Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

KONSEP FITRAH MANUSIA PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Kesuma, Guntur Cahaya
IJTIMAIYYA Vol 6, No 2 (2013): Teologi Pendidikan
Publisher : IJTIMAIYYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.004 KB)

Abstract

The concept of fitrah as original goodness, it does notmerely connote a passive receptivity to good and rightaction, but an active inclination and a natural innatepredisposition to know Allâh, to submit to Him and todo right. This is man‟s natural tendency in the absenceof contrary factors. Although all children are born in astate of fitrah, the influence of the environment isdecisive; parents may influence the religion of thechild by making him a Christian, Jew or Magian. Ifthere are no adverse influences, then the child willcontinuously manifest his fitrah as his true nature.Since many infants are born with gross physicaldeformities, the maiming referred to in this hadîth isnot meant in the physical sense; it means that allchildren are born spiritually pure, in a state of fitrah.The reference to animals born intact in the centralhadîth should be viewed as an analogy to illustrate theparallel spiritual wholeness of children at birth. It isprecisely because of man‟s free-will and intellect thathe is able to overcome the negative influences of theenvironment and attain to the highest level of psychospiritualdevelopment, an-nafs al-mutma’innah, „the selfmade tranquil‟.
Refleksi Model Pendidikan Pesantren dan Tantangannya Masa Kini Kesuma, Guntur Cahaya
Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol 2, No 1 (2017): Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (969.801 KB) | DOI: 10.24042/tadris.v2i1.1740

Abstract

Education in pesantren does not stop as a transfer activity of science only. Azyumardi Azra mentions, besides being a transfer of knowledge, pesantren also as a cadre of scholars and as preserver of Islamic culture. The challenge of pesantren education today is globalization that can bring positive and negative impacts. The principle of pesantren is al muhafadzah ala al qadim al shalih, wa al akhdzu bi al jadid al ashlah, that is to maintain a positive tradition, and to balance with taking positive new things. Problems related to civic values will be addressed through the principles held by pesantren. Pesantrens should also make effective, efficient, and equitable reshuffling as human beings (al musawah bain al nas) Pendidikan di pesantren tidak berhenti sebagai aktifitas transfer ilmu saja. Azyumardi Azra menyebutkan, selain sebagai transfer ilmu, pesantren juga sebagai kaderisasi ulama dan sebagai pemelihara budaya Islam. Tantangan pendidikan pesantren saat ini adalah globalisasi yang dapat membawa dampak positif maupun negatif. Prinsip pesantren adalah al muhafadzah ‘ala al qadim al shalih, wa al akhdzu bi al jadid al ashlah, yaitu tetap memegang tradisi yang positif, dan mengimbangi dengan mengambil hal-hal baru yang positif. Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan civic values akan bisa dibenahi melalui prinsip-prinsip yang dipegang pesantren selama ini. Pesantren perlu juga melakukan perombakan yang efektif, berdaya guna, serta mampu memberikan kesejajaran sebagai umat manusia (al musawah bain al nas). 
Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Adat Sunda “Ngalaksa” Tarawangsa di Rancakalong Jawa Barat Kesuma, Guntur Cahaya
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam Vol 7, No 1 (2016): Al-Tadzkiyyah : Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruaan UIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.515 KB)

Abstract

Local  wisdom  contained  in  some  groups  /  minorities  or  indigenous  communities  in Indonesia contains a lot of cultural values  of the nation are still going strong into the identity of the character of their peoples. But on the other hand, the value of local knowledge is often overlooked,  because  they  do  not  correspond  with  the  development  era.  In  fact,  from  such wisdom could be promoted noble values which can be used as a model in the development of Indonesian culture. In this case the local wisdom of indigenous Sunda "Ngalaksa" Tarawangsa as  for  the  implementation  of  this  ceremony,  set  a benchmark wearing the national calendar that  always  falls  in  July,  while  the  determination  date is usually the result of an agreement between  the  local  government  and  community  elders  elements  that  will  hold  the  ceremony ngalaksa. Day ceremony, calculated and determined based on market day. The highlight of the event, the day 7, which must occur on the day kliwon market.Ceremony  "Ngalaksa"  held  within  the  framework  of  an  expression of gratitude to the Almighty  for  the  crops  that  have  been  acquired,  and  to  preserve  the  customs  of  society Rancakalong as the preservation of art and cultural heritage. "Ngalaksa a culture that contains the  value  of  the  noble  nation  that  really  needs  to  be  developed  in  order  to  strengthen  the nations  identity  and  personality,  as  well  as  being  the  driving  government  programs  in  all fields".  Ngalaksa  culture  is  accompanied  by  music  Tarawangsa  and  jentreng,  stringed instrument similar fiddle and harp.The  values  of  character  education  that  can  be  taken  on  a  ceremonial  ngalaksa tarawangsa  on  society  Rancakalong,  is  tolerance,  democracy,  daring,  discipline,  hard  work, creativity, responsibility,  relegius,  environmental  care,  social  care,  the  national  spirit  and patriotism.
PESANTREN DAN KEPEMIMPINAN KYAI KESUMA, GUNTUR CAHAYA
TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol 1, No 1 (2014): TERAMPIL
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.264 KB) | DOI: 10.24042/terampil.v1i1.1308

Abstract

Pesantren is an educational institution that cannot be separated from religious scholars as a figure of a leader. Progress or setbacks of Pesantren is determined by figure of Kyai as a central figure in the boarding school. Thus, Pesantren and Kyai have a relationship of mutual influence. Pesantren is able to develop due to figure of Kyai who can lead well. Conversely, if Pesantren did not develop, it means that Kyai cannot lead well. This paper is intended to explain the relationship between Pesantren and the leadership of Kyai
Antara Fakta, Cinta dan Solusi Pengajaran Bahasa Arab di IAIN Raden Intan Lampung Kesuma, Guntur Cahaya
Jurnal Al Bayan : Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Vol 7, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.15 KB) | DOI: 10.24042/albayan.v7i1.371

Abstract

Abstrak Fakta di lapangan mengungkapkan bahwa sebagian besar pendidikan mahasiswa sebelum melanjutkan studinya di perguruan Tinggi Islam menjadi salah satu penyebab kendala pembelajaran bahasa Arab di perguruan tinggi. Mahasiswa yang memiliki latar belakang pendidikan pesantren, madrasah aliyah, atau madrasah aliyah program khusus, tentu memiliki kemampuan untuk memahami bahasa Arab lebih baik dibanding mahasiswa yang memiliki latar belakang sekolah umum. Teiring dengan fakta dimaksud, tentu memiliki cita untuk dibuatkan klasifikasi kelas, metode, dan kebijakan dari dua kelompok latar belakang pendidikan mahasiswa yang berbeda ini, maka hasil pembelajaran bahasa Arab di perguruan tinggi tidak akan tercapai sesuai dengan target yang diharapkan. Agar target tersebut dapat tercapai maka pembelajaran bahasa Arab, khususnya IAIN Raden Intan Lampung, harus melaksanakan placement test berdasarkan kemampuan atau pemisahan kelas sesuai dengan latar belakang pendidikannya, atau dengan cara memberikan program remedial bagi mahasiswa yang berasal dari sekolah umum. Di samping itu, kurikulum dan sumber daya dosen perlu juga ditingkatkan.  Kata kunci: Bahasa Arab, kurikulum, pendidikan, mahasiswa 
Penerapan Metode Imla untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Bahasa Arab Peserta Didik Kelas X SMA IT Pondok Pesantren Al-Mujtama Al-Islami Karang Anyar Lampung Selatan Kesuma, Guntur Cahaya
Jurnal Al Bayan : Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1062.56 KB) | DOI: 10.24042/albayan.v8i2.363

Abstract

Metode Pembalajan Imla’ yang diterapkan guru di SMA IT Ponpes Al-Mujtama’ Al-Islami belum dilaksanakan secara maksimal, yakni belum melaksanakan sesuai langkah-langkah Imla’ yang benar, sehingga keterampilan menulis peserta didik dari 28 orang yang tuntas 12 orang (42,85%) dan yang belum tuntas 16 orang (57,15%). Artinya keterampilan menulis peserta didik rendah. Adapun rumusan masalahnya: “ Apakah Penerapan Metode Imla’ dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik kelas X SMA IT Ponpes Al-Mujtama’ Al-Islami Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Ajaran 2015/2016?  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian  Tindakan Kelas (PTK) dengan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Penerapan Metode Imla’ untuk meningkatkan ketermpilan menulis Bahasa Arab bagi peserta didik kelas X SMA IT Ponpes Al-Mujtama’ Al-Islami. Teknik untuk mengumpulkan data penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu metode interview, metode observasi, metode dokumentasi dan tes.Berdasarkanpaparan di atas, makatemuanpenelitian yang diperolehbahwahasil pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dikemukakan sebagai berikut: pada pra siklus sebelum guru menerapkan metode Imla’ dari 28 peserta didik yang tuntas sebanyak 12 orang (42,85%) dan yang tidak tuntas 16 orang (57,15%) artinya keterampilan menulis peserta didik rendah. Selanjutnya, pada siklus I setelah guru menerapkan metode Imla’ sesuai langkah yang benar, maka kemahiran menulis peserta didik dari 28 peserta didik yang tuntas  terdapat 20 orang (71,42%) dan yang tidak tuntas terdapat 8 orang (28,57%), berarti terjadi peningkatan pada siklus I yaitu sebanyak 8 orang  (28,57%), sedangkan pada siklus II dari 28 peserta didik yang tuntas sebanyak 26 orang (92,85%) dan yang tidak tuntas sebanyak 2 orang (7,14%), berarti pada siklus II terjadi peningkatan sebanyak 6 orang (21,42%). Artinya setelah menerapkan  metode Imla’ terjadi peningkatan sebesar 49,99%.
Penerapan Metode Imla' untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Bahasa Arab Peserta Didik Kelas X SMA IT Pondok Pesantren Al-Mujtama' Al-Islami Karang Anyar Lampung Selatan Kesuma, Guntur Cahaya
Jurnal Al Bayan : Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Vol 8, No 2 (2016): Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Al Bayan
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1062.56 KB) | DOI: 10.24042/albayan.v8i2.363

Abstract

Metode Pembalajan Imla’ yang diterapkan guru di SMA IT Ponpes Al-Mujtama’ Al-Islami belum dilaksanakan secara maksimal, yakni belum melaksanakan sesuai langkah-langkah Imla’ yang benar, sehingga keterampilan menulis peserta didik dari 28 orang yang tuntas 12 orang (42,85%) dan yang belum tuntas 16 orang (57,15%). Artinya keterampilan menulis peserta didik rendah. Adapun rumusan masalahnya: “ Apakah Penerapan Metode Imla’ dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik kelas X SMA IT Ponpes Al-Mujtama’ Al-Islami Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Ajaran 2015/2016?  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian  Tindakan Kelas (PTK) dengan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Penerapan Metode Imla’ untuk meningkatkan ketermpilan menulis Bahasa Arab bagi peserta didik kelas X SMA IT Ponpes Al-Mujtama’ Al-Islami. Teknik untuk mengumpulkan data penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu metode interview, metode observasi, metode dokumentasi dan tes.Berdasarkanpaparan di atas, makatemuanpenelitian yang diperolehbahwahasil pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dikemukakan sebagai berikut: pada pra siklus sebelum guru menerapkan metode Imla’ dari 28 peserta didik yang tuntas sebanyak 12 orang (42,85%) dan yang tidak tuntas 16 orang (57,15%) artinya keterampilan menulis peserta didik rendah. Selanjutnya, pada siklus I setelah guru menerapkan metode Imla’ sesuai langkah yang benar, maka kemahiran menulis peserta didik dari 28 peserta didik yang tuntas  terdapat 20 orang (71,42%) dan yang tidak tuntas terdapat 8 orang (28,57%), berarti terjadi peningkatan pada siklus I yaitu sebanyak 8 orang  (28,57%), sedangkan pada siklus II dari 28 peserta didik yang tuntas sebanyak 26 orang (92,85%) dan yang tidak tuntas sebanyak 2 orang (7,14%), berarti pada siklus II terjadi peningkatan sebanyak 6 orang (21,42%). Artinya setelah menerapkan  metode Imla’ terjadi peningkatan sebesar 49,99%.
Antara Fakta, Cinta dan Solusi Pengajaran Bahasa Arab di IAIN Raden Intan Lampung Guntur Cahaya Kesuma
Jurnal Al Bayan : Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Vol 7, No 1 (2015): Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.15 KB) | DOI: 10.24042/albayan.v7i1.371

Abstract

Abstrak Fakta di lapangan mengungkapkan bahwa sebagian besar pendidikan mahasiswa sebelum melanjutkan studinya di perguruan Tinggi Islam menjadi salah satu penyebab kendala pembelajaran bahasa Arab di perguruan tinggi. Mahasiswa yang memiliki latar belakang pendidikan pesantren, madrasah aliyah, atau madrasah aliyah program khusus, tentu memiliki kemampuan untuk memahami bahasa Arab lebih baik dibanding mahasiswa yang memiliki latar belakang sekolah umum. Teiring dengan fakta dimaksud, tentu memiliki cita untuk dibuatkan klasifikasi kelas, metode, dan kebijakan dari dua kelompok latar belakang pendidikan mahasiswa yang berbeda ini, maka hasil pembelajaran bahasa Arab di perguruan tinggi tidak akan tercapai sesuai dengan target yang diharapkan. Agar target tersebut dapat tercapai maka pembelajaran bahasa Arab, khususnya IAIN Raden Intan Lampung, harus melaksanakan placement test berdasarkan kemampuan atau pemisahan kelas sesuai dengan latar belakang pendidikannya, atau dengan cara memberikan program remedial bagi mahasiswa yang berasal dari sekolah umum. Di samping itu, kurikulum dan sumber daya dosen perlu juga ditingkatkan.  Kata kunci: Bahasa Arab, kurikulum, pendidikan, mahasiswa 
Refleksi Model Pendidikan Pesantren dan Tantangannya Masa Kini Guntur Cahaya Kesuma
Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol 2, No 1 (2017): Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (969.801 KB) | DOI: 10.24042/tadris.v2i1.1740

Abstract

Education in pesantren does not stop as a transfer activity of science only. Azyumardi Azra mentions, besides being a transfer of knowledge, pesantren also as a cadre of scholars' and as preserver of Islamic culture. The challenge of pesantren education today is globalization that can bring positive and negative impacts. The principle of pesantren is al muhafadzah 'ala al qadim al shalih, wa al akhdzu bi al jadid al ashlah, that is to maintain a positive tradition, and to balance with taking positive new things. Problems related to civic values will be addressed through the principles held by pesantren. Pesantrens should also make effective, efficient, and equitable reshuffling as human beings (al musawah bain al nas) Pendidikan di pesantren tidak berhenti sebagai aktifitas transfer ilmu saja. Azyumardi Azra menyebutkan, selain sebagai transfer ilmu, pesantren juga sebagai kaderisasi ulama' dan sebagai pemelihara budaya Islam. Tantangan pendidikan pesantren saat ini adalah globalisasi yang dapat membawa dampak positif maupun negatif. Prinsip pesantren adalah al muhafadzah ‘ala al qadim al shalih, wa al akhdzu bi al jadid al ashlah, yaitu tetap memegang tradisi yang positif, dan mengimbangi dengan mengambil hal-hal baru yang positif. Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan civic values akan bisa dibenahi melalui prinsip-prinsip yang dipegang pesantren selama ini. Pesantren perlu juga melakukan perombakan yang efektif, berdaya guna, serta mampu memberikan kesejajaran sebagai umat manusia (al musawah bain al nas). 
GOOGLE SLIDE DAN QUIZIZZ DALAM PENGEMBANGAN BUKU AJAR ELEKTRONIK INTERAKTIF (BAEI) MATEMATIKA Arum Oktaliana Sari; Guntur Cahaya Kesuma; Dian Anggraini
AdMathEdu : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Ilmu Matematika dan Matematika Terapan Vol 9, No 2: Desember 2019
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.624 KB) | DOI: 10.12928/admathedu.v9i2.14548

Abstract

This study aims to determine the attractiveness and feasibility and effectiveness of learning implemented using interactive electronic textbooks (BAEI) assisted by Google slides and quizizz on the matrix material. This research method is research and development (R&D) with the Borg and Gall development model. There are 10 stages in this development namely 1) Potential and problems, 2) Data collection, 3) Product design, 4) Design validation, 5) Design revision, 6) Product trial, 7) Product revision, 8) Trial usage. 9) Product revision, 10) Mass production. Data collection instruments used were questionnaires given to material experts and media experts to determine product viability, and were given to students to find out the attractiveness of products that had been developed as well as pretest and posttest test instruments. The results of data analysis obtained from material experts and media experts stated that teaching materials developed were feasible to be used by obtaining "Valid" criteria with an average score of material experts of 3.76 and media experts of 3.48. Then the students' response to the electronic textbook (BAEI) in small group trials and large group trials (field) obtained the criteria of "Very Attractive" with the average score on the small group trial of 3.28 and the average results the score of large groups (field) is 3.49. The results of the effectiveness test analysis using effect sizes on the pretest and posttest obtained an average score of 0.72 and included in the medium category.