Claim Missing Document
Check
Articles

Isolation and Screening of Diesel Degrading Bacteria from Ship Dismantling Facility at Tanjungjati, Madura, Indonesia Titah, Harmin Sulistiyaning; Pratikno, Herman; Moesriati, Atiek; Imron, Muhammad Fauzul; Putera, Rizky Islami
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol 50, No 1 (2018)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.282 KB) | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2018.50.1.7

Abstract

The ship dismantling industry is a cause of contamination of the environment by diesel. The objectives of this study were to isolate and screen diesel degrading bacteria from diesel contaminated areas. Diesel contaminated seawater and soil samples were collected from a ship dismantling facility at Tanjungjati, Madura, Indonesia. Isolation was conducted with an aseptic technique and growing the mixture culture was carried out based on the pour plate method. After 24 h of incubation, thirteen bacteria strains were isolated from diesel contaminated seawater and soil samples from the area of study. The isolated bacteria were identified based on morphological characterization. Mostly gram positive bacteria were found. The isolated bacteria were screened by using nutrient agar medium containing various diesel concentrations (0%, 5%, 10%, and 15% (v/v)). The result of the screening test showed that the bacteria coded EL and CT displayed the best resistance and highest growth in diesel polluted medium. It was shown that both of them potentially have a higher capability of utilizing diesel as carbon and energy source than the others.
Peningkatan Budaya Belajar-Mengajar Dan Reputasi Sekolah Melalui Penerapan Sistem Monitoring Pembelajaran Online Prastianto, Rudi Walujo; Mustain, Mahmud; Pratikno, Herman; Handayanu, Handayanu; Miftakh D.S, Dwi Purnomo H, Zuhud Ubaidillah &
ADI WIDYA : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 3, No 2 (2019): ADIWIDYA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.842 KB) | DOI: 10.33061/awpm.v3i2.3350

Abstract

Inovasi teknologi untuk pendidikan mutlak dibutuhkan di era Revolusi Industri 4.0, karena teknologi digital dapat memberikan solusi terhadap permasalahan masyarakat di sektor pendidikan. Fleksibilitas, efektifitas dan efisiensi penggunaan teknologi yang tepat dapat menembus ruang dan waktu dalam menjembatani komunikasi antar para pemangku kepentingan dalam proses pendidikan. Penerapan sistem monitoring pembelajaran online sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh Departemen Teknik Kelautan FTK-ITS dengan mitra sekolah Al Uswah Surabaya, menjadi solusi terhadap sistem yang masih konvensional yang kurang efektif dan efisien serta rentan terhadap ketidakakuratan akibat kesalahan manusia. Pada akhirnya, dengan sistem ini dapat memperbaiki pelayanan dan kinerja, sehingga efektivitas dan efisiensi proses tersebut meningkat. Parameter penting yang direkam menjadi database oleh sistem monitoring pembelajaran terkait kehadiran siswa, kehadiran guru dan durasi waktu proses belajar mengajar dapat dianalisis secara statistik deskriptif. Fitur sistem yang mampu diakses orang tua siswa, bahkan dapat menjadi media promosi untuk meningkatkan reputasi sekolah serta peran serta orang tua/wali siswa dalam mendukung kesuksesan kegiatan pendidikan. Sistem elektronik ini tidak akan memberikan hasil optimum jika tidak diiringi dengan perubahan pemahaman dan perbaikan budaya belajar mengajar guru, siswa, serta manajemen sekolah. Atau sebaliknya, dengan kehadiran sistem ini secara tidak langsung dapat memaksa untuk terjadinya perubahan budaya belajar-mengajar ke arah yang lebih baik secara bertahap. Dalam penelitian ini parameter penting terkait kegiatan proses belajar mengajar selanjutnya dianalisis untuk menemukan hubungan yang mendukung hipotesis terkait peningkatan budaya belajar mengajar dan reputasi sekolah melalui penggunaan sistem berbasis teknologi komunikasi dan informasi ini.
Analisa Pengaruh Material Abrasif Pada Blasting Terhadap Kekuatan Lekat Cat dan Ketahanan Korosi di Lingkungan Air Laut Carolus Trijatmiko Nugroho; Herman Pratikno; Agung Purniawan
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.279 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18090

Abstract

Coating merupakan proses pelapisan pada permukaan profil material dengan suatu lapisan film organik maupun anorganik. Coating lebih sering digunakan pada industry karena lebih ekonomis dan lebih mudah digunakan. Namun teknik ini pun tidak lepas dari berbagai masalah. Masalah yang timbul dari teknik ini sebagian besar disebabkan karena buruknya proses surface preparation yang dapat mengurangi daya lekat cat. Buruknya proses surface preparation dapat disebabkan berbagai hal antara lain ukuran mesh dari material abrasif yang tidak pas, pemilihan material abrasif, hingga kesalahan teknik dalam melakukan proses ini. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh dari material abrasif terhadap kekuatan lekat cat di material A36 yang diberikan variasi jenis material abrasif alumunium oxide, steel grit, dan volcanic sand, kemudian material di coating dengan cat jenis epoxy dan zinc rich. Hasil dari pengujian menunjukan bahwa peningkatan kekerasan material abrasif meningkatkan kekasaran permukaan pada substrat. Nilai rata-rata kekasaran permukaan yang tertinggi adalah material yang di blasting dengan steel grit yaitu sebesar 84.71 µm. Meningkatnya kekasaran permukaan akan menambah daya lekat cat dengan substrat, yang juga akan meningkatkan ketahanan korosi pada material. Nilai daya lekat tertinggi pada material yang di coating dengan cat jenis epoxy dan zinc rich berturut-turut sebesar 20.04 MPa dan 21.46 MPa, dimana material tersebut di blasting dengan menggunakan steel grit. Hasil dari pengujian salt spray NaCl 3.5% selama 72 jam, dan 168 jam pada material menunjukan material yang di blasting dengan steel grit tetap memiliki nilai daya lekat yang tertinggi. Nilai daya lekat tertinggi setelah uji salt spray selama 72 jam pada material yang di coating dengan cat jenis epoxy dan zinc rich berturut-turut sebesar 14.15 MPa dan 15.04 MPa, sedangkan Nilai daya lekat tertinggi setelah uji salt spray selama 168 jam pada material yang di coating dengan cat jenis epoxy dan zinc rich berturut-turut sebesar 11.91 MPa dan 12.80 MPa.
Studi Perbandingan Proses Pengelasan Smaw Pada Lingkungan Darat dan Bawah Air Terhadap Ketahanan Uji Bending Weld Joint Material A36 Safira Dwi Anggraeni; Herman Pratikno; Yoyok Setyo Hadiwidodo
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.103 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18096

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai kekuatan uji bending,  dan kekerasan pada sambungan weld joint plat baja A36 pada proses pengelasan SMAW di lingkungan darat dan bawah air. Penelitian ini menggunakan Baja A36 dengan variasi lingkungan pengelasan yakni di darat dan di bawah air dengan menggunakan las SMAW dan memakai elektroda E7018 diameter 3,2 mm. Spesimen dilakukan pengujian bending berupa face bend dan root bend, pengujian kekerasan dan foto mikro. Pada pengujian bending pengelasan di darat tidak menghasilkan cacat yang berarti, sedangkan untuk hasil pengujian bending face dan root pada pengelasan bawah air terdapat cacat sepanjang daerah lasan sebesar 38 mm, hal ini tidak dapat diterima karena ukuran cacat lebih besar dari persyaratan yang ada pada ASME Section IX edisi 2015. Pada pengujian kekerasan, nilai kekerasan tertinggi pada pengelasan di darat adalah 200,5 HVN sedangkan nilai kekerasan teritinggi pada pengelasan bawah air adalah 290,2 HVN. Hasil pengujian kekerasan tertinggi pada pengelasan bawah air lebih rendah dari persyaratan AWS D3.6M – Underwater Welding Code, sehinga nilai kekerasan memenuhi persyaratan standar. Hasil foto mikro pada pengelasan di darat pada daerah base metal, persentase struktur mikro untuk ferit adalah 75,44% dan perlit adalah 24,56%. Pada daerah HAZ, persentase struktur mikro untuk ferit adalah 70,11% dan perlit adalah 28,89%. Pada daerah weld metal, persentase struktur mikro untuk ferit adalah 61,11% dan perlit adalah 38,89%. Sedangkan untuk hasil foto mikro pada pengelasan di bawah air pada daerah base metal, persentase struktur mikro untuk ferit adalah 74,89% dan perlit adalah 25,11%. Pada daerah HAZ, persentase struktur mikro untuk martensit adalah 46,11%,   struktur mikro ferit adalah 18,22% dan struktur mikro perlit adalah 35,67%. Pada daerah weld metal, persentase struktur mikro untuk ferit adalah 48,9% dan struktur mikro perlit adalah 51,1%. 
Analisa Pengaruh Variasi Sudut Bevel Akibat Kombinasi Pengelasan Fcaw dan SMAW terhadap Kekuatan Impact Butt Joint pada Spesimen Pipa Api 5l Grade X42 Rizkiyah Ramadani; Herman Pratikno; Moch. Zaed Yuliadi
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.568 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18650

Abstract

Kekuatan sambungan las pada suatu konstruksi perlu diperhatikan dengan baik dan pengujian pun perlu dilakukan untuk mengetahui ketahanan bahan terhadap suatu beban. Dalam penelitian tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sudut bevel dan kondisi optimal akibat  kombinasi pengelasan FCAW dan SMAW terhadap kekuatan impact butt joint pada material pipa API 5L grade X42. Variasi sudut bevel yang digunakan adalah 60o, 40o, dan 0o. Pengujian impact merupakan suatu upaya untuk mensimulasikan kondisi operasi material yang sering ditemui dalam perlengkapan transportasi atau konstruksi dimana beban tidak selamanya terjadi secara perlahan-lahan melainkan datang secara tiba-tiba, khususnya dalam konstruksi bangunan lepas pantai dimana beban secara tiba – tiba sangat memungkinkan untuk terjadi. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa  nilai kekuatan impact pada sudut bevel 60o di bagian weld adalah sebesar 2.01 J/mm2 dan bagian HAZ sebesar 2.08  J/mm2. Sudut bevel 40o memiliki nilai pada bagian weld sebesar 2.10 J/mm2 dan bagian HAZ sebesar 2.13  J/mm2. Namun memiliki pengaruh yang jauh berbeda dengan sudut bevel 0o yaitu memiliki nilai impact sebesar 1.72 J/mm2 untuk bagian weld dan 1.13 J/mm2 untuk bagian HAZ . Kondisi optimal pengaruh sudut bevel terhadap kekutan impact adalah sudut 40o . Hal ini dikarenakan persentase ferrite metalografi struktur mikronya lebih banyak dibandingkan dengan sudut bevel 60o dan 0o dan juga memiliki nilai kekerasan yang rendah sehingga bersifat ulet menyebabkan nilai impact-nya lebih unggul. Selain itu efisensi dalam segi penghematan waktu kerja, perkerja maupun biaya produksi lebih baik.
Analisa Perbandingan Laju Korosi di Lingkungan Laut dari Hasil Pengelasan GMAW pada Sambungan Aluminium Seri 5050 karena Pengaruh Variasi Kecepatan Aliran Gas Pelindung Pandu Damay Putra; Herman Pratikno; Yoyok Setyo H
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.347 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18652

Abstract

Penggunaan aluminium saat ini di dunia industri perkapalan sedang berkembang pesat untuk kapal-kapal cepat karena material ini ringan dan memiliki resistensi terhaap korosi yang baik. Aluminium seri 5050 merupakan jenis material yang banyak digunakan dalam konstruksi kapal. Namun pengerjaan panas seperti pengelasan akan mempengaruhi struktur mikro material dan berpengaruh terhadap ketahanan korosi. Pengelasan GMAW (Gas Metal Arc Welding) merupakan pengelasan yang umum digunakan pada material aluminium karena meberikan perlindungan dari oksidasi dengan pencairan gas terhadap material lasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variasi kecepatan aliran gas pelindung terhadap laju korosi aluminium seri 5050. Variasi kecepatan aliran gas pelindung yang digunakan adalah 15, 20, dan 25 liter/menit. Metode pengujian korosi ini menggunakan bantuan sel tiga elektroda dengan media korosi larutan pengganti air laut dengan salinitas 3,5% yang mengacu pada ASTM G102. Dari pengujian ini didapatkan hasil laju korosi pada pengelasan aluminium dengan kecpatan aliran gas pelindung 15 liter/menit adalah 0,16 mmpy, untuk 20 liter/menit adalah 0,12 mmpy, dan untuk 25 liter/menit adalah 0,08 mmpy. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa semakin besar aliran gas pelindung maka ketahanan material terhadap korosi semakin baik.
Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Inhibitor dan Konsentrasi Inhibitor terhadap Laju Korosi dan Penentuan Efisiensi Inhibisi pada Baja Tulangan Beton ST 42 di Kondisi Lingkungan Laut Bayu Mahardika; Herman Pratikno; Hasan Ikhwani
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.383 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18851

Abstract

Korosi pada logam adalah masalah yang tidak bisa dihindari, hanya bisa dihambat. Masalah ini harus diperhatikan secara khusus, karena bisa berdampak pada kerugian materi maupun kerugian teknis. Salah satu cara yang digunakan untuk menghambat korosi adalah dengan penambahan inhibitor. Seperti pada penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini, meneliti pengaruh variasi inhibitor dan konsentrasi inhibitor terhadap laju korosi dan penentuan efisiensi inhibisi pada baja tulangan beton ST 42 di kondisi lingkungan laut. Inhibitor yang akan digunakan adalah sodium nitrit, asam askorbat, dan asam karboksilat, dan variasi konsentrasi inhibitornya adalah 100 ppm, 200 ppm, dan 300 ppm. Larutan induk media korosif yang digunakan adalah larutan garam dengan salinitas 3,5 %. Data dari hasil eksperimen menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi inhibitornya maka semakin rendah laju korosinya, serta didapatkan kondisi optimal pengaruh variasi inhibitor dan konsentrasi inhibitor terhadap laju korosi pada baja tulangan ST 42 di kondisi lingkungan laut yang efisiensi inhibisinya tertinggi adalah baja tulangan beton ST 42 pada beton bertulang menggunakan inhibitor sodium nitirt dengan konsentrasi 300 ppm, yaitu sebesar 0,37665 %.
Pengaruh Penambahan Inhibitor Alami terhadap Laju Korosi pada Material Pipa dalam Larutan Air Laut Buatan Ardi Prasetia Yanuar; Herman Pratikno; Harmin Sulistiyaning Titah
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.305 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18938

Abstract

Korosi merupakan penurunan mutu logam akibat adanya reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan korosi suatu material, salah satu diantaranya yakni pengaruh konsentrasi media korosi. Ada banyak metode untuk menghambat proses terjadinya korosi. Salah satu diantara banyak metode yaitu penggunaan inhibitor. Inhibitor organik salah satu jenis inhibitor yang bersifat non-toksik, murah, sudah tersedia di alam, mudah diperbaharui dan tidak merusak lingkungan. Inhibitor organik tersebut diperoleh dengan mengekstrak beberapa bahan yang ada di alam. Dalam penetilitian ini inhibitor yang digunakan antara lain daun jambu biji, daun teh, kedelai dan kopi. Inhibitor tersebut digunakan pada material pipa baja dalam media air laut buatan yang memiliki kadar salinitas 35 ‰. Metode perhitungan laju korosi baja menggunakan metode weight loss dan electroplating. Laju korosi paling kecil yakni sebesar 3.10 mpy untuk API 5L dan 1.94 mpy untuk ASTM A53 dengan inhibitor daun teh. Inhibitor yang kurang maksimal dalam menghambat laju korosi yaitu inhibitor kopi yakni 6.12 mpy untuk API 5L dan 2.66 mpy untuk ASTM A53. Nilai laju korosi spesimen API 5L dan ASTM A53 yang tidak menggunakan inhibitor masing-masing 50.26 mpy dan 3.83 mpy. Inhibitor teh memiliki nilai effisiensi mencapai 93.83%. Sedangkan daun jambu biji memiliki nilai effisiensi mencapai 93.45%. Nilai effisiensi inhibitor kedelai mencapai 91.72% dan inhibitor kopi memiliki nilai effisiensi paling rendah hanya mencapai 87.83%.
Analisis Pengelasan SMAW pada Baja ASTM A36 dengan Variasi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik dan Ketahanan Biokorosi di Lingkungan Laut Muhammad Sultanul Azdkar; Herman Pratikno; Harmin Sulistiyaning Titah
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.984 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.32118

Abstract

Pembangunan atau rekayasa industri maritim khususnya pembuatan bangunan lepas pantai pada saat ini sebagian besar menggunakan teknik pengelasan logam. Sambungan las pada material baja tidak lepas dengan yang namanya korosi. Korosi dapat menyebabkan menurunnya kekuatan material dan kerusakan pada kontruksi. Korosi adalah penurunan mutu logam yang disebabkan oleh reaksi elektrokimia antara logam dengan lingkungan sekitarnya. Salah satu penyebab terjadinya korosi adalah bakteri. Bakteri hidup di lingkungan laut secara luas pada habitatnya dan membentuk koloni lalu menempel pada permukaan logam dalam bentuk lapisan tipis. Penelitian ini merupakan eksperimen laju korosi terhadap sambungan las tipe SMAW pada baja ASTM A36 dengan variasi elektroda. Varias elektroda yang dipilih adalah AWS E6010, AWS E6013, dan AWS E6019. Material sambungan las dikorosi menggunakan metode immersion corrosion test yaitu di rendam dengan menggunakan air laut buatan dengan salinitas 3,5% yang telah ditambahkan bakteri dan tanpa penambahan bakteri. Metode yang digunakan untuk mengambil data laju korosi sambungan las menggunakan metode weight loss. Laju korosi paling tinggi yaitu pada material sambungan las AWS E6019 dengan penambahan bakteri Thiobacillus ferrooxidans tertinggi sebesar 0,24886 mm/year, sedangkan laju korosi terendah pada jenis elektroda E6013 tanpa penambahan bakteri sebesar 0,19004 mm/year. Hal ini membuktikan bahwa penambahan bakteri dapat mempercepat laju korosi.
Analisis Prediksi Laju Korosi Pada SMAW Underwater Wet Welding Weldjoint Baja ASTM A36 Karena Pengaruh Variasi Coating Elektroda dan Heat Input Arifin Amanto Putra; Herman Pratikno; Hasan Ikhwani
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.145 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i1.38287

Abstract

Sejalan dengan berjalannya zaman, teknologi konstruksi bangunan laut berkembang sangat cepat dan sudah banyak variasi metode reparasi bangunan laut yang dapat  menjadi alternatif. Tetapi perlu perhatian lebih pada metode reparasi yang digunakan agar reparasi tersebut menjadi maksimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi Coating Elektroda berupa pernis dan lilin serta heat input sebesar 1.0 kJ/mm dan 1.3 kJ/mm pada SMAW underwater wet welding baja ASTM A36. Pada prediksi laju korosi, nilai terendah didapatkan pada penggunaan coating elektroda lilin dan heat input 1.3 kJ/mm, yaitu 0.8 mmpy dengan kategori wajar (Fair). Kemudian untuk nilai prediksi laju korosi pada variasi pengelasan lain masuk kedalam kategori buruk (poor). Seperti pada pengelasan dengan coating elektroda pernis dan heat input 1.3 kJ/mm dan 1.0 kJ/mm mempunyai nilai berturut-turut  2.60 mmpy dan 3.61 mmpy. Selain itu, pada pengelasan dengan coating elektroda lilin dengan heat input 1.0 kJ/mm  mempunyai nilai 1.22 mmpy yang juga masuk ke dalam kategori buruk (poor). Selain prediksi laju korosi terdapat pengujian metalografi dan didapatkan presentase ferrite weld metal terendah terjadi pada pengelasan menggunakan coating elektroda lilin dan heat input 1.3 kJ/mm, yaitu 61%. Maka, prediksi laju korosi yang didapatkan sebanding dengan presentase ferrite weld metal.
Co-Authors Abdullah Husin Baredwan Agung Purniawan Andrea Novia Samiyono Andry Febrianto Ardi Prasetia Yanuar Arifin Amanto Putra Atha Fazadima Atiek Moesriati Atiek Moesriati Bayu Mahardika Bima Satriya Willy Harsa Bintang Respati Dwi Harnani Carolus Trijatmiko Nugroho Dirta Marina Chamelia Dwi Maharani Aisyah Dwi Purnomo H, Zuhud Ubaidillah & Miftakh D.S Febrian Ramadhana Sastradimaja Felita Widya Hapsari Gilang Rezha Mahardika Hafizh Abiyyuda Hafizh Abiyyuda Handayanu Handayanu Handayanu Handayanu Harmin Sulistyaning Titah Harmin Sulistyaning Titah Hasan Ikhwani Hasan Ikhwani Hasan Ikhwani Hasan Ikhwani Inastika Nabilah Inaya Krista Pradyptia Madi Madi Madi Mahmud Mustain Mahmud Mustain Maria Anityasari Miftakh D.S, Dwi Purnomo H, Zuhud Ubaidillah & Moch. Zaed Yuliadi Muhammad Fauzul Imron Muhammad Ichsan Rosidin Yuniarto Muhammad Makki Romadhoni muhammad Rizkqy Jafa Muhammad Rizqy Jafa Muhammad Sultanul Azdkar Nugraha Adhi Pahlawan Nur Syahroni Pandu Damay Putra Putera, Rizky Islami Rahmadhani Tasya Rahman Ray Adam Baihaqi Raymond Habinsaran Aruan Rizkiyah Ramadani Rizky Islami Putera Rizky Islami Putera Rochani, Imam Rudi Walujo Prastianto Rudi Walujo Prastianto Safira Dwi Anggraeni Sholihin Sholihin Sholihin Suparno Suparno Taufik Fajar Nugroho Tin Rachmatullah Tin Rachmatullah Titah, Harmin Sulistiyaning Wimala Lalitya Dhanista Wimala Lalitya Dhanista Wimala Lalitya Dhanistha Yoyok Setyo H Yoyok Setyo Hadiwidodo Yoyok Setyo Hadiwidodo Yudha Prasetyawan Yudiardana Tridantoko Susarno