Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Semesta Teknika

Penterjemah Report Signalling Message CCS #7 Kurniati, Aprilia; Prasaja, Bledug Kusuma
Jurnal Semesta Teknika Vol 10, No 2 (2007): NOVEMBER 2007
Publisher : Jurnal Semesta Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pensinyalan merupakan pertukaran informasi yang diperlukan bagi pembentukan, pemantauan dan pemutusan hubungan melalui jaringan dalam suatu aturan dan standar tertentu. Pada sentral telepon 5ESS produksi Lucent Technology (AT&T), terdapat suatu program utility untuk menelusur (tracing) pensinyalan CCS#7 (Commond Channel Signalling # 7). Namun program tersebut tidak dapat langsung menterjemahkan data hasil telusuran tersebut khususnya data report signaling message, sehingga diperlukan sebuah program utility untuk melakukan proses penterjemahan tersebut dengan berpatokan pada standart penterjemahan yang ada. Pada sentral telepon yang tidak memiliki alat untuk menterjemahkan data report signalling CCS#7, program utility mutlak diperlukan.Pada perancangan menggunakan metode perancangan software untuk menterjemahkan report signalling message. Pesan yang diterima dalam bentuk format heksadesimal akan diterjemahkan ke dalam bit-bit dan mencupliknya menjadi informasi yang tepat dengan menggunakan software ini. Sebelum fungsi-fungsi software dibuat hal pertama yang dilakukan adalah melakukan membuat rancangan saoftware yang akan di buat. Data yang diperoleh berupa data print out dari report signalling message yang diperoleh dari PT. Indosat,tbk Jakarta. Data ini diperoleh dari pengamatan pada program procom yang digunakan di sentral Indosat. Adapun proses perancangan antar dibuat dua form yaitu form login yang digunakan sebagai form pengaman software penterjemah. Form kedua yang akan dibuat yaitu form penterjemah report signalling message yang akan digunakan untuk menterjemahkan report signalling message.Hasilnya adalah proses penterjemahan report signalling message dengan menggunakan software bisa lebih cepat dibandingkan dengan penterjemahan secara manual. Lamanya proses penterjemahan manual disebabkan karena petugas harus berulang kali membuka rekomendasi CCITT untuk menterjemahkan pesan tersebut dan mengartikan tiap oktet nya. Penterjemahan secara manual diperlukan w aktu + 15 menit untuk setiap 1 raw data saja, sedangkan penterjemahan dengan menggunakan software hanya dibutuhkan waktu + 1 menit untuk setiap raw data
Penghalusan Derau Pada Penerimaan Sinyal Video Televisi Berwarna Menggunakan Metode Wavelet P, Bledug Kusuma; Qodir, Fathul; Qhomariyah, Nurul
Jurnal Semesta Teknika Vol 8, No 2 (2005): NOVEMBER 2005
Publisher : Jurnal Semesta Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persoalan pemrosesan sinyal-sinyal yang dialihragamkan, dengan tujuan dapat dikonstruksikan kembali dengan kerugian minimal, adalah bagaimana mendapatkan kembali sinyal asli telah terkontaminasi derau (nois). Penelitian dilakukan untuk melihat sejauhmana transformasi wavelet dapat merekonstruksi sinyal asli yang telah terkontaminasi derau. Transformasi wavelet merupakan suatu metode analisis sinyal beresolusi ragam. Melakukan transformasi wavelet maju berarti mendekomposisikan sinyal kedalam suatu fungsi basis wavelet yang mempunyai karakteristik penskalaan dan translasi. Karena sifat-sifat tersebut maka transformasi wavelet dapat digunakan untuk mengamati perubahan frekuensi sinyal terhadap waktu dan masing-masing komponen frekuensi dapat diamati berdasar skala yang sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis foto digital menggunakan metode wavelet, dalam hal ini transformasi wavelet diskrit (DWT), dapat memisahkan (separate) sejumlah noise pada gambar digital. Sehingga gambar digital yang dihasilkan akan mendekati gambar originalnya.
Keamanan Rumah Menggunakan Transduser Ultrasonik Sebagai Pendeteksi Gerak Qodir, Fathul; Sudarsono, Bambang; P, Bledug Kusuma
Jurnal Semesta Teknika Vol 8, No 2 (2005): NOVEMBER 2005
Publisher : Jurnal Semesta Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruangan yang penuh barang-barang berharga memerlukan sistem keamanan  elektronis yang bisa langsung dipantau. Transduser ultrasonik dapat menjadi alternatif solusi untuk mengamankan suatu ruangan yang butuh pengawasan secara otomatis. Transduser bisa dilengkapi buzzer atau sirane yang berbunyi sebagai alarm atau terkoneksi dengan telepon rumah, sehingga akan men-dial up telepon rumah jika ada seseorang yang tanpa ijin memasuki ruangan tersebut. Jadi, selama didalam ruangan tersebut tidak ada benda yang bergerak maka alarm tidak akan berfungsi. Jarak jangkauan maksimum dari alat ini adalah 3,5 meter (tergantung sudut antara pemancar dan penerima) dengan waktu rambatan selama 10,19.
Penyesuaian Impedansi Antena Open Dipole RF 217 MHz Menggunakan Metode Single Stub Prasaja, Bledug Kusuma; Sirat, M Abdulah K
Semesta Teknika Vol 8, No 1 (2005): MEI 2005
Publisher : Semesta Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyesuaian impedansi merupakan suatu masalah yang sangat penting untuk diperhatikan pada saat menginstalasi antena suatu pemancar. Gelombang yang dipantulkan kembali ke pemancar akan mengakibatkan panas dan kerusakan pada penguat akhir pemancar, sehingga menyebabkan penurunan daya atau daya yang dihasilkan oleh pesawat pemancar tidak akan maksimal. Penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar impedansi antena berkontribusi pada matching impedance (penyesuaian impedansi), menggunakan metode single stub tuner. Hasilnya adalah Pada pengukuran yang menggunakan kabel koaksial RG-55 A/U, posisi paling match terjadi pada jarak 30 cm dari antena ke arah generator sehingga stub dipasang secara permanen pada jarak tersebut, sedangkan  pada pengukuran yang menggunakan kabel koaksial 5D-2W, posisi paling match terjadi di antena itu sendiri dan tidak ditemukan posisi match pada saluran sehingga stub tidak dipasang. Pada kabel koaksial RG-11/U, posisi paling match terjadi pada jarak 20 cm dari antena ke arah generator sehingga stub dipasang secara permanen pada jarak tersebut. 
Penterjemah Report Signalling Message CCS #7 Aprilia Kurniati; Bledug Kusuma Prasaja
Semesta Teknika Vol 10, No 2 (2007): NOVEMBER 2007
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/st.v10i2.846

Abstract

Pensinyalan merupakan pertukaran informasi yang diperlukan bagi pembentukan, pemantauan dan pemutusan hubungan melalui jaringan dalam suatu aturan dan standar tertentu. Pada sentral telepon 5ESS produksi Lucent Technology (ATT), terdapat suatu program utility untuk menelusur (tracing) pensinyalan CCS#7 (Commond Channel Signalling # 7). Namun program tersebut tidak dapat langsung menterjemahkan data hasil telusuran tersebut khususnya data report signaling message, sehingga diperlukan sebuah program utility untuk melakukan proses penterjemahan tersebut dengan berpatokan pada standart penterjemahan yang ada. Pada sentral telepon yang tidak memiliki alat untuk menterjemahkan data report signalling CCS#7, program utility mutlak diperlukan.Pada perancangan menggunakan metode perancangan software untuk menterjemahkan report signalling message. Pesan yang diterima dalam bentuk format heksadesimal akan diterjemahkan ke dalam bit-bit dan mencupliknya menjadi informasi yang tepat dengan menggunakan software ini. Sebelum fungsi-fungsi software dibuat hal pertama yang dilakukan adalah melakukan membuat rancangan saoftware yang akan di buat. Data yang diperoleh berupa data print out dari report signalling message yang diperoleh dari PT. Indosat,tbk Jakarta. Data ini diperoleh dari pengamatan pada program procom yang digunakan di sentral Indosat. Adapun proses perancangan antar dibuat dua form yaitu form login yang digunakan sebagai form pengaman software penterjemah. Form kedua yang akan dibuat yaitu form penterjemah report signalling message yang akan digunakan untuk menterjemahkan report signalling message.Hasilnya adalah proses penterjemahan report signalling message dengan menggunakan software bisa lebih cepat dibandingkan dengan penterjemahan secara manual. Lamanya proses penterjemahan manual disebabkan karena petugas harus berulang kali membuka rekomendasi CCITT untuk menterjemahkan pesan tersebut dan mengartikan tiap oktet nya. Penterjemahan secara manual diperlukan w aktu + 15 menit untuk setiap 1 raw data saja, sedangkan penterjemahan dengan menggunakan software hanya dibutuhkan waktu + 1 menit untuk setiap raw data
Keamanan Rumah Menggunakan Transduser Ultrasonik Sebagai Pendeteksi Gerak Fathul Qodir; Bambang Sudarsono; Bledug Kusuma P
Semesta Teknika Vol 8, No 2 (2005): NOVEMBER 2005
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/st.v8i2.902

Abstract

Ruangan yang penuh barang-barang berharga memerlukan sistem keamanan  elektronis yang bisa langsung dipantau. Transduser ultrasonik dapat menjadi alternatif solusi untuk mengamankan suatu ruangan yang butuh pengawasan secara otomatis. Transduser bisa dilengkapi buzzer atau sirane yang berbunyi sebagai alarm atau terkoneksi dengan telepon rumah, sehingga akan men-dial up telepon rumah jika ada seseorang yang tanpa ijin memasuki ruangan tersebut. Jadi, selama didalam ruangan tersebut tidak ada benda yang bergerak maka alarm tidak akan berfungsi. Jarak jangkauan maksimum dari alat ini adalah 3,5 meter (tergantung sudut antara pemancar dan penerima) dengan waktu rambatan selama 10,19.
Penghalusan Derau Pada Penerimaan Sinyal Video Televisi Berwarna Menggunakan Metode Wavelet Bledug Kusuma P; Fathul Qodir; Nurul Qhomariyah
Semesta Teknika Vol 8, No 2 (2005): NOVEMBER 2005
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/st.v8i2.900

Abstract

Persoalan pemrosesan sinyal-sinyal yang dialihragamkan, dengan tujuan dapat dikonstruksikan kembali dengan kerugian minimal, adalah bagaimana mendapatkan kembali sinyal asli telah terkontaminasi derau (nois). Penelitian dilakukan untuk melihat sejauhmana transformasi wavelet dapat merekonstruksi sinyal asli yang telah terkontaminasi derau. Transformasi wavelet merupakan suatu metode analisis sinyal beresolusi ragam. Melakukan transformasi wavelet maju berarti mendekomposisikan sinyal kedalam suatu fungsi basis wavelet yang mempunyai karakteristik penskalaan dan translasi. Karena sifat-sifat tersebut maka transformasi wavelet dapat digunakan untuk mengamati perubahan frekuensi sinyal terhadap waktu dan masing-masing komponen frekuensi dapat diamati berdasar skala yang sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis foto digital menggunakan metode wavelet, dalam hal ini transformasi wavelet diskrit (DWT), dapat memisahkan (separate) sejumlah noise pada gambar digital. Sehingga gambar digital yang dihasilkan akan mendekati gambar originalnya.
Penyesuaian Impedansi Antena Open Dipole RF 217 MHz Menggunakan Metode Single Stub Bledug Kusuma Prasaja; M Abdulah K Sirat
Semesta Teknika Vol 8, No 1 (2005): MEI 2005
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/st.v8i1.912

Abstract

Penyesuaian impedansi merupakan suatu masalah yang sangat penting untuk diperhatikan pada saat menginstalasi antena suatu pemancar. Gelombang yang dipantulkan kembali ke pemancar akan mengakibatkan panas dan kerusakan pada penguat akhir pemancar, sehingga menyebabkan penurunan daya atau daya yang dihasilkan oleh pesawat pemancar tidak akan maksimal. Penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar impedansi antena berkontribusi pada matching impedance (penyesuaian impedansi), menggunakan metode single stub tuner. Hasilnya adalah Pada pengukuran yang menggunakan kabel koaksial RG-55 A/U, posisi paling match terjadi pada jarak 30 cm dari antena ke arah generator sehingga stub dipasang secara permanen pada jarak tersebut, sedangkan  pada pengukuran yang menggunakan kabel koaksial 5D-2W, posisi paling match terjadi di antena itu sendiri dan tidak ditemukan posisi match pada saluran sehingga stub tidak dipasang. Pada kabel koaksial RG-11/U, posisi paling match terjadi pada jarak 20 cm dari antena ke arah generator sehingga stub dipasang secara permanen pada jarak tersebut.