Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Gambaran Kualitas Hidup Keluarga Dalam Merawat Anak Dengan Leukemia yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung GAMAYANTI, PRILIANA; RAKHMAWATI, WINDY; MARDHIYAH, AI; YUYUN, SITI
Indonesian Journal of Cancer Vol 6, No 1 (2012): Jan - Mar 2012
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.115 KB)

Abstract

Leukemia adalah penyakit neoplastik yang umumnya terjadi pada anak berusia 2-6 tahun dan ditandai dengan akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang. Pengobatan utama pasien leukemia adalah kemoterapi dalam waktu lama sehingga sangat mempengaruhi kualitas hidup anak dan keluarganya sebagai caregiver. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kualitas hidup keluarga dalam merawat anak dengan leukemia yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan modifikasi instrumen yang dikembangkan oleh Munoz et al (2008) tentang kualitas hidup caregiver penderita kanker. Teknik sampling menggunakan accidental sampling selama 1 bulan sehingga diperoleh sampel sebanyak 33 responden. Hasil penelitian dianalisis menggunakan rumus Skor-T, kemudian diinterpretasikan menggunakan persentase dan distribusi frekuensi.Lebih dari setengah responden yang merawat anak leukemia yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung memiliki kualitas hidup tinggi (54,5%) dan hampir setengah responden memiliki kualitas hidup rendah (45,5%). Tingkat kualitas hidup yang dipersepsikan oleh sebagian besar keluarga pada masing-masing dimensi adalahrendah (60,6%) pada dimensi fisik, tinggi (51,5%) pada dimensi psikologis, rendah (54,5%) pada dimensi sosial, dan tinggi (51,5%) pada dimensi spiritual.Kualitas hidup keluarga tinggi karena keluarga telah beradaptasi dengan tanggung jawab perawatan sejak anak mengalami sakit. Saran yang dapat diberikan adalah keluarga dapat mempertahankan kualitas hidup dengan cara meningkatkan peran hubungan personal dan sosial dengan tenaga kesehatan profesional dalam usaha memperoleh informasi, dukungan, serta pengalaman dalam merawat anak dengan penyakit kronis.Kata Kunci: leukemia anak, kemoterapi, kualitas hidup keluarga
Hubungan Perilaku Sakit Dalam Aspek Psikososial Dengan Kualitas Hidup Remaja Thalasemia Yanitawati, Yanitawati; Mardhiyah, AI; Widianti, Efri
KEPERAWATAN Vol 5, No 1 (2017): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.936 KB)

Abstract

ABSTRAKPerilaku sakit dapat dikonseptualisasikan sebagai respon seseorang terhadap ancaman kesehatan yang dirasakan. Respon ini yang mendorong seseorang untuk mempersepsikan ancaman kesehatan yang mendasari timbulnya perilaku sakit. Perilaku sakit menurut konsep abnormal illness behaviour yang dikembangkan oleh Pilowsky adalah suatu respon seseorang dari gangguan keadaan sakit yang menimbulkan perilaku sakit abnormal. Munculnya perilaku sakit pada individu sakit bisa dianggap perilaku yang normal. Namun bila perilaku sakit pada individu tersebut menimbulkan aspek psikososial yang berlebihan dan mengarah negatif, maka perilaku sakit pun akan menjadi perilaku sakit abnormal. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku sakit dalam aspek psikososial dengan kualitas hidup remaja thalasemia Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional dengan sampel 63 responden remaja thalasemia kisaran usia 14 – 19 tahun. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Illness Behavior Questionnaire (IBQ) dari Pilowsky dan Spence (1983) dan kuesioner PedsQL dari Dr. Varni. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji spearman. Hasil penelitian menunjukan perilaku sakit dalam aspek psikososial pada kategori tinggi sebanyak 50.8 persen dan kualitas hidup remaja thalasemia pada kategori rendah 54.0 persen. Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku sakit dalam aspek psikososial dengan kualitas hidup remaja thalasemia. Berdasarkan hasil penelitian ini untuk memberikan informasi kepada teman sejawat agar dalam pelaksanaan pengelolaan remaja thalasemia dapat membuat suatu program layanan konseling , family advocacy dan health teaching guna meminimalkan perilaku sakit dalam aspek psikososial yang berhubungan dengan kualitas hidup remaja thalasemia. Kata Kunci: Kualitas hidup, Perilaku sakit, Remaja Thalasemia. ABSTRACTIll behavior can be conceptualized as a persons response to the perceived health threats. Abnormal illness behavior according to concepts developed by Pilowsky is a response to a person from a state of pain disorders that cause abnormal illness behavior. The emergence of pain in the sick individual behavior can be considered normal behavior. However, if the behavior of these individuals inflict pain on psychosocial aspects of the excessive and negative lead, then the ill behavior will be abnormal illness behavior. This research aims to determine the relationship of pain behavior in the psychosocial aspects of the quality of life of teenagers with thalassemia. This research was a quantitative study with a sample of 63 thalassemia adolescent respondents ranging from 14-19 years old. Data collection using Illness Behavior Questionnaire (IBQ) of Pilowsky and Spence (1983) and PedsQL of Dr. Varni. Data processing using univariate and bivariate analysis using the Spearman test. The results showed psychosocial aspects of illness behavior with high category as much as 50.8 percent and 54.0 percent had low quality of life. There was significant relationship between psychosocial aspects of illness behavior with thalassemia adolescent quality of life. The use of counseling services, family advocacy and health teaching were essential in the implementation of the management of adolescent with thalassemia and minimize the ill behavior in the psychosocial aspects related to the quality of life. Keywords: Quality of life, illness Behavior, Adolescent Thalassemia.
Gambaran Self-Efficacy Ibu dengan Anak yang sedang menjalani Pengobatan Tuberkulosis di Poliklinik Spesialis Anak Rsud Cibabat Cimahi Nabilah, Nabilah; Mardhiyah, Ai; Widianti, Efri
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 4, No 1 (2016): Mei 2016
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.452 KB)

Abstract

Introduction: One of important thing of treatment on children tuberculosis is a parent’s existence as a taking medicine guard (PMO) with their roles and tasks. Therefore, it’s important that PMO has a good self-efficacy. The purpose of this research is to describe self-efficacy of mother with children in tuberculosis treatment at paediatric’s polyclinic of RSUD Cibabat Cimahi. Method: The research used descriptive quantitative method with purposive sampling and involving 84 mothers as participant. The data was collected by using closed questionnaire based on self-efficacy theory from Albert Bandura. Results: The result showed that several of participant have a low self-efficacy (53,6%) and the other have a high self-efficacy (46,4%). The result of this research give suggestion to the hospital for creating an appropriate program with phsycosocial approachement , and for nurses, it can be a suggestion that the nurses must give a comprehensive and holistic nursing intervention then doing an accurate nursing intervention, from assessment until the interventions.
MASALAH PSIKOSOSIAL PADA PENYANDANG TALASEMIA USIA SEKOLAH DI POLIKLINIK TALASEMIA RSUD SUMEDANG Nurvitasari, Julvia; Mardhiyah, Ai; Nurhidayah, Ikeu
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.171 KB)

Abstract

Masalah psikososial pada penyandang talasemia usia sekolah dapat berdampak negatif pada perkembangan, pendidikan, gangguan perilaku, depresi, dan isolasi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah psikososial pada penyandang talasemia usia sekolah di Poliklinik Talasemia Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, populasinya adalah orang tua penyandang talasemia usia sekolah di Poliklinik talasemia RSUD Sumedang. Sejumlah 52 responden berpartisipasi dalam penelitian ini dan diambil dengan total sampling. Pengukuran masalah psikososial menggunakan kuesioner Pediatric Symptoms Checklist-17 dari Jellinek. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif yaitu persentase. Hasil penelitian didapatkan bahwa kurang dari setengah (31%) anak mengalami masalah psikososial. Berdasarkan dimensi, kurang dari setengah anak mengalami masalah internal (40,3%), serta sebagian kecil anak mengalami masalah eksternal (7,7%) dan perhatian 11,5%. Simpulan penelitian ini yaitu anak talasemia memiliki psikososial yang baik, namun terdapat kecenderungan anak rentan mengalami masalah psikososial. Upaya yang dapat dilakukan perawat adalah preventif melalui deteksi masalah psikososial sejak dini dan berkesinambungan untuk mengidentifikasi adanya masalah psikososial, sehingga dapat diantisipasi sejak dini
Skrining Perilaku Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung Agustine, Eska Madya; Sutini, Titin; Mardhiyah, Ai
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.352 KB)

Abstract

AbstrakRemaja yang menjalani kehidupan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) akan berbeda dengan kehidupan teman-teman seusianya, mereka tidak merasakan kebebasan seperti kehidupan di luar LPKA, dengan kondisi seperti ini akan terjadi beberapa masalah perilaku pada remaja tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan teknik total sampling. Responden dalam penelitian ini sebanyak 56 orang dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi. Instrumen yang digunakan menggunakan Strenght and Difficulties Questionnaire (SDQ), sebanyak 25 item pernyataan. Nilai validitas 0,012 dan nilai reliabilitas 0,773. Hasil penelitian ini menunjukkan 38 responden (67,9%) memiliki perilaku normal, 10 responden (17,9%) memiliki perilaku borderline dan 8 responden (14,2%) memiliki perilaku abnormal. Perilaku abnormal ini ditunjukkan dengan gejala sebagian besar responden mengalami kecemasan, kekhawatiran dan kegelisahan. Sebagian kecil responden berada pada kategori perilaku abnormal dan borderline. Oleh karena itu, perlu diperhatikan kembali aspek perilaku remaja di LPKA melalui kegiatan-kegiatan pembinaan agar tidak terdapatnya masalah perilaku dalam remaja tersebut. AbstractThe adolescents who live in the Youth Detention Center (Indonesia: LPKA) will have a different living from their peers, they do not feel the freedom like living outside of LPKA, with this condition there will be some behavioral problems in these adolescents. The purpose of this study was determining the description of adolescents’ behavior in the LPKA Class II Bandung. The research method was using descriptive quantitative by total sampling technique. Respondents in this study were 56 people using distribution frequency analysis. Instruments was adopting Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ), as many as 25 items statement. The validity value was 0.012 and the reliability value was 0.773. The results of this study showed 38 respondents (67.9%) had normal behavior, 10 respondents (17.9%) had borderline behavior, and 8 respondents (14.2%) had abnormal behavior. This abnormal behavior was indicated by symptoms of the most respondents who experienced anxiety, worry, and restlessness. A small percentage of respondents were in the category of abnormal and borderline behavior. Therefore, it is necessary to re-take a concern about the adolescents’ behavior aspects in LPKA through coaching activities so that there will be no behavioral problems in those adolescents.
HUBUNGAN SIBLING RIVALRY DENGAN CEDERA PADA ANAK USIA BALITA DI DESA CIPACING KECAMATAN JATINANGOR Anggraeni, Anggoro Susan; MArdhiyah, Ai; Nurhidayah, Ikeu
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.229 KB)

Abstract

Latar belakang. Sibling rivalry terjadi pada anak usia balita yang memiliki saudara kandung, kecemburuan dan kebencian menyebabkan kompetisi untuk mendapatkan perhatian dari orangtua. Dampak sibling rivalry antara lain dapat menimbulkan risiko cedera fisik pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan sibling rivalry dengan kejadian cedera pada anak usia balita di Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor. Metode. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 47 responden yang dipilih meggunakan teknik total sampling. Instrumen sibling rivalry dari penelitian Vevandi (2015). Instrumen cedera dikembangkan dari WHO. Data dianalisis menggunakan distribusi frekuensi dan ujia Spearman-Rank. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan 31 responden (66%) memiliki anak yang mengalami sibling rivalry pada tingkat sedang dan 28 responden (59,6%) anak mengalami cedera ringan. Terdapat hubungan yang lemah antara sibling rivalry dengan cedera pada anak usia balita di Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor (p-value=0,048; r-value=0,290). Kesimpulan. Hasil penelitian menyarankan diperlukannya edukasi tentang pencegahan kecelakaan pada anak (bimbingan antisipasi pada orangtua).
Gambaran Self-Efficacy Ibu dengan Anak yang sedang menjalani Pengobatan Tuberkulosis di Poliklinik Spesialis Anak Rsud Cibabat Cimahi Nabilah, Nabilah; Mardhiyah, Ai; Widianti, Efri
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 4, No 1 (2016): Mei 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.452 KB) | DOI: 10.26714/jkj.4.1.2016.21-30

Abstract

Introduction: One of important thing of treatment on children tuberculosis is a parent’s existence as a taking medicine guard (PMO) with their roles and tasks. Therefore, it’s important that PMO has a good self-efficacy. The purpose of this research is to describe self-efficacy of mother with children in tuberculosis treatment at paediatric’s polyclinic of RSUD Cibabat Cimahi. Method: The research used descriptive quantitative method with purposive sampling and involving 84 mothers as participant. The data was collected by using closed questionnaire based on self-efficacy theory from Albert Bandura. Results: The result showed that several of participant have a low self-efficacy (53,6%) and the other have a high self-efficacy (46,4%). The result of this research give suggestion to the hospital for creating an appropriate program with phsycosocial approachement , and for nurses, it can be a suggestion that the nurses must give a comprehensive and holistic nursing intervention then doing an accurate nursing intervention, from assessment until the interventions.
Needs of parents in critically ill infants care in the Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Hendrawati, Sri; Fatimah, Sari; Fitri, Siti Yuyun Rahayu; Mardhiyah, Ai; Nurhidayah, Ikeu
Jurnal Keperawatan Vol 9, No 1 (2018): JANUARI
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.278 KB) | DOI: 10.22219/jk.v9i1.4651

Abstract

Infants hospitalization in the neonatal intensive care unit adversely affect for infants and parents. Efforts that can be developed to minimize the negative impact is by applying family centered care. The first step is to identify needs of parents. In previous study examined the differences in needs of particular groups of parents. This study aimed to identify the needs of parents in critically ill infants care in the neonatal intensive care unit. The research method was descriptive quantitative design. The samples were 45 respondents and data collection was done by using questionnaires NICU Family Need Inventory. Data analysis was done by score mean. This research has been carried out in the NICU Government Hospital of Bandung Raya. The quantitative result indicated that parents with critically ill infants in  the NICU need assurance most (M = 3,90), followed by information (M = 3,82), proximity (M = 3,76), support (M = 3,49), and comfort (M = 3,37). Needs of parents are focused on the wellbeing of their infants. In doing nursing care, in addition to improving care to the infants, the nurses also should pay attention to needs of parents related to the assurance that their infants get the best care, open communication, and close contact with their infants. By identifying the needs of parents in the NICU, it can allow nurses to integrate the needs of parents into family centered care so that parents can meet these needs, get satisfaction, and can improve the quality of life infants.
GAMBARAN RESILIENSI PADA REMAJA Ayu K.W, Fauziah Dyan; Hidayati, Nur Oktavia; Mardhiyah, Ai
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 4 No. 1 (2017): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.785 KB)

Abstract

Insidensi kenakalan remaja terus meningkat di setiap tahunnya. Dampak terberat dari kenakalan yang dilakukan adalah hukuman pengurungan di lapas. Perubahan lingkungan luar ke dalam lapas dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak didik lapas diantaranya depresi berat, rasa cemas dan menarik diri dari lingkungan sosialnya, sehingga resiliensi yang baik sangat dibutuhkan remaja agar dapat beradaptasi dengan kehidupan di dalam lapas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi resiliensi pada remaja di LPKA Sukamiskin, Bandung. Penelitian deskriptif kuantitatif ini melibatkan seluruh populasi remaja di LPKA Sukamiskin sebanyak 191. Namun sebanyak 15 orang telah menjadi responden untuk uji validitas dan reliabilitas sehingga didapatkanlah 176 untuk sampel penelitian yang ditentukan dengan teknik total sampling. Data diambil menggunakan kuesioner Resilience Quotientdengan modifikasi yang telah melalui uji validitas (0.313 ? 0.898) dan uji reliabilitas (alpha cronbach 0.96). Data dianalisis menggunakan analisis data deskriptif (frekuensi dan persentase). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (83,0%) memiliki resiliensi sedang. Sebagian kecil responden (8.5%) memiliki resiliensi tinggi dan sebagian kecil reponden lainnya (8.5%) memiliki resiliensi rendah. Komponen resiliensi tertinggi yaitu optimisme sedangkan komponen regulasi emosi, kontrol impuls, analisis penyebab masalah, empati, efikasi diri dan pencapaian aspek positif berada pada kategori sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar andikpas termasuk ke dalam kategori resiliensi sedang. Resiliensi sedang bermakna andikpas sudah mampu untuk mengatasi masalahnya di LPKA Sukamiskin namun belum optimal sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan resiliensi salah satunya dengan membuka jasa konseling bagi andikpas di LPKA Sukamiskin. Insidensi kenakalan remaja terus meningkat di setiap tahunnya. Dampak terberat dari kenakalan yang dilakukan adalah hukuman pengurungan di lapas. Perubahan lingkungan luar ke dalam lapas dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak didik lapas diantaranya depresi berat, rasa cemas dan menarik diri dari lingkungan sosialnya, sehingga resiliensi yang baik sangat dibutuhkan remaja agar dapat beradaptasi dengan kehidupan di dalam lapas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi resiliensi pada remaja di LPKA Sukamiskin, Bandung. Penelitian deskriptif kuantitatif ini melibatkan seluruh populasi remaja di LPKA Sukamiskin sebanyak 191. Namun sebanyak 15 orang telah menjadi responden untuk uji validitas dan reliabilitas sehingga didapatkanlah 176 untuk sampel penelitian yang ditentukan dengan teknik total sampling. Data diambil menggunakan kuesioner Resilience Quotientdengan modifikasi yang telah melalui uji validitas (0.313 ? 0.898) dan uji reliabilitas (alpha cronbach 0.96). Data dianalisis menggunakan analisis data deskriptif (frekuensi dan persentase). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (83,0%) memiliki resiliensi sedang. Sebagian kecil responden (8.5%) memiliki resiliensi tinggi dan sebagian kecil reponden lainnya (8.5%) memiliki resiliensi rendah. Komponen resiliensi tertinggi yaitu optimisme sedangkan komponen regulasi emosi, kontrol impuls, analisis penyebab masalah, empati, efikasi diri dan pencapaian aspek positif berada pada kategori sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar andikpas termasuk ke dalam kategori resiliensi sedang. Resiliensi sedang bermakna andikpas sudah mampu untuk mengatasi masalahnya di LPKA Sukamiskin namun belum optimal sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan resiliensi salah satunya dengan membuka jasa konseling bagi andikpas di LPKA Sukamiskin.
PENGARUH METODA CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP PENGETAHUAN KADER KESEHATAN MENGENAI PERAWATAN INFEKSI SALURAN NAFAS AKUT (ISPA) DAN DETEKSI DINI PNEUMONIA PADA BALITA DI CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA Adistie, Fanny; Nurhidayah, Ikeu; Mardhiyah, Ai; Hendrawati, Sri; Maryam, Nenden Nur Asriyani
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.219 KB)

Abstract

Di Indonesia, penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi fokus program kesehatan terutama pneumonia karena merupakan penyebab utama mortalitas anak balita di Indonesia. Maka dari itu, mengoptimalkan peran kader kesehatan dapat membantu masyarakat untuk dapat melakukan perawatan ISPA dengan benar serta mendeteksi adanya tanda bahaya dari ISPA tersebut seperti pneumonia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh metode ceramah dan demonstrasi terhadap pengetahuan kader kesehatan mengenai perawatan ISPA dan deteksi dini pneumonia pada anak. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-eksperimental dengan one group pretest-posttest. Responden pada penelitian ini sebanyak 39 kader kesehatan, dengan intervensi yang dilakukan adalah pelatihan pada kader kesehatan mengenai perawatan ISPA dan deteksi dini pneumonia pada anak dengan menggunakan metode ceramah serta demonstrasi. Hasil penelitian didapatkan sebelum dilakukan intervensi pengetahuan kader kesehatan menunjukkan 44,4% responden memiliki pengetahuan yang cukup dan sebagian besar responden 55,6% responden memiliki pengetahuan yang kurang. Setelah dilakukan intervensi pengetahuan kader kesehatan menunjukkan sebagian besar 77,8% responden memiliki pengetahuan yang baik dan hanya 22,2% responden yang memiliki pengetahuan yang cukup. Hasil Uji dengan Wilcoxon didapatkan pengaruh yang signifikan dari metode ceramah dan demonstrasi terhadap pengetahuan kader kesehatan mengenai perawatan ISPA dan deteksi dini pneumonia pada anak  (p = 0.000). Implikasi dari penelitian ini adalah metode ceramah yang dikombinasikan dengan demonstrasi terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan para akder kesehatan, maka dari itu metode pada intervensi ini dapat digunakan dalam memberikan pelatihan kepada para kader kesehatan.