Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Kunir Putih (Curcuma zedoaria Rocs.): Formulasi, Kandungan Kimia dan Aktivitas Biologi Novaliana Devianti Sagita; Iyan Sopyan; Yuni Elsa Hadisaputri
Majalah Farmasetika Vol 7, No 3 (2022): Vol. 7, No. 3, Tahun 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v7i3.37711

Abstract

AbstrakKunir putih (Curcuma zedoaria Rosc.) adalah tanaman herbal yang memiliki populasi cukup banyak di Indonesia. Kunir putih telah lama digunakan karena berdasarkan data empiris memiliki aktivitas sebagai antioksidan, anti bakteri, anti inflamasi dan anti kanker. Hal ini mengindikasikan kunir putih (Curcuma zedoaria Rosc.) memiliki bahan aktif atau metabolit sekunder seperti curcuminol yang memberikan aktivitas tersebut. Penggunaan kunir putih pada kalangan masyarakat terbatas pada obat herbal dan jamu dengan pengolahan standar sehingga saat ini banyak dikembangakan ulasan mengenai formulasi dan inovasi dari kunir putih sehingga lebih memberikan aktivitas terapi. Pada review artikel ini akan diulas secara lengkap mengenai kunir putih dalam hal formulasi yang telah dikembangkan, kandungan kimia dan aktivitas biologi yang telah teruji pada kunir putih. Kata kunci: Aktivitas biologi, Formulasi, Kunir putih
Studi Pustaka tentang Prosedur Kultur Sel ANISA ROSDIANA; Yuni Elsa Hadisaputri
Farmaka Vol 14, No 1 (2016): Supplement
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.849 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i1.10781

Abstract

Kultur sel banyak dilakukan dalam penelitian tingkat in vitro yaitu untuk penelitian ekstrak atau senyawa obat baru. Kultur sel juga dapat dijadikan parameter diagnostik terjadinya kanker ataupun gangguan metabolisme dilihat dari biomarker yang dihasilkan oleh sel. Metode untuk kultur sel yaitu dengan proses yang kompleks sel line yang didapat dari bank sel ataupun hasil diisolasi dari jaringan atau organ secara in vivo ditumbuhkan dalam media pertumbuhan yang dikendalikan lingkungannya agar dapat tumbuh dengan optimum. Cara mengendalikan lingkungan pertumbuhan sel dalam media yaitu dengan penambahan buffer, antibiotik dan antijamur, pencucian sel dengan PBS, media ditambahkan FBS, sel diinkubasi dengan waktu yang telah ditentukan yaitu hingga sel mengalami fase logaritmik pada suhu 37°C yang merupakan suhu tubuh normal manusia dan dengan penambahan 5 % CO2 untuk mendapat sel dengan jumlah tertentu maka harus diatur kepadatan media yang digunakan agar sel tidak berhimpit selain itu dilakuan sentrifugasi untuk memurnikan sel yang telah didapat. Sel yang banyak dikultur yaitu sel kanker maka diulas mengenai prosedur kultur sel kanker seperti sel kanker payudara, sel kanker serviks dan sel kanker paru – paru selain itu juga terdapat ulasan mengenai kultur sel normal ginjal dan adiposit.
ARTIKEL ULASAN: AKTIVITAS ANTIKANKER SPONS LAUT KELAS DEMOSPONGIAE FITRAH SYAFIRA PUTRI; Yuni Elsa Hadisaputri
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Suplemen Agustus
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.766 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17563

Abstract

Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di Dunia, yang menewaskan sekitar 8,8 juta orang dan jumlah ini terus meningkat hampir 80 juta per tahun. Pengobatan kanker konvensional dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di Amerika dan Eropa diperkirakan 65% obat kanker berasal dari bahan alami secara komersial. Senyawa derivatif dari produk alami bioaktif memiliki target spesifik dan tidak memiliki efek samping. Sponge pada kelas demospongiae diketahui banyak memiliki aktivitas antikanker. Aktivitas ini berdasarkan nilai sitotoksiksitas (IC­50) terhadap sel kanker. Hasil dari penelusuran  menunjukkan bahwa beberapa sponge dari kelas demospongiae memiliki senyawa antikanker terhadap sel kanker payudara (T47D dan MCF-7), sel kanker serviks (HeLa dan Hep 2), kanker kolon (HCT116, HCT116p53KO, LoVo, caco-2), dan sel kanker prostat (PC-3). Sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa spons kelas demospongiae memiliki sifat sitotoksik terhadap 9 sel lini kanker
AKTIVITAS ANTIKANKER SPONS LAUT GENUS XESTOSPONGIA HANUN NABILA; Yuni Elsa Hadisaputri
Farmaka Vol 17, No 3 (2019): Farmaka (Desember)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.643 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i3.22013

Abstract

Kanker merupakan penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel secara abnormal. Kanker dapat disebabkan karena adanya kerusakan genetik baik secara internal maupun eksternal. Penelitian mengenai spons laut yang kaya akan senyawa metabolitnya dianggap sangat menjanjikan untuk penemuan produk alami bioaktif. Spons genus Xestospongia diketahui memiliki metabolit sekunder yang beragam, termasuk alkaloid, kuinon, sterol, dan asam asetilenat brominasi. Senyawa tersebut menunjukkan bioaktivitas yang signifikan, seperti sitotoksisitas, dan penghambatan enzim. Hasil dari penelusuran menunjukan beberapa spesies dari genus Xestospongia seperti Xestospongia sp, Xestospongia cf.vansoesti, Xestospongia muta, Xestospongia testudinaria, dan simbiosis antara Xestospongia deweerdtae-Plakortis halichondrioides memiliki senyawa antikanker terhadap sel leukemia manusia line (K562), sel tumor manusia line (A549)  dan (HL-60), sel kanker paru (H292), sel kanker kolorektal manusia line (HCT116), melanoma (A2058) dan sel kanker prostat (DU-145 DU-145), sel kanker pankreas manusia (PANC-1), sel kanker hati manusia (HepG-2), sel tumor otak manusia (Daoy), dan sel kanker serviks manusia (HeLa). Sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa spesies dari genus Xestospongia memiliki sifat sitotoksik terhadap 10 sel lini kanker.Kata kunci: Spons, Xestospongia, Antikanker
MEDIA YANG DIGUNAKAN PADA KULTUR SEL Hasna Nur Syahidah; Yuni Elsa Hadisaputri
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.547 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10615

Abstract

Kultur sel adalah suatu proses menumbuhkan suatu sel atau jaringan pada keadaan yang terkontrol. Perkembangan dalam teknologi kultur sel berkembang pesat seiring berkembangnya dalam pembuatan media yang merupakan komponen penting dalam kultur sel. Sel-sel tersebut adalah sel line CCA HuCCT-1, sel HaCat, sel line Hep-2, sel HepG2/C3A, sel line epitel, sel karsinoma hepatoselular manusia, HepG2 , dan sel epitel alveolar manusia tipe II, dua model sel ER+/Her2+, BT474 dan MDA-MB361, sel line MH-S makrofag murin alveolar, sel MRC-5(fibroblast paru-paru), sel HCC ( sel adenokarsinoma paru-paru), makrofag , tiga sel line kanker pancreas (HPAF-II, HPAC, dan PL45),  makrofag murin, mikroglia primer, dan sel B92. Dengan media yang digunakan diantaranya adalah EMEM (Eagle’s Minimum Essential Medium), DMEM (Dulbecco’s Modified Eagle’s Medium), RPMI-1640 (Roswell Park Memorial Institute), DMEM/F12, dan Ham’s F12-K Medium. Dengan adanya penambahan antibiotik/antimikotik untuk mencegah kontaminasi, asam amino dan serum.
AKTIVITAS KANDUNGAN SENYAWA DAN KARAKTERISTIK SPONS LAUT GENUS PETROSIA Restu Amelia Apriyandi; Yuni Elsa Hadisaputri
Farmaka Vol 17, No 2 (2019): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5874.21 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i2.22107

Abstract

Spons merupakan salah satu biota laut yang tersebar hampir di seluruh dunia. Spons juga mempunyai banyak manfaat karena mengandung banyak senyawa yang memiliki aktivitas biologis.  Spons genus Petrosia memiliki banyak spesies, diantaranya yaitu Petrosia ficiformis, Petrosia nigricans, Petrosia strongylata, dan Petrosia corticata. Spons ini mengandung senyawa yang memiliki aktivitas biologis sebagai sitotoksik terhadap sel lini kanker, anti-malaria, anti-HIV, dan antibakteri. Selain mengandung banyak senyawa yang bermanfaat, spons ini juga memiliki karakteristik yang beragam, mulai dari bentuk, warna dan juga habitat.Kata Kunci: Spons, Petrosia, Aktivitas, Karakteristik
POTENSI AKTIVITAS FARMAKOLOGIS SPONS LAUT GENUS NEOPETROSIA Indah Pertiwi; Yuni Elsa Hadisaputri
Farmaka Vol 18, No 1 (2020): Farmaka (Januari)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.278 KB) | DOI: 10.24198/jf.v18i1.22385

Abstract

Berbagai jenis penyakit semakin banyak menyerang manusia sehingga manusia menghadapi tantangan untuk selalu mencari senyawa-senyawa baru dalam mempersiapkan kebutuhan obat  yang selalu bertambah. Berbagai penelitian telah menunjukkan aktivitas farmakologis dari metabolit sekunder yang dihasilkan dari sumber daya di darat tetapi senyawa – senyawa dengan potensi aktivitas farmakologis juga dapat diperoleh dari sumber daya di laut yang memiliki lebih banyak keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, dilakukan berbagai penelitian mengenai biota laut terutama spons laut untuk menemukan senyawa –senyawa  metabolit sekunder yang dapat berpotensi memiliki aktivitas farmakologis. Review artikel ini merupakan pencarian studi pustaka mengenai potensi aktivitas farmakologis dari Neopetrosia exigua, Neopetrosia proxima, Neopetrosia chaliniformis, dan Neopetrosia rosariensis. Pada artikel ini dijelaskan bahwa beberapa spesies ini memiliki potensi aktivitas sebagai antiinflamasi, antimalaria, antioksidan, antikanker, dan antimikroba yang dihasilkan dari metabolit sekunder spons tersebut.
AKTIVITAS ANTIPROLIFERASI SENYAWA KALKON DARI DAUN JAMBU AIR (Eugenia aquea Burm f.) TERHADAP SEL KANKER PROSTAT DU145 NONI CAHYANA; Anas Subarnas; Yuni Elsa Hadisaputri
Farmaka Vol 15, No 3 (2017): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.132 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i3.13131

Abstract

ARTIKEL ULASAN: AKTIVITAS ANTIKANKER SPONS LAUT KELAS CALCAREAE CHIKA AULIA AFINA; Yuni Elsa Hadisaputri
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Suplemen Agustus
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.755 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17559

Abstract

Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan sel yang abnormal dan tak terkendali, sehingga sel terus tumbuh dan merusak jaringan, bentuk, hingga fungsi organ disekitarnya. Pada tahun 2017, diperkirakan sekitar 9 juta orang di Indonesia meninggal akibat kanker. Rendahnya keamanan dan efikasi obat sintetik antikanker yang sudah ada, menjadi alasan munculnya penelitian untuk mencari alternatif obat antikanker yang berasal dari herbal, yang diketahui memiliki efek samping yang lebih kecil. Beberapa spesies spons kelas calcareae, diketahui memiliki potensi sebagai terapi antikanker. Hal ini dapat dilihat dari parameter sitotoksisitas, yaitu IC50 dari masing-masing spesies spons. Aktivitas antikanker spons diamati pada delapan jenis sel lini kanker, yaitu K562, HeLa, HepG2, THP-1, A549, PC-9, HT29, dan MCF-7. Hasil menunjukkan bahwa beberapa spesies spons kelas calcareae, memiliki aktivitas sitotoksik pada kedelapan jenis sel lini kanker.Kata kunci: spons, calcareae, kanker.
Studi Pustaka Peralatan yang Digunakan Untuk Kultur Sel MARITA ISTI WULANDARI; Yuni Elsa Hadisaputri
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.01 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.10829

Abstract

Kultur sel merupakan sebuah proses dimana sel mengalami pertumbuhan secara in vitro dalam suatu medium buatan yang kini dikembangkan untuk penelitian atau perawatan medis. Untuk mendukung semua penelitian mengenai sel kultur tentunya harus didukung dengan peralatan yang menunjang penelitian tersebut. Review artikel ini merupakan pencarian studi pustaka tentang peralatan yang digunakan untuk kultur sel. Dalam artikel ini dijelaskan peran dan fungsi dari setiap masing-masing peralatan kultur sel tersebut. Peralatan tersebut meliputi inkubator, sentrifugator, Class II Biosafety Cabinets (BSCs), mikroskop, autoklaf, freezer, T-Flask, Bunsen, pipet serologi, mikropipet, nitrogen liquid tank, dan pipet aid/gun. Kata Kunci: Kultur Sel, Peralatan, Kanker