Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Mitrasehat

GAMBARAN PENERAPAN SADAR GIZI, PENGETAHUAN GIZI IBU, DAN STATUS GIZI BALITA DI DESA KARASSING KECAMATAN HERLANG KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Syafri
Jurnal Mitrasehat Vol. 11 No. 1 (2021): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v11i1.284

Abstract

Tingginya angka kematian anak merupakan ciri yang umum dijumpai di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Salah satu penyebabnya yaitu kekurangan gizi. Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017, secara nasional prevalensi gizi buruk sebesar 3,8% dan gizi kurang sebesar 14,0%. Kekurangan gizi pada anak dapat menimbulkan pengaruh yang tidak baik karena dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. Status gizi balita dapat dipengaruhi oleh penerapan sadar gizi dan pengetahuan gizi ibu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penerapan sadar gizi, pengetahuan gizi ibu, dan status gizi balita di Desa Karassing Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Responden dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki balita berumur 12-59 bulan dan sampel sebanyak 65 orang diperoleh secara simple random sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan pungukuran berat badan dan tinggi badan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat penerapan sadar gizi dengan kategori baik sebesar 16,9% dan kategori tidak baik sebesar 83,1%. Pengetahuan gizi ibu dengan kategori baik sebesar 83,1% dan kategori kurang sebesar 16,9%. Umumnya balita memiliki status gizi baik berdasarkan indeks BB/U dan status gizi normal berdasarkan indeks TB/U dan BB/TB. Namun masih ada balita dengan status gizi kurang sebesar 12,8%, status gizi sangat pendek sebesar 7,7%, status gizi pendek sebesar 20,0%, dan status gizi kurus sebesar 7,7%. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan kepada pihak puskesmas perlu meningkatkan penyuluhan mengenai pentingnya menimbang berat badan balita secara teratur, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk makan makanan beraneka ragam, dan pentingnya memberikan ASI eksklusif.
Gambaran Perilaku Ibu Dan Status Gizi Balita Pasca Program Pemulihan Gizi Di Kota Makassar Tahun 2017 Muhammad Syafri
Jurnal Mitrasehat Vol. 11 No. 2 (2021): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v11i2.309

Abstract

Program pemulihan gizi merupakan salah satu upaya penanggulangan anak gizi buruk dengan melibatkan ibu atau keluarga. Para ibu dibekali pengetahuan agar ibu menjadi mandiri dalam merawat dan memberikan makanan tambahan yang telah diberikan maupun dianjurkan pihak puskesmas. Selama tiga bulan berlangsung, masih ada anak yang tidak mengalami perubahan status gizi yaitu sangat kurus, dan hanya beberapa anak yang mengalami perubahan status gizi menjadi kurus dan normal. Jenis penelitian ini adalah survei dengan desain penelitian cross sectional dan bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku ibu dan status gizi balita pasca program pemulihan gizi di Kota Makassar Tahun 2017. Data dikumpulkan dengan wawancara langsung kepada ibu menggunakan kuesioner. Berat badan anak diukur menggunakan timbangan injak dan tinggi badan anak menggunakan papan pengukur dan microtoise. Status gizi diukur dengan indikator BB/TB. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 56 balita yang mengikuti program pusat pemulihan gizi berusia 0-59 bulan di empat wilayah Kota Makassar. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pengetahuan ibu dalam kategori cukup sebanyak 80,4%, sikap ibu dalam kategori cukup 66,1%, tindakan ibu dalam kategori cukup 58,9%. Pada saat pasca program, anak sudah mengalami perubahan status gizi yang lebih baik dimana anak yang status gizi sangat kurus 37,5%, kurus 26,8% dan normal 35,7%. Petugas diharapkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan ibu melalui penyebarluasan informasi mengenai pusat pemulihan gizi, melakukan sosialisasi mengenai anak gizi buruk, MP-ASI, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dan pemberian motivasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu terhadap status gizi balita. Kader perlu diberdayakan untuk pemantauan pemberian makanan tambahan dengan menggunakan formulir konsumsi makanan.
Hubungan Penggunaan Popok Bayi dan Perilaku Ibu terhadap Kelainan Kulit pada Bayi 0-12 Bulan di Desa Tobadak II Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat Asmiana Saputri Ilyas; Adi Hermawan; Muhammad Syafri
Jurnal Mitrasehat Vol. 12 No. 1 (2022): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v12i1.326

Abstract

Popok bayi merupakan alat yang digunakan dan diciptakan untuk menyerap urine dan menampung feses yang didesain untuk menjaga kulit tetap kering sehingga terhindar dari pakaian, tempat tidur dan lingkungan sekitar bayi secara langsung. Popok bayi terdiri dari dua jenis yaitu popok kain dan popok sekali pakai, yang pada proses pembuatannya memiliki perbedaan. Pada proses pembuatan popok sekali pakai ada proses pemutihan dengan menggunakan bahan kimia seperti klorin, yang berbahaya jika perilaku ibu dalam penggunaannya tidak benar karena dapat menyebabkan kelainan kulit pada bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan popok bayi dan perilaku ibu terhadap kelainan kulit pada bayi 0-12 bulan di Desa Tobadak II Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat. Jenis penelitian ini bersifat analitik kuantitatif. Populasi dan sampel responden adalah seluruh bayi 0-12 bulan yang menggunakan popok bayi yang berjumlah 64 orang. Metode pengukuran perilakunya menggunakan metode scoring dan untuk pengolahan data menggunakan analisis univariate dan bivariate. Data dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu yang sudah baik sebanyak 60,9%, sikap ibu yang baik 54,6%, tindakan ibu yang baik sebanyak 31,3%. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu terhadap kelainan kulit pada bayi (p value= 0,648), tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu terhadap kelainan kulit pada bayi (p value= 0,256), namun ada hubungan yang signifikan antara tindakan ibu terhadap kelainan kulit pada bayi (p value= 0,045). Saran untuk semua ibu untuk berkonsultasi kepada tenaga kesehatan mengenai popok bayi yang sesuai dengan kondisi si bayi