Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan di Rawa Pening Weri, Michael Natanael; Sucahyo, Sucahyo
Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi Vol 10, No 2 (2017): BIOEDUKASI: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Department of Biology Education Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret Un

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/bioedukasi-uns.v10i2.13082

Abstract

Rawa Pening is a semi-natural lake and estuary of 16 rivers located in 9 sub-watersheds (watershed). Rawa Pening is a habitat of various types of freshwater fish, such as tilapia, koan, cork, catfish, wader, betutu, and mujair. In this research, inventory of fishing gear used by fishermen in Rawa Pening with Purposive Random Sampling method. Data from the caught fish species were observed directly and interviews with the respondents. The purpose of this study is to identify and inventory the methods and types of fishing gear used by the fishermen and the types of fish caught in the context of conservation. From the research conducted there is a link between fishing gear used with the type of fish caught in Rawa Pening. The catching tools commonly used in Rawa Pening are quite specific for some species of fish. The number of fish species commonly caught is 17 species of fish. For the three types of fish that have the highest percentage of caught various types of fishing gear is (Osteochilus hasselti) and tilapia (Oreochromis niloticus) 75% and fish cork (Channa striata) of 62.5%. The catching tools in Rawa Pening are classified as net gear net (gill net), branjang (lift net) and nets. Meanwhile, for fishing gear in the form of trap is bubu / icir. In addition, there are other fishing gear such as spear, fishing line, kere and so on. The net-type fishing gear is found in Rawa Pening waters and has a high average catch rate. Branjang and Kere belong to the highest fishing gear in catching various types of fish and less selective for catching fish. The introduction of introduced fish becomes another factor besides fishing gear against endemic fish population level in Rawa Pening.
RESPON ENZIM ANTIOKSIDATIF SONCHUS OLERACEUS TERHADAP CEKAMAN KROM PADA MEDIA TANAM BERBEDA Sucahyo, Sucahyo; Kasmiyati, Sri
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 14, No 1 (2018): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jbi.v14i1.3661

Abstract

ABSTRACTSonchus oleraceus is a weed that is capable of living in chromium contaminated environments, so their physiological, biochemical and molecular responses can be used as biomarkers of chromium stress. Changes in the activity of antioxidative enzymes can be used as a biomarker of biochemical against heavy metal stress.The objective of this research was to know the response of antioxidative enzymes activity in S. oleraceus subjected to Cr stress on different planting media. The research was done in 2 factors i.e. planting media types and Cr compound types (Cr3+and Cr6+). Parameters measured were antioxidative enzymes activity i.e catalase (CAT), ascorbate peroxidase (APX), superoxidase dismutase (SOD), and glutathion reductase (GR), dissolved protein content in leaves, and content of Cr6 + and Cr total in roots and shoots.The data were analyzed with a two way ANOVA using SAS 9.1 32-bit for windows. The results indicated that activity of antioxidative enzymes (CAT, APX, SOD and GR) of S. oleraceus leaves tend to increase under Cr stress condition. The Cr6+ treatment of 10 mg/L significantly increased the antioxidative enzyme activity of CAT, APX, SOD and GR in S. oleraceus leaves. The antioxidative enzyme activity (APX, SOD and GR) S. oleraceus grown on soil medium containing sludge was higher than that grown on soil media and on the mixture of sludge: soil (1: 1). Under Cr stress conditions, the roots and shoots of S. oleraceus grown on sterile sand media, soil and the mixture of sludge:soil (1:1) accumulate Cr6+ and Cr total. The accumulation of Cr6+ was found the highest in shoots, meanwhile accumulation of Cr total was found the highest in the roots. The Cr treatments and planting media also significantly influenced the soluble protein content in S. oleraceus leaves.Key words: antioxidant, oxidative stress, chromium, weed, soluble protein
PERBANDINGAN KUALITAS TEMPE IKAN NILA SEGAR DAN TEMPE IKAN NILA SIMPAN BEK Brigitta Erlien Mutiara Yuliastuti; Lusiawati Dewi; Sucahyo Sucahyo
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 8, No 1 (2019): Bioma
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v8i1.4682

Abstract

Inovasi pembuatan tempe dengan penambahan tepung ikan nila dilakukan untuk meningkatkan mutu gizi tempe.  Teknik penyimpanan beku pada freezer mampu memperpanjang masa simpan tempe dengan menjaga kesegaran,  mutu sensorik, kandungan gizi, dan menghambat bakteri pembusuk. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan dalam pengaruh lama simpan beku pada tempe ikan nila dengan tempe biasa terhadap kualitas kadar air, kadar abu, protein dan total bakteri serta kualitas sensorisnya melalui uji organoleptik. Pengujian kualitas kandungan gizi pada tempe meliputi uji kadar air dengan pengovenan, kadar abu dengan furnace, protein terlarut dengan metodebiuret, dan total bakteri dengan metode pour plate. Hasil uji kualitas kandungan gizi tempe di analisis menggunakan stastika dan deskripsi sederhana. Sedangkan mutu sensoris di uji dengan uji organoleptik dan hasil dianalisis dengan SPSS uji Friedman. Peyimpanan beku pada tempe sampai hari ke 14, kualitas tempe masih terjaga dengan baik, yaitu kadar air dan kadar abu sesuai dengan SNI syarat mutu untuk tempe, kandungan protein meningkat serta jumlah total bakteri menurun, dimana pembusukan pada tempe dapat dihambat. Kualitas sensoris dari uji organoleptik, tempe ikan nila lebih diminati, khusunya tempe ikan nila pada penyimpanan beku selama 7 hari.   Kata Kunci: tempe ikan nila, beku (freezer),lama simpan
PENGARUH APLIKASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DAN TANAMAN DAUN MINT (Mentha piperita L) DENGAN SISTEM AKUAPONIK Swastika Bangun Lembang; Sucahyo Sucahyo; Jacob L. A. Uktolseja
Biodidaktika : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol 16, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/biodidaktika.v16i2.12870

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian probiotik yang diaplikasikan pada sistem akuaponik terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) dan tanaman daun mint (Mentha piperita L) serta kualitas air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yang dilakukan di laboratorium berupa, pemberian perlakuan control tanpa probiotik, Menggunakan Probiotik Bio Organic dengan dosis 0 ml/l  dan 7 ml/l 14 ml/l dan 21 ml/l , parameter pengukuran kualitas air meliputi: pH, DO, suhu, Pertumbuhan Ikan dan pertumbuhan tanaman. Data diinterprestasikan dalam bentuk grafik menggunakan aplikasi program Microsoft Excel 2010 dan Analisis data hasil penelitian dilakukan menggunakan aplikasi program SPSS versi 17. Hasil yang diperoleh Pemberian probiotik dengan dosis sampai dengan 21 mL/L tidak berpengaruh terhadap jumlah daun dan tinggi batang tanaman mint. Pemberian probiotik dengan dosis sampai dengan 21 mL/L tidak berpengaruh terhadap Laju Pertumbuhan Spesifik ikan nila larasati. Pemberian probiotik dengan dosis sampai dengan 21 mL/L tidak berpengaruh terhadap Oksigen Terlarut dan pH sistem pengujian. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian probiotik sampai dengan dosis 21 mL/L belum efektif dalam pertumbuhan ikan nila larasari dan tumbuhan mint serta kualitas air selama 30 hari pengamatan.
Pertumbuhan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) dan Komposisi Kompos pada Media yang Diperkaya Limbah Rumah Makan dan Limbah Industri Tahu Richard D Anggada; Sucahyo Sucahyo; Susanti Pudji Hastuti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.813 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.182-191

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi media terbaik untuk pertumbuhan cacing tanah (L. rubellus), ditinjau dari perubahan panjang akhir, laju pertumbuhan relatif berdasarkan panjang, massa basah, dan massa kering akhir, dan mengetahui komposisi kompos yang dihasilkan dari media yang diperkaya limbah rumah makan dan limbah industri tahu. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 variasi selama 60 hari. Masing-masing perlakuan dibuat 5x ulangan. Hasil pertumbuhan cacing pada perlakuan 25% kotoran sapi : 25% limbah rumah makan : 50% limbah tahu tidak dapat diukur karena cacing 100% mati. Perlakuan dengan 50% kotoran sapi : 25 % limbah rumah makan : 25% limbah tahu menunjukkan hasil paling baik untuk mendukung pertumbuhan cacing tanah ditinjau dari panjang tubuh akhir, laju pertumbuhan relatif, massa basah akhir, dan massa kering akhir. Kompos yang dihasilkan dari ketiga perlakuan menunjukan Kadar C organik, kadar hara makro (N, P, dan K), serta pH sudah sesuai dengan standar Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 70 tahun 2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah. Kata kunci : laju pertumbuhan, C organik, hara makro
Efek Penambahan Probiotik terhadap Pertumbuhan Cacing dan Kualitas Kompos yang Dihasilkan Ereminas Nirigi; Sucahyo Sucahyo; Jacob La Oktulseja
BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains Vol 2 No 2 (2019): BIOEDUSAINS:Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.138 KB) | DOI: 10.31539/bioedusains.v2i2.532

Abstract

This study aims to determine the effect of Petro Gladiator® probiotic on the growth of earthworms (Lumbricus rubellus), in terms of the length and weight of earthworms to determine the compost produced from probiotics and earthworms (Lumbricus rubellus). This study used a Completely Randomized Design (CRD) with 3 treatments and 4 replications. The sample of this study is 3 kilograms of earthworms with hand sorting. The results showed that administration of Petro Gladiator® Probiotic has a significant effect (α <0.05) on the increase in total body length of earthworms, while from the weight gain of compost in treatment of different Petro Gladiator® probiotic, there was no significant difference with the Tuket test (α = 0.05). The administration of probiotics significantly (α <0.05) increased the percentage of total N and P content, and decreased total K content. The addition of Petro Gladiator® probiotics has an effect on the length and weight of earthworms. The addition of Petro Gladiator® probiotics also improves the quality of compost, N-total, P-total, organic matter and decreases the C / N ratio. Keywords : Earthworm, compost, cow dung medium, probiotics.
THE APPLICATION OF Fe AND Cr(III) IN GROWING MEDIA AND ITS EFFECT ON PLANT GROWTH AND Cr(III) OXIDATION ON Tagetes erecta Penina Intansari; Sri Kasmiyati; . Sucahyo
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 9 No. 1 (2022): June 2022
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.085 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v9i1.4865

Abstract

The oxidation of Cr(III) to Cr(VI) in the environment has a detrimental impact because it can change the form of non-toxic Cr(III) to Cr(VI), which is toxic to organisms. The study aimed to examine the effect of the application of iron (Fe) and trivalent chromium (Cr(III)) compounds in Tagetes erecta growing media on growth and Cr(III) oxidation. Concentrations of Cr(III) 0, 100, and 500 mg/L and Fe 0, 3, 15, and 30 mg/L were applied to the growing media of T. erecta as the model plant. The growth and accumulation of Cr(VI) in plants were measured to determine the effect of Fe and Cr(III) treatment on growth and Cr(III) oxidation. The accumulation of Cr(VI) in the roots and shoots of T. erecta increased significantly due to the addition of Fe in the growing media treated with Cr(III). The highest accumulation of Cr(VI) in the roots and shoots of T. erecta found in the treatment of Cr(III) 500 mg/L and Fe 30 mg/L, were respectively 0.092 g/L and 0.070 g/L. The addition of Fe in growing media containing Cr(III) increased plant height, root length, and shoot dry weight but decreased leaf number and root dry weight. T. erecta root biomass was more affected by the toxic impact of Fe than Cr(III). On the other hand, the inhibition of leaf formation was caused by the toxic effect of Cr(III) rather than Fe. Oksidasi Cr(III) menjadi Cr(VI) di lingkungan mempunyai dampak merugikan, karena dapat mengubah bentuk Cr(III) dari tidak toksik menjadi bentuk Cr(VI) yang toksik bagi organisme. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji efek aplikasi senyawa besi (Fe) dan kromium trivalen (Cr(III)) dalam media tanam Tagetes erecta terhadap pertumbuhan dan oksidasi Cr(III). Konsentrasi Cr(III) 0, 100 dan 500 mg/L dan Fe 0, 3, 15 dan 30 mg/L diaplikasikan dalam media tanam T. erecta sebagai tanaman uji. Pertumbuhan dan akumulasi Cr(VI) pada tanaman diukur untuk mengetahui efek perlakuan dan mendeteksi terjadinya oksidasi Cr(III). Akumulasi Cr(VI) pada akar dan pucuk T. erecta mengalami peningkatan secara nyata akibat penambahan Fe dalam media tanam yang diberi perlakuan Cr(III).  Akumulasi Cr(VI) pada akar dan pucuk T. erecta tertinggi dijumpai pada perlakuan Cr(III) 500 mg/L dan Fe 30 mg/L berturut-turut adalah 0,092 g/L dan 0,070 g/L. Penambahan Fe dalam media tanam mengandung Cr(III) meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman, panjang akar dan berat kering pucuk, namun menurunkan jumlah daun dan berat kering akar. Biomassa akar T. erecta lebih dipengaruhi oleh efek toksik Fe dibandingkan Cr(III), sebaliknya penghambatan pembentukan daun lebih disebabkan oleh efek toksik Cr(III) daripada Fe.
PEMETAAN POTENSI PENGEMBANGAN EDU-AGROWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI DESA KEBONDOWO RAWA PENING Roos Kities Andadari; Maria Rio Rita; Aldi Herindra Lasso; Sucahyo Sucahyo; Dina Banjarnahor
SEGMEN: Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 18, No 2 (2022): SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/sjmb.v18i2.7590

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk memberikan arahan pengembangan pariwisata ekoagro di Desa Kebondowo Rawa Pening Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Selain itu, output kegiatan ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam penyusunan kebijakan pengembangan wisata ekoagro yang lebih rinci dengan melibatkan sektor terkait untuk mengoptimalkan pengembangan wisata agro yang berkelanjutan. Hasil kajian ini berupa kondisi eksisting dari Desa Kebondowo dari aspek kekuatan-kelemahan, serta peluang-ancaman. Selain itu kajian ini juga memetakan potensi-potensi wisata di Desa Kebondowo yang berpotensi untuk diintegrasikan menjadi kawasan edu-agrowisata. Pemetaan tersebut dilakukan dengan mengacu pada komponen produk wisata yang terbagi menjadi atraksi wisata (tempat dan aktivitas wisata), amenitas, aksesibilitas, dan ancillary (komponen pendukung kelembagaan). Selain itu, kajian ini menitikberatkan pada dukungan masyarakat setempat untuk mendukung pengembangan konsep edu-agrowisata di Desa Kebondowo yang berwawasan lingkungan, berkelanjutan, terpadu dan terintegrasi.Kata kunci: edu-agrowisata; rawa pening; berbasis masyarakat
Pengaruh Lama Aerasi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Populasi dan Kualitas Warna dari Kutu Air Raksasa (Daphnia magna) Pierre Charismanuel Gideon; Sucahyo Sucahyo; Susanti Pudji Hastuti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 7, Nomor 2, Tahun 2022
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.7.2.2022.66-74

Abstract

Salah satu pakan alami yang paling baik dalam budidaya perikanan adalah D. magna yang sudah banyak dibudidayakan dan dapat diambil langsung dari alam, namun belum cukup dalam memenuhi kebutuhan. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan populasi dan kualitas warna dari D. magna berdasarkan lama aerasi sehingga dapat mengetahui lama aerasi yang paling optimal untuk kultur D. magna. Penelitian ini dilaksanakan dengan membuat tiga faktor perlakuan dan satu faktor kontrol. Faktor kontrol adalah tanpa aerasi, faktor A dengan aerasi 3 jam/hari, faktor B dengan aerasi 6 jam/hari, dan faktor C dengan 24 jam aerasi. Masing – masing faktor memiliki 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu aerasi 3 jam/hari adalah faktor paling optimal dalam menunjang pertumbuhan populasi D. magna dan faktor kontrol yaitu tanpa pemberian aerasi paling optimal dalam menunjang warna D. magna. Hasil analisis data dalam uji Friedman menunjukkan adanya perbedaan pengaruh pada pertumbuhan D. magna. Hasil pengukuran kualitas air menunjukan kadar DO cenderung turun bahkan melewati batas minimum, namun pada faktor C kadar DO masih dalam kadar optimal. Suhu berkisar 24.1 – 30.6 ℃ dan pH berkisar 6.3 – 7.0. Kondisi ini masih dalam kisaran optimum untuk kultur D. magna.  One of the best natural feeds in aquaculture is D. magna which has been widely cultivated and can be taken directly from nature, but is not sufficient to meet the needs. For this reason, this study aims to determine the effect of population growth and color quality of D. magna based on aeration time so that can determine the most optimal aeration time for D. magna culture. This research was conducted by making three treatment factors and one control factor. The control factor was without aeration, factor A with aeration 3 hours/day, factor B with aeration 6 hours/day, and factor C with 24 hours aeration respectively. Each factor has 3 repetitions. The results showed that aeration time of 3 hours/day was the most optimal factor in supporting the growth of D. magna population and the control factor without aeration was the most optimal in supporting the color of D. magna. The results of data analysis in the Friedman test showed there were different effect on the growth of D. magna. The results of water quality measurements show that DO levels tend to fall even past the minimum limit, but in factor C, DO levels are still in optimal levels. The measurement of temperature ranges from 24.1 – 30.6 and the pH ranges from 6.3 – 7.0. This condition was still in the optimum range for D. magna culture
Probiotic Concentrations Effect on Density and Compotition of Infusoria Grown on Banana Leaf Substrate (Musa paradisiaca) Laras Puput Insanni; Sucahyo Sucahyo; Desti Christian Cahyaningrum
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 22 Nomor 2, Oktober 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.828 KB) | DOI: 10.35799/jis.v22i2.39785

Abstract

This study aims to determine the effect of probiotic concentration on the density and composition of infusoria grown on banana leaf substrate (Musa paradisiaca). This research is an experimental study in a one-factor Completely Randomized Design (CRD) with five levels of treatment, namely the probiotic concentration 0 ml/l,  0,5 ml/l, 1 ml/l,  2 ml/l and 4 ml/l with 4 repetitions for each treatment. Observations were made on days 2, 4, 6, 8, 10, 12, and 14 to obtain data in the form of infusoria density, infusoria species diversity and the number of individuals per species. These data were used to determine the density, diversity index (H'), dominance index, and the composition of infusoria species in each treatment. The results showed that the concentration of probiotics had a significant effect on the density of insuffocia (sig 0.010) based on One Way ANOVA analysis. The infusoria diversity index was included in the low category in all treatments. In line with these results, the dominance index in all treatments was in the high category. The results showed that Paramecium sp dominated the composition of the infusoria at all concentrations. The probiotic concentration was 0,5ml/l; 1ml/l; stimulated the growth of Chlorococcum and was replaced by Trichocerca tenuior populations at concentrations of 2 ml/l and 4 ml/l.Keywords: Antioxidant; chromatography profil; DPPH method; white frangipaniPengaruh Konsentrasi Probiotik Terhadap Kepadatan dan Komposisi Infusoria yang Ditumbuhkan pada Substrat Daun Pisang (Musa paradisiaca)ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi probiotik terhadap kepadatan dan komposisi infusoria yang ditumbuhkan pada subtrat daun pisang (Musa paradisiaca). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan lima taraf perlakuan yaitu konsentrasi probiotik 0 ml/l, 0,5 ml/l, 1 ml/l, 2 ml/l,  dan 4 ml/l dengan pengulangan sebanyak 4 kali untuk setiap perlakuan.  Pengamatan dilakukan pada hari ke 2, 4, 6, 8, 10, 12, dan 14 untuk memperoleh data berupa kepadatan infusoria, keanekeragaman spesies infusoria beserta jumlah individu per spesies. Data tersebut digunakan untuk mengetahui kepadatan, indeks keanekaragaman (H’), indeks dominansi, serta komposisi spesies infusoria pada setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi probiotik berpengaruh signifikan terhadap kepadatan insufosia (sig 0,010) berdasarkan analisis One Way ANOVA. Indeks keanekaragaman infusoria termasuk dalam kategori rendah pada semua perlakuan. Sejalan dengan hasil tersebut, indeks dominansi pada semua perlakuan berada dalam kategori tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Paramecium sp mendominasi komposisi infusoria pada semua konsentrasi probiotik. Konsentrasi probiotik sebesar 0,5 ml/l,  1 ml/l memicu pertumbuhan Chlorococcum dan digantikan populasi Trichocerca tenuior pada konsentrasi 2 ml/l dan 4 ml/l. Kata kunci: dominansi, infusoria, keanekaragaman, probiotikÂ