Irwan Ashari
Universitas Muhammadiyah Makassar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Keberadaan jentik nyamuk aedes aegypti dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) Irwan Ashari; Taufik Kurrohman; Matheus Aba; Endang Surjati; Efendi Efendi
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i1.9257

Abstract

Background: The incidence of dengue fever in the City of Bandung is still a problem that must be resolved immediately. Efforts to eradicate mosquito nests are one of the most effective ways to reduce disease transmission. Eradication can be carried out from mosquitoes still in the form of larvae.Purpose: To determine the relationship between the presence of aedes aegypti mosquito larvae with the incidence of dengue haemorrhagic fever.Method: A cross-sectional study was conducted in the working area of Puter Health Centre. The research sample was taken using the stratified random sampling technique, which was 63 respondents. The instrument in this study was to use a checklist sheet using the observation method. Data analysis using chi-square test.Results: Most of the houses observed did not have mosquito larvae, of 63.5 per cent, and most did not suffer from dengue haemorrhagic fever, which was 82.5 per cent. There is a relationship between the presence of mosquito larvae and the incidence of dengue haemorrhagic fever.Conclusion: People who live in homes with mosquito larvae are 6.5 times more likely to suffer from dengue haemorrhagic fever compared to people who live in homes where there are no mosquito larvae.Suggestion: To the Public Health Centre to optimize larva monitor cadres to carry out monitoring every week at people's homes.Keywords: Dengue hemorrhagic fever; Larvae; Aedes aegyptiPendahuluan: Kejadian demam berdarah di Kota Bandung masih menjadi permasalahan yang harus segera diselesaikan. Upaya pemberantasan sarang nyamuk adalah salah satu cara yang cukup efektif dalam menekan penularan penyakit. Pemberantasan dapat dilakukan dari nyamuk masih dalam bentuk larva atau jentik.Tujuan: Untuk mengetahui keberadaan jentik nyamuk aedes aegypti dengan kejadian demam berdarah dengue.Metode: Penelitian cross sectional dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Puter. Sampel penelitian diambil dengan teknik stratified random sampling yaitu sebanyak 63 responden. Instrumen dalam penelitian ini yaitu menggunakan lembar checklist dengan menggunakan metode observasi. Analisis data menggunakan uji chi square.Hasil: Sebagian besar rumah yang di observasi tidak terdapat jentik nyamuk yaitu 63,5 persen, dan sebagian besar tidak menderita demam berdarah dengue yaitu 82,5 persen. Ada hubungan antara keberadaan jentik nyamuk dengan kejadian demam berdarah dengue.Simpulan: Orang yang tinggal di rumah yang terdapat jentik nyamuk berpeluang 6,5 kali menderita demam berdarah dengue dibandingkan dengan orang yang tinggal di rumah yang tidak terdapat jentik nyamuk.Saran: Kepada pihak Puskesmas agar mengoptimalkan kader jumantik untuk melakukan monitoring setiap minggu ke rumah-rumah masyarakat. 
Pemberian ASI eksklusif dan kelengkapan vaksinasi dasar terhadap kejadian stunting Irwan Ashari; Eddy Silamat; Arifah Septiane Mukti; Lea Ingne Reffita; Diki Prayugo Wibowo
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 3 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i3.10242

Abstract

Background: One of the health problems is the high prevalence of stunting in toddlers. The main cause of stunting is nutrition. Early prevention efforts are needed to overcome stunting.Purpose: To determine the effect of exclusive breastfeeding and complete basic vaccination on the incidence of stunting.Method: A cross-sectional design was used in this study. Samples were taken from 80 respondents with purposive sampling techniques. Questionnaires are used as research instruments. The analysis used is the chi-square test.Results: Showed that there was a significant effect between exclusive breastfeeding on the incidence of stunting in toddlers (p = 0.001 and OR = 7.050 CI 95% = 2.150-23.117). There was a significant effect between complete basic vaccination on the incidence of stunting in toddlers (p = 0.039 and OR = 3.667 CI 95% = 1.191-11.285).Conclusion: Toddlers who are stunted are caused by the non-provision of exclusive breastfeeding at the age of 0-6 months and incomplete basic vaccination.Suggestion: To health workers to further educate cadres and the public about the importance of exclusive breastfeeding and complete basic vaccination, as an effort to prevent stunting.Keywords: Stunting; Exclusive Breastfeeding; Basic vaccination; Toddlers.Pendahuluan: Permasalahan kesehatan salah satunya adalah tingginya prevalensi kejadian stunting pada balita. Penyebab utama stunting adalah gizi. Upaya pencegahan sejak dini sangat diperlukan untuk penanggulangan stunting.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif dan kelengkapan vaksinasi dasar terhadap kejadian stunting.Metode: Desain cross-sectional digunakan pada penelitian ini dengan sampel diambil sebanyak 80 responden dengan teknik purposive sampling. Kuesioner yang digunakan sebagai instrument penelitian. Analisis yang digunakan adalah uji chi-square.Hasil: Didapatkan ada pengaruh signifikan antara ASI eksklusif terhadap kejadian stunting pada balita (p=0,001 dan POR=7,050 CI 95%=2,150-23,117). Ada pengaruh signifikan antara kelengkapan vaksinasi dasar terhadap kejadian stunting pada balita (p=0,039 dan POR=3,667 CI 95%=1,191-11,285).Simpulan: Balita yang mengalami stunting disebabkan oleh tidak diberikannya ASI eksklusif saat berumur 0-6 bulan dan tidak lengkapnya vaksinasi dasar.Saran: Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan edukasi kepada kader dan masyarakat tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif dan memberikan vaksinasi dasar secara lengkap, sebagai upaya pencegahan stunting.