Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Simvastatin Terhadap Profil Farmakokinetika Rivaroxaban Paradina, Yusella Budi; Sari, Destria Indah; Kartinah, Nani
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 2, No 1 (2015): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Rivaroxaban dan simvastatin merupakan dua obat yang digunakan dalam terapi Fibrillasi atrium (FA) dan keduanya dimetabolisme oleh enzim CYP3A4. Pengunaan dua obat atau lebih pada waktu bersamaan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar obat dalam darah. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh simvastatin terhadap nilai Cpmaks, t1/2 dan AUC rivaroxaban pada tikus jantan Wistar. Penelitian ini terdiri dari kelompok kontrol (rivaroxaban 10 mg.kgBB-1) dan kelompok perlakuan (ribaroxaban 10 mg.kgBB-1 dan simvastatin 10 mg.kgBB-1). Cuplikan darah diambil pada waktu 0,25; 0,50; 0,75; 1,00; 1,50; 2,00; 3,00; 4,00; 5,00; 6,00 dan 7,00 jam. Analisis kadar rivaroxaban menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis derivatif pertama yang telah divalidasi. Analisis profil farmakokinetika menggunakan SPSS dengan metode t-test, menunjukkan tidak ada peningkatan yang signifikan pada nilai Cpmaks dan t1/2 rivaroxaban (p>0,05) dari 9,946 g.mL-1 menjadi 11,799 g.mL-1 dan dari 3,90 jam menjadi 4,39 jam. Nilai AUC meningkat secara signifikan (p 0.05) from 9.946 g.mL-1 to 11.799 g.mL-1 and 3.90 hours to 4.39 hours. AUC value increased significantly (p
PENGGUNAAN OBAT OFF-LABEL PADA PASIEN NEONATUS RAWAT INAP RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE JANUARI—DESEMBER 2013 Kartinah, Nani; Dasupantini, Sulvia; Intannia, Difa
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 1, No 1 (2014): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTISARIPenggunaan obat off-label pada pasien neonatus dikarenakan pengujian untuk mendapatkan data farmakokinetika,farmakodinamika dan efek samping obat pada pasien ini belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui persentase pasien neonatus yang mendapatkan obat off-label, mengetahui golongan obat dengan tingkat kejadian obat off-label tertinggi dan mengetahui persentase obat off-label berdasarkan kriteria usia, dosis, rute pemberian obat dan indikasi. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pengambilan data secara retrospektif pasien neonatus periode januari hingga desember 2013. Berdasarkan hasil analisis, 100% (n = 357) pasien neonatus mendapatkan obat off-label. Tingkat kejadian off-label tertinggi terjadi pada obat golongan antibiotik yaitu sebesar 91,9 % (n=552 obat). Berdasarkan kriteria, penggunaan off-label pada kriteria usia sebesar 71,7% (n=552 obat), kriteria dosis sebesar 98,6% (n=552 obat), kriteria indikasi sebanyak 3,3% (n=552 obat) dan kriteria rute pemberian obat tidak ada kasus off-label. Kesimpulan penelitian penggunaan obat off-label pada pasien neonatus di RSUD Ulin Banjarmasin masih sangat tinggi.Kata kunci : off-label, neonatus, rawat inapABSTRACTOff-label drug use on neonatal due to patient testing to get data pharmacokinetics, pharmacodynamics and drug side effects in these patients have not been conducted. This study aims to know percentage neonatal patients who received drugs off-label, to know classes of drugs with an incidence rate of off-label drugs and to know the highest percentage of off-label drugs based on the criteria age, doses, route of administration drugs and indications. This study was an observational study with retrospective data collection period January until December 2013. Based on the analysis, 100% (n = 357) neonatal patients get the drug off-label. The incidence rate of off-label drug classes was highest on the antibiotic that is equal to 91.9% (n = 552 drugs). Based on the criteria, the use of off-label on the age criteria was 71.7% (n = 552 drugs), dose criteria of 98.6% (n = 552 drugs), indication criteria as much as 3.3% (n = 552 drugs) and the criteria of drug administration no cases of off-label. Conclusion research off-label drug use on neonatal patients at RSUD Ulin Banjarmasin still very high.Keywords: off-label, neonatal, hospitalization
Pengaruh Pemberian Verapamil Terhadap Profil Farmakokinetika Rivaroxaban Lestari, Novita Dewi; Sari, Destria Indah; Kartinah, Nani
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 1, No 2 (2014): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPerkembangan polifarmasi dalam pengobatan saat ini dapat menyebabkan risiko interaksi obat. Penggunaan rivaroxaban dan verapamil secara bersamaan dalam terapi pencegahan stroke akibat fibrilasi atrium dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya interaksi farmakokinetika. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian verapamil terhadap nilai Cmaks, t1/2 dan AUC rivaroxaban. Penelitian ini menggunakan dua kelompok tikus, yaitu kelompok kontrol (rivaroxaban 10 mg/kgBB) dan kelompok perlakuan (rivaroxaban dan verapamil diberikan bersamaan; dosis masing-masing 10 mg/kgBB). Cuplikan darah diambil melalui vena lateralis ekor tikus pada waktu 0,25; 0,50; 0,75; 1,00; 1,50; 2,00; 3,00; 4,00; 5,00; 6,00 dan 7,00 jam. Kadar rivaroxaban ditentukan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis derivatif pertama yang telah divalidasi. Profil farmakokinetika dianalisis menggunakan SPSS dengan metode  t-test tidak berpasangan dan Mann-whitney dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Cmaks rivaroxaban meningkat tidak signifikan (p>0,05) dari 10,373 µg.mL-1 menjadi 11,317 µg.mL-1. Nilai t1/2 meningkat secara signifikan (p<0,05) dari 3,89 jam menjadi 4,46 jam. Nilai AUC meningkat secara signifikan (p<0,05) dari 36,821 µg.jam.mL-1 menjadi 52,032 µg.jam.mL-1. Kesimpulan dari penelitian adalah pemberian verapamil bersamaan dengan rivaroxaban dapat mempengaruhi profil farmakokinetika (Cmaks, t1/2 dan AUC) rivaroxaban. Kata kunci : Interaksi Farmakokinetika, Rivaroxaban, Verapamil AbstractThe development of polypharmacy in medical treatment can lead to the risk of drug interactions. Using rivaroxaban and verapamil simultaneously as therapy to prevent stroke due to atrial fibrillation can lead to the possibility of pharmacokinetic interactions. The aims of this study was to investigate the effect of verapamil on the value of Cmax, t1/2 and AUC of rivaroxaban. The study was conducted on two groups of rats, the control group (rivaroxaban 10 mg.kg-1) and treatment group (rivaroxaban and verapamil was given simultaneously; 10 mg.kg-1 for each group). Blood sample were from the vein of rat’s tail at 0,25; 0,50; 0,75; 1,00; 1,50; 2,00; 3,00; 4,00; 5,00; 6,00 and 7,00 hours. The concentration of rivaroxaban was determined using derivatives UV-Vis spectrophotometry that has been validated. The pharmacokinetic profiles were analyzed using SPSS ith a t-test and Mann-whitney method. The statistical results using 95% of confidence interval showed that verapamil increases the Cmax of rivaroxaban from 10.373 µg.mL-1 to 11.317 µg.mL-1 (p>0,05), the t1/2 of rivaroxaban increased from 3.89 hour to 4.46 hour (p<0,05). The AUC of rivaroxaban was significantly increased from 36.821 µg.hour.mL-1 to 52.032 µg.hour.mL-1 (p<0,05). The conclusion of this study was verapamil and rivaroxaban given simultaneously can affect the pharmacokinetic profiles (Cmax, t1/2 and AUC) of rivaroxaban. Keywords : Rivaroxaban, Verapamil, Pharmacokinetics Interactions
Gambaran Penggunaan Obat Off-Label Pada Pasien Pediatrik Rawat Jalan Di RSUD Ulin Banjarmasin Periode Januari-Desember 2013 Ariati, Antung Lisa; Kartinah, Nani; Intannia, Difa
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 2, No 1 (2015): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Off-label adalah penggunaan obat di luar ketentuan dari izin penjualan (marketing authorisation = MA), berkaitan dengan dosis, usia, rute pemberian, dan indikasi yang berbeda. Pemakaian obat off-label adalah akibat dari kurangnya penelitian obat khususnya pada anak-anak. Faktor yang mengakibatkan kurangnya penelitian obat pada anak-anak adalah rumitnya uji klinis pada anak-anak dan data farmakokinetik yang tidak mencukupi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase pasien pediatrik di Poliklinik Anak RSUD Ulin Banjarmasin yang mendapatkan obat off-label, mengetahui golongan obat dengan tingkat kejadian obat off-label tertinggi dan mengetahui persentase obat off-label berdasarkan kriteria usia, dosis, rute pemberian dan indikasi. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pengambilan data secara retrospektif. Berdasarkan hasil analisis terhadap 348 pasien, persentase pasien yang menerima obat off-label sebesar 60,1% (n = 348 pasien). Jumlah obat yang dianalisis sebanyak 947 obat. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kejadian obat offlabel tertinggi adalah golongan obat batuk dan pilek yaitu sebesar 23,7% (n = 947 obat). Persentase penggunaan off-label pada kriteria dosis sebesar 98,9% (n = 446 obat), pada kriteria usia sebesar 24,8% (n = 112 obat), pada kriteria indikasi sebanyak 1,3% (n = 6 obat) dan pada kriteria rute pemberian tidak ada kasus offlabel. Kata kunci: off-label rawat jalan, usia, dosis, rute pemberian, indikasi Abstract Off-label is a use of drugs that is beyond the terms of the license sales (marketing authorization = MA), related to dose, age, route of administration, and different indications. Off-label use of drugs is a result of the lack of drug research, especially in children. Factors that lead to lack of drug research in children is the complexity of clinical trials in children and pharmacokinetic insufficient data. The purposes of this study were to determine the percentage of pediatric patients at Childrens Polyclinic in Ulin Banjarmasin Hospital who get the off-label drug, determine the drug classes with an incidence rate of off-label drugs and determine the highest percentage of off-label drug based on the criteria of age, dose, route of administration and indications. This study was an observational study with retrospective data collection. Based on the analysis of 348 patients, the percentage of patients who received the off-label drug for was 60,1% (n = 348 patients). The number of drugs that were analyzed were 947 drug. The analysis showes that the highest incidence rate of off-label drug is cough and cold medicines was 23.7% (n = 947 drug). The percentage of off-label use in the dose criterion about 98.9% (n = 446 drug), the age criteria about 24.8% (n = 112 drug), the indication criteria as much as 1.3% (n = 6 drug), and on the the route of administration criteria no cases of off-label found. Keywords: off-label, outpatients, age, dose, route of administration, indications
Analisis Kinerja Instalasi Farmasi di BLUD Rumah Sakit Kota Banjarbaru Dengan Metode Balanced Scorecard Berdasarkan Perspektif Keuangan dan Perspektif Pelayanan Periode 2012-2014 Aprilliani, Windi Ayu; Kartinah, Nani; Hardiati, Ratna Suci
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 2, No 2 (2015): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Peningkatan mutu dan kinerja rumah sakit perlu dilakukan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Balanced Scorecard merupakan metode yang koheren dan kompherensif sebagai alat evaluasi manajemen karena dapat mengukur dari empat perspektif, yaitu keuangan, pelanggan, proses pelayanan dan pertumbuhan pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dan cross sectional berupa data primer dan data sekunder. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 1) kinerja perspektif keuangan tahun 2012 hingga tahun 2014 diperoleh rata-rata rasio ekonomi sebesar 95,84%; rasio efisiensi sebesar 893,71%; dan rasio efektivitas sebesar 91,94%. 2) kinerja perspektif pelayanan tahun 2012 hingga tahun 2014 diperoleh rata-rata nilai ALOS 3,67 hari; BOR 88,47%; TOI 0,52 hari; BTO 81,12 kali; GDR 17,17‰; NDR 7,64‰; tingkat ketersediaan obat 88%; dispensing time : waktu maksimal racikan 68 menit dan non racikan 48 menit; tingkat antrian pasien 68,05%; komponen yang tertera pada etiket meliputi nama RS, alamat RS, tanggal pembuatan resep, nama pasien aturan pakai dan peringatan khusus; dan informasi obat yang diberikan meliputi cara pakai obat 68,99%, cara simpan obat 28,80% dan jangka waktu pengobatan 31,96%. Diperoleh kesimpulan kinerja perspektif keuangan termasuk kriteria cukup baik dengan deskriptif persentase sebesar 61,54%; kinerja pelayanan rawat inap termasuk kriteria cukup baik dengan deskriptif persentase sebesar 77,78%; dan kinerja perspektif pelayanan rawat jalan termasuk kriteria kurang dengan deskriptif persentase sebesar 60%.Kata kunci: evaluasi, kinerja, Balanced Scorecard, perspektif keuangan, perspektif pelayanan, Instalasi Farmasi BLUD RS Kota BanjarbaruABSTRACTThe increase of hospital quality and performance needs to be done to give a qualified service to society. Balanced Scorecard is a coherent and comprehensive method as a management evaluation tool because it can measure from four perspectives, such as finance, customer, process of service and learning growth. Data collecting was conducted retrospectively and in a cross sectional way in form of primary and secondary data. The study result showed that: 1) the average economical ratio of financial perspective performance in 2012 until 2014 was 95.84%; efficiency ratio was 893.71%; and affectivity ratio was 91.94%. 2) from service perspective performance in 2012 until 2014 it was obtained the average values of ALOS (3.67 days); BOR (88.47%); TOI (0.52 day); BTO (81.12 times); GDR (17.17‰); NDR (7.64‰); medicine availability level (88%); dispensing time: maximum time of mixing was 68 minutes and non mixing was 48 minutes; patient queue level (68.05%); components printed on etiquette included a hospital’s name, hospital’s address, prescription making date, patient’s name, using rule and special warning; medical information given included the way to use medicine (68.99%), the way to keep medicine (28.80%), and the interval of medicinal treatment (31.96%). The conclusions were the performance of financial perspective included in fairly good criteria with percentage description of 61.54%; the performance of inpatient service included in fairly good criteria with percentage description of 77.78%; and the performance of outpatient service included in not good (poor) criteria with percentage description of 60%.Keywords: evaluation, performance, Balanced Scorecard, financial perspective, service perspective, Pharmacy installation of Local Public Service Agency in Hospital Banjarbaru.
Overview Off-label Drug Uses in Pediatric Patients at Ulin’s Hospital, Banjarmasin Kartinah, Nani; Intannia, Difa; Fitri, Nahyanti
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.307 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2014.3.3.77

Abstract

Profile of off-label drug uses in Indonesia particularly in South Borneo is yet unknown. Study of off-label drug uses is necessary because its safety and effectiveness treatment for children are not guaranteed. The purpose of this study was to identify the percentage of pediatric patients who received off-label drug, the most commonly drug that used as an off-label drug, and the percentage of off-label drug based on the criteria, including: age, dose, route of administration, and indication. This research used a prospective study. The study population on this research was patients aged a month to 18 years who is treated at Ulin’s Hospital during March to May 2013. The samples of this research were patients who received antibiotics, analgesics, and antipyretics, anti-inflammatory, antihistamine, anticonvulsant, and antiemmetic drug therapy. There was 86 people (32.58%) of the 264 patients who received an off-label drug, anti-inflammatory drug was the most commonly used as an off-label drug with 38 cases (30.64 %) of the 124 cases of an off-label drug, and based on the criteria, there was 41 cases (33,06 %) off-label of age, 45 cases (36.29%) off-label of dose, no cases off-label of route of administration, and 38 cases (30,65 %) off-label of indication. Further research is needed to determine the safety and efficacy of an off-label drug.Key words: Off-label drug, pediatrics, RSUD Ulin BanjarmasinGambaran Penggunaan Obat Off-label pada Pasien Pediatrik di Rumah Sakit Ulin, BanjarmasinPenggunaan obat off-label pada anak-anak di Indonesia khususnya Kalimantan Selatan tidak diketahui. Penelitian ini diperlukan karena tidak terdapat jaminan keamanan dan efektivitas pengobatan bagi anakanak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pasien anak yang mendapatkan obat offlabel, mengidentifikasi obat yang paling umum digunakan sebagai off-label, dan menentukan persentase obat off-label berdasarkan kriteria usia, dosis, cara pemberian, dan indikasi. Metode penelitian ini menggunakan prospektif studi. Populasi penelitian adalah pasien 1 bulan hingga18 tahun yang dirawat di RSUD Ulin pada bulan Maret hingga Mei 2013. Sampel penelitian adalah semua pasien usia 1 bulan hingga 18 tahun yang mendapat antibiotik, analgetik, dan antipiretik, antiinflamasi, antihistamin, antikonvulsan, dan antiemetik. Total pasien yang memperoleh obat off-label adalah 86 (32,58%) dari 264 pasien, golongan obat yang biasa digunakan off-label adalah antiinflamasi 38 (30,64%) dari 124 obat off-label. Jumlah obat off-label menurut kriteria usia adalah 41 (33,06%) dari 124 obat off-label, kriteriadosis 45 (36,29%), pada rute pemberian obat 0 (0%), dan kriteria indikasi 38 (30,65%). Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan keamanan dan kemanjuran obat.Kata kunci: Obat off-label, pasien anak, RSUD Ulin Banjarmasin
Aktivitas Penghambatan Polimerisasi Hem Ekstrak Etanol Daun Cambai Utan (Piper porphyrophyllum) Arnida Arnida; Nurlely Nurlely; Nani Kartinah; Sutomo Sutomo
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25877

Abstract

Resistensi Plasmodium terhadap obat malaria mengakibatkan kegagalan pengobatan. Oleh karena itu ketersediaan antimalaria baru sangat diperlukan untuk melawan resistensi. Pencarian obat baru terus dilakukan melalui berbagai cara termasuk eksplorasi tanaman yang berpotensi sebagai antimalaria. Penelitian ini bertujun untuk menentukan aktivitas penghambatan polimerissi hem dari ekstrak etanol daun Cambai Utan (Piper porphyrophyllum) berdasarkan nilai IC50. Pengujian aktivitas penghambatan polimerisasi hem merupakan suatu metode pengujian awal untuk mengetahui potensi antimalaria. Prinsipnya secara in vitro  menyerupai  mekanisme kerja antimalaria yang menghambat terjadinya polimerisasi hem di dalam Plasmodium. Sampel dan kontrol posistif (klorokuin) dibuat peirngakat konsnetrasi, direaksikan dengan hematin dan asam asetat glasial kemudian diukur absorbansinya pada Elisa Reader panjang gelombang 405 nm, yang dipersamakan pada kurva baku. Nilai persen penghambatan versus konsentrasi dianalisis dengan analisis probit sehingga diperoleh nilai IC50. Persamaan kurva baku yang diperoleh yaitu : y = 0,011x + 0,247. Penghambatan polimerisasi hem ekstrak etanol daun P.  porphyrophyllum masing-masing konsentrasi 10; 5; 2,5; 1,25; 0,625; dan 0,3125 mg/mL adalah berturut-turut 91,82 ± 5,47% ; 84,57 ± 6,18 %; 77,28 ± 7,81 %; 68,46 ± 7,51 %; 57,24 ± 6,23 %; 40,50 ± 7,52 %. Nilai IC50 diperoleh menggunakan analisis probit. Analisis probit menunjukkan bahwa IC50 rata-rata untuk ekstrak adalah 0,47 ± 0,09 mg/mL, sedangkan rata-rata IC50 dari klorokuin adalah 4,67 ± 1,17  mg/mL. Ekstrak etanol daun P.  porphyrophyllum memiliki aktivitas penghambatan polimerisasi hem dengan nilai IC50 0,47 ± 0,09 mg/mL
Pengaruh Variasi Konsentrasi Ekstrak dan Variasi Volume Ekstrak Terhadap Karakteristik Nanopartikel Ikan Haruan (Channa striata) Asal Kalimantan Selatan Dina Rahmawanty; Ridwan Ali Muhammad; Ratnapuri Prima Happy; Kartinah Nani
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25880

Abstract

Ikan Haruan (Channa striata) mengandung asam amino esensial dan protein yang dapat membantu proses penyembuhan luka, memiliki sifat hidrofilik dan stabilitas yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh variasi konsentrasi ekstrak ikan haruan dan variasi volume ekstrak ikan haruan terhadap karakteristik nanopartikel yang dihasilkan yaitu ukuran partikel, distribusi ukuran partikel, indeks polidispersitas, dan pengendapan. Metode pembuatan nanopartikel pada penelitian ini menggunakan metode gelasi ionik dengan menggunakan ekstrak ikan haruan sebagai zat aktif dan kitosan serta NaTPP sebagai agen sambung silang. Rasio volume kitosan : tripolipospat yang digunakan adalah 5:1. Variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 2 mg/ml, 4 mg/ml, dan 6 mg/ml. Variasi volume ekstrak yang ditambahkan adalah 1 ml dan 5 ml. Hasil yang diperoleh penambahan 1 ml volume ekstrak ikan haruan dengan variasi konsentrasi 2 mg / ml, 4 mg / ml, dan 6 mg / ml menghasilkan nanopartikel dengan ukuran partikel 318,5 nm, 361,1 nm, dan 403,5 nm. Terdapat peningkatan ukuran nanopartikel ikan haruan pada penambahan 5 ml volume ekstrak ikan haruan yaitu 1679,3 nm, 1114 nm dan 1554 nm. Distribusi ukuran partikel berdasarkan nilai indeks polidispersitas semua formula memiliki nilai Pdi < 0,7 menunjukkan bahwa nanopartikelikan haruan yang dihasilkan monodisperse. Pada pengamatan kejernihan secara visual selama 7 hari tidak terjadi pengendapan. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah variasi konsentrasi ekstrak dan variasi volume ekstrak ikan haruan memiliki pengaruh pada karakteristik nanopartikel ikan haruan yaitu ukuran partikel. Penambahan volume ekstrak pada formula dengan konsentrasi ekstrak yang sama akan terjadi peningkatan ukuran partikel nanopartikel.
Overview Off-label Drug Uses in Pediatric Patients at Ulin’s Hospital, Banjarmasin Nani Kartinah; Difa Intannia; Nahyanti Fitri
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.307 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2014.3.3.77

Abstract

Profile of off-label drug uses in Indonesia particularly in South Borneo is yet unknown. Study of off-label drug uses is necessary because its safety and effectiveness treatment for children are not guaranteed. The purpose of this study was to identify the percentage of pediatric patients who received off-label drug, the most commonly drug that used as an off-label drug, and the percentage of off-label drug based on the criteria, including: age, dose, route of administration, and indication. This research used a prospective study. The study population on this research was patients aged a month to 18 years who is treated at Ulin’s Hospital during March to May 2013. The samples of this research were patients who received antibiotics, analgesics, and antipyretics, anti-inflammatory, antihistamine, anticonvulsant, and antiemmetic drug therapy. There was 86 people (32.58%) of the 264 patients who received an off-label drug, anti-inflammatory drug was the most commonly used as an off-label drug with 38 cases (30.64 %) of the 124 cases of an off-label drug, and based on the criteria, there was 41 cases (33,06 %) off-label of age, 45 cases (36.29%) off-label of dose, no cases off-label of route of administration, and 38 cases (30,65 %) off-label of indication. Further research is needed to determine the safety and efficacy of an off-label drug.Key words: Off-label drug, pediatrics, RSUD Ulin BanjarmasinGambaran Penggunaan Obat Off-label pada Pasien Pediatrik di Rumah Sakit Ulin, BanjarmasinPenggunaan obat off-label pada anak-anak di Indonesia khususnya Kalimantan Selatan tidak diketahui. Penelitian ini diperlukan karena tidak terdapat jaminan keamanan dan efektivitas pengobatan bagi anakanak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pasien anak yang mendapatkan obat offlabel, mengidentifikasi obat yang paling umum digunakan sebagai off-label, dan menentukan persentase obat off-label berdasarkan kriteria usia, dosis, cara pemberian, dan indikasi. Metode penelitian ini menggunakan prospektif studi. Populasi penelitian adalah pasien 1 bulan hingga18 tahun yang dirawat di RSUD Ulin pada bulan Maret hingga Mei 2013. Sampel penelitian adalah semua pasien usia 1 bulan hingga 18 tahun yang mendapat antibiotik, analgetik, dan antipiretik, antiinflamasi, antihistamin, antikonvulsan, dan antiemetik. Total pasien yang memperoleh obat off-label adalah 86 (32,58%) dari 264 pasien, golongan obat yang biasa digunakan off-label adalah antiinflamasi 38 (30,64%) dari 124 obat off-label. Jumlah obat off-label menurut kriteria usia adalah 41 (33,06%) dari 124 obat off-label, kriteriadosis 45 (36,29%), pada rute pemberian obat 0 (0%), dan kriteria indikasi 38 (30,65%). Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan keamanan dan kemanjuran obat.Kata kunci: Obat off-label, pasien anak, RSUD Ulin Banjarmasin
The Kualitas Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.) Kefir dengan Variasi Konsentrasi Starter Ragi dan Lama Fermentasi Pratika Viogenta; Nani Kartinah; Amalia Khairunnisa; Fathur Rahman
Biota Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Biota 2021
Publisher : Faculty of Science and Technology Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/Biota.v7i2.8147

Abstract

One of the fermented milk products, namely kefir, is increasingly popular because it has many health benefits. Peanut juice has a high enough protein content that it can be used as a substitute for animal milk. The purpose of this study was to determine the quality of peanut kefir with variations in the concentration of ragi tape inoculum and fermentation time. This research method used 3 variations in the concentration of tape yeast (1, 2 and 4%) and long fermentation time (24, 48 and 72 hours). The results showed that the highest total LAB was in 4% ragi tape inoculum with a fermentation time of 24 hours (4.4x108 cells/mL) and the lowest was in 4% tape yeast inoculum with a fermentation time of 72 hours (9.8x107 cells/mL) and total yeast between 1x104 cells/mL - 3x105 cells/mL) and alcohol produced <1%. Total acid obtained between 6% - 17.6%. The increase in total acid is proportional to the decrease in pH. The pH of the peanut kefir medium was between 3.44 - 4.12. Peanut kefir with tape yeast inoculum meets the standard requirements for fermented milk and can replace milk kefir.