Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

MERETAS RANCANG BANGUN TEOLOGI MULTIKULTURAL Sudarmanto, Gunaryo
Voice of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik dan Agama Vol 1, No 1 (2017): J.VoW Vol. 1 No. 1 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Teologia Wesley Methodist Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.178 KB) | DOI: 10.36972/jvow.v1i1.6

Abstract

Hubungan budaya dan teologi dipahami secara beragam. Deskripsi budaya secara sempit telah membedakan dan memisahkannya dari teologi. Sebaliknya deskripsi teologi yang sempit juga mengesampingkan budaya. Tulisan ini bermaksud mendeskripsikan budaya dan teologi secara proporsional baik secara umum maupun alkitabiah. Kemudian mendeskripsikan korelasi antara budaya dan teologi serta menetapkan apa peran teologi terhadap budaya. Khususnya dalam konteks paradigma ?multikultur? yang sarat dengan konflik antar etnis dan religi di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, bagaimana teologi berperan memberi alternatif solusi. Untuk itu diusulkan terbentuknya rancang bangun ?Teologi Multikultur? yaitu suatu teologi yang didisain berbasis prinsipprinsip alkitab yang menjadi pedoman bagi orang kristen dalam membangun hubungan dengan orang lain yang berbeda etnis dan religi. Prinisp-prinsip tersebut bermaksud untukmempertemukan segala perbedaan dalam masyarakat pada tataran etis, yang didasarkan pada prinsip teologis.
Encountering the Religious Radicalism Movement Through Reconstructing the Multicultural Theology and Its Implication For Christian Leaders in Indonesia Gunaryo Sudarmanto; Dina Elisabeth Latumahina
Analisa: Journal of Social Science and Religion Vol 5, No 01 (2020): Analisa Journal of Social Science and Religion
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18784/analisa.v5i1.1023

Abstract

This research aims to create a harmonious relationship among different religions in Indonesia. This aim is reached through reconstructing a multicultural theology based on biblical understanding. The multicultural theology is a biblical principle that be constructed in balancing between Old Testament and New Testament, between general revelation and special revelation. By exposing the general revelation based on theocentric dimension, we found general principles about how to make a good relationship among people in their differences, according to God’s perspective. At the same time, multicultural theology also exposes particular revelation principles centered upon the Christocentric dimension. This research is a qualitative study with a library approach. Data is analyzed by interpretation, critical thinking, and truth and healthy consideration based on the primary source.  We found a Christian value to be a foundation to make the relationship in harmony with other people. For this purpose we are proposing a theological framework designed from Biblical principles,   covering the following: (1) Cultural   Mandate, (2)  Human Nature, (3)  Theological principles: God’s  Sovereignty,  God’s  Providence and  God’s Justice, (4) Incarnation, (5) Universal Soteriology (6) Present Theocracy, (7) Church Nature and (8) Eschatological Multiculture. Christian leaders are central people that must create a relationship with other people in harmony. Through this way, the Christian leaders can engage the religious radicalism by doing good things and togetherness in social work.  
RANCANG BANGUN TEOLOGI MULTIKULTURAL DALAM PERSPEKTIF PERJANJIAN BARU Gunaryo Sudarmanto
Missio Ecclesiae Vol. 1 No. 1 (2012): Oktober
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v1i1.19

Abstract

Diversitas humanitas mesti dipandang sebagai kreatifitas Allah yang patut dihargai sebagaimana Allah menghargainya sebagai gambar dan rupa-Nya sendiri. Diskriminasi humanitas justru bukti sikap antagonis terhadap otoritas penciptanya. Radikalisme doktrin yang melulu berorientasi pada kebenaran vertikal harus dibarengi dengan pemahaman horisontalnya. Kebenaran sejati justru menjadi utuh ketika kedua aspek tersebut diposisikan secara proporsional. Perbedaan bukan alasan untuk saling melawan dan menghancurkan, karena kasih kepada Tuhan dan sesama bukanlah kebenaran yang dapat dipisahkan sama sekali. Allah sendiri telah berbuat baik kepada semua orang sesuai hakikat Diri-Nya sendiri sebagai Pencipta segalanya. Allah juga menghendaki agar manusia, yang telah diciptakan dalam gambar dan rupa-Nya, saling melakukan perbuatan baik. Semua manusia memiliki tanggung jawab bersama selama kehidupannya di dunia ini, sehingga dibutuhkan solidaritas dengan sesama. Melalui interaksi yang baik justru dimungkinkan adanya point of contact bagi Injil, sehingga dapat terjadi transformasi kesadaran terhadap hakikat kebenaran Injil yang meresap ke segala aspek hidup manusia seperti garam mengasinkan dunia yang tawar (Mat 5:13). Teologi Multikultural melandasi sikap Kristen untuk berelasi dengan semua orang dalam segala bentuk perbedaannya tanpa kehilangan jati diri (keunikan) kekristenannya.
Model Business For Kingdom Berdasarkan Kisah Para Rasul 18:1-4 Dalam Mengembangkan Sinode Gereja Kristen Parousia Hendra Rey; Gunaryo Sudarmanto
Missio Ecclesiae Vol. 9 No. 2 (2020): Oktober
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v9i2.125

Abstract

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami secara obyektif mengenai hamba-hamba Tuhan yang mengabdi dan melayani Tuhan melalui pelayanan gerejawi, namun juga melakukan bisnis berdasarkan Kisah 18: 1-4 di Sinode Gereja Kristen Parousia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif naturalistik dengan menggunakan studi pustaka-eksplanatori. Dari penelitian literatur tentang Business for Kingdom Model, peneliti membaca dan menginterpretasikan buku tekstual tentang topik ini untuk mendapatkan makna dari teks Kisah Para Rasul 18:1-4. Dan analisis data penelitian lapangan Model "Business for Kingdom" di Sinode Gereja Kristen Parousia dengan menggunakan paradigma kualitatif naturalistik, ditemukan bahwa semua informan memiliki komitmen yang kuat untuk mengabdi kepada Tuhan dan menjalankan bisnis untuk menunjang kebutuhan finansial dan memberdayakan dan melestarikan jemaat yang dilayani tetapi kurang memahami tentang manajemen bisnis sambil tetap mengabdi kepada Tuhan. Namun, ada juga kendala dan hal negatif yang muncul seperti; tidak memiliki pengalaman bisnis, kesulitan membagi waktu, fokus pada prioritas pelayanan yang berubah dan sebagainya. Peneliti menyarankan kepada Sinode Gereja Kristen Parousia untuk memberikan pendidikan, pelatihan dan pendampingan yang memadai bagi para hamba Tuhan yang akan dikirim ke lokasi-lokasi perintis agar dapat menjalankan usaha kecil dengan baik dan sukses sebagai strategi penanaman dan pengembangan gereja. Hal ini penting untuk visitasi, komunikasi dan pendampingan agar terlaksana dengan baik dan memberikan bantuan pelayanan agar hamba-hamba Tuhan tidak bergumul sendiri.
MODEL KEPEMIMPINAN YESUS KRISTUS SEBAGAI PEMBAWA DAMAI BAGI RESOLUSI KONFLIK DI KOTA SURAKARTA Irawan Budi Lukmono; Gunaryo Sudarmanto
Missio Ecclesiae Vol. 9 No. 2 (2020): Oktober
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v9i2.126

Abstract

Obyek dari penelitian ini adalah kepemimpinan pembawa damai bagi resolusi konflik. Penelitian ini menggunakan paradigm naturalistik dengan pendekatan kualitatif dan metode fenomenologi. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan dan menemukan: (1) kepemimpinan pembawa damai, (2) kepemimpinan Yesus Kristus sebagi pembawa damai, (3) model kepemimpinan Yesus Kristus sebagai pembawa damai bagi resolusi konflik di kota Surakarta. Pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara, dan penelaahan dokumen tertulis. Analisis data dengan menggunakan analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema. Hasil dari penelitian adalah model kepemimpian pembawa damai bagi resolusi konflik di kota Surakarta yang memiliki tiga komponen: (1) kepemimpinan pembawa damai yang mencakup prinsip, upaya, dan karakter, (2) resolusi konflik, (3) dampak. Hasil penelitian ini dapat diterapkan para pemimpin Kristen dalam membangun perdamaian dan resolusi konflik di kota Surakarta.
MERETAS RANCANG BANGUN TEOLOGI MULTIKULTURAL Gunaryo Sudarmanto
Voice of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik dan Agama Vol 1, No 1 (2017): J.VoW Vol. 1 No. 1 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Teologia Wesley Methodist Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36972/jvow.v1i1.6

Abstract

Hubungan budaya dan teologi dipahami secara beragam. Deskripsi budaya secara sempit telah membedakan dan memisahkannya dari teologi. Sebaliknya deskripsi teologi yang sempit juga mengesampingkan budaya. Tulisan ini bermaksud mendeskripsikan budaya dan teologi secara proporsional baik secara umum maupun alkitabiah. Kemudian mendeskripsikan korelasi antara budaya dan teologi serta menetapkan apa peran teologi terhadap budaya. Khususnya dalam konteks paradigma ’multikultur’ yang sarat dengan konflik antar etnis dan religi di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, bagaimana teologi berperan memberi alternatif solusi. Untuk itu diusulkan terbentuknya rancang bangun ’Teologi Multikultur’ yaitu suatu teologi yang didisain berbasis prinsipprinsip alkitab yang menjadi pedoman bagi orang kristen dalam membangun hubungan dengan orang lain yang berbeda etnis dan religi. Prinisp-prinsip tersebut bermaksud untukmempertemukan segala perbedaan dalam masyarakat pada tataran etis, yang didasarkan pada prinsip teologis.
"SELF SPIRITUAL THERAPY” KRISTEN Gunaryo Sudarmanto
Misioner Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.21 KB) | DOI: 10.51770/jm.v2i1.46

Abstract

Covid-19 Pandemic has created many personal problems among Christians. Christian Counsellor has not able to cover it through onsite and online ministry. Believers have to face their problem by themselves. So that they need to have ability to treat themselves by Self Spiritual Therapy. The purpose of this research is to design theological foundations in relationship with counselling pastoral principles and ESQ. To reach the aim, this research uses Qualitative approach with inductive mind and Phenomenological paradigm. The method that be used is ‘exegetic biblical theology-systematic theology’ through literature study, observation and questionnaire. The result shows that believers have ESQ that supported by Anthropological, Theological, Christological, Pneumathological, Ecclesiological, Biblical dan Eschatological approaches. Man is the image and likeness of God who have spirit, so that they able to make relationship with God. Because of sin the ability has destroyed. Christ restores the image of God through his role as the Great Therapist. The Holy Spirit applies and Christ work. He becomes Pharacletos for believers. The believers is the body of Christ. They have an unseparated relationship with Christ. So that they can tell their problems to Him. By the Biblical foundations and eschatological hope, the believers can use their faith, prayer and word of God to make Self Spiritual Therapy. Church and Christian Counsellor need to know and socialize the principles and practice Self Spiritual Therapy. They can train Counselors and bilievers.
Encountering the Religious Radicalism Movement Through Reconstructing the Multicultural Theology and Its Implication For Christian Leaders in Indonesia Gunaryo Sudarmanto; Dina Elisabeth Latumahina
Analisa: Journal of Social Science and Religion Vol 5, No 01 (2020): Analisa Journal of Social Science and Religion
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.366 KB) | DOI: 10.18784/analisa.v5i1.1023

Abstract

This research aims to create a harmonious relationship among different religions in Indonesia. This aim is reached through reconstructing a multicultural theology based on biblical understanding. The multicultural theology is a biblical principle that be constructed in balancing between Old Testament and New Testament, between general revelation and special revelation. By exposing the general revelation based on theocentric dimension, we found general principles about how to make a good relationship among people in their differences, according to God’s perspective. At the same time, multicultural theology also exposes particular revelation principles centered upon the Christocentric dimension. This research is a qualitative study with a library approach. Data is analyzed by interpretation, critical thinking, and truth and healthy consideration based on the primary source.  We found a Christian value to be a foundation to make the relationship in harmony with other people. For this purpose we are proposing a theological framework designed from Biblical principles,   covering the following: (1) Cultural   Mandate, (2)  Human Nature, (3)  Theological principles: God’s  Sovereignty,  God’s  Providence and  God’s Justice, (4) Incarnation, (5) Universal Soteriology (6) Present Theocracy, (7) Church Nature and (8) Eschatological Multiculture. Christian leaders are central people that must create a relationship with other people in harmony. Through this way, the Christian leaders can engage the religious radicalism by doing good things and togetherness in social work.  
Peningkatan Perekonomian Mahasiswa Melalui Tekno Pangan: Pembuatan Jamu Beras Kencur Rio Janto Pardede; Yatmini Yatmini; Gunaryo Sudarmanto; Manintiro Uling; Zummy Anselmus Dami
Abdimas Universal Vol. 5 No. 1 (2023): April
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Balikpapan (LPPM UNIBA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/abdimasuniversal.v5i1.246

Abstract

The training on the production of herbal rice kencur is a simple training, with a small capital but has big benefits. And the herbal rice kencur has very good benefits for health. The students of the Indonesian Bible Institute are students who come from various cities in Indonesia, even herbal rice kencur is something new for them. The training method used is the delivery of materials and direct assistance from manufacture to marketing. The production of herbal rice kencur is very attractive to students, it can be seen from the conclusion of the questionnaire that became the evaluation material. The results showed: 1) The training on the production of herbal rice kencur was very beneficial for the participants, 2) Besides being easy and cheap to manufacture, the production of herbal medicine for rice kencur has a good market and many enthusiasts, 3) The profits from the production of herbal medicine for rice kencur are very promising, 4) The manufacture of herbal rice kencur can open up personal business and employment opportunities for people who are in economic difficulty. 5) Input to the Joshua Ministry and to the Indonesian Gospel Institute to continue to produce herbal rice kencur production activities to equip students.