Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Transportasi Pasien Stroke ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Hidayat, Rian; Agianto, Agianto; Agustina, Rismia
Journal of Holistic Nursing Science Vol 7 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/nursing.v7i2.3140

Abstract

The prevalence of stroke in Indonesia increased from 7.0/mile to 10.9/mile. The facilities and infrastructure become a national problem especially in the health sector. The initial 3 hours of a stroke is the time span for treatment and help to obtain optimal results. Objective: The purpose of this study was to determine the transportation of stroke patients to the emergency department at Ratu Zaleha Martapura Hospital. Method: This research was analytic descriptive with cross sectional approach and consecutive sampling technique was used to get 30 samples. The study was conducted from October to November 2019 using a questionnaire. Data analysis included frequency and percentage tables. Results: The results showed that 46.47% of respondents used non-ambulances, 73.34% of the reasons were free, 53.33% of medical devices in their modes of transportation were not available, 56.67% of respondents stated that the travel time to the hospital was ≥165 minutes, 50% during the transportation process was not accompanied by a health worker, and for the distribution of locations was the most in the District of Martapura as much as 26,67%. Conclusion: Many stroke patients who were taken did not use ambulances, many were used for free reasons, the majority of medical devices in the mode of transportation were not available, most patients took more than 3 hours and when referred were partly not accompanied by a health worker and the majority of patients were from Martapura District.
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN RANGE OF MOTION DI ICU RSUD ULIN BANJARMASIN Ifa Hafifah; Erika Handayani; Agianto Agianto
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 10 No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.376 KB) | DOI: 10.24843/coping.2022.v10.i01.p13

Abstract

Pasien yang berada di Ruang ICU merupakan pasien dengan tirah baring lama yang memerlukan intervensi medis berupa Range of Motion, agar tidak terjadi dekubitus dan kekakuan pada sendi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan Range of Motion di ICU Rumah Ssakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian Korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2020. Uji statistik menggunakan Chi Square. Sampel yang digunakan adalah 53 perawat pelaksana di ICU RSUD Ulin Banjarmasin dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling . Pengambilan data menggunakan 3 instrumen berupa data demografi responden, kuesioner pengetahuan perawat dan lembar observasi pelaksanaan Range of Motion. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan Range of Motion di ICU RSUD Ulin Banjarmasin 0,004 < ? (0,005). Semakin banyak perawat yang mengikuti pelatihan terkait pelaksanaan Range of Motion atau latihan rentang gerak sendi, maka pengetahuan perawat dalam pelaksanaan Range of Motion akan semakin bertambah dan semakin baik lagi. Pengetahuan perawat yang baik terhadap pelaksanaan Range of Motion, maka dapat mengatasi pencegahan terjadinya dekubitus dan kekakuan sendi secara optimal.
ANALISIS FAKTOR RISIKO STROKE PADA PASIEN STROKE RAWAT INAP DI RSUD BANJARBARU Minarti Manurung; Noor Diani; Agianto Agianto
Dunia Keperawatan Vol 3, No 1 (2015): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 3 NOMOR 1, MARET 2015
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v3i1.1710

Abstract

ABSTRAKStroke merupakan penyakit penyebab terbanyak ketiga di dunia kecacatan tertinggi di dunia dan merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia, sehingga pencegahan sangat penting dilakukan untuk meminimalkan kejadian stroke.Usaha pencegahan penyakit stroke yang paling tepat adalah dengan pengendalian faktor risiko stroke.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke pada pasien stroke rawat inap di RSUD Banjarbaru tahun 2014.Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan kasus kontrol. Subyek penelitian 84 orang  pasien (42 orang untuk kelompok kasus dan 42 orang untuk kelompok kontrol) dengan teknik consecutive sampling dan menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelititan berdasarkan uji statistik diperoleh faktor risiko yang berhubungan dengan stroke untuk faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah riwayat penyakit keluarga dengan  p value 0,016 (OR = 3,281). Untuk faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah kolesterol total dengan  p value 0,000 (OR = 5,638), hipertensi dengan  p value 0,001 (OR = 5,392) dan LDL dengan  p value 0,002 (OR = 8,000).Kata-kata kunci: stroke, faktor risiko stroke. ABSTRACTStroke is a major causes of disability in the world and the main cause of death in Indonesia, so the prevention is very important to minimize the incidence of stroke. The appropriateness of stroke prevention isto control the risk factors of stroke. The purpose of this study was to analyze the relationship between risk factors and the incidence of stroke in Banjarbaru’s Hospital in 2014. This study used a descriptive analytic observational study design with case-control approach. The subjects were 84 stroke patients (42 case group and 42 control group), consecutive sampling techniqe was used and the tool was questionnaire. Dataanalysis used univariate and bivariate statistics. The resultswere, for risk factor that unmodifiable was family history with p value 0.016 (OR = 3.281). For modifiable risk factors were the total cholesterol (0.000; OR = 5.638), hypertension (0.001; OR = 5.392) and LDL (0.002, OR = 8.000).Keywords: stroke, stroke risk factors.
STUDI KASUS: GANGGUAN MENELAN PADA PASIEN AKALASIA ESOFAGUS Agianto Agianto; Efrin Riyadi; Enny Zahratunnisa; Mega silvia; Azizah Zahratun Nisa; Mutia Nor&#039;aina; Muhlisoh Muhlisoh
Dunia Keperawatan Vol 3, No 2 (2015): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 3 NOMOR 12, SEPTEMBER 2015
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.531 KB) | DOI: 10.20527/dk.v3i2.720

Abstract

ABSTRAKAkalasia esofagus, atau dikenal juga dengan namasimple ectasia, kardiospasme, megaesofagus, merupakan salah satu penyakit yang jarang terjadi. Di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin sendiri kasus akalasia merupakan kasus yang langka, menurut informasi yang didapat dari ruang Penyakit Dalam Pria, kasus akalasia baru pertama kali ditemukan.Klien mengeluh tidak bisa makandan minum sejak tiga bulan yang lalu.Klien mengeluh awalnya ditenggorokan ada rasa seret di tenggorokan.Saat klien menelan makanan langsung muntah-muntah.Karakteristik muntah yaituapa yang klien makan dan minum. Klien mengeluh sehabis muntah klien merasa tenggorokan sakit dan merasa asam.Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien adalah ganggguan menelan berhubungan dengan (b.d) penyakit akalasia (gangguan/kerusakan pada esophagus);ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis: ketidakmampuan dalam memenuhi asupan nutrisi(gangguan/kerusakan pada esophagus); risiko kekurangan volume cairan dengan faktor risiko: kehilangan cairan berlebihan: muntah cairan/makanan; defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan infomaasi (akalasia esofagus), dan nyeri akut b.d agen injuri biologi (penyakit: aklasia esofagus).Kata-kata kunci: gangguan menelan, akalasia esophagus.ABSTRACTEsophageal achalasia, or also known as simple ectasia, cardiospasm, mega esophaageal, is one of the rare disease. In the General Hospital of Ulin Banjarmasin, this case is a rare.According to information that obtained from male internist ward, this case is the first time in there. The client complained that he could not ate and drank since three months ago. Clientinitially complained that he felt there was different sense in the throat. When heswallowed, he directly got vomiting. The characteristics of vomiting was what he had eaten and drank. Client also complained that after vomiting, he felt pain and sour at throat. Nursing diagnosis that appears on the client was associatedwith swallowing disorder related to (r/t)achalasia disease (disturbance / damage to the esophagus); imbalance nutrition: less than body requirements r/t biological factors: inability to have nutritional intake (interference / damage of esophagus); risk for lack of fluid volume with risk factors: excessiveinformation exposure (esophageal achalasia), and acute pain r/t biological injury agents (disease: esophageal achalasia).Keywords: swallowing disorder, esophageal achalasia.
PERBANDINGAN BREAST CARE DAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM NORMAL Juhar Latifah; Abdurahman Wahid; Agianto Agianto
Dunia Keperawatan Vol 3, No 1 (2015): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 3 NOMOR 1, MARET 2015
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v3i1.1704

Abstract

ABSTRAKASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi, karena mengandung semua zat gizi dengan jumlah dan komposisi ideal yang dibutuhkan oleh bayi.Salah satu kendala dalam pemberian ASI secara dini yaitu produksi ASI dengan jumlah yang sedikit pada hari pertama setelah melahirkan.Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI adalah dengan melakukan perawatan payudara (breast care) dan pijat oksitosin.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara breast care dengan pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post partum normal. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan quasy experimental study design, jumlah responden 32 orang dengan consecutive  sampling, menggunakan uji t-test independent. Produksi ASI pada ibu post partum normal dengan tindakan breast care memiliki jumlah rata-rata 31,4375, sedangkan produksi ASI dengan tindakan pijat oksitosin memiliki jumlah rata-rata 24,8750. Uji independent sample t tes tmenunjukkan bahwa hasil t hitung> t tabel (2,858 > -2,037) dan nilai p < 0,05 (0,008 < 0,05). Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa ada  perbedaan antara breast care dengan pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post partum normal.Kata-kata kunci: breast care, pijat oksitosin, produksi ASI. ABSTRACTBreast milk is the best food for babies, because it contains all the nutrients the ideal amount and composition required by infants. One of the obstacles in the early breastfeeding is the production of breast milk in small quantities on the first day after birth. Ways that can be done to increase milk production is the treatment of breast care and massage oxytocin. This study aimed to compare the breast care with massage oxytocin on milk production in mothers of normal post partum. This research quantitative with quasy experimental study design, 32respondents  with consecutive sampling, used independent t-test. Milk production in mothers with a normal post partum breast care action has an average number of 31.4375, while the production of milk with a massage action of oxytocin has an average number of 24.8750. Test independent sample t test showed that the results of the t> t table (2.858> -2.037) and the value of p <0.05 (0.008 <0.05). Based on research carried out can be concluded that there is a difference between the breast care with massage oxytocin on milk production in mothers of normal post partum.Keywords: breast care, massage oxytocin, milk production.
PENGARUH DIET EKSTRAK IKAN BETOK (Anabas testudineus) TERHADAP PENURUNAN ERITEMA LUKA TERKONTAMINASI PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Anes Fikri Haekal; Eko Suhartono; Eka Santi; Agianto Agianto
Dunia Keperawatan Vol 2, No 2 (2014): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 2 NOMOR 2, MARET 2014
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2437.889 KB) | DOI: 10.20527/dk.v2i2.3096

Abstract

ABSTRAKPenelitian mengenai khasiat ikan betok (Anabas testudineus) belum pernah dilakukan, sehingga dilakukan penelitian yang mengungkapkan sifat antiinflamasi ikan betok (Anabas testudineus) melalui penurunan eritema. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diet ekstrak ikan betok (Anabas testudineus) terhadap penurunan eritema Iuka terkontaminasi pada tikus putih (Rattus norvegicus). Penelitian ini bersifat true eksperiment dengan rancangan post test only with control design dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 38 ekor tikus yang dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok control sebanyak 19 ekor tikus dan kelompok yang diberikan ekstrak ikan betok (Anabas testudineus) sebanyak 19 ekor tikus. Data yang diukur adalah rata-rata penurunan warna kemerahan eritema. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dcngan menggunakan independent sample t test dengan derajat kepercayaan 95% didapatkan hasil p=0,00 (p-value< 0,05). Hasil penelitian diketahui rata-rata penurunan warna kemerahan (eritema) pada kelompok yang diberikan ekstrak ikan betok (Anabas testudineus) lebih cepat daripada kelompok kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat efek pengaruh diet ekstrak ikan betok (Anabas testudineus) terhadap penurunan eritema Iuka terkontaminasi pada tikus putih (Rattus norvegicus).Kata-kata Kunci: Ekstrak ikan betok, eritema. ABSTRACTResearch on the efficacy offish damselfish (Anabas testudineus) has never been done, so do the research that revealed anti-inflammatory properties offish climbing perch (Anabas testudineus) through a reduction in erythema . This study aimed to determine the effect dietary of extract climbing perch (Anabas testudineus) to decrease erythema contaminated wounds i n white rats (Rattus norvegicus) . This study was true experiment with the design of post-test only with control design with simple random sampling technique of sampling. Number of samples studied were 38 rats were divided into 2 treatment groups, namely control group and a total of 19 rats given the extract group climbing perch (Anabas testudineus) were 19 rats. The data was measured in average reduction of erythema redness. The data was obtained and analyzed by using the independent sample t test with a 95 % confidence interval is obtained p= 0.00 (p-value< 0.05). Know the results ofre.search in an average reduction of redness (erythema) in the group given the extract fish damselfish (Anabas testudineus) faster than the control group. The conclusion of this study was the effect of the influence of diet contained extract climbing perch (Anabas testudineus) to decrease erythema contaminated wounds in white rats (Rattus norvegicus).Keywords: Extracts offish damselfish, erythema.
Motivasi dan Self Management Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Mustika Rahmadanti; Noor Diani; Agianto Agianto
Dunia Keperawatan Vol 8, No 1 (2020): MARCH 2020
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v8i1.7359

Abstract

Diabetes mellitus adalah penyakit menahun yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah melebihi normal. Diabetes mellitus membutuhkan perhatian dan perawatan medis dalam waktu lama baik untuk mencegah komplikasi maupun perawatan sakit. Risiko komplikasi dapat diturunkan dengan self management. Keberhasilan self management yang terdiri dari aspek nutrisi, farmakologi, latihan jasmani, monitoring gula darah dan perawatan kaki dipengaruhi oleh motivasi pasien diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi dan self management pasien diabetes mellitus tipe 2. Penelitian bertempat di Kelurahan Sungai Besar, dilakukan dari bulan Juni- Juli 2019. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik consecutive sampling. Instrumen menggunakan kuesioner dengan jumlah responden 101 responden. Hasil penelitian menunjukkan motivasi responden mayoritas adalah baik (72,3%) dan self management juga dalam kategori baik (92,1%). Hal ini menunjukkan motivasi yang tinggi terlihat dari perilakunya. Motivasi yang dimiliki pasien diabetes mellitus tipe 2 memberikan dorongan yang kuat dalam melakukan self management diabetes mellitus. Motivasi dan self management yang dimiliki pasien diabetes mellitus tipe 2 di Kelurahan Sungai Besar dalam kategori baik. Namun, self management pada aspek perawatan kaki hanya 2,0% responden yang mengeringkan sela-sela jari kakinya usai dicuci dan dibersihkan. Hasil ini dapat dijadikan acuan bagi petugas kesehatan untuk dilaksanakannya pendidikan kesehatan terkait pentingnya perawatan kaki agar tidak terjadi masalah pada kaki. Pasien diabetes diharapkan agar tetap termotivasi dalam melakukan self management. Selanjutnya dapat diteliti kembali faktor apa saja yang memengaruhi kepatuhan pasien dalam diabetes dalam self management.
SUPPORTIVE CARE NEEDS PADA KELUARGA PASIEN STROKE DI KLINIK SYARAF BANJARMASIN, INDONESIA Herry Setiawan; Agianto Agianto; Herry Setiawan
Dunia Keperawatan Vol 5, No 2 (2017): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 5 NOMOR 2, SEPTEMBER 2017
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v5i2.4115

Abstract

ABSTRAKKematian dan morbiditas banyak disebabkan oleh stroke. Di ASEAN, stroke penyebab utama kematian keempat dan Indonesia nomor satu. Kalimantan Selatan merupakan empat besar untuk prevalensi di Indonesia. Pasien stroke memerlukan perawatan jangka panjang di rumah dan kualitas hidup mereka baik jika mendapat perawatan dan dukungan yang tepat dari caregiver. Sehingga kualitas hidup caregiver juga perlu diperhatikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui supportive care needs pada keluarga pasien stroke saat merawat di rumah. Penelitian deskriptif digunakan di klinik syaraf, dengan 112 responden dan menggunakan kuesioner. Analisa data adalah distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini supportive care needs pada caregivers di masyarakat berada pada tingkat sedang (100%, n = 112); Dengan domain emosional (27.11 ± 8,47), domain psikososial (26,84 ± 6,36), domain informasi (23,74 ± 4,20), domain praktek (16,3 ± 4,24), domain spiritual (6,43 ± 1,30), dan domain fisik (3,06 ± 1,17). Perawat di komunitas perlu memperbaiki kualitas dan sistem perawatan kesehatan untuk membantu caregiver dalam merawat pasien dengan perawatan jangka panjang.Kata-kata kunci: keluarga pasien stroke; komunitas; supportive care needs.ABSTRACTMortality and morbidity were caused by stroke. In ASEAN, stroke is the fourth leading and Indonesia is number one. South Kalimantan is the top four for high prevalence in Indonesia. Stroke patients require long-term care at their home and their quality of life will be good if they get the appropriate long-term care and support from caregivers. Quality of life of caregivers also need to be considered. The purpose of study was to determine the supportive care needs of stroke caregivers when take care at home. A descriptive study used at neurological clinic, with 112 caregivers, and using questionnaire. Data analysis used frequency distribution. The results showed that the supportive care needs among stroke caregivers in the community is at a moderate level (100%, n = 112); with emotional domain (27.11 ± 8.47), psychosocial domain (26.84 ± 6.36), informational domain (23.74 ± 4.20), practice domain (16.3 ± 4.24), spiritual domain (6.43 ± 1.30), and physical domain (3.06 ± 1.17). Nurses in the community need to improve the quality and the health care system to help stroke caregivers in taking care for long term. Keywords: community; stroke caregiver; supportive care needs
KEJADIAN GASTRITIS DI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Rismia Agustina; Azizah Azizah; Agianto Agianto
Dunia Keperawatan Vol 4, No 1 (2016): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, MARET 2016
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v4i1.2545

Abstract

ABSTRAKGastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub-mukosa lambung, penyebab paling sering adalah infeksi bakteri helicobacter pylori, gangguan autoimun dan penggunaan jangka panjang obat anti-inflamatory drugs (NSAID). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuigambaran faktor yang mempengaruhi kejadian gastritis di Ruang Penyakit Dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling dengan sampel sebanyak 33 orang di RSUD Ratu ZalechaMartapura. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Data dianalisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden, 66,7% memiliki pola makan tidak baik, 57,6% memiliki jenis makanan yang tidak baik, 63,6% sering menggunakan obat-obatan anti nyeri dan anti inflamasi, 81,8% mengaku memiliki stres pekerjaan, 63,6% bukan perokok, dan 78,7% bukan peminum alkohol. Perlu adanya penyuluhan secara teratur terhadappengunjung di poliklinik penyakit dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura tentang pencegahan penyakit gastritis seperti menghindari faktor penyebab terjadinya penyakit gastritis.Kata-kata kunci: gastritis, faktor yang mempengaruhi.ABSTRACTGastritis is inflammation in the mucosal layer and sub-mucosa of the stomach. The most common cause is a bacterial infection of helicobacter pylori, autoimmune disorders and long-term use of anti-inflammatory drugs (NSAIDs). This study aimed to describe the factors that influence the incidence of gastritis in RSUD Ratu Zalecha Martapura. This was a descriptive study with consecutive sampling method. Sample of 33 respondents in hospitals Queen Zalecha Martapura was gained. The instrument used in this study was a questionnaire. Data were analyzed by univariate. The results showed that of the total respondents, 66.7% have no good diet, 57.6% had a type of food that is not good, 63.6% frequently use anti-pain medications and antiinflammatory,81.8% claimed to have the stress of work, 63.6% non-smokers, and 78.7% does not drink alcohol.Keywords: gastritis, influencing factors.
BATASAN KARAKTERISTIK DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN (ETIOLOGI) DIAGNOSA KEPERAWATAN: HAMBATAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN STROKE Selvia Harum Sari; Agianto Agianto; Abdurahman Wahid
Dunia Keperawatan Vol 3, No 1 (2015): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 3 NOMOR 1, MARET 2015
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.131 KB) | DOI: 10.20527/dk.v3i1.1702

Abstract

ABSTRAKIndikator klinis yang akurat diperlukan untuk memvalidasi diagnosa keperawatan yang ditegakkan. Keakuratan indikator klinis ditentukan dengan kemunculan batasan karakteristik dan faktor yang berhubungan (etiologi). Diagnosa keperawatan yang valid sangat penting untuk mengurangi risiko kesalahan mendiagnosis. Penelitian ini bertujuan mengetahui batasan karakteristik dan etiologi utama dari diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik yang muncul pada pasien stroke. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif (studi dokumentasi) dengan pendekatan retrospektif. Ada 26 catatan dokumentasi pasien stroke yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batasan karakteristik utama yang muncul pada pasien stroke adalah kesulitan membolak-balik posisi (100%), keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus (100%), keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar (100%), keterbatasan rentang pergerakan sendi (26,9%), dan pergerakan lambat (3,8%). Etiologi utama yang muncul pada pasien stroke adalah penurunan kekuatan otot (92,3%), gangguan neuromuskular (80,8%), nyeri (19,2%), kaku sendi (3,8%), dan gangguan sensoriperseptual (3,8%). Perawat diharapkan berfokus pada batasan karakteristik dan etiologi utama yang muncul saat melakukan pengkajian pada pasien stroke dengan diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik agar dapat merencanakan tindakan keperawatan yang efektif.Kata-kata kunci: batasan karakteristik, diagnosa keperawatan, hambatan mobilitas fisik, stroke. ABSTRACTAccurate clinical indicators are needed to validate the establishment of nursing diagnosis. The accuracy of clinical indicators is determined by the presence of defining characteristics and related factors (etiology). A valid nursing diagnosis is essential to reduce the risk of misdiagnosis. The study aimed to investigate the main defining characteristics and etiology of nursing diagnosis impaired physical mobility that appeared in stroke patients. This was a descriptive study (documentation study) with retrospective approach. There were 26 documentation notes of stroke patient used in this study. The results showed that the main defining characteristics that appear in stroke patients were difficulty turning (100%), limited ability to perform fine motor skills (100%), limited ability to perform gross motor skills (100%), decrease in range of motion (26,9%), and slowed movement (3,8%). The main etiologies that appeared in stroke patients were decreased muscle strength (92.3%), neuromuscular impairment (80,8%), pain (19,2%), joint stiffness (3,8%), and sensoriperceptual impairment (3,8%). Nurses are expected to focus on the main defining characteristics and etiology that appear when performing the assessment in stroke patients with impaired physical mobility nursing diagnosis in order to plan effective nursing actions.Keywords: defining characteristics, nursing diagnosis,  impaired physical mobility, stroke.