Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

KEPATUHAN MINUM OBAT MEMPENGARUHI RELAPS PASIEN SKIZOFRENIA Pasaribu, Jesika
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 7, No 1 (2019): Mei 2019
Publisher : PPNI JAWA TENGAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.866 KB) | DOI: 10.26714/jkj.7.1.2019.39-46

Abstract

Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat yang ditandai dengan gejala positif, gejala negatif dan gangguan kognitif. Kondisi kronis yang dialami pasien berpotensi mengalami relaps. Penelitian ini dilakukan di RSKD Duren Sawit bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan minum obat terhadap relaps pasien Skizofrenia. Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian longitudinal yakni cross-sectional berulang (time-series). Jumlah sampel sebanyak 48 responden yang diperoleh dengan teknik total sampling. Hipotesis di uji dengan mengguanakan uji chi square. Alat ukur penelitian : PANSS dan lembar observasi pemantauan minum obat. Pengambilan data dilakukan setiap bulan (selama 3 bulan) saat responden kontrol ke poliklinik.  Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan kepatuhan minum obat terhadap relaps pasien Skizofrenia (p value =0,043). Diharapkan perawat dan keluarga pasien tetap melanjutkan pemantauan minum obat kepada pasien dengan lembar observasi. Penelitian ini juga merekomendasikan kepada perawat agar memberikan psikoedukasi keluarga tentang psikofarmaka pada pasien.  Kata kunci: relaps, kepatuhan minum obat, Skizofrenia MEDICATION ADHERENCE INDUCED RELAPSE IN SCHIZOPHRENIC PATIENT  ABSTRACTSchizophrenia is a very severe mental disorder characterized by positive symptoms, negative symptoms, and cognitive impairment. Chronic conditions experienced by patients potentially lead to an experience of recurrence. The study was conducted at RSKD Duren Sawit to reveal the relationship of medication adherence to recurrence of schizophrenic patients.This study type of quantitative research using a longitudinal research design: cross-sectional (time-series). The number of samples was 48 respondents obtained by the total sampling technique. The hypothesis was tested using the chi-square test. The instruments used in this study were PANSS and an observation sheet of taking the medication. Data retrieval was taken every month (for 3 months). The results showed that there was a relationship between medication adherence to Schizophrenia relapse (p-value = 0.043). It is well expected that nurses and families keep observing of taking medication with an observation sheet. This study also recommends that nurses give family psycho-education about medication to patients. Keywords: Schizophrenia, Relapse, Compliance
KEPATUHAN MINUM OBAT MEMPENGARUHI RELAPS PASIEN SKIZOFRENIA Pasaribu, Jesika
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 7, No 1 (2019): Mei 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.866 KB) | DOI: 10.26714/jkj.7.1.2019.39-46

Abstract

Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat yang ditandai dengan gejala positif, gejala negatif dan gangguan kognitif. Kondisi kronis yang dialami pasien berpotensi mengalami relaps. Penelitian ini dilakukan di RSKD Duren Sawit bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan minum obat terhadap relaps pasien Skizofrenia. Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian longitudinal yakni cross-sectional berulang (time-series). Jumlah sampel sebanyak 48 responden yang diperoleh dengan teknik total sampling. Hipotesis di uji dengan mengguanakan uji chi square. Alat ukur penelitian : PANSS dan lembar observasi pemantauan minum obat. Pengambilan data dilakukan setiap bulan (selama 3 bulan) saat responden kontrol ke poliklinik.  Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan kepatuhan minum obat terhadap relaps pasien Skizofrenia (p value =0,043). Diharapkan perawat dan keluarga pasien tetap melanjutkan pemantauan minum obat kepada pasien dengan lembar observasi. Penelitian ini juga merekomendasikan kepada perawat agar memberikan psikoedukasi keluarga tentang psikofarmaka pada pasien.  Kata kunci: relaps, kepatuhan minum obat, Skizofrenia MEDICATION ADHERENCE INDUCED RELAPSE IN SCHIZOPHRENIC PATIENT  ABSTRACTSchizophrenia is a very severe mental disorder characterized by positive symptoms, negative symptoms, and cognitive impairment. Chronic conditions experienced by patients potentially lead to an experience of recurrence. The study was conducted at RSKD Duren Sawit to reveal the relationship of medication adherence to recurrence of schizophrenic patients.This study type of quantitative research using a longitudinal research design: cross-sectional (time-series). The number of samples was 48 respondents obtained by the total sampling technique. The hypothesis was tested using the chi-square test. The instruments used in this study were PANSS and an observation sheet of taking the medication. Data retrieval was taken every month (for 3 months). The results showed that there was a relationship between medication adherence to Schizophrenia relapse (p-value = 0.043). It is well expected that nurses and families keep observing of taking medication with an observation sheet. This study also recommends that nurses give family psycho-education about medication to patients. Keywords: Schizophrenia, Relapse, Compliance
Youth perspective on pulmonary tuberculosis parent’s care Kristina Lisum; Agung Waluyo; Astuti Yuni Nursasi; Jesika Pasaribu
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 11, No 3: September 2022
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v11i3.21398

Abstract

When parents have pulmonary tuberculosis (TB), youth can provide attentiveness to parent’s physical need and TB treatment. The purpose of this study was to determine the response of youth whose parents suffer from pulmonary TB. This research used descriptive qualitative design. Semi-structured interviews were conducted online and/or face-to-face in November 2020 to June 2021. There were 17 participants contributed to this study consisting of seven youth and seven parents or older siblings with pulmonary TB at Bogor regency. The data obtained were further analyzed using thematic analysis. Four thematics were produced from this research. These themes include knowledge of youth and parents with pulmonary TB: the transmission, administration duration, and side effects of TB medication; negative responses of youth to parents with pulmonary TB; youth poor skills in taking care for families; and cooperation between family, and health care workers in supporting the healing of pulmonary TB. Future research could develop and strengthen youth capacity to increase their skills providing care to parents with pulmonary TB.
HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN ANSIETAS TERHADAP MEKANISME KOPING PENDERITA KANKER Jesika Pasaribu
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 3 No 1 (2020): JURNAL MUTIARA NERS
Publisher : Program Studi Ners UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: kanker merupakan salah satu penyakit kronis yang berpotensi membuat penderita kanker mengalami masalah psikologis. Ansietas merupakan masalah yang paling sering dilaporkan. Ansietas dapat muncul dari stress yang berlebihan akibat kanker yang diderita. Penggunaan mekanisme koping yang tepat diharapkan dapat menurun tingkat stress dan ansietas. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stress dan ansietas terhadap mekanisme koping penderita kanker. Metode : penelitian menggunakan desain deskripsif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian yakni penderita yang telah didiagnosis mengalami kanker dan sedang menjalani perawatan rawat jalan sejumlah 70 responden. Instrumen pengambilan data meliputi SAS untuk mengukur tingkat ansietas, modifikasi DASS untuk mengukur tingkat stress dan CSI-SF untuk mengukur jenis mekanisme koping yang digunakan. Hasil penelitian : tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat stress dan mekanisme koping (p value 0,139); dan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat ansietas dengan mekanisme koping (p value 0,409). Rekomendasi : penelitian ini merekomendasikan penggunaan mekanisme koping adaptif untuk menurunkan masalah psikososial. Penderita kanker yang berada pada rentang normal tingkat stres dan ansietas perlu tetap didampingi perawat untuk mempertahankan statsu psikologis yang baik.
Apakah ada Hubungan Mekanime Koping dengan Tingkat Kecemasan dan Tingkat Depresi Pasien yang Menjalani Terapi Hemodialisa? Nadissa Adetyas; Jesika Pasaribu
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 9, No 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.9.3.2021.559-568

Abstract

Hemodialisa merupakan tindakan yang dilakukan untuk individu yang mengalami kegagalan fungsi ginjal  melalui ginjal buatan (dialysis/dialyzer).Tindakan dialisa biasanya dilakukan secara terus menerus untuk mempertahankan kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan dan tingkat depresi pasien yang mendapat terapi hemodialisa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian adalah deskriptif korelatif dengan teknik cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling (n=34). Populasi dalam penelitian ini adalah semua individu yang sedang menjalani terapi hemodialisa di RSU UKI Jakarta. Alat ukur pada penelitian ini menggunakan kuesioner mekanisme koping The Ways Of Coping dengan uji reabilitasnya adalah Alpha Cronbach’s dengan hasil 0,916 pada kuesioner tingkat kecemasan dan tingkat depresi menggunakan kuesioner Hospital Anxiety Depression Scale (HADS) sebesar …... Hasil uji reabilitas menunjukkan dimensi kecemasan dan depresi memeroleh Alpha Cronbach’s = 0.977, p>0.7, dan dimensi depresi α= 0.854, p>0,7. Hasil penelitian ditemukan bahwa mekanisme koping adaptif sebesar 97,1%, tingkat kecemasan normal (47,1%), dan tingkat depresi normal (76,5%). Hasil analisis bivariat menggunakan uji Kendall’s Tau C (α= 0,05).Tidak ada hubungan mekanisme koping dengan tingkat kecemasan yang bermakna (value=0,617) dan tidak ada hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat depresi (value=0.617). Mekanisme koping yang adaptif  pada pasien mampu  menurunkan tingkat kecemasan dan tingkat depresi pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa.
KONSEP DIRI DAN LIFE SATISFACTION PADA PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISA Siti Nur Cholifah; Jesika Pasaribu
Jurnal Ners Indonesia Vol 11, No 1 (2020): SEPTEMBER 2020
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jni.11.1.25-35

Abstract

Penderita CKD yang menjalani hemodialisa akan mengalami perubahan fisik maupun psikis. Tindakan hemodialisa berpotensi untuk mempengaruhi konsep diri dan life satisfaction penderita terhadap kondisi yang dialami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran konsep diri dan life satisfaction pada pasien yang menjalani hemodialisa. Desain penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yaitu 73 pasien hemodialisa sebagai sampel. Pengukuran konsep diri menggunakan Kuesioner Konsep Diri dan pengukuran life satisfaction menggunakan Satisfaction Life Scale (Cronbach Alpha> 0,6). Analisis data menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Kesimpulan penelitian menunjukan pasien yang menjalani hemodialisa memiliki konsep diri positif (91,8%), citra tubuh positif (64,4%), ideal diri realistik (76,7%), harga diri tinggi (79,5%), peran diri (74,0%), dan identitas diri kuat (83,6%). Life satisfaction yang di rasakan yaitu sebanyak (41,1%) pasien yang menjalani hemodialisa puas terhadap kehidupannya. Peneliti menyarankan perawat memberikan edukasi dan memotivasi penderita dalam proses adaptasi, sehingga dapat mempertahankan konsep diri yang positif dan life satisfaction yang baik serta penderita CKD yang masih memiliki konsep diri negatif dapat menunjukkan konsep diri yang positif.
Efektivitas Modul Komunikasi Interprofesional Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Keperawatan Rensa Rensa; Kristina Lisum; Jesika Pasaribu; Sri Indiyah
Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education Vol 6, No 3 (2017): NOVEMBER
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.779 KB) | DOI: 10.22146/jpki.32235

Abstract

Background: Interprofessional education (IPE) is one of medical professionals’ need to manage the patients’ problem efficiently and comprehensively.Method: This is a cohort prospective study that implemented mixed methods approach that consists of quantitative and qualitative methods. Quantitative data is collected through the Interprofessional Collaborative Competencies Attainment Survey (ICCAS) on pilot study, while qualitative data is collected through the open-ended questions on Focus Group Discussion (FGD). This study involves students from Medical School, Atma Jaya Catholic University and Sint Carolus Nursing School, all of them were at their fourth-year college.Results: Pilot study obtains quantitave data from the ICCAS questionnaire, before and after Interprofessional Learning (IPL) intervention. There are mean differences on domain collaboration before and after IPL intervention using interprofessional communication module (mean difference 6 [95%CI 2 to 10], P 0,007).Conclusion: There are significant differences in collaboration skills between FKUAJ and STIK’s college students after IPL.
PERSEPSI IBU TENTANG KEKERASAN PADA ANAK TODDLER DAN PRESCHOOL Theresia Sindy Claudia Utama; Jesika Pasaribu; Lina Dewi Anggraeni
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.307 KB) | DOI: 10.32584/jikk.v3i1.561

Abstract

Kekerasan dapat berupa kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Kekerasan pada anak menurut orang tua adalah hal yang wajar untuk mendidik dan memberikan pembelajaran. Kekerasan yang sering di dapat dari sejak usia dini menyebabkan gangguan perkembangan sistem saraf dan otak, anak akan mengalami tingkat kecemasan yang tinggi, depresi bahkan berfikiran untuk melakukan bunuh diri. Tujuan penelitian: menggali lebih dalam persepsi ibu tentang kekerasan pada anak toddler dan preschool. Metode:  metode kualitatif deskriptif. Cara pengumpulan data dengan teknik wawancara dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dibantu oleh alat perekam wawancara, field note, dan pedoman wawancara. Teknik analisis data menggunakan analisis Colaizzi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang tua yang memiliki anak toddler dan presschool. Hasil analisis diperoleh lima tema yang mengungkapkan persepsi dari orang tua, antara lain: jenis kekerasan yang dialami oleh anak, penyebab orang tua melakukan kekerasan pada anak, cara orang tua mengontrol diri dan emosi, penyesalan akibat kekerasan, dan dampak perilaku kekerasan. Kekerasan yang dialami oleh seorang anak akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis, sosial dan perilaku
Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok pada Remaja di Nanga Bulik Lina Dewi Anggraeni; Gopie Elpasa; Jesika Pasaribu
I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih Vol 2 No 1 (2021): I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih
Publisher : STIKes Panti Rapih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46668/jurkes.v2i1.111

Abstract

Latar Belakang : Merokok merupakan salah satu perilaku yang merugikan kesehatan baik bagi diri sendiri dan orang lain, akan tetapi masih banyak orang yang merokok bahkan usia merokok paling banyak didapati pada usia remaja. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja di Nanga Bulik. Metode : Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, yang dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2020Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling sebanyak 82 responden. Analisis statistik yang digunakan uji Kendall’s Tau B. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 75.6% remaja memiliki pengetahuan yang baik, 72% sikap yang positif, 64.6% adanya pengaruh dari orang tua, 86.6% adanya pengaruh teman sebaya, dan 53.7% memilki perilaku merokok yang baik. Dalam uji hubungan menunjukkan bahwa adanya hubungan, variabel yang berhubungan yaitu pengaruh orang tua (p value = 0.008) dan pengaruh teman sebaya (p value = 0.000). Simpulan : Terdapat hubungan pengaruh orang tua dan teman sebaya dengan perilaku merokok. Remaja diharapkan mendapatkan informasi dan mengikuti sosialisasi mengenai bahaya merokok agar terhindar dari bahaya yang mengancam kesehatan dan pentingnya pengawasan dari orang tua dalam pergaulan anaknya. Kata kunci : perilaku merokok, remaja, teman sebaya
Mekanisme Koping dan Tingkat Stres Ibu Rumah Tangga Terhadap Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Reny Setia Waty; Jesika Pasaribu; Sada Rasmada
JURNAL KEPERAWATAN CIKINI Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Keperawatan Cikini
Publisher : JURNAL KEPERAWATAN CIKINI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.829 KB) | DOI: 10.55644/jkc.v3i2.75

Abstract

Latar belakang: Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) membuat orang tua terganggu pikirannya karena belum dapat beradaptasi terhadap pembagian waktu antara pekerjaan dan pengawasan anak sehingga meningkatkan tingkat stres orang tua dan jika orang tua tidak bisa beradaptasi maka orang tua dapat melakukan kekerasan pada anak. Metode: yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif korelasional dengan desain cross-sectional study. Responden dalam penelitian ini ialah ibu rumah tangga yang memiliki anak  SD kelas II, III, dan IV berjumlah 86 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2021. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner The Brief-COPE untuk mengukur mekanisme koping dan Perceived Stress Scale untuk mengukur tingkat stres serta dianalisis secara univariat  dan bivariat dengan menggunakan Kendall’s Tau C. Hasil:  penelitian ini menunjukkan bahwa  mekanisme koping adaptif (93,0%) lebih banyak dibandingkan dengan mekanisme koping maladaptif (7,0%). Ibu rumah tangga yang mengalami stres tinggi sebanyak (46.5%)Terdapat hubungan yang tak bermakna antara  mekanisme koping dan tingkat stres diperoleh nilai (p value = 0,943 (α = < 0,05). Rekomendasi penelitian diharapakan agar ibu rumah tangga dapat mempertahankan dan mengelola stressor yang dihadapi selama metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berlangsung di masa pandemi agar dapat menggunakan mekanisme koping yang lebih adaptif. Responden juga diharapakan dapat mengidentifikasi faktor penyebab kecenderungan penggunaan mekanisme koping maladaptif supaya bisa dicegah dan dapat beradaptasi dengan masalah yang dihadapi di situasi pandemi Covid-19.