Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

EXPERT TEACHER (Membedah syarat-syarat untuk menjadi Guru Ahli atau Expert Teacher) ALAMSYAH, YOSEP ASPAT
TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol 3, No 1 (2016): TERAMPIL
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.801 KB)

Abstract

Di dalam aktivitas pendidikan, guru dan murid  sama-sama memiliki posisi yang  strategis. Guru dengan murid dalam proses pendidikan memiliki sifat saling ketergantungan. Guru memerlukan dukungan murid-muridnya dalam mewujudkan visi-misinya.  Murid membutuhkan bantuan guru untuk meraih cirta-citanya. Sukses tidaknya suatu pendidikan tidak akan terlepas dari peran serta guru didalamnya. Ada hubungan yang signifikan antara mutu atau kualitas guru dengan keberhasilan atau  kegagalan pendidikan. Bila  mutu guru baik maka pendidikan akan berhasil baik. Begitu juga sebaliknya. Mutu yang dituntut dari seorang guru itu tidak hanya dalam aspek pedagogik atau profesional saja. Mutu dalam aspek sosial dan kepribadianpun diperlukan. Seorang guru iti bermutu atau tidak, ahli atau tidak bisa dilihat dari dimensi kompetensi yang dimilikinya.  Ada empat macam kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Ada juga yang berpendapat bahwa seorang guru itu ahli atau bukan bisa dilihat dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru ahli atau profesional (expert teacher). Sifat-sifat apa saja yang harus ada pada seorang guru bila ia ingin disebut guru ahli atau profesional? Topik ini memiliki  keterkaitan erat dengan kompetensi seorang guru. Dengan kajian kepustakaan, topik ini  akan dicoba untuk dibahas melalui analisis reflektif.
AKHLAK MULIA DALAM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN: Memposisikan Akhlak Mulia sebagai Landasan Kepemimpinan dalam Pendidikan ALAMSYAH, YOSEP ASPAT
AL-IDARAH: JURNAL KEPENDIDIKAN ISLAM Vol 6, No 2 (2016): AL-IDARAH: JURNAL KEPENDIDIKAN ISLAM
Publisher : AL-IDARAH: JURNAL KEPENDIDIKAN ISLAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.692 KB)

Abstract

Pendidikan memiliki posisi yang strategis bagi suatu masyarakat atau suatu bangsa. Pendidikan merupakan dapur penggemblengan dan penggodokan SDM yang akan dimanfaatkan untuk kepentingan suatu masyarakat atau suatu bangsa. Karena strategis, pendidikan itu harus dikelola dengan baik dan benar. Pengelolaan pendidikan yang baik itu tumbuh dan berkembang dalam suatu organisasi dan iklim kepemimpinan yang bagus dan mengedepankan aspek kompetensi dan integritas diri. Sebagai sebuah proses, kepemimpinan pendidikan yang baik harus diletakan pada sebuah landasan yang kokoh dan baik yang bisa dijadikan pedoman  dan acuan pemimpin pendidikan dalam berbuat. Landasan yang kokoh dan baik itu harus diambil intisarinya dari berbagai ajaran moral yang memiliki otoritas yang tinggi dan kokoh.  Ajaran moral yang kokoh dan otoritatif itu biasanya bersumber kepada agama. Sebagai muslim, tentunya akan menjadikan ajaran moral (akhlak mulia) dalam agama Islam sebagai landasan kepemimpinan pendidikan. Dimana akhlak mulia akan diposisikan sebagai landasan kepemimpinan pendidikan adalah pertanyaan mendasar dalam tulisan ini. Untuk menjawab pertanyaan itu penulis melakukan kajian pustaka yang intensif dengan menggunakan reflektif sebagai metode pembahsan. Hasil pembahasan menunjukan bahwa akhlak mulia itu bisa diterapakan dalam kepemimpinan pendidikan sejak awal proses seleksi memilih pemimpin pendidikan dan pada tahap-tahap kepemimpinan pendidikan. Kata kunci: akhlak mulia, landasan dan kepemimpinan pendidikan
MEMBUMIKAN SIFAT RASUL DALAM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ALAMSYAH, YOSEP ASPAT
AL-IDARAH: JURNAL KEPENDIDIKAN ISLAM Vol 7, No 2 (2017): AL-IDARAH: JURNAL KEPENDIDIKAN ISLAM
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.736 KB) | DOI: 10.24042/alidarah.v7i2.2266

Abstract

AbstrakPendidikan memiliki posisi yang strategis bagi suatu masyarakat atau suatu bangsa. Pendidikan merupakan sarana strategis untuk mepersiapakan SDM yang akan dimanfaatkan untuk kepentingan suatu masyarakat atau suatu bangsa. Karena strategis, pendidikan itu harus dikelola dengan baikr. Pengelolaan pendidikan yang baik itu akan tumbuh dan berkembang dalam suatu kehidupan organisasi dan kepemimpinan yang baik yang mengedepankan aspek integritas dan kompetensi. Sebagai sebuah proses, kepemimpinan pendidikan yang baik harus diletakan pada sebuah landasan yang kokoh dan baik yang bisa dijadikan pedoman  dan acuan pemimpin pendidikan dalam berbuat. Landasan yang kokoh dan baik itu harus diambil intisarinya dari berbagai ajaran moral yang memiliki otoritas yang tinggi dan kokoh.  Ajaran moral yang kokoh dan otoritatif itu biasanya bersumber kepada agama. Sebagai muslim, tentunya akan menjadikan ajaran moral dalam Islam yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam kehidupa sehari-hari sebagai acuan praktek kepemimpinan. Salah satu caranya adalah dengan mempraktekan sifat-sifat Rasulullah dalam praktek kepemimpinan pendidikan. Dimanakah sifat-sifat Rasulullah itu akan diposisikan dalam  kepemimpinan pendidikan adalah pertanyaan mendasar dalam tulisan ini. Untuk menjawab pertanyaan itu penulis melakukan kajian pustaka yang intensif dengan menggunakan reflektif sebagai metode pembahsan. Hasil pembahasan menunjukan bahwa sifat-sifat Rasulullah itu itu bisa diterapakan dalam kepemimpinan pendidikan sejak awal proses seleksi memilih pemimpin pendidikan dan pada tahap-tahap kepemimpinan pendidikan. Kata kunci : Sifat rasul, kepemimpinan pendidikan
SIKAP GURU KEPADA MURID (Membedah Kompetensi Sosial Sebagai Salah Satu Kompetensi Guru) ALAMSYAH, YOSEP ASPAT
TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol 2, No 1 (2015): TERAMPIL
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.603 KB) | DOI: 10.24042/terampil.v2i1.1282

Abstract

Guru dan murid, dalam aktivitas pendidikan, sama-sama memiliki posisi yang  strategis. Guru dengan murid dalam proses pendidikan memiliki sifat interdependensi. Guru butuh partisipasi murid dalam mengamalkan dan mengembangkan ilmunya. Murid membutuhkan bantuan guru untuk mengarahkan proses pertumbuhan dan perkembangannya. Keberhasilan atau kegagalan suatu pendidikan tidak akan terlepas dari kontribusi didalamnya. Ada keterkaitan erat antara mutu atau kualitas guru dengan keberhasilan atau  kegagalan pendidikan. Bila standar mutu guru baik maka pendidikan akan berhasil baik. Begitu juga sebaliknya. Standar kualitas yang dituntut dari seorang guru itu tidak hanya aspek fisik-material saja tetapi juga menyangkut aspek mental-spiritual dan intelektual. Diantara standar kualitas guru adalah dimensi kompetensinya. Ada empat macam kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Di sekolah atau di luar sekolah, guru-guru akan selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dengan murid-muridnya Bagaimanakah guru seharusnya bersikap dan berkomunikasi kepada murid-muridnya terutama ketika dalam proses belajar-mengajar? Topik ini memiliki  keterkaitan erat dengan kompetensi sosial seorang guru. Dengan kajian kepustakaan, topik ini  akan dicoba untuk dibahas melalui analisis reflektif.
Community Empowerment through Mentari Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) to Boost Muslim Family Economy in Kotagajah Central Lampung Nasor, M.; Ngisomuddin, Ngisomuddin; Alamsyah, Yosep Aspat
Jurnal Ilmiah Peuradeun Vol 7 No 3 (2019): Jurnal Ilmiah Peuradeun
Publisher : SCAD Independent

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (846.521 KB) | DOI: 10.26811/peuradeun.v7i3.440

Abstract

An empowerment program is an activity that has the purpose of developing and improving the quality of life of the community in order to overcome the problems of their lives. Such conditions will provide a great opportunity for the community to improve capabilities in various fields including the economic field. All of these will have implications for improving and changing the capabilities of the abilities towards better progress. community towards better progress in shared life. The process of giving is not only done by the government, but also by social institutions such as the Mentari Baitul Mal Wat Tanwil (BMT) Kotagajah Central Lampung, the object of it is the empowerment of Muslim family traders. The Empowerment carried out by Mentari BMT as a financial institution refers to the financial screening system given to Muslim family traders. The financial screening is used for financing as an effort to improve the economy of the community. An Empowerment is an activity that can develop and improve the quality of life of traders of Muslim families who are independent and can overcome the problems of their lives. All of these have implications for their improvement and change.
MEMBUMIKAN SIFAT RASUL DALAM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN YOSEP ASPAT ALAMSYAH
AL-IDARAH: JURNAL KEPENDIDIKAN ISLAM Vol 7, No 2 (2017): AL-IDARAH: JURNAL KEPENDIDIKAN ISLAM
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.736 KB) | DOI: 10.24042/alidarah.v7i2.2266

Abstract

AbstrakPendidikan memiliki posisi yang strategis bagi suatu masyarakat atau suatu bangsa. Pendidikan merupakan sarana strategis untuk mepersiapakan SDM yang akan dimanfaatkan untuk kepentingan suatu masyarakat atau suatu bangsa. Karena strategis, pendidikan itu harus dikelola dengan baikr. Pengelolaan pendidikan yang baik itu akan tumbuh dan berkembang dalam suatu kehidupan organisasi dan kepemimpinan yang baik yang mengedepankan aspek integritas dan kompetensi. Sebagai sebuah proses, kepemimpinan pendidikan yang baik harus diletakan pada sebuah landasan yang kokoh dan baik yang bisa dijadikan pedoman  dan acuan pemimpin pendidikan dalam berbuat. Landasan yang kokoh dan baik itu harus diambil intisarinya dari berbagai ajaran moral yang memiliki otoritas yang tinggi dan kokoh.  Ajaran moral yang kokoh dan otoritatif itu biasanya bersumber kepada agama. Sebagai muslim, tentunya akan menjadikan ajaran moral dalam Islam yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam kehidupa sehari-hari sebagai acuan praktek kepemimpinan. Salah satu caranya adalah dengan mempraktekan sifat-sifat Rasulullah dalam praktek kepemimpinan pendidikan. Dimanakah sifat-sifat Rasulullah itu akan diposisikan dalam  kepemimpinan pendidikan adalah pertanyaan mendasar dalam tulisan ini. Untuk menjawab pertanyaan itu penulis melakukan kajian pustaka yang intensif dengan menggunakan reflektif sebagai metode pembahsan. Hasil pembahasan menunjukan bahwa sifat-sifat Rasulullah itu itu bisa diterapakan dalam kepemimpinan pendidikan sejak awal proses seleksi memilih pemimpin pendidikan dan pada tahap-tahap kepemimpinan pendidikan. Kata kunci : Sifat rasul, kepemimpinan pendidikan
SIKAP GURU KEPADA MURID (Membedah Kompetensi Sosial Sebagai Salah Satu Kompetensi Guru) YOSEP ASPAT ALAMSYAH
TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol 2, No 1 (2015): TERAMPIL
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.603 KB) | DOI: 10.24042/terampil.v2i1.1282

Abstract

Guru dan murid, dalam aktivitas pendidikan, sama-sama memiliki posisi yang  strategis. Guru dengan murid dalam proses pendidikan memiliki sifat interdependensi. Guru butuh partisipasi murid dalam mengamalkan dan mengembangkan ilmunya. Murid membutuhkan bantuan guru untuk mengarahkan proses pertumbuhan dan perkembangannya. Keberhasilan atau kegagalan suatu pendidikan tidak akan terlepas dari kontribusi didalamnya. Ada keterkaitan erat antara mutu atau kualitas guru dengan keberhasilan atau  kegagalan pendidikan. Bila standar mutu guru baik maka pendidikan akan berhasil baik. Begitu juga sebaliknya. Standar kualitas yang dituntut dari seorang guru itu tidak hanya aspek fisik-material saja tetapi juga menyangkut aspek mental-spiritual dan intelektual. Diantara standar kualitas guru adalah dimensi kompetensinya. Ada empat macam kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Di sekolah atau di luar sekolah, guru-guru akan selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dengan murid-muridnya Bagaimanakah guru seharusnya bersikap dan berkomunikasi kepada murid-muridnya terutama ketika dalam proses belajar-mengajar? Topik ini memiliki  keterkaitan erat dengan kompetensi sosial seorang guru. Dengan kajian kepustakaan, topik ini  akan dicoba untuk dibahas melalui analisis reflektif.
EXPERT TEACHER (Membedah syarat-syarat untuk menjadi Guru Ahli atau Expert Teacher) YOSEP ASPAT ALAMSYAH
TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol 3, No 1 (2016): TERAMPIL
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.801 KB) | DOI: 10.24042/terampil.v3i1.1328

Abstract

Di dalam aktivitas pendidikan, guru dan murid  sama-sama memiliki posisi yang  strategis. Guru dengan murid dalam proses pendidikan memiliki sifat saling ketergantungan. Guru memerlukan dukungan murid-muridnya dalam mewujudkan visi-misinya.  Murid membutuhkan bantuan guru untuk meraih cirta-citanya. Sukses tidaknya suatu pendidikan tidak akan terlepas dari peran serta guru didalamnya. Ada hubungan yang signifikan antara mutu atau kualitas guru dengan keberhasilan atau  kegagalan pendidikan. Bila  mutu guru baik maka pendidikan akan berhasil baik. Begitu juga sebaliknya. Mutu yang dituntut dari seorang guru itu tidak hanya dalam aspek pedagogik atau profesional saja. Mutu dalam aspek sosial dan kepribadianpun diperlukan. Seorang guru iti bermutu atau tidak, ahli atau tidak bisa dilihat dari dimensi kompetensi yang dimilikinya.  Ada empat macam kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Ada juga yang berpendapat bahwa seorang guru itu ahli atau bukan bisa dilihat dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru ahli atau profesional (expert teacher). Sifat-sifat apa saja yang harus ada pada seorang guru bila ia ingin disebut guru ahli atau profesional? Topik ini memiliki  keterkaitan erat dengan kompetensi seorang guru. Dengan kajian kepustakaan, topik ini  akan dicoba untuk dibahas melalui analisis reflektif.
Community Empowerment through Mentari Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) to Boost Muslim Family Economy in Kotagajah Central Lampung M. Nasor; Ngisomuddin Ngisomuddin; Yosep Aspat Alamsyah
Jurnal Ilmiah Peuradeun Vol 7 No 3 (2019): Jurnal Ilmiah Peuradeun
Publisher : SCAD Independent

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26811/peuradeun.v7i3.440

Abstract

An empowerment program is an activity that has the purpose of developing and improving the quality of life of the community in order to overcome the problems of their lives. Such conditions will provide a great opportunity for the community to improve capabilities in various fields including the economic field. All of these will have implications for improving and changing the capabilities of the abilities towards better progress. community towards better progress in shared life. The process of giving is not only done by the government, but also by social institutions such as the Mentari Baitul Mal Wat Tanwil (BMT) Kotagajah Central Lampung, the object of it is the empowerment of Muslim family traders. The Empowerment carried out by Mentari BMT as a financial institution refers to the financial screening system given to Muslim family traders. The financial screening is used for financing as an effort to improve the economy of the community. An Empowerment is an activity that can develop and improve the quality of life of traders of Muslim families who are independent and can overcome the problems of their lives. All of these have implications for their improvement and change.
AKHLAK MULIA DALAM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN: Memposisikan Akhlak Mulia sebagai Landasan Kepemimpinan dalam Pendidikan YOSEP ASPAT ALAMSYAH
AL-IDARAH: JURNAL KEPENDIDIKAN ISLAM Vol 6, No 2 (2016): AL-IDARAH: JURNAL KEPENDIDIKAN ISLAM
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.692 KB) | DOI: 10.24042/alidarah.v6i2.803

Abstract

Pendidikan memiliki posisi yang strategis bagi suatu masyarakat atau suatu bangsa. Pendidikan merupakan dapur penggemblengan dan penggodokan SDM yang akan dimanfaatkan untuk kepentingan suatu masyarakat atau suatu bangsa. Karena strategis, pendidikan itu harus dikelola dengan baik dan benar. Pengelolaan pendidikan yang baik itu tumbuh dan berkembang dalam suatu organisasi dan iklim kepemimpinan yang bagus dan mengedepankan aspek kompetensi dan integritas diri. Sebagai sebuah proses, kepemimpinan pendidikan yang baik harus diletakan pada sebuah landasan yang kokoh dan baik yang bisa dijadikan pedoman  dan acuan pemimpin pendidikan dalam berbuat. Landasan yang kokoh dan baik itu harus diambil intisarinya dari berbagai ajaran moral yang memiliki otoritas yang tinggi dan kokoh.  Ajaran moral yang kokoh dan otoritatif itu biasanya bersumber kepada agama. Sebagai muslim, tentunya akan menjadikan ajaran moral (akhlak mulia) dalam agama Islam sebagai landasan kepemimpinan pendidikan. Dimana akhlak mulia akan diposisikan sebagai landasan kepemimpinan pendidikan adalah pertanyaan mendasar dalam tulisan ini. Untuk menjawab pertanyaan itu penulis melakukan kajian pustaka yang intensif dengan menggunakan reflektif sebagai metode pembahsan. Hasil pembahasan menunjukan bahwa akhlak mulia itu bisa diterapakan dalam kepemimpinan pendidikan sejak awal proses seleksi memilih pemimpin pendidikan dan pada tahap-tahap kepemimpinan pendidikan. Kata kunci: akhlak mulia, landasan dan kepemimpinan pendidikan