Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air

Kajian Hidrolika Bangunan Pelimpah Samping (Side Channel Spillway) Bendungan Pomalaa Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara Dengan Uji Model Fisik 1:40 R. Susenatama Jatayu Paksi; Very Dermawan; Ussy Andawayanti
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.02.34

Abstract

Pomalaa Dam designed to settle nickel mining wasted material ran by PT. Vale Indonesia, a physical model test is required to accomplish the design. This study aimed to determine the comparison of Pomalaa Dam side-channel spillway hydraulic condition between physical model test and theoretical analysis. In the analysis of the water level profile, debits of Q100th, Q1000th, and QPMF were examined. Spillway hydraulic analyzed by continuity equation with Cd calculation using the Iwasaki method. The water level in the transition channel and chute way calculated by the energy equation with the standard stage method. The side ditch and stilling basin hydraulic analyzed by momentum equations law. The vibration flow risk and cavitation respectively analyzed using Vendernikov-Montuori numbers and dimensionless parameters. The results of the hydraulic model test show that in the original design there is a non-uniform flow in the transition channel, the piezometer shows negative pressure in the chute channels section 2 and 3, but still safe. But the cavitation calculation using water velocity (v) and water depth (h) shows that cavitation occurred in the chute channels section 2 and 3 at the Q100th and Q1000th discharge and supercritical flow occurred at the end channel after the energy dissipator.
Analisis Erosi dan Arahan Konservasi Lahan pada DAS Gembong Kabupaten Pasuruan Berbasis Sistem Informasi Geografis Reyhan Satya Imani; Ussy Andawayanti; Ery Suhartanto
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2023.003.02.05

Abstract

Daerah Aliran Sungai Gembong sering terjadi bencana banjir terutama bagian hilir serta perubahan tata guna lahan yang menyebabkan terjadinya erosi dan sedimentasi. Dari permasalahan tersebut perlu dilakukan penanganan untuk mereduksi permasalahan di DAS Gembong dengan melakukan usaha konservasi berupa perencanaan Checkdam. Dalam menentukan nilai erosi dan sedimentasi menggunakan model ArcSWAT. Model ini memerlukan 4 tahap yaitu delineasi DAS, pengelolaan Hydrology Response Unit (HRU), memasukkan data kedalam database, kemudian melakukan simulasi. Dari hasil simulasi didapatkan nilai rerata erosiĀ  14,19 ton/ha/tahun, rerata sedimentasi 5,97 ton/ha/tahun, dan rerata volume sedimen sebesar 771,5 m3. Hasil analisa Indeks Bahaya Erosi (IBE) kondisi eksisting didapat 2 kriteria yaitu rendah seluas 1166,62 ha dan sedang seluas 2019,78 ha. Hasil dari perencanaan Checkdam yang telah disesuaikan dengan tingkat kemampuan lahan DAS Gembong menunjukkan penurunan volume sedimen sebesar 65,72 %. Setelah dilakukan perencanaan Checkdam untuk hasil Indeks Bahaya Erosi kondisi skenario didapat 2 kriteria dengan perbedaan luas yaitu rendah bertambah luasan menjadi 3128,09 ha dan penurunan luas pada kondisi sedang menjadi 58,31 ha. Gembong watershed is often flooded especially downstream and changes land use that cause erosion and sedimentation. From those problems to reduce problem in Gembong watershed, need conservation especially Checkdam construction. In determining the value of erosion and sedimentation using ArcSWAT model. This model need 4 process, the first is watershed delineation, management of the Hydology Response Unit (HRU), input data to database, then running simulations.The result from simulation, average erosion value is 14,19 tons/ha/year, average sedimentation is 5,97 tons/a/year, and average sediment volume is 771,5 m3. The analysis result of the Erosion Hazard Index (EHI) have 2 criteria, low level of 116,62 ha area and medium level of 2019,78 ha area. The result of Checkdam design that was adjusted to the land capacity Gembong watershed showed a reduce in sediment volume of 65,72 %. For the crireria of the Erosion Hazard Index in low level conditions increased to 3128,09 ha area and the medium level condition decreased to 58,31 ha area.
Studi Evaluasi Sistem Drainase Air Limpasan Permukaan Di Site Gurimbang Mine Operation PT Berau Coal Melinda Priskila Secilia; Mohammad Bisri; Ussy Andawayanti
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Site Gurimbang Mine Operation (GMO) ialah site penambangan oleh PT Berau Coal yang menerapkan metode penambangan terbuka. Metode ini akan menyebabkan terbentuknya cekungan yang luas sehingga berpotensi menjadi daerah tampungan air saat terjadi hujan. Air tidak dapat dialirkan di luar wilayah dapat menggangu kegiatan operasional penambangan, oleh karena itu aspek hidrologi harus sangat diperhatikan. Evaluasi sistem drainase di GMO sejauh ini menggunakan software HEC-RAS untuk menghitung kapasitas tampung salurannya. Studi ini ditujukan untuk melakukan pemodelan software SWMM sebagai terobosan baru dalam melakukan evaluasi sistem drainase. Dilakukan evaluasi terhadap kapasitas tampung saluran ditinjau dari teknologi drainase yang digunakan dan kerapatan aliran memanfaatkan pemodelan software HEC-RAS 6.2 serta SWMM 5.2. Serta analisa perbandingan hasil running simulasi antara HEC-RAS dan SWMM, sehingga nantinya dapat diketahui kekurangan dan kelebihan dari kedua software tersebut. Kedua software tidak menunjukan kapasitas saluran drainase dengan skala angka, namun kedua software tersebut menggambarkanya dalam bentuk simulasi yang berbeda pada setiap titik saluran yang dimodelkan. Pada HEC-RAS fitur view disajikan melalui fitur view cross section, view profiles, view 3d multiple cross section plot. Sedangkan pada SWMM terdapat fitur view profiles, view time series plot, fitur halaman map,dan fitur query. Hasil running kedua software tidak dapat dibandingkan karena menghasilkan tabel dengan output yang berbeda. hasil running simulasi software HEC-RAS saluran dinyatakan aman pada saat nilai W.S. Elev (elevasi muka air saluran) dibawah nilai Ground (elevasi tinggi tanggul saluran). SWMM menyatakan saluran aman atau tidak meluap ketika nilainya Max/Full Depth (tinggi maksimum saluran hasil simulasi) tidak melebihi dari tinggi saluran eksisting, atau bisa juga dilihat melalui fitur query Namun dari berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh SWMM dapat disimpulkan bahwa secara penggunaan SWMM jauh lebih praktis dari pada HEC-RAS dalam memodelkan sistem drainase tambang yang ada.