This Author published in this journals
All Journal JURNAL ILMIAH PLATAX
Rizald Max Rompas
Sam Ratulangi University

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Phycoeritryn Pigments In Carrageenan From Algae Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty 1996 Abigael Joanete Tumalun; Desy Maria Helena Mantiri; Darus Sa'adah Johanis Paransa; Rizald Max Rompas; Kurniati Kemer; Joppy Mudeng
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 10 No. 2 (2022): ISSUE JULY-DECEMBER 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v10i2.42456

Abstract

Kappaphycus alvarezii is a marine alga cultivated in Indonesia and produces carrageenan. Carrageenan is a product used in the cosmetic, food, and pharmaceutical industries. This study aimed to test the viscosity and gel strength of refined carrageenan with the addition of natural dye phycoerythrin from the algae Halymenia durvillei with different concentrations. Refine carrageenan was made using alkaline solvents of 4% NaOH and 5% KOH and then boiled using a pressure cooker. The results showed a reddish color change in the pure carrageenan refinement with the addition of phycoerythrin pigment, especially at a concentration of 50%. The average value of refined carrageenan viscosity for 4% NaOH concentration was 49.22 – 50.27 cP, and 5% KOH concentration ranged from 47.16 – 50.12 cP. Testing the gel strength of the refined carrageenan, the average NaOH 4% was 72.67 – 82.00 mm/g/sec, and the 5% KOH concentration was 81.00 – 81.78 mm/g/sec. The addition of phycoerythrin pigment to refine carrageenan had no effect on viscosity and gel strength. Drying at a temperature of 100oC obtained a water content of semi-refined carrageenan between 2.91 - 4.38%, this value is in accordance with the standard for carrageenan water content from FAO, which is a maximum of 12%.Keywords: Carrageenan, phycoerythrin pigments, Kappaphycus alvarezii, Halymenia durvillei, viscosity, gel strength.AbstrakKappaphycus alvarezii merupakan alga laut yang dibudidayakan di Indonesia dan penghasil karagenan. Karagenan merupakan suatu produk yang digunakan dalam industri kosmetik, makanan, dan juga farmasi. Tujuan dari penelitian adalah menguji viskositas dan kekuatan gel terhadap karagenan refine yang ditambahkan pigmen fikoeritrin dari alga Halymenia durvillei dengan perbedaan konsentrasi. Karagenan refine dibuat dengan menggunakan pelarut alkali NaOH 4% dan KOH 5% selanjutnya direbus dengan tekanan tinggi. Hasil yang didapat menunjukan bahwa terjadi perubahan warna kemerahan pada karagenan refine dengan penambahan pigmen fikoeritrin, terutama pada konsentrasi 50%. Nilai rata-rata viskositas karagenan refine untuk konsentrasi NaOH 4% adalah 49.22 – 50.27 cP, dan konsentrasi KOH 5% berkisar 47.16 – 50.12 cP. Pengujian kekuatan gel pada karagenan refine diperoleh rata-rata NaOH 4% sebesar 72.67 – 82.00 mm/g/det dan konsentrasi KOH 5% adalah 81.00 – 81.78 mm/g/det. Penambahan pigmen pada karagenan refine tidak berpengaruh pada viskositas dan kekuatan gel. Pengeringan dengan suhu 100OC memperoleh kadar air pada karagenan semi refine antara 2.91 - 4.38%, nilai tersebut telah sesuai dengan standar kadar air karagenan dari FAO yaitu maksimum 12%.Kata kunci: Karagenan, pigmen fikoeritrin, Kappaphycus alvarezii, Halymenia durvillei, viskositas, kekuatan gel. 
Sustainable Development Strategy For Water Tourism Park Conservation Area In North Minahasa Regency Junio Marzuki Pratama Mokoginta; Carolus Paulus Paruntu; Ping Astony Angmalisang; Rizald Max Rompas; Stenly Wullur; Arie B. Rondonuwu
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 11 No. 2 (2023): ISSUE JULY-DECEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v11i2.47581

Abstract

Abstract The Government of Indonesia has targeted 32.5 million hectares of marine conservation areas or 10% of the total area of ​​Indonesian waters in 2030. The location of the Water Tourism Park Conservation Area of North Minahasa Regency has been reserved by the North Sulawesi Provincial Government through Governor Decree Number 407 of 2018 covering an area of ​​25,838.91 hectares. The purpose of this research is to formulate a strategy for the sustainable development of the Water Tourism Park Conservation Area in North Minahasa Regency. This research was conducted for 6 months starting from June - December 2022. The method used in this research is a descriptive research method with survey techniques, namely by collecting data through interviews with relevant stakeholders as respondents. The results of this study obtained 10 (ten) priority strategies for the sustainable development of Water Tourism Park Conservation Area in North Minahasa Regency which will be recommended to the local government, in this case the Marine and Fisheries Office of North Sulawesi Province and related stakeholders as suggestions and materials that can be proposed in the context of making public policy in the field of marine and fisheries. Key words: Conservation; North Minahasa; Sustainable Development; Strategy; Water Tourism Park Abstrak Pemerintah Indonesia telah menargetkan 32,5 juta hektar kawasan konservasi perairan atau 10% dari luas perairan Indonesia pada tahun 2030. Lokasi Kawasan Konservasi Taman Wisata Perairan Kabupaten Minahasa Utara telah dicadangkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor 407 Tahun 2018 seluas 25.838,91 hektar. Tujuan penelitian ini untuk merumuskan strategi pengembangan berkelanjutan Kawasan Konservasi Taman Wisata Perairan di Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dimulai dari Juni - Desember 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan teknik survey, yaitu dengan cara pengumpulan data melalui wawancara dengan para stakeholders terkait sebagai responden. Hasil dari penelitian ini didapatkan 10 (sepuluh) strategi prioritas untuk pengembangan berkelanjutan Kawasan Konservasi Taman Wisata Perairan di Kabupaten Minahasa Utara yang akan direkomendasikan kepada pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara beserta stakeholders terkait sebagai saran dan bahan yang dapat dipertimbangkan dalam rangka pembuatan kebijakan publik pada bidang kelautan dan perikanan. Kata kunci: Konservasi; Minahasa Utara; Pengembangan Berkelanjutan; Strategi; Taman Wisata Perairan
The Suitability Index of Mangrove Tourism in the Coastal Area around Budo Village, Wori Sub-District, North Minahasa Regency for Marine Ecotourism Rose Agustin Tambunan; Antonius Petrus Rumengan; Carolus Paulus Paruntu; Royke M. Rampengan; Medy Ompi; Rizald Max Rompas
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 11 No. 2 (2023): ISSUE JULY-DECEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v11i2.50039

Abstract

The purpose of this study was to analyze the tourism suitability index and the carrying capacity of the mangrove ecotourism area in Budo Village, Wori District, North Minahasa Regency. The research method used was a cruising survey method using line transects and visual method which were carried out on three transects to obtain mangrove bio-ecological parameter values, namely thickness, species, density, biota objects associated with mangroves, and sea tides. The results showed that the mangrove thickness values ​​on transects 1-3 were 157 m, 138 m, and 135 m respectively, with an average value of 143.3 m; a number of mangrove species, namely 6 species (Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratia alba, Avicennia marina, and Nypa fruticans); mangrove density values ​​on transects 1-3, respectively 10.2 ind/100 m2, 11.8 ind/100 m2 and 6.2 ind/100 m2, with an average value of 9.4 ind/100 m2; mangrove association biota objects in transects 1-3, including fishes, shrimps, crabs, mollusks, birds and reptiles; and the average tidal value is as high as 2 m. The average value of the tourism suitability index was 54.6% with the conditionally appropriate category on all transects; and the carrying capacity of the mangrove tourism area was 116 people/day, with an operational time of 14 hours/day. Further research requires a sustainability analysis to produce efficient and effective programs for the development of mangrove ecotourism in Budo Village. Keywords: Area carrying capacity, Budo Village, Ecotourism, Tourism suitability index, Mangrove Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis indeks kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan ekowisata mangrove Desa Budo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei jelajah dengan menggunakan line transect dan metode visual pada tiga transek untuk memperoleh nilai-nilai parameter bio-ekologi mangrove, yaitu ketebalan, jenis, kerapatan jenis, objek biota asosiasi mangrove, dan pasang surut air laut. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai ketebalan mangrove pada transek 1-3, masing-masing adalah 157 m, 138 m, dan 135 m, dengan nilai rata-ratanya 143,3 m; jumlah jenis mangrove 6 spesies (Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratia alba, Avicennia marina dan Nypa fruticans); nilai kerapatan mangrove pada transek 1-3, masing-masing adalah 10,2 ind/100 m2, 11,8 ind/100 m2 dan 6,2 ind/100 m2, dengan nilai rata-ratanya 9,4 ind/100 m2; objek biota asosiasi mangrove pada  transek 1-3 meliputi ikan, udang, kepiting, moluska, burung, dan reptil; dan nilai rata-rata pasang surut air laut setinggi 2 m;  nilai rata-rata Indeks kesesuaian wisata sebesar 54,6 % dengan kategori “sesuai bersyarat” pada semua transek; dan daya dukung kawasan wisata mangrove Desa Budo adalah 116 orang/hari dengan waktu operasional 14 jam/hari. Penelitian selanjutnya diperlukan analisis keberlanjutan untuk menghasilkan program-program yang efisien dan efektif dalam rangka pengembangan ekowisata mangrove Desa Budo. Kata kunci: Daya dukung kawasan, Desa Budo, Ekowisata, Indeks kesesuaian wisata, Mangrove