Nuke Martiarini, Nuke
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

EKSPLORASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR Martiarini, Nuke
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 8, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penanaman nilai-nilai luhur pendidikan karakter akan efektif jika ada konsistensi antara nilai-nilai yang ditanamkan pada masa usia dini, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, sampai dengan Perguruan Tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (melalui eksplorasi), nilai-nilai karakter yang dipahami guru dan upaya untuk menanmkannya kepada siswa. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar negeri dan swasta yayasan agama di wilayah Gunungpati Semarang. Pengambilan data dilakukan melalui dua tahap, yaitu melaui focused group discussion (FGD) kemudian dilanjutkan dengan wawancara mendalam. Hasilnya adalah, nilai-nilai karakter yang dipahami oleh subjek mencakup kesesuaian dengan visi misi sekolah (membentuk pribadi yang cerdas dan beriman), pentingnya menggunakan bahasa lokal (Jawa) untuk menanamkan nilai-nilai menghargai (yang lebih muda dan setara) dan menghormati (yang lebih tua), pentingnya menanamkan nilai kejujuran (ada beberapa temuan tentang ketidakjujuran), nilai kepedulian terhadap sesama, dan untuk menanamkan nilai-nilai tersebut diperlukan contoh konkret (teladan) dari guru, dan secara makro perlu kontrol (hierarkis) dari dinas pendidikanThe values of character education will be effective if there is consistency between the values instilled in early childhood, primary school, high school, to the university. This study aims to determine the values of the characters that are understood by teachers to students. This type of research is qualitative with phenomenological approach. The subjects were elementary school teachers of public and private school Gunungpati Semarang. Data were collected through two stages, first collected by focused group discussion (FGD), then by in depth interviews.The result are,the values of characters must be connected with the vision and mission of the school (forming personal intelligent and faithful),the importance of using local languages (Java) to instill the values of respect,the importance of instilling the values of honesty (there are several findings of dishonesty), the value of caring for others,and to instill the values of the required concrete examples (example)of the teachers, and all of them need to control by department of education.
GAMBARAN CYBERBULLYING PADA REMAJA PENGGUNA JEJARING SOSIAL DI SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 2 UNGARAN Wiryada, Okik Adishya Banu; Martiarini, Nuke; Budiningsih, Tri Esti
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Jejaring sosial merupakan media komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain tanpa kegiatan tatap muka secara langsung atau berkomunikasi menggunakan internet. Penggunaan internet jejaring sosial dapat memberikan efek negatif bagi penggunanya, seperti tindakan kekerasan simbolik yang tidak menimbulkan luka fisik, dilakukan seseorang terhadap orang lain melalui jejaring sosial dengan tujuan untuk menyakiti atau merugikan orang lain. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif berjenis deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Ungaran dan SMAN 2 Ungaran, Kabupaten Semarang. Sampel yang diambil berjumlah 622 siswa dengan menggunakan teknik Purposive sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan angket, yaitu angket cyberbullying. Hasil penelitian ini adalah Hasil penelitian ini adalah 1) Gambaran cyberbullying pada remaja menunjukan bahwa subjek yang menjadi korban memiliki kategori tinggi. 2) Gambaran cyberbullying di SMAN 1 Ungaran dan SMAN 2 Ungaran menunjukan bahwa subjek yang menjadi korban memiliki kategori tinggi. 3) Gambaran cyberbullying pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan menunjukan bahwa subjek yang menjadi korban memiliki kategori tinggi. 4) Gambaran cyberbullying pada usia 15 tahun, 16 tahun dan 17 tahun menunjukkan bahwa subjek yang menjadi korban memiliki kategori tinggi. Abstract. Social networking are used by people to communicate with the other people without face to face communication or communication with internet. Social networking are used by people to communicate with the other people without face to face communication or communication with internet. But, there are some users in social networking are deviate and use their account as not as it should be. This study is a quantitative research with quantitative descriptive method. The quantitative descriptive type of research with analysis only at the level of description. Samples taken amounted to 622 students by using purposive sampling technique. Measuring instrument in this research using a questionnaire, the questionnaire about cyberbullying. The results of this study were 1) Overview of cyberbullying among adolescents showed that subjects who are victims have a higher category. 2) A description of cyberbullying in SMAN 1 and SMAN 2 Ungaran Ungaran showed that subjects who are victims have a higher category. 3) A description of cyberbullying on gender men and women showed that subjects who are victims have a higher category. 4) A description of cyberbullying at the age of 15 years old, 16 years old and 17 years old are showed that subjects who are victims have a higher category.
MENUMBUHKEMBANGKAN PERILAKU PRO KONSERVASI MELALUI MAKE A MATCH GAMES PADA SISWA SD DI GUNUNGPATI Martiarini, Nuke; Undarwati, Anna; Sugiariyanti, Sugiariyanti
Indonesian Journal of Conservation Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v5i1.11767

Abstract

Pro-conservation behavior should be pursued as early as possible. Should be a set of preventive measures related to changing human behavior as early as possible so as not oriented toward the use of natural resources but also oriented towards efficiency. The goal of this activity is a primary school teacher who later expected to make the learning design environment primarily related to changing the behavior of students in order to further conserve energy. More specifically the teacher in question is an elementary school teacher in Gunungpati Semarang. The method is to combine the use of make a match game, where information on the nature and the cases presented in the form of information cards. Initially the teachers are given a comprehensive understanding of conservation education, then the model exemplified game. After that is expected to creating teacher in the learning process. Furthermore, the results of pretest and posttest were analyzed using Mann Whitney test, obtained a score of U = 0.000, W = 66.000 score, score Z = -3.996 and p = 0.000 (p <0.05). thus it can be concluded that the method make a match games considered to be effective to improve the behavior of pro-conservation. Perilaku pro konservasi perlu diupayakan sedini mungkin. Perlu disusun upaya preventif terkait dengan merubah perilaku manusianya sedini mungkin agar tidak berorientasi pada penggunaan SDA saja tetapi juga berorientasi pada efisiensi. Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah guru SD yang kelak diharapkan dapat membuat desain pembelajaran lingkungan hidup terutama terkait dengan mengubah perilaku siswa agar dapat lebih menghemat energi. Secara lebih spesifik guru yang dimaksud adalah guru SD di Gunungpati Semarang. Adapun metodenya adalah mengkombinasikan menggunakan permainan make a match, dimana informasi mengenai alam dan kasus-kasusnya disajikan dalam bentuk kartu informasi. Awalnya guru diberikan pemahaman yang komprehensif tentang pendidikan konservasi, kemudian dicontohkan model permainannya. Setelah itu diharapkan guru dapat mengkreasikannya dalam proses pembelajaran. Selanjutnya hasil pretest dan posttest dianalisis dengan menggunakan mann whitney test, diperoleh skor U = 0,000, skor W = 66,000, skor Z = -3,996, dan p = 0,000 (p < 0,05). dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode make a match games dianggap efektif untuk meningkatkan perilaku pro konservasi. 
GAMBARAN CYBERBULLYING PADA REMAJA PENGGUNA JEJARING SOSIAL DI SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 2 UNGARAN Wiryada, Okik Adishya Banu; Martiarini, Nuke; Budiningsih, Tri Esti
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v9i1.9577

Abstract

Abstrak. Jejaring sosial merupakan media komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain tanpa kegiatan tatap muka secara langsung atau berkomunikasi menggunakan internet. Penggunaan internet jejaring sosial dapat memberikan efek negatif bagi penggunanya, seperti tindakan kekerasan simbolik yang tidak menimbulkan luka fisik, dilakukan seseorang terhadap orang lain melalui jejaring sosial dengan tujuan untuk menyakiti atau merugikan orang lain. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif berjenis deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Ungaran dan SMAN 2 Ungaran, Kabupaten Semarang. Sampel yang diambil berjumlah 622 siswa dengan menggunakan teknik Purposive sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan angket, yaitu angket cyberbullying. Hasil penelitian ini adalah Hasil penelitian ini adalah 1) Gambaran cyberbullying pada remaja menunjukan bahwa subjek yang menjadi korban memiliki kategori tinggi. 2) Gambaran cyberbullying di SMAN 1 Ungaran dan SMAN 2 Ungaran menunjukan bahwa subjek yang menjadi korban memiliki kategori tinggi. 3) Gambaran cyberbullying pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan menunjukan bahwa subjek yang menjadi korban memiliki kategori tinggi. 4) Gambaran cyberbullying pada usia 15 tahun, 16 tahun dan 17 tahun menunjukkan bahwa subjek yang menjadi korban memiliki kategori tinggi. Abstract. Social networking are used by people to communicate with the other people without face to face communication or communication with internet. Social networking are used by people to communicate with the other people without face to face communication or communication with internet. But, there are some users in social networking are deviate and use their account as not as it should be. This study is a quantitative research with quantitative descriptive method. The quantitative descriptive type of research with analysis only at the level of description. Samples taken amounted to 622 students by using purposive sampling technique. Measuring instrument in this research using a questionnaire, the questionnaire about cyberbullying. The results of this study were 1) Overview of cyberbullying among adolescents showed that subjects who are victims have a higher category. 2) A description of cyberbullying in SMAN 1 and SMAN 2 Ungaran Ungaran showed that subjects who are victims have a higher category. 3) A description of cyberbullying on gender men and women showed that subjects who are victims have a higher category. 4) A description of cyberbullying at the age of 15 years old, 16 years old and 17 years old are showed that subjects who are victims have a higher category.
AGRESIVITAS REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA KABUPATEN “X” Noviadi, Randy; Budiningsih, Tri Esti; Martiarini, Nuke
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 10, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v10i1.17389

Abstract

Abstrak. Siswa di SMA swasta Kabupaten Demak menunjukkan adanya perilaku agresifmeskipun sekolah-sekolah tersebut telah melakukan upaya untukmenghindarkan siswanya dari perilaku agresif. Ini berarti siswa pada SMAswasta masih memiliki emosi yang kurang stabil dan cenderungmemperlihatkan adanya perilaku agresif. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui gambaran agresivitas remaja di Sekolah Menengah Atas SwastaKabupaten Demak. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Populasidalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Swasta Kabupaten Demak.Teknik sampel yang digunakan adalah cluster random sampling sehinggajumlah sampel yang diambil sebanyak 305 siswa yang berasal dari 9 SMASwasta di Demak. Metode pengumpulan data menggunakan skala agresivitasremaja diadaptasi dari Buss-Perry Aggression Questionnaire Scale (BPAQ).skala agresivitas remaja terdapat 29 aitem dengan 26 aitem yang valid dan 3aitem yang gugur. Reliabilitas skala agresivitas remaja dengan koefisien sebesar0,890. Analisis data menggunakan teknsik statistik deskriptif. Hasil penelitianini menunjukkan bahwa (1) Agresivitas remaja pada siswa SMA Swasta diDemak secara umum tergolong dalam kategori sedang cenderung ke rendah. (2)Agresivitas remaja pada siswa SMA Swasta di Demak berdasarkan empat aspekpembentuk yaitu physical agression dalam kategori rendah cenderung ke sedangsedangkan aspek verbal agression, anger dan hostility berada dalam kategorisedang cenderung ke rendah. Aspek yang tertinggi dari siswa sebagai bentukagresivitas adalah hostility sedangkan aspek terendah yaitu physical agression.(3) Agresivitas remaja berdasarkan asal sekolah yang memiliki tingkatagresivitas tertinggi adalah SMA Pembangunan Demak dengan kategori sedangdan agresivitas terendah adalah SMA Abdi Negara dengan kategori rendahcenderung ke sedang. Abstract. Students at Demak Public Private High School demonstrate aggressivebehavior even though the schools have made efforts to prevent their studentsfrom aggressive behavior. This means that students in private high school stillhave less stable emotions and tend to show aggressive behavior. The purposeof this study was to find out the description of aggressiveness of adolescents atPrivate High School Demak District. This research type is descriptivequantitative. The population in this study is all high school students PrivateDemak District. The sample technique used is cluster random sampling so thatthe number of samples taken as many as 305 students from 9 private high80schools in Demak. The data collection method using adolescentaggressiveness scale was adapted from Buss-Perry Aggression QuestionnaireScale (BPAQ). Questionnaire aggressiveness scale adolescents there are 29items with 26 valid items and 3 items that fall. Reliability scale aggressivenessadolescents with coefficient of 0.890. Data analysis using descriptivestatistical technique. The results of this study indicate that (1) aggressivenessof adolescents in private high school students in Demak generally fall into lowto moderate category. (2) The aggressiveness of adolescents in private highschool students in Demak is based on four aspects of physical agression in thelow category tend to moderate while the aspect of agression, anger andhostility are in the moderate to low category. The highest aspect of the studentas a form of aggressiveness is hostility while the lowest aspect is physicalagression. Aggressiveness of adolescents based on the origin of schools thathave the highest aggressiveness level is the High School of DemakDevelopment with the medium category and the lowest aggressiveness is thelow to medium moderate high school Abdi Negara. The advice given is thatschools need to provide direction and guidance periodically so that studentscan reduce aggressive behavior. directives through training and guidance inaddition to BK teachers, guidance also needs dilakukkan by parents ofstudents. For the aspect of hostility as the highest aspect of aggressiveness,students need to actively follow religious activities or discussions such asspiritual extracurricular and discussions of Islamic studies in order to formpositive thoughts. The next researcher also needs to add another variable thatis predicted to affect aggression in adolescents.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SELF COMPASSION REMAJA DI PANTI ASUHAN Nafisah, Afifatun; Hendriyani, Rulita; Martiarini, Nuke
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 10, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v10i2.17494

Abstract

Abstrak. Self compassion merupakan kemampuan untuk berbelas kasih pada diri sendiri, tanpa kemampuan itu individu mungkin tidak siap untuk berbelas kasih pada orang lain. Proses dalam keluarga seperti dukungan keluarga akan berkontribusi menumbuhkan self-compassion. Pada kenyataannya, banyak anak-anak harus ditempatkan di  panti asuhan untuk dapat memenuhi kebutuhan. Remaja di panti asuhan memiliki self compassion di mana tidak meyakini bahwa di dalam dirinya memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan, belum dapat belajar memahami kondisi keluarga, menganggap orang lain lebih bahagia, masih berandai-andai jika keluarga berkumpul, merasa sendirian. Memiliki sikap belas kasih terhadap diri sendiri bisa menjadi awal dalam mengatasi segala emosi negatif yang dirasakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan self compassion remaja di panti asuhan. Penelitian ini menggunakan penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja yang terdapat di yayasan panti asuhan desa Sadeng kecamatan Gunungpati. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling atau penelitian populasi dengan jumlah populasi sebanyak 95 subjek. Dukungan keluarga diukur menggunakan skala dukungan keluarga yang terdiri dari 37 item dan self compassion diukur menggunakan skala self compassion  yang berjumlah 25 item. Analisis validitas menggunakan product moment dimana instrument skala dukungan keluarga dinyatakan valid dengan koefisien validitas tertinggi sebesar 0,831 dan terendah sebesar 0,203. Validitas tertinggi pada skala self compassion sebesar 0,920 dan terendah sebesar 0,290. Koefisien reliabilitas skala dukungan keluarga sebesar 0,959 dan koefisien reliabilitas skala self compassion sebesar 0,760. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara dukungan keluarga dengan self compassion remaja yang artinya jika dukungan keluarga pada kategori tinggi maka self compassion berada pada kategori tinggi. Hasil ini dapat dilihat berdasarkan analisis korelasi Product Moment yang menunjukkan bahwa nilai r = 0,205 dengan nilai signifikansi atau p = 0,046. Peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis kerja yang berbunyi “ada hubungan positif antara dukungan keluarga dengan self compassion remaja”, diterima.  Abstract. Self compassion is the ability to be compassionate to oneself, without that ability individuals may not be ready to be compassionate to others. The process in the family such as family support will contribute to fostering self-compassion. In fact, many children must be placed in an orphanage to meet needs. Teenagers in orphanages have self-compassion where they do not believe that they have something to be proud of in themselves, have not been able to learn to understand family conditions, consider other people happier, still imagine if the family gathers, feels alone. Having a compassionate attitude towards yourself can be the beginning in overcoming any negative emotions that are felt. The purpose of this study was to determine the relationship of family support with adolescent self-compassion in orphanages. This study uses correlational research. The population in this study were all teenagers found in Sadeng village orphanage in Gunungpati district. This study uses a total sampling technique or population research with a population of 95 subjects. Family support was measured using a family support scale consisting of 37 items and self compassion was measured using a self-compassion scale totaling 25 items. Validity analysis uses a product moment where the family support scale instrument is declared valid with the highest validity coefficient of 0.831 and the lowest is 0.203. The highest validity on the self-compassion scale is 0.920 and the lowest is 0.290. The reliability coefficient of family support scale is 0.959 and the reliability coefficient of self compassion scale is 0.760. The results in this study indicate that there is a positive relationship between family support with adolescent self-compassion which means that if family support is in the high category, self-compassion is in the high category. This result can be seen based on the Product Moment correlation analysis which shows that the value of r = 0.205 with a significance value or p = 0.046. The researcher concluded that the working hypothesis which reads "there is a positive relationship between the support of a family with adolescent self-compassion", is accepted.  
EKSPLORASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR Martiarini, Nuke
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 8, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v8i1.8557

Abstract

Penanaman nilai-nilai luhur pendidikan karakter akan efektif jika ada konsistensi antara nilai-nilai yang ditanamkan pada masa usia dini, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, sampai dengan Perguruan Tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (melalui eksplorasi), nilai-nilai karakter yang dipahami guru dan upaya untuk menanmkannya kepada siswa. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar negeri dan swasta yayasan agama di wilayah Gunungpati Semarang. Pengambilan data dilakukan melalui dua tahap, yaitu melaui focused group discussion (FGD) kemudian dilanjutkan dengan wawancara mendalam. Hasilnya adalah, nilai-nilai karakter yang dipahami oleh subjek mencakup kesesuaian dengan visi misi sekolah (membentuk pribadi yang cerdas dan beriman), pentingnya menggunakan bahasa lokal (Jawa) untuk menanamkan nilai-nilai menghargai (yang lebih muda dan setara) dan menghormati (yang lebih tua), pentingnya menanamkan nilai kejujuran (ada beberapa temuan tentang ketidakjujuran), nilai kepedulian terhadap sesama, dan untuk menanamkan nilai-nilai tersebut diperlukan contoh konkret (teladan) dari guru, dan secara makro perlu kontrol (hierarkis) dari dinas pendidikanThe values of character education will be effective if there is consistency between the values instilled in early childhood, primary school, high school, to the university. This study aims to determine the values of the characters that are understood by teachers to students. This type of research is qualitative with phenomenological approach. The subjects were elementary school teachers of public and private school Gunungpati Semarang. Data were collected through two stages, first collected by focused group discussion (FGD), then by in depth interviews.The result are,the values of characters must be connected with the vision and mission of the school (forming personal intelligent and faithful),the importance of using local languages (Java) to instill the values of respect,the importance of instilling the values of honesty (there are several findings of dishonesty), the value of caring for others,and to instill the values of the required concrete examples (example)of the teachers, and all of them need to control by department of education.
“Bagaimana Mereka Mengubahku?” (Interpretative Phenomenological Analysis tentang Rekonstruksi Identitas pada Muslimah Bercadar) Pratiwi, Santi Riksa; Martiarini, Nuke
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 12, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v12i1.18326

Abstract

Persepsi masyarakat terhadap muslimah bercadar cederung negatif, namun masih terdapat individu yang memilih untuk bercadar. Diperlukan pemahaman lebih lanjut terkait pembentukan identitas baru atau rekonstruksi identitas pada muslimah bercadar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana konstruksi identitas yang terbentuk berkaitan dengan identitas diri dan identitas sosial pada muslimah bercadar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis. Sumber data dari penelitian ini adalah muslimah yang telah menggunakan cadar minimal dalam waktu 6 bulan dan menjadi bagian dari komunitas P******. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan wawancara. Sebagai wujud dari kredibilitas penelitian, peneliti menggunakan kualitas penelitian dengan merujuk pada empat kualitas esensial. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti merupakan teknik analisis data melalui pendekatan fenomenologis dengan IPA (Interpretatif phenomenological analysis). Hasil penelitian menemukan sepuluh tema berkaitan dengan fungsi kognitif, perasaan, perilaku, dan faktor yang mempengaruhinya. Fungsi kognitif yang muncul pada muslimah bercadar yaitu pemikiran bahwa cadar sangat bermanfaat, ketaatan terhadap hukum agama semakin kuat, keinginan berbuat baik agar mendapatkan surga, pengalaman buruk dengan laki-laki hingga mengenal cadar, serta meneladani kepribadian Rasul dan sahabat Rasul. Tema terkait perasaan yaitu perasaan lebih nyaman ketika bercadar. Tema terkait perilaku yaitu berperilaku sebaik mungkin dan mengajak orang lain. Tema terkait faktor yang mempengaruhi muslimah bercadar yaitu keluarga yang memahami keputusan untuk bercadar, pengaruh komunitas dakwah P****** yang cukup kuat, serta lingkungan pertemanan, tetangga dan masyarakat umum yang kurang mendukung.  Public perceptions of veiled Muslim women tend to be negative, but there are person who still choose to veiled. Further understanding is necessary regarding the construction of a new identity or identity reconstruction in veiled Muslim women. The aim of the study was to find out how identity construction formed was related to self identity and social identity in veiled Muslim women. The type of this study was qualitative research using a phenomenological approach. Sources of data from this study are Muslim women who have used veils in the span of 6 months to 2 years and become part of the P ****** community. Data were collected by interviews. As a research credibility, researcher use the quality of research by referring to four essensial qualities. The data analysis technique used by researchers is a data analysis technique through a phenomenological approach with IPA (Interpretative phenomenological analysis). The results of the study, found ten themes about cognitive functions, feelings, behaviors, and factors that influence it. Themes about cognitive namely the thought that the veil is very useful, adherence to religious law is getting stronger, the desire to do good to get heaven, bad experiences with men untill she wore the veil, emulate personality of Apostle and friend of the Apostle. There are a theme about feeling, that was feeling more comfortable when using veil. Themes about behaviors, that was behaving as well as possible and inviting others, families who understanding the decision to veiled, the influence of the P ****** da'wah community is strong enough, and the environment of friends, neighbors and the general public is less supportive. These themes were concluded to lead to identity reconstruction in veiled Muslim women.
POLITICAL TRUST MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU POLITIK DAN NON ILMU POLITIK TERHADAP ANGGOTA LEGISLATIF Jorawan Setiaji Rasyid; Nuke Martiarini
Jurnal Psikohumanika Vol 8 No 2 (2016): Jurnal Psikohumanika
Publisher : Program Studi S1 Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.892 KB) | DOI: 10.31001/j.psi.v8i2.340

Abstract

Mahasiswa memiliki berbagai bidang studi yang ditekuni, salah satunya adalah ilmu politik. Pemahaman mengenai politik antara mahasiswa ilmu politik dengan mahasiswa yang tidak menekuni ilmu politik dianggap akan berbeda oleh peneliti. Informasi dalam lingkungan pendidikan yang dijalani dan diterima mahasiswa dianggap mempengaruhi trust pada sistem politik yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan political trust antara mahasiswa program studi ilmu politik dan mahasiswa non ilmu politik terhadap anggota legislatif. Populasi pada penelitian ini adalah 100 mahasiswa program ilmu politik dan 100 mahasiswa non ilmu politik di Universitas Negeri Semarang. Hasilnya adalah ada perbedaan political trust yang signifikan pada kelompok subjek yang merupakan mahasiswa ilmu politik dan kelompok mahasiswa non ilmu politik, dengan skor t = 5,609 (t hitung > t tabel yaitu 1,972) dengan p = 0,000 (p < 0,05).