenesa. Kemudian pengujian sifat kimiawi untuk mengetahui komposisi dan kadar pada mineral kalsit yang di uji. Pada daerah penelitian melalui pengujian sifat fisik dan pengujian sifat kimia XRF, maka dapat diketahui karakteristik mineral kalsit yang terkristalisasi sempurna, memiliki semen orthosparit pada BGP-1 (10%) dan BGP- 2 (15%) dengan keseragaman butir yang buruk, berbutir halus – sedang, porositas GMP-01 (3,93%) dan GMP-02 (3,25%) dan hasil void ratio sebesar 0,04 cm3 dan 0,03 cm3, nilai ini menunjukan bahwa batuan tersebut memiliki rongga kecil sehingga volume yang didapatkan kecil. Untuk XRF diketahui terdapat 55,84% CaO dalam mineral kalsit tersebut.
Optimasi Variabel Meja Goyang pada Proses Konsentrasi Bijih Mangan dengan Metode Steepest Ascent di Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat Frisca Vitria Perkasa; Linda Pulungan; Sriyanti
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.624 KB) | DOI: 10.29313/bcsme.v2i2.3296

Abstract

Abstract. Manganese ore is one of the most widely used minerals and is the most abundant in the earth's crust. This is what makes manganese nowadays much sought after because it is an important ingredient for alloys in steel making. Based on research, there is potential for Manganese ore in Kertajaya Village, Simpenan District, Sukabumi Regency, West Java Province. The presence of Manganese ore is supported by the geological data of the area because of the Manganese outcrop in the form of fractures resulting from the association of the surrounding rocks that have been enriched. Therefore, the purpose of this study was to determine the grades obtained from Manganese (Mn) ore in the research area. This research was conducted by washing Manganese ore using a shaking table. The Manganese ore washing process is influenced by two variables, namely the fixed variable, namely the particle size and the independent variable, which consists of the slope of the table and the velocity of the water flow. The particle sizes used are 35#, 60#, and 100#. The magnitudes for the table slope are 1⁰, 2⁰, and 3⁰. Meanwhile, the velocity of the water flow is 8 m/s, 10 m/s, and 12 m/s. While the total weight of the feed as a whole which was washed in one test with a shaking table was 1000 gr. From the concentration results, it is known that the levels obtained at each particle size, where the size 35# gets the highest levels and gains, namely 76.68% and 59.24%. While in size 60# the highest levels and gains are 76.10% and 56.97%. As for the particle size 100#, the highest levels and gains were 76.40% and 56.20%. After knowing the highest grade and yield, it can be known the optimal condition of each particle size based on the steepest ascent graph. The optimal condition at 35# is in the 3rd experiment with equation 276.23227, while at 60# the optimal condition is in the 9th experiment with equation 255.889404. As for 100#, the optimal condition is in the 3rd experiment with the equation 236.06107. Abstrak. Bijih mangan merupakan salah satu bahan galian yang penggunaannya sangat besar dan termasuk paling banyak terdapat di dalam kerak bumi. Hal itulah yang menjadikan mangan saat ini banyak dicari karena menjadi bahan penting untuk campuran dalam pembuatan baja. Berdasarkan penelitian adanya potensi bijih Mangan yang terdapat di Desa Kertajaya Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Keterdapatan Bijih Mangan ini didukung dengan adanya data geologi daerah tersebut karena adanya singkapan Mangan dalam bentuk rekahan hasil dari asosiasi batuan di sekitarnya yang mengalami pengkayaan. Oleh karena itu tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui perolehan kadar dari bijih Mangan di daerah penelitian tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan proses konsentrasi pada bijih Mangan menggunakan alat meja goyang (Shaking Table). Pada proses konsentrasi bijih Mangan ini dipengaruhi oleh dua variabel yaitu variabel tetap yakni ukuran partikel dan variabel bebas yaitu terdiri dari kemiringan meja dan kecepatan aliran air. Ukuran partikel yang digunakan yaitu 35#, 60#, dan 100#. Adapun besaran untuk kemiringan meja yaitu 1⁰, 2⁰, dan 3⁰. Sedangkan untuk kecepatan aliran air yaitu 8 m/s, 10 m/s, dan 12 m/s. Sedangkan berat total umpan secara keseluruhan yang dilakukan pencucian pada satu kali pengujian dengan shaking table yaitu 1000 gr. Hasil konsentrasi tersebut diketahui kadar yang diperoleh pada masing – masing ukuran partikel, dimana pada ukuran 35# mendapatkan kadar dan perolehan optimumnya yaitu 76,68% dan 59,24%. Sedangkan pada ukuran 60# kadar dan perolehan optimumnya yaitu 76,10% dan 56,97%. Adapun untuk ukuran partikel 100# memperoleh kadar dan perolehan optimum yaitu 76,40% dan 56,20%. Setelah diketahui kadar dan perolehan optimum dapat diketahui kondisi optimal dari masing – masing ukuran partikel berdasarkan grafik steepest ascent. Kondisi Optimal pada 35# yaitu berada pada percobaan ke 3 dengan persamaan 276,23227, sedangkan pada 60# kondisi optimalnya berada pada percobaan ke 9 dengan persamaan 255,889404. Adapun untuk 100# memiliki kondisi optimalnya berada pada percobaan ke 3 dengan persamaan 236,06107.
Karakteristik Mineral Kalsit pada Bahan Galian Batugamping di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat Firman Alvin Dwiyanto; Linda Pulungan; Dudi Nasrudin
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.999 KB) | DOI: 10.29313/bcsme.v2i2.3625

Abstract

Abstract. Limestone is a sedimentary rock composed of calcium carbonate minerals, one of which is the mineral calcite. Mineral calcite is a mineral with chemical kompisi CaCO3 that can be found in a pure state or not, due to the mineral content of impurities. These minerals are scattered in almost all areas of Sukabumi, with the potential for minerals that have been utilized by the community by mining or traditionally. Rock minerals are commonly used as construction and industrial materials in abundance.The research methodology used is to analyze limestone (calcite mineral), by testing the chemical properties of XRF and physical properties of rocks. X-Ray Fluorescence (XRF) is a method for identifying and determining the concentration of elements present in solid, powder to liquid samples. The XRF method is usually used to determine the elemental composition and chemical composition of a material, this method was chosen because it is fast and does not easily damage the sample. Physical characteristics testing revealed porosity values of 3.93% and 3.25% it may be deduced from these values that these limestones frequently have extremely small voids. The two samples' physical characteristics tests yielded void ratios of 0.04 cm3 and 0.03 cm3. Based on this value, the rock's quality can be determined, and if used for its physical attributes, it will be appropriate. The chemical properties of X-Ray fluorescence are known to show that limestone has an average CaO chemical composition of 55.84%. Abstrak. Batugamping merupakan sebuah batuan sedimen yang tersusun dari mineral kalsium karbonat, salah satunya yaitu mineral kalsit. Mineral kalsit adalah mineral dengan komposisi kimia CaCO3 yang dapat dijumpai dalam keadaan murni ataupun tidak, dikarenakan adanya kandungan mineral pengotornya. Bahan galian ini tersebar di hampir semua wilayah Sukabumi, dengan potensi bahan galian yang sudah dimanfaatkan masyarakat dengan menambang maupun secara tradisional. Bahan galian batuan biasa digunakan sebagai material kontruksi dan insutri dengan jumlah yang melimpah. Metodologi penelitian yang digunakan menganalisis batugamping (mineral kalsit), dengan melakukan pengujian sifat kimiawi XRF dan sifat fisik batuan. X-Ray Fluorescence (XRF) yaitu suatu metode untuk mengidentifikasi serta penentuan konsentrasi elemen yang ada pada bentuk padat, bubuk hinggal sample cair. Metode XRF biasanya digunakan untuk menentukan komposisi unsur dan kompisi kimia pada suatu material, metode ini dipilih karena cepat dan tidak mudah merusak sampel. Pengujian sifat fisik yang dilakukan didapatkan nilai porositas 3,93% dan 3,25% di mana nilai tersebut dapat dianalisis bahwa batugamping tersebut cenderung memiliki rongga yang sangat kecil sekaligus sedikit. Void ratio yang didapatkan dari hasil pengujian sifat fisik pada kedua sampel tersebut yaitu sebesar 0,04 cm3 dan 0,03 cm3. Berdasarkan nilai tersebut dapat dinyatakan kualitas batuan tersebut dan akan tepat bila dimanfaatkan secara sifat fisiknya. Pada daerah penelitian melalui pengujian sifat fisik batuan diketahui bahwa batuan dalam kondisi baik untuk dimanfaatkan dan pengujian sifat kimiawi X-Ray Flourescence diketahui bahwa dalam batugamping memiliki senyawa kimia CaO rata-rata sebesar 55,84%.
Penggunaan Karbon Aktif di Settling Pond Pengolahan Bijih Emas di Desa Kutawaringin, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat Gita Ashari Pratama; Linda Pulungan; Solihin
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.334 KB) | DOI: 10.29313/bcsme.v2i2.3944

Abstract

Abstract. Gold mining activities in Kutawaringin District, Bandung Regency are one example of the use of amalgamation methods in gold processing. Previous reports stated that the mercury content in the lower reaches of the Ciherang River was 0.2 mg/L [10]. Previous research stated that activated carbon can absorb up to 99%. This research is focused on settling pond to reduce mercury levels in gold processing waste when it will be flowed into the river. Initial sample testing showed that mercury content was 0.07984 mg/L, above the water quality standard threshold of 0.005 mg/L, TDS was 443 mg/L and pH was 7.86. The research was conducted using activated carbon weight test variables 2, 3, 4, 5, 6, 7 grams with contact times of 3, 4, 5, 6, 7, 8, and 9 hours for 1 liter gold processing waste samples. The test results showed the highest decrease in mercury levels in the variable weight of activated carbon 6 grams with a contact time of 8 hours of 0.00337 mg/L. The use of activated carbon in the settling pond by adjusting the volume of the settling pond at the research location was 0.891 m3 with a variable weight of 5.3 kg and a contact time of 8 hours to obtain a result of 0.000433 mg/L with a percentage decrease of 99.46%. Abstrak. Kegiatan penambangan emas di Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung merupakan salah satu contoh penggunaan metode amalgamasi dalam pengolahan emas. Laporan terdahulu menyebutkan kandungan merkuri di hilir Sungai Ciherang sebesar 0,2 mg/L [10]. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa karbon aktif dapat menyerap hingga 99%. Penelitian ini difokuskan pada settling pond untuk mengurangi kadar merkuri pada limbah hasil pengolahan emas ketika akan dialirkan ke sungai. Pengujian sampel awal didapatkan hasil kandungan logam merkuri sebesar 0,07984 mg/L, di atas nilai ambang batas baku mutu air yakni sebesar 0,005 mg/L, TDS sebesar 443 mg/L dan pH sebesar 7,86. Penelitian dilakukan menggunakan variabel uji berat karbon aktif 2, 3, 4, 5, 6, 7 gram dengan waktu kontak yakni 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 jam untuk sampel limbah pengolahan emas sebanyak 1 Liter. Hasil pengujian menunjukkan penurunan kadar merkuri tertinggi pada variabel berat karbon aktif 6 gram dengan waktu kontak 8 jam sebesar 0,00337 mg/L. Penggunaan karbon aktif pada settling pond dengan menyesuaikan volume settling pond lokasi penelitian sebesar 0,891 m3 dengan variabel berat 5,3 kg dan waktu kontak 8 jam mendapatkan hasil sebesar 0,000433 mg/L dengan persentase penurunan sebesar 99,46 %.