Atiek Moesriati
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Isolation and Screening of Diesel Degrading Bacteria from Ship Dismantling Facility at Tanjungjati, Madura, Indonesia Titah, Harmin Sulistiyaning; Pratikno, Herman; Moesriati, Atiek; Imron, Muhammad Fauzul; Putera, Rizky Islami
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol 50, No 1 (2018)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.282 KB) | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2018.50.1.7

Abstract

The ship dismantling industry is a cause of contamination of the environment by diesel. The objectives of this study were to isolate and screen diesel degrading bacteria from diesel contaminated areas. Diesel contaminated seawater and soil samples were collected from a ship dismantling facility at Tanjungjati, Madura, Indonesia. Isolation was conducted with an aseptic technique and growing the mixture culture was carried out based on the pour plate method. After 24 h of incubation, thirteen bacteria strains were isolated from diesel contaminated seawater and soil samples from the area of study. The isolated bacteria were identified based on morphological characterization. Mostly gram positive bacteria were found. The isolated bacteria were screened by using nutrient agar medium containing various diesel concentrations (0%, 5%, 10%, and 15% (v/v)). The result of the screening test showed that the bacteria coded EL and CT displayed the best resistance and highest growth in diesel polluted medium. It was shown that both of them potentially have a higher capability of utilizing diesel as carbon and energy source than the others.
Risk Assessment of Total Coliform in X WTP’s Water Production Using Failure Mode And Effect Analysis Method Amanda, Bella Apriliani; Moesriati, Atiek; Karnaningroem, Nieke
TEKNIK Vol 38, No 1 (2017): (Juli 2017)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.2 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v0i0.15406

Abstract

The greatest risk of drinking water supply is a failure to provide safe drinking water for communities. Based on IPA Kedunguling testing report on March 2016 noted that sample exceeding the quality standart of Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/2010 for the total coliform quality standart. The presence of total coliforms indicating water contamination by pathogen means the water is not safe to consume. The disinfection process has an importance rule in pathogen inactivation. Disinfectant performance is influenced by temperature, pH, turbidity, and the presence of organic materials. One way to control the quality of water produced by using a risk management approach Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) methods. The potential risks should be measured to determine causes of the problems and find the appropriate risk reduction. The risk assessment is using Risk Priority Number (RPN) scale as a basis prioritization of remedial action on issues. Based on identification and risk analysis using FMEA known that the greatest risk of failure is the stipulation of chlorine dose and organic substances (category of high risk level); residual chlorine (category of moderate risk level); turbidity and pH (very low risk level category). Improvement proposal that can be done to reduce total coliforms presence in IPA Kedunguling is by increasing residual chlorine to 0.6 mg/l, set a daily chlorine level, controlling DBPs forming by lowering the concentration of organic precursor using granular activated carbon (GAC) or aeration, by lowering the dose of disinfectant, set aside DBPs after the compound is formed using granular activated carbon (GAC), turbidity and pH monitoring, and regularly washing the filters
PENGARUH KETEBALAN MEDIA DAN RATE FILTRASI PADA SAND FILTER DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN DAN TOTAL COLIFORM Maryani, Deni; Masduqi, Ali; Moesriati, Atiek
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.8335

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan proses filtrasi dengan menggunakan sand filter sebagai salah satu metode dalam pengolahan air bersih. Pada sand filter proses penyaringan terjadi pada media filter yang sangat halus, seperti media filter pada unit slow sand filter. Kecepatan penyaringan yang diinginkan pada sand filter ini adalah kecepatan seperti pada unit rapid sand filter. Sehingga sand filter ini adalah penggabungan antara kelebihan yang dimiliki slow sand filter dan rapid sand filter. Variasi pada penelitian ini yaitu: tebal media pasir 80 cm dengan rate filtrasi 5 m3/m2.jam, tebal media pasir 80 cm dengan rate filtrasi 7,5 m3/m2.jam, tebal media pasir 100 cm dengan rate filtrasi 5 m3/m2.jam, tebal media pasir 100 cm dengan rate filtrasi 7,5 m3/m2.jam, tebal media pasir 120 cm dengan rate filtrasi 5 m3/m2.jam dan tebal media pasir 120 cm dengan rate filtrasi 7,5 m3/m2.jam. Pada penelitian ini digunakan air baku yaitu air Kali Surabaya dengan nilai rata-rata total coliform 90.000 per 100 ml sampel dan nilai rata-rata kekeruhan 87,4 NTU. Dihasilkan bahwa penyisihan total coliform pada variasi tebal media 120 cm dan rate filtrasi 5 m3/m2/jam dengan nilai efisiensi sebesar 99% dan kekeruhan paling baik terjadi pada variasi panjang variasi tebal media 100 cm dan rate filtrasi 5 m3/m2/jam dengan nilai efisiensi sebesar 98,27%.
Pemanfaatan Biji Asam Jawa (TamarindusIndica) sebagai Koagulan Alternatif dalam Proses Menurunkan Kadar COD dan BOD dengan Studi Kasus pada Limbah Cair Industri Tempe Gary Intan Ramadhani; Atiek Moesriati
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.214 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.3210

Abstract

Biji asam jawa yang selama ini jarang dimanfaatkan perlu dikembangkan lebih lanjut untuk pengolahan limbah cair yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan.  Kandungan polisakarida dalam biji asam jawa (Tamarindus Indica) merupakan koagulan alami yang terbukti cukup efektif dalam peningkatan kualitas air limbah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh biji asam jawa sebagai koagulan pada limbah cair industri tempe sehingga diperoleh hasil yang optimum. Adapun yang dimaksud dengan hasil optimum yaitu dengan tercapainya penurunan kadar COD, BOD, dan TSS pada limbah cair yang digunakan sesuai dengan baku mutu dan kondisi yang tidak membahayakan lingkungan. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah pH, TSS, kadar COD dan BOD dengan membandingkan dari tiap-tiap variasi. Variabel penelitian yang digunakan adalah pemberian dosis biji asam jawa sebagai koagulan dengan variasi (500, 1500, 2500, 3500) mg/l, kecepatan putaran pada proses koagulasi-flokulasi dan lama pengadukan lambat (flokulasi). Pada penelitian ini, terdapat korelasi antara dosis koagulan dan kecepatan pengadukan yang diberikan terhadap efisiensi penurunan kadar BOD, COD dan TSS. Dosis optimum yang diperoleh yaitu 1500 mg/l limbah. Sedangkan hasil optimum diperoleh pada kecepatan koagulasi 180 rpm selama 1 menit dan flokulasi 80 rpm dengan lama waktu pengadukan 45 menit.
Studi Efisiensi Sistem Prasedimentasi dan Free Water Surface Wetland dalam Menurunkan Kadar Nitrat, Fosfat, Kekeruhan, Zat Organik dan Total Coli Raden Kokoh Haryo Putro; Atiek Moesriati; Nieke Karnaningroem
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.622 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i3.5178

Abstract

Boezem Wonorejo saat ini telah dikembangkan menjadi tempat wisata yaitu Ekowisata Mangrove. Sampai saat ini pihak pengelola boezem masih kesulitan dalam penyediaan air bersihnya Sungai Jagir yang mengalir di sekitar wilayah Ekowisata tersebut merupakan sumber air permukaan yang berpotensi sebagai pemenuhan kebutuhan tersebut secara kuantitatif. Agar dapat terpenuhi secara kualitatif, maka Perlu dilakukan penelitian awal untuk mengetahui efisiensi penurunan kadar Nitrat, Fosfat, Zat Organik, Kekeruhan maupun Total Coli. Dalam penelitian ini akan digunakan rangkaian suatu sistem pengolahan Prasedimentasi dan Free Water Surface wetland skala laboratoium, Dengan variabel ukuran media pasir (16-32 mesh dan lolos 32 mesh) dan umur mangrove (3 bulan dan 6 bulan) yang akan di analisis di laboratorium Teknik Lingkungan ITS.  Dari hasil analisis didapat removal maksimum  untuk kekeruhan pada prasedimentasi 46,5%, sedangkan pada wetland yaitu pada media pasir mesh 16-32 dan mangrove 6 bulan yaitu 94,8%. Presentase maksimum removal nitrat pada prasedimentasi yaitu 17,8%, removal maksimum pada wetland dengan mangrove 6 bulan dan media pasir lolos 32 mesh yaitu 53,6%. Pada mangrove sendiri removal makismum terdapat pada umur 6 bulan dengan besar removal 36,5%. Removal maksimum fosfat terbesar pada prasedimentasi yaitu 64,3%, untuk Reaktor Wetland yaitu pada wetland dengan mangrove 6 bulan dan media pasir lolos mesh 32 sebesar 90,5%. Untuk . Mangrovenya sendiri mampu meremoval maksimum pada umur 6 bulan dengan besar 53,8%. Presentase removal maksimum zat organik pada prasedimentasi sebesar 35,7%, pada reaktor wetland sebesar 21,8% dengan ukuran media pasir mesh 16-32 dan umur mangrove 3 bulan.
Studi Efisiensi Sistem Prasedimentasi dan Subsurface Flow Wetland dalam Menurunkan Kadar Kekeruhan, Zat Organik, Nitrat, Fosfat, dan Total Coli Trio Agustika; Nieke Karnaningroem; Atiek Moesriati
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.779 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i3.5180

Abstract

Terdapat beberapa kandungan dalam air seperti kekeruhan, zat organik, nitrat, fosfat, dan total coli. Kandungan-kandungan tersebut dijadikan parameter dalam menentukan kualitas air. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji efektifitas penurunan kadar kekeruhan, nitrat, fosfat, zat organik, dan total coli pada Sungai Jagir di sekitar Taman Boezem Wonorejo. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sistem Prasedimentasi dan Subsurface Flow Wetland dengan variasi umur tanaman mangrove dan ukuran media pada wetland. Umur mangrove yang digunakan adalah 3 bulan dan 6 bulan. Sedangkan ukuran media yang digunakan adalah 16-32 mesh dan 32-50 mesh. Penilitian ini dilaksanakan selama dua minggu. Dari hasil penelitian didapatkan penurunan paling optimum sebagai berikut, kekeruhan sebesar 99,6%, sebesar 46,07% pada zat organik, sebesar 69,8% pada Nitrat, sebesar 76,19% pada Fosfat, dan pada Total coli sebesar 99,2%. Penurunan kadar tersebut disebabkan adanya proses filtrasi yang terjadi pada media pasir, dan juga adanya proses penyerapan nutrien yang dilakukan oleh tanaman mangrove itu sendiri.
Pengaruh Ketebalan Media dan Rate filtrasi pada Sand Filter dalam Menurunkan Kekeruhan dan Total Coliform Deni Maryani; Ali Masduqi; Atiek Moesriati
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.727 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.6906

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan proses filtrasi dengan menggunakan sand filter sebagai salah satu metode dalam pengolahan air bersih. Pada sand filter proses penyaringan terjadi pada media filter yang sangat halus, seperti media filter pada unit slow sand filter. Kecepatan penyaringan yang diinginkan pada sand filter ini adalah kecepatan seperti pada unit rapid sand filter. Sehingga sand filter ini adalah penggabungan antara kelebihan yang dimiliki slow sand filter dan rapid sand filter. Variasi pada penelitian ini yaitu: tebal media pasir 80 cm dengan rate filtrasi 5 m3/m2.jam, tebal media pasir 80 cm dengan rate filtrasi 7,5 m3/m2.jam, tebal media pasir 100 cm dengan rate filtrasi 5 m3/m2.jam, tebal media pasir 100 cm dengan rate filtrasi 7,5 m3/m2.jam, tebal media pasir 120 cm dengan rate filtrasi 5 m3/m2.jam dan tebal media pasir 120 cm dengan rate filtrasi 7,5 m3/m2.jam. Pada penelitian ini digunakan air baku yaitu air Kali Surabaya dengan nilai rata-rata total coliform 90.000 per 100 ml sampel dan nilai rata-rata kekeruhan 87,4 NTU. Dihasilkan bahwa penyisihan total coliform pada variasi tebal media 120 cm dan rate filtrasi 5 m3/m2/jam dengan nilai efisiensi sebesar 99% dan kekeruhan paling baik terjadi pada variasi panjang variasi tebal media 100 cm dan rate filtrasi 5 m3/m2/jam dengan nilai efisiensi sebesar 98,27%.
Perancangan Ulang Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik dengan Proses Anaerobic Baffled Reactor dan Anaerobic Filter Habib Prasetia Adi; Mohammad Razif; Atiek Moesriati
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.518 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.16937

Abstract

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Tarbiyatul Fallah merupakan IPAL domestik yang melayani Pesantren Tarbiyatul Fallah, namun berhenti beroperasi sejak tahun 2014. Agar manfaat IPAL dapat terus dirasakan, dilakukan perancangan ulang IPAL dengan alternatif Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dan Anaerobic Filter (AF). Alternatif IPAL anaerobik yang keunggulan dalam kemudahan penerapan dan biaya operasional yang rendah. Perancangan ulang dimulai dengan mengevaluasi kinerja IPAL yang sudah ada. Hasil evaluasi digunakan untuk mengetahui permasalahan IPAL. Kemudian dilakukan perencanaan aternatif IPAL dengan proses ABR dan AF. Hasil perencanaan adalah berupa DED, BOQ, dan RAB pembangunan dan operasional. Berdasarkan hasil tersebut kemudian dibandingkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alternatif IPAL. IPAL Tarbiyatul Fallah berhenti beroperasi disebabkan oleh permasalahan bau dan suara bising dari proses aerasi yang meresahkan masyarakat dan biaya operasional yang tinggi. Alternatif IPAL pengganti dapat berupa ABR dengan dimensi (15,1 m x 1,9 m x 2,3 m) dan AF dengan dimensi (13,75 m x 2,4 m x 2,3 m). Biaya pembangunan untuk ABR sebesar Rp152.969.500 dan AF sebesar Rp175.140.500. Sedangkan biaya operasional ABR sebesar Rp17.012.400 per tahun dan AF sebesar Rp21.345.950 per tahun. ABR memiliki keunggulan dalam hal tingkat penyisihan polutan, waktu tinggal, luas lahan dan biaya pembangunan dan operasional dibanding AF. Sedangkan AF memiliki keunggulan dalam jumlah kompartemen dan kebutuhan beton yang dibanding ABR.
Inventarisasi Limbah Cair dan Padat Puskesmas di Surabaya Selatan sebagai Upaya Pengelolaan Lingkungan Ardilla Sukma Pratiwi; Atiek Moesriati
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.884 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18129

Abstract

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan yang menghasilkan limbah medis maupun limbah non medis yang mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun serta radioaktif. Sehingga perlu dilakukan penanganan sebelum dibuang ke lingkungan. Inventarisasi limbah cair dan padat Puskesmas perlu dilakukan sebagai upaya pengelolaan lingkungan agar limbah yang dihasilkan Puskesmas di Surabaya Selatan sesuai dengan peraturan. Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah  dengan melakukan observasi dan wawancara menggunakan  kuisioner kepada pihak sanitarian puskesmas tentang bagaimana  pengelolaan limbah Puskesmas yang telah dilakukan, kemudian  pengambilan sampel pada influen dan efluen pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) serta penimbangan limbah padat berupa sampah medis dan non medis Puskesmas. Studi kasus pada penelitian adalah Puskesmas yang hanya memiliki IPAL di Surabaya selatan yaitu Puskesmas Pakis, Banyu Urip, Jagir, Ngagel Rejo, Gayungan, Dukuh Kupang, dan Wiyung. Kuantitas limbah cair Puskesmas berkisar antara 2,98 m3 – 9,31 m3 /hari. Kualitas limbah cair Puskesmas yang tidak memenuhi baku mutu adalah pada parameter NH3-N Bebas dan Total Coliform. Kedua parameter tersebut tidak memenuhi baku mutu yang tercantum dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013. Limbah padat dibagi menjadi 3 golongan yaitu sampah basah, sampah kering dan sampah medis. Berat maksimum masing-masing diperoleh sampah kering 4650 gr, sampah basah 1500 gr, dan sampah medis 3250 gr. Rekomendasi yang diberikan dengan adanya kualitas efluen yang tidak memenuhi persyaratan tersebut adalah dengan melakukan perbaikan IPAL Puskesmas yaitu dengan memperbaiki jet ejector pada sistem aerasi dan menambahkan dosis kaporit pada sistem klorinasi. Sedangkan limbah padat domestik harus dipilah menjadi sampah kering dan basah. Pengelolaan limbah padat Puskesmas harus sesuai dengan Kepmenkes No. 1428 Tahun 2006.
Identifikasi Kendala Proses Produksi Instalasi Pengolahan Air Minum Menggunakan Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) (Studi Kasus: PDAM Tirta Cahya Agung Kabupaten Tulungagung) Rahmadika Bayu Yogaswara; Atiek Moesriati
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.64106

Abstract

PDAM Tirta Cahya Agung melayani kebutuhan air minum di Kabupaten Tulungagung dengan mamanfaatkan air baku yang berasal dari hulu Sungai Song untuk diolah agar sesuai dengan parameter dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010. Kendala proses produksi air minum seperti tingkat kekeruhan air baku yang berfluktuasi cukup tinggi pada musim penghujan, tidak berfungsinya unit pengolahan dan faktor risiko yang lain dapat mempengaruhi kualitas air produksi yang dihasilkan oleh PDAM Tirta Cahya Agung. Penelitian ini menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam mengidentifikasi penyebab kegagalan pada proses produksi hingga ditemukan akar dari permasalahan yang dinilai dengan nilai Risk Priority Number (RPN) yaitu perkalian antara nilai severity, occurrence dan detection. Berdasarkan analisis menggunakan FMEA diperoleh nilai RPN yang tinggi pada aspek teknis dengan nilai dengan nilai 75 yaitu kondisi filter instalasi 100 L/detik, RPN dengan nilai 60 pada fluktuasi kekeruhan yang tinggi pada air baku dan nilai RPN 50 pada pelaksanan chlorinasi. Sedangkan pada aspek non teknis nilai RPN tertinggi pada analisis kualitas air. Usulan perbaikan yang dapat dilakukan adalah pengawasan kualitas air baku, pelaksanaan klorinasi dan dilakukan analisis kualitas air sesuai Peraturan Meteri Kesehatan Nomor 736 Tahun 2010.