Sativandi Riza
Universitas Brawijaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemetaan Partisipatif LULC dan Kebakaran Hutan Bersama Masyarakat DAS Mikro Gumandar-Kedawung Aditya Nugraha Putra; Syamsu Ridzal Indra Hadi; Sativandi Riza; Rizki Maulana Ishaq; Syamsul Arifin; Sudarto Sudarto; Lenny Sri Nopriani; Nina Dwi Lestari; Yulia Amirul Fata; Khanza A’maladewi Sudharta; Dinna Hadi Solikah; Iva Dewi Lestariningsih; Erekso Hadiwijoyo; Raushanfikr Bushron; Rifqi Rahmat Hidayatullah; Didik Suprayogo
Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian Vol 2, No 4 (2022): December
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/dikmas.2.4.1053-1068.2022

Abstract

Kebakaran hutan yang sering terjadi di kawasan hutan DAS Mikro Gumandar-Kedawung terjadi akibat faktor alam dan faktor sosial. Kondisi bagian hulu DAS mikro yang berbatasan langsung dengan padang rumput dan ilalang menyebabkan api menjalar cepat masuk ke kawasan hutan. Hal ini perparah dengan beberapa oknum dari masyarakat sekitar yang sengaja menyalakan api untuk berburu dan mencuri kayu di dalam hutan. Proses identifikasi lokasi rawan kebakaran dan perubahan penggunaan lahan yang menjadi dampak dari bencana ini lokasinya sangat sulit diidentifikasi oleh pengelola hutan dan masyarakat karena belum terdapat data spasial. Kegiatan pengabdian berbentuk pemetaan partisipatif (participatory mapping) ini bertujuan untuk mengidentifikasi wilayah di DAS Mikro Gumandar-Kedawung, terutama terkait pemahaman masyarakat terhadap lokasi bekas kebakaran dan perubahan penggunaan lahan, sehingga dapat ditentukan solusi dan lokasi dari upaya pemberian solusi tersebut oleh masyarakat sekitar. Hasil analisis dan groundcheck dengan masyarakat menunjukkan bahwa lokasi-lokasi terbuka (berdasarkan peta perubahan-tutupan lahan 2015-2022) bertambah di tahun 2022 seiring dengan berkurangnya hutan alami sekitar 11%. Lahan-lahan terbuka yang diidentifikasi dari perubahan penggunaan dan tutupan lahan telah dikonfirmasi oleh masyarakat bahwa seluruh titik lokasi kebakaran sesuai dengan kondisi aktual. Kesadaran masyarakat yang semakin meningkat terhadap kebakaran dibuktikan dengan adanya pembuatan sekat bakar dan upaya reboisasi di hutan alami. Bersama masyarakat, lokasi konservasi digambarkan di dalam peta sehingga tersusun data spasial yang dapat digunakan sebagai acuan monitoring dan evaluasi.
Development of Conservation Agriculture on Sloping Land for Potato Commodities in Wonokitri Village, Pasuruan, East Java: Pengembangan Pertanian Konservasi Pada Lahan Berlereng Untuk Komoditas Kentang di Desa Wonokitri, Pasuruan, Jawa Timur Istika Nita; Muhamad Taufiq Hidayat; Awang Satya Kusuma; Kurniawan Sigit Wicaksono; Lenny Sri Nopriani; Reni Ustiatik; Sativandi Riza; Sri Rahayu Utami; Syamsu Ridzal Indra Hadi; Anggraini Aurina Putri; Aksha Karunia Satria
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2024): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v8i3.19815

Abstract

Sistem pertanian pada dataran tinggi mempunyai keunikan dan tantangan tersendiri, termasuk kawasan pertanian di Desa Wonokitri, Pasuruan, Jawa Timur. Kesesuain lahan untuk budidaya komoditas hortikultura menyebabkan praktek pertanian yang digunakan termasuk intensif melalui pengolahan tanah, pola tanam, penggunaan pupuk hingga pengendalian hama penyakit. Komoditas utama pada lahan ini adalah kentang, selain syarat tumbuh terpenuhi juga dikarenakan nilai jual kentang yang tinggi. Namun, yang menjadi tantangan adalah praktek penanaman dilakukan pada lahan berlereng dan tidak disertai dengan penerapan tindakan konservasi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan pertanian koservasi yang berbasis kearifan lokal pada lahan berlereng di Desa Wonokitri, Pasuruan, Jawa Timur. Metode yang digunakan mencakup observasi lapangan, analisis tanah, dan Focus Group Discussion (FGD) dengan petani setempat. Sifat tanah di lahan pertanian wonokitri termasuk dalam tekstur lempung berdebu, berat isi tanah 0,62 g cm-3, porositas tinggi (> 50%), permeabilitas cepat (>12,7 cm jam-1) dan kemantapan agregat sangat stabil sekali (>2 mm), sehingga secara fisik sangat baik dalam menopang pertumbuhan tanaman kentang. Namun, sistem pertanian berlerang tanpa konservasi yang dilakukan sangat berpotensi menurunkan produktivitas lahan di masa mendatang. Oleh sebab itu, berdasarkan kondisi aktual lahan, kesesuaian tanaman dan sosial ekonomi dirumuskan tindakan konservasi yang dapat diterima yakni dengan penanaman pada bedengan searah lereng yang dilengkapi dengan saluran pengelak dan saluran pembuangan air (SPA) serta bak penampung untuk menangkap limpasan permukaan dan sedimen. Pada setiap petak lahan ditanami tanaman penguat guna meningkatkan kestabilan lereng dan perlindungan lahan. Program ini menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan kesadaran dan penerapan konservasi tanah oleh petani setempat