Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENINGKATAN PEMAHAMAN TROUBLESHOOTING KELISTRIKAN ENGINE PGM-FI DENGAN ALAT PERAGA KELISTRIKAN ENGINE Muryanto, Muryanto; Rahardjo, Winarno Dwi
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar siswa jika menggunakan alat peraga pada proses pembelajaran troubleshooting kelistrikan engine PGM-FI. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu dengan pola pre test-post test control group design. Populasinya adalah siswa Kelas XII Jurusan Teknik Sepeda Motor SMK Muhammadiyah Kudus yang terdiri dari satu kelas dengan jumlah sebanyak 35 siswa. Keseluruhan anggota populasi menjadi sampel penelitian yang kemudian dibagi dalam dua kelompok sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil penelitiaan menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar. Hal ini ditunjukkan dengan t-test dua pihak menghasilkan thitung > ttabel yaitu thitung 4,56 dan nilai ttabel sebesar 1,69. Pengujian peningkatan hasil belajar dilakukan dengan uji t dan cara deskriptif prosentase yaitu membandingkan selisih antara nilai awal rata-rata hasil belajar dengan nilai akhir rata-rata hasil belajar tiap kelompok. Ini memberikan bukti bahwa pembelajaran dengan menggunaan alat peraga meningkatan nilai post test siswa yang lebih besar.
Carcass Evaluation of Crossbred Betweeen Cockerel Kampung Chicken and Layer Hen Muryanto, Muryanto; PS, Hardjosworo; R, Herman; H, Setijanto
ANIMAL PRODUCTION Vol 4, No 2 (2002): May
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.15 KB)

Abstract

The research was conducted to the characteristics of carcass evaluate crossbred between cockerel of kampung chicken and Lohman layer hen. Sixteen crossbred chickens and 16 kampung chickens were reared under a similar management from 2 - 12 weeks old. The chickens were given a commercial feed which contains 21% crude protein at 2 - 4 week old, and 14% crude protein and metabolizable energy 2800 kcal/kg at 4 - 12 weeks old. The data of carcass weight, rear back weight, fore back weight, breast weight, and thigh weight were collected. Meat and bone on breast and thigh were separated. The results showed that with under similar management and feeding, the carcass values of crossbred chicken were not significantly different with kampung chicken. The crossbred chickens have meat production rate of 2.83 times as compared to kampung chicken. Higher crude protein than 14% with a balance metabolizable energy will increase the quantity and quality of crossbred chicken carcass. (Animal Production 4(2): 71-76 (2002) Key Words : Carcass, Crossbred Kampung Chicken
KARAKTERISASI PASIR BERLAPIS OKSIDA BESI SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PENYISIHAN BESI DALAM AIR TANAH Barlianti, Vera; Muryanto, Muryanto; Triwahyuni, Eka
Jurnal Ecolab Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Ecolab
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jklh.2014.8.2.85-95

Abstract

Air tanah merupakan sumber air minum utama bagi masyarakat yang berdomisili di daerah yang belum terjangkau layanan air bersih dari PDAM. Salah satu masalah pada kualitas air tanah adalah kandungan besi dalam air tanah di atas 0,3 mg/l, melebihi standar baku mutu Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001. Sebagai contoh kandungan besi pada air tanah di Bandung mencapai 3-4 mg/l dan di Medan sebesar 4-5 mg/l. Pada penelitian sebelumnya telah diketahui bahwa adsorben dari pasir kuarsa yang dilapisi oksida besi (goethite) mampu menyisihkan kan­dungan besi dalam air tanah hingga 74,20%. Makalah  ini melaporkan karakteristik dan potensi pasir sungai dan pasir pantai yang dilapisi oksida besi sebagai adsorben untuk menyisihkan kandungan besi dalam air tanah. Pasir yang digunakan adalah pasir yang berasal dari sungai Cisadane, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia (PC), pasir pantai dari daerah Tangerang, Banten, Indonesia (TP), dan pasir yang berasal dari salah satu pantai di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Indonesia (UJ). Pasir dicuci dengan air, kemudian dikeringkan selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan pengayakan untuk memisahkan pasir berdasarkan ukurannya. Pasir yang mempunyai ukuran antara 425-710 um direndam dalam larutan HCl selama 24 jam, lalu dicuci dengan air dan dikeringkan. Hasil percobaan mengindikasikan terbentuknya senyawa lepidocrocite pada permukaan pasir pantai.  Uji kinerja yang dilakukan terhadap adsorben ini menunjukkan efisiensi penyisihan besi dalam air tanah sebesar 61,65%.
PENINGKATAN PEMAHAMAN TROUBLESHOOTING KELISTRIKAN ENGINE PGM-FI DENGAN ALAT PERAGA KELISTRIKAN ENGINE Muryanto, Muryanto; Rahardjo, Winarno Dwi
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar siswa jika menggunakan alat peraga pada proses pembelajaran troubleshooting kelistrikan engine PGM-FI. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu dengan pola pre test-post test control group design. Populasinya adalah siswa Kelas XII Jurusan Teknik Sepeda Motor SMK Muhammadiyah Kudus yang terdiri dari satu kelas dengan jumlah sebanyak 35 siswa. Keseluruhan anggota populasi menjadi sampel penelitian yang kemudian dibagi dalam dua kelompok sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil penelitiaan menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar. Hal ini ditunjukkan dengan t-test dua pihak menghasilkan thitung > ttabel yaitu thitung 4,56 dan nilai ttabel sebesar 1,69. Pengujian peningkatan hasil belajar dilakukan dengan uji t dan cara deskriptif prosentase yaitu membandingkan selisih antara nilai awal rata-rata hasil belajar dengan nilai akhir rata-rata hasil belajar tiap kelompok. Ini memberikan bukti bahwa pembelajaran dengan menggunaan alat peraga meningkatan nilai post test siswa yang lebih besar.
PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA YANG BEBAS DARI KORUPSI Muryanto, Muryanto; Utoyo, Marsudi; Busroh, Firman Freaddy
Lex Librum : Jurnal Ilmu Hukum 2020: Edisi Khusus Februari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.346 KB) | DOI: 10.46839/lljih.v0i0.156

Abstract

Abstrak Pemberian Alokasi Dana Desa merupakan wujud dari pemenuhanhak desa untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan berkembangmengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri berdasarkan keanekaragaman,partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, pemberdayaan masyarakat dan meningkatkanperan Pemerintah Desa dalam memberikan pelayanan dan meningkatkankesejahteraan masyarakat serta memacu percepatan pembangunan dan pertumbuhanwilayah-wilayah strategis. Pemangkasan anggaran untuk semua kementerian dan lembaga negara, namun khusus pos anggaran dana desa tidak ada pengurangan.Ini menunjukkan konsistensi komitmen pemerintah dalam program pengentasan kemiskinan di pedesaan dan pembangunan daerah tertinggal. Mengingat dana desa saat ini peruntukannya difokuskan pada pembangunan infrastruktur desa dan pemberdayaan masyarakat.Terhadap pengelolaan dana desa, yang dikhawatirkan banyak pihak adalah penggunaannya yang berpotensi dikorupsi. Baik sengaja ataupun tidak disengaja (karena kekurangpahaman cara pemanfaatan maupun pelaporan administratifnya) oleh perangkat desa dan siapapun yang berkaitan dengan penggunaan dana desa. Kelemahan utama pengawasan penggunaan dana desa sejatinya berpangkal pada kondisi sosiologis di pedesaan yang masih feodalistik. Lembaga apapun yang ada di pedesaan, akan cenderung melemah ataupun mudah diperlemah oleh kultur feodalistik yang ada sehingga terjadi korupsi. Kata Kunci : Alokasi Dana Desa, Korupsi, Tanggung Jawab Abstract The granting of Village Fund Allocation is a form of fulfilling the village's right to carry out its autonomy so that it grows and develops following the growth of the village itself based on diversity, participation, original autonomy, democratization, community empowerment and increasing the role of the Village Government in providing services and improving the welfare of the community and spurring acceleration development and growth of strategic areas. Budget cuts for all ministries and state institutions, but specifically for village budget funds there is no reduction. This shows the consistency of the government's commitment in poverty alleviation programs in rural areas and the development of disadvantaged areas. Considering that the current village budget allocation is focused on the development of village infrastructure and community empowerment. Regarding the management of village funds, what is feared by many parties is their use which has the potential to be corrupted. Whether intentionally or unintentionally (due to a lack of understanding of how to use and administrative reporting) by village officials and anyone related to the use of village funds. The main weakness of the supervision of the use of village funds actually stems from the sociological conditions in the countryside which are still feudalistic. Any institution in the countryside will tend to weaken or be easily weakened by existing feudalistic culture, resulting in corruption.
Alkaline Pretreatment of Sweet Sorghum Bagasse for Bioethanol Production Sudiyani, Yanni; Triwahyuni, Eka; Muryanto, Muryanto; Burhani, Dian; Waluyo, Joko; Sulaswaty, Anny; Abimanyu, Haznan
International Journal of Renewable Energy Development Vol 5, No 2 (2016): July 2016
Publisher : Center of Biomass & Renewable Energy, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijred.5.2.113-118

Abstract

Lignocellulosic material, which consist mainly of cellulose, hemicelluloses and lignin, are among the most promising renewable feedstocks for the production of energy and chemicals.   The bagasse residue of sweet sorghum can be utilized as raw material for alternative energy such as bioethanol.  Bioethanol production consists of pretreatment, saccharification, fermentation and purification process.  The pretreatment process was of great importance to ethanol yield.  In the present study, alkaline pretreatment was conducted using a steam explosion reactor at 1300C with concentrations of NaOH  6, and 10% (kg/L) for 10, and 30 min.  For ethanol production separated hydrolysis and fermentation (SHF) and simultaneous saccharification and fermentation (SSF) process were conducted with 30 FPU of Ctec2 and Htec2 enzyme and yeast of Saccharomyces cerevisiae.   The results showed that maximum cellulose conversion to total glucose plus xylose were showed greatest with NaOH 10% for 30 min.  The highest yield of ethanol is 96.26% and high concentration of ethanol 66.88 g/L were obtained at SSF condition during 48 h process. Using SSF process could increase yields and concentration of ethanol with less energy process. Article History: Received January 16th 2016; Received in revised form May 25th 2016; Accepted June 28th 2016; Available onlineHow to Cite This Article: Sudiyani, Y., Triwahyuni, E., Muryanto, Burhani, D., Waluyo, J. Sulaswaty, A. and Abimanyu, H. (2016) Alkaline Pretreatment of Sweet Sorghum Bagasse for Bioethanol Production. Int. Journal of Renewable Energy Development, 5(2), 113-118.http://dx.doi.org/10.14710/ijred.5.2.113-118 
Implementasi FMEA dalam Menganalisis Risiko Kegagalan Proses Produksi Berdasarkan RPN Prasetya, Raynaldhi Yudha; Suhermanto, Suhermanto; Muryanto, Muryanto
Performa: Media Ilmiah Teknik Industri Vol 20, No 2 (2021): Performa: Media Ilmiah Teknik Industri
Publisher : Industrial Engineering Study Program, Faculty of Engineering, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/performa.20.2.52219

Abstract

Pengendalian kualitas merupakan hal yang penting untuk mempertahankan posisi perusahaan di mata konsumen. Pada saat ini permasalahan yang terjadi pada perusahaan masih ada yang di luar dari ketentuan batas. Diketahui di atas angka persentase yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Sehingga perusahaan segera melakukan perbaikan agar tidak terjadi waste/yang merugikan perusahaan. Dengan adanya pengendalian kualitas secara baik dan benar, maka akan diperoleh produk yang dapat memenuhi keinginan konsumen. Salah satu tools yang digunakan untuk membantu pengendalian kualitas adalah menggunakan metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). Penggunaan FMEA mampu mengidentifikasi risiko kegagalan yang terjadi selama proses produksi di TL - 5. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis moda kegagalan yang menyebabkan terjadi permasalahan dengan menggunakan metode FMEA. Dengan berdasarkan nilai Risk Priority Number (RPN). Selanjutnya emberikan usulan perbaikan untuk produksi selanjutnya. Berdasarkan pengolahan dengan metode FMEA dapat mengidentifikasi moda kegagalan yang terjadi. Dapat diketahui hasil dari penelitian, terdapat 7 moda kegagalan yang perlu diberikan usulan/tindakan.
Telaah Potensi Penerapan Teknologi Terkini pada Hidrolisis Selulosa dengan Sistem Pengendalian Terintegrasi dalam Proses Bioetanol G2 Ditia, Anissa; Bardant, Teuku Beuna; Utami, Amaliyah Rohsari Indah; Maryana, Roni; Irawan, Yan; Muryanto, Muryanto; Triwahyuni, Eka; Sudiyani, Yanni
JURNAL SELULOSA Vol 11, No 01 (2021): JURNAL SELULOSA
Publisher : Center for Pulp and Paper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25269/jsel.v11i01.320

Abstract

Kajian ini merangkum teknologi dan inovasi sistem pengendalian yang berpotensi diterapkan dalam intensifikasi proses hidrolisis selulosa pada produksi bioetanol G2. Telaah dimulai dari perkembangan terbaru intensifikasi produksi bioetanol secara umum. Hidrolisis selulosa adalah tahapan pembeda antara proses bioetanol G2 dan generasi sebelumnya. Perhatian utama dalam intensifikasi hidrolisis selulosa adalah pada bagaimana hidrolisis selulosa terintegrasi dengan sistem pengendalinya dan integrasi hidrolisis selulosa dengan bagian hulu (pretreatment) dan hilir (penyulingan). Keunikan proses ini adalah durasi kerja yang membutuhkan 48 jam dan viskositas campuran yang tergantung waktu. Bagian akhir telaah ini memetakan potensi penerapan teknologi dan inovasi terbaru yang telah dirangkum. Pemetaan berdasarkan potensi peningkatan efisiensi dan potensi tambahan investasi. Sakarifikasi Very High Gravity (VHG) pada kecepatan pengadukan optimum dan intermitten dinilai sebagai pilihan paling menarik bila intensifikasi dilakukan pada unit produksi yang telah berdiri. Namun jika intensifikasi untuk rancangan pabrik baru, maka tangki hidrolisis yang dirancang dengan simulasi CFD, dilengkapi dengan sekat (baffles) yang bergerak terkendali, dan rancangan batang pengaduk (impeller) paling cocok menurut simulasi adalah pilihan menarik. Rancangan ini kemudian diintegrasikan dengan sistem pengendali yang mampu memperkirakan perubahan viskositas. Review on Potency of Application Recent Technology in the Integrated Process and Control on Cellulose Hydrolysis in Bioethanol G2 Production ProcessAbstractThis review listed current technologies and innovations in the control system which potentially applied in the intensification of cellulose hydrolysis as part of 2nd Generation Bioethanol production process. The review started from the general latest innovations in the 2nd Generation Bioethanol. Cellulose hydrolysis as the main characteristics in the 2nd Generation of Bioethanol required further attention in the intensification. Especially in how to integrate cellulose hydrolysis with its control system and to integrate it with upstream and downstream units. The special requirements in cellulose hydrolysis are 48 hours agitation duration and time-dependent mixture viscosity. At the end of the review, listed technologies were assessed to be applied in the 2nd Generation Bioethanol. The assessment was based on their potency in increasing process efficiency and the potency of required investment if they are applied. A Very High Gravity (VHG) saccharification at optimum intermittent agitation speed was a promising innovation for cellulose hydrolysis if intensification was conducted onto the existing production plant. If intensification is conducted to a plant design, building an agitation tank according to best Computational Fluid Dynamic (CFD) simulation, complemented with controlled moving baffles and best suitable impeller design is a promising design for efficient hydrolysis. This agitation tank was then completed with the advanced available control system, which is capable to adapt the viscosity changes.
Biomass Production Chlorella Vulgaris Buitenzorg Using Series of Bubble Column Photo Bioreactor with a Periodic Illumination Wijanarko, Anondho; Dianursanti, Dianursanti; Muryanto, Muryanto; Simanjuntak, Josia; Kencana Wulan, Praswasti Pembangun Dyah; Hermansyah, Heri; Gozan, Misri; Soemantojo, Roekmijati Widaningroem
Makara Journal of Technology Vol. 12, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Chlorella vulgaris Buitenzorg cultivation using three bubble column photo bioreactors arranged in series with a volume of 200 mL for 130 hours shows an increase of biomass production of Chlorella vulgaris Buitenzorg up to 1.20 times and a decrease of the ability of CO2 fixation compared to single reactor at a periodic sun illumination cycle. The operation conditions on cultivation are as following: T, 29.0oC; P,1 atm.; UG, 2.40 m/h; CO2, 10%; Benneck medium; and illumination source by Phillip Halogen Lamp 20W /12V/ 50Hz. Other research parameters such as microbial carbon dioxide transferred rate (qco2), CO2 transferred rate (CTR), energy consumption for cellular formation (Ex), and cultural bicarbonate species concentration [HCO3] also give better results on series of reactor.