Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Metode Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif bagi Peserta Didik Tunarungu Binta Ustafiano; Meta Silfia Novembli; Nisaul Hasanah
Journal on Teacher Education Vol. 4 No. 2 (2022): Journal on Teacher Education
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jote.v4i2.9157

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran mengenai metode pembelajaran keterampilan vokasional otomotif untuk peserta didik SMALB tunarungu. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian studi literatur. Dimana diperoleh bahwa ada dua metode pembelajaran yang baik digunakan dalam proses pembelajaran otomotif pada peserta didik yang tunarungu yaitu praktek karena dengan metode ini peserta didik dalam melihat langsung sehingga lebih mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran otomotif. Guru memperagakan pembelajran kemudian peserta didik diminta untuk mempraktekkannya kembali.
Sumbangan Gadget bagi Keterlambatan Bicara Anak Usia Dini Effran Zudeta; Meta Silfia Novembli; Nisaul Hasanah
PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 6 No. 02 (2023): PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/paud-lectura.v6i02.13620

Abstract

Perkembangan bahasa pada anak usia dini sangat penting bagi kelangsungan hidupnya sebagai makhluk sosial. Saat ini, anak-anak memiliki lebih banyak akses ke media elektronik setiap hari dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang sibuk dengan gadget berpotensi mengalami keterampilan perkembangan bahasa karena minimnya interaksi, menghasilkan perilaku menyimpang, penurunan kognitif. Paparan awal media elektronik pada usia dibawah dua tahun memberikan dampak pada bahasa, tetapi masih belum dapat disimpulkan. Penelitian ini bertujuan mengungkap dampak paparan awal gadget terhadap perkembangan bahasa dan perilaku mirip autis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang menghabiskan waktu menonton lebih dari 3 jam per hari mengalami keterlambatan bahasa dan rentang perhatian yang pendek, sedangkan anak yang menghabiskan waktu menonton kurang dari 3 jam per hari mengalami keterlambatan bahasa, rentang perhatian yang pendek, dan hiperaktif. Ditemukan bahwa lebih dari separuh anak (55%) tidak memiliki interaksi dengan orang tua selama anak menggunakan gadget, keterlambatan bicara dan perhatian pendek telah dilaporkan pada semua kasus, dan hiperaktif ditemukan pada 70% anak.
PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI MENDELEY UNTUK MENUNJANG KARYA ILMIAH GURU SMKN 1 BANGKINANG Meta Silfia Novembli; Nisaul Hasanah; Sri Wahyuni
J-COSCIS : Journal of Computer Science Community Service Vol. 3 No. 2 (2023): J-COSCIS : Journal of Computer Science Community Service
Publisher : Fakultas Ilmu Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jcoscis.v3i2.12981

Abstract

Aplikasi mendeley merupakan salahsatu manajer referensi yang menunjang guru dalam membuat artikel ilmiah. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan keterampilan kepada guru dalam mengaplikasikan manajer referensi mendeley. Metode yang digunakan adalah pelatihan yang bersifat langsung dan praktik baik di SMK Negeri 1 Bangkinang. Prosedur yang dilakukan dalam Kegiatan ini terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan, mulai dari melakukan kegiatan analisis situasi berupa observasi lapangan dan interview sampai kepada Pembuatan proposal dan laporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan berikutnya masih dalam bentuk pelatihan. Pelatihan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dan berjalan dengan lancar. Hasil pengabdian dilihat dari gambaran Pemahaman peserta mengenai Penerapan Aplikasi Mendeley Di SMK Negeri 1 Bangkinang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau sebelum dan sesudah diberikan pelatihan, secara umum berada pada kategori cukup baik dengan rata-rata 43.78%. Sedangkan setelah dilaksanakan pelatihan, secara umum berada pada kategori baik dengan rata-rata 79.4%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman peserta mengenai penerapan Aplikasi Mendeley Di SMK Negeri 1 Bangkinang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau sebelum dengan sesudah diberikan pelatihan mengalami peningkatan.
Inovasi Pembelajaran Inklusi melalui Peningkatan Self Efficacy Guru Sri Wahyuni Wahyuni; Meta Silfia Novembli; Nisaul Hasanah
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teachers who have high self-efficacy tend to have a low level of anxiety and have a positive attitude towards education in which there are children with special needs. Conversely, teachers who have a low level of self-efficacy tend to show a less or not positive attitude when there are children with special needs in the class. The question is how is the teacher's Self-Efficacy level in teaching children with special needs. Based on this description, the research team felt it was important to conduct this research with the aim of looking at the teacher's Self-Efficacy level in teaching children with special needs at school. The research methodology used is library research, with research stages: Preparation of instruments to measure the level of self-efficacy of teachers in teaching children with special needs at school, data collection and analysis of research data. The targeted outputs are scientific articles and research reports. The results of the study show that the teacher's self-efficacy at As-Shofa Elementary School is in the average category. In the Self-Efficacy Sub-Construction (Inclusive Instructional, Collaboration, and Managing Behavior) the Self-Efficacy level of teachers is also in the moderate category, both those who interact directly with children with special needs and those who do not interact directly with children with special needs
Pelatihan Keterampilan Pengelasan untuk Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri Pembina Anggi Aprianto; Meta Silfia Novembli; Nisaul Hasanah
JPPKh Lectura: Jurnal Pengabdian Pendidikan Khusus Vol. 1 No. 01 (2023): JPPKh Lectura: Jurnal Pengabdian Pendidikan Khusus
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jppkhlectura.v1i01.14359

Abstract

Tidak hanya pada anak normal saja, anak berkebutuhan khusus (ABK) juga mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak sehingga mereka juga memiliki kemampuan yang sama dengan anak-anak lainnya. Hak anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk mendapatkan pendidikan tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Salah satu tujuan dari pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh anak berkebutuhan khusus berguna untuk kemandirian dan mampu berdaya secara ekonomi. Salah satu keterampilan yang dapat diberikan kepada anak berkebutuhan khusus adalah pelatihan pengelesan. Namun, kurangnya jumlah guru dan kurangnya pengetahuan guru terkait ilmu pengelasan sehingga pemberian ilmu dan praktek langsung tentang keterampilan pengelasan kepada siswa menjadi kurang maksimal diterima oleh siswa mereka. Oleh karena itu, diperlukan pemberian pelatihan keterampilan pengelasan untuk mempraktekkan cara pengelasan pada anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri Pembina Pekanbaru, khususnya anak dengan hambatan pendengaran (Tuna Rungu).
Resiliensi Orang Tua yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus Nisaul Hasanah; Effran Zudeta; Bintha Ustafiano; Sri Wahyuni
JPPKh Lectura: Jurnal Pengabdian Pendidikan Khusus Vol. 1 No. 01 (2023): JPPKh Lectura: Jurnal Pengabdian Pendidikan Khusus
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jppkhlectura.v1i01.14394

Abstract

Kehadiran seorang anak merupakan anugerah yang diberikan kepada orang tua dan menjadi dambaan bagi tiap pasangan. Namun, tidak semua anak dilahirkan dengan sempurna dan berkembang secara normal. Ada anak yang dilahirkan dengan kekurangan, baik berupa cacat tubuh maupun mental yang sering disebut dengan anak berkebutuhan khusus. Orang tua di Desa Sibiruang yang memiliki anak berkebutuhan masih kurang memiliki pemahaman dan tidak bisa menerima kondisi anaknya. Pemberian psikoedukasi mengenai resiliensi kepada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus menjadi salah satu solusi yang bisa diberikan. Diharapkan orang tua dapat mengerti dan menerima keadaan anaknya serta dapat menghadapi dan bertahan dengan kondisi pada saat ini sehingga orang tua mempunyai kondisi psikologis yang baik. Ketika orang tua memiliki kondisi psikologis yang baik, maka secara tidak langsung akan memberikan pengaruh pada kondisi anaknya juga. Maka dari itu, pengabdian ini menargetkan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus di Desa Sibiruang untuk mendapatkan psikoedukasi resiliensi.
Pelatihan Keterampilan Merajut untuk Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Kinasih Sri Wahyuni; Nisaul Hasanah; Meta Silfia Novembli
JPPKh Lectura: Jurnal Pengabdian Pendidikan Khusus Vol. 1 No. 01 (2023): JPPKh Lectura: Jurnal Pengabdian Pendidikan Khusus
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jppkhlectura.v1i01.14748

Abstract

Salah satu hak yang wajib diberikan kepada seluruh anak adalah pendidikan, termasuk juga dengan anak berkebutuhan khusus yang tertuang dalam UU RI Nomor 8 Tahun 2016 pada Pasal 5. Ada berbagai macam keterampilan yang dapat diberikan kepada anak berkebutuhan khusus, salah satunya adalah keterampilan merajut. Keterampilan merajut lebih mudah untuk diserap dan dipahami serta tidak memerlukan tenaga yang besar, sehingga keterampilan merajut cocok untuk diberikan kepada anak berkebutuhan khusus. Namun, tidak adanya guru yang memiliki keterampilan merajut di SLB Kinasih sehingga diperlukan pelatihan secara langsung untuk mempraktekkan cara merajut pada anak berkebutuhan khusus di SLB Kinasih Pekanbaru. Hasil pelatihan ini ditemukan adanya peningkatan pemahaman dan keterampilan peserta mengenai merajut dari 10% menjadi 55%. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini memberikan manfaat bagi siswa-siswi di SLB Kinasih Pekanbaru.
Analisis Perkembangan Distance Learning bagi Siswa Disabilitas Meta Silfia Novembli; Nisaul Hasanah; Bintha Ustafiano
CERDAS - Jurnal Pendidikan Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/cerdas.v2i2.571

Abstract

Distance learning adalah pembelajaran melalui media yang memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan siswa. Guru dan siswa tidak bertatap muka, dengan kata lain distance learning memungkinkan guru dan siswa berada di tempat yang berbeda atau bahkan  sangat berjauhan.  Distance learning adalah pembelajaran yang ditawarkan kepada peserta atau siswa yang tidak rutin berkumpul  di satu tempat  untuk menerima pelajaran  langsung dari guru. Siswa disabilitas merupakan siswa yang mempunyai hambatan atau kesulitan pada kemampuan kognitif, fisik, sosial, dan emosional. Pembelajaran siswa disabilitas tidak hanya bersifat akademis saja, namun juga berkaitan dengan pengembangan tentu memerlukan keahlian khusus. Keadaan emosi dan perilaku yang terkadang tidak stabil dan bermasalah juga bisa menjadi kendala saat belajar di rumah. Tujuan studi ini adalah untuk mengidentifikasi data dari penelitian terdahulu tentang distance learning bagi siswa disabilitas. Metode yang digunakan yaitu sytematic literature review (SLR). Research Question dari studi SLR yaitu metode yang digunakan serta kesulitan yang dialami guru dalam proses distance learning bagi siswa disabilitas. Hasil studi dari 11 artikel menunjukkan bahwa metode yang digunakan guru adalah daring (online), homevisit, serta gabungan keduanya. Kesulitan yang dialami guru yaitu bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat, kurangnya sarana dan prasarana, ketidakstabilan jaringan internet, pemahaman penggunaan teknologi, serta siswa disabilitas kurang antusias.