Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan

Region-Based Lymphatic Filariasis Elimination in Indonesia: A Review of the Bounce Back Case in Pekalongan Regency Firmansyah, Yura Witsqa; Lewinsca, Maurend Yayank; Husna, Riyana; Zolanda, Annisa; Iryanto, Andika Agus; Fuadi, Mirza Fathan; Ramadhansyah, Muhammad Fadli; Hardiyanto, Afdal; Sukaningtyas, Ramadani; Pratama, Aziz Yulianto; Hendrawan, Danang
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2: June 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1377.498 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i2.496

Abstract

Indonesia has a variety of characteristics, environmental issues, and different Social Determinant of Health (SDH). Indonesia is currently the highest contributor to lymphatic filariasis cases in Southeast Asia. Mapping of lymphatic filariasis endemic areas has been carried out by the government with a management approach to eliminating lymphatic filariasis and it has the possibility of bounce back in endemic areas, lymphatic filariasis is a tropical disease that has been neglected along with the development of COVID-19, which is the government's priority so that an area-based management approach is needed. efforts to prioritize the elimination of lymphatic filariasis in Indonesia. This review aims to illustrate the region-based elimination of lymphatic filariasis in Indonesia.Abstrak: Indonesia memiliki keberagaman karakteristik, isu lingkungan, Social Determinant of Health (SDH) yang berbeda-beda. Indonesia saat ini menjadi kontributor tertinggi kasus Filariasis limfatik di Asia Tenggara. Pemetaan daerah endemis filariasis limfatik telah dilakukan pemerintah dengan upaya pendekatan manajemen eliminasi filariasis limfatik dan memiliki kemungkinan terjadinya bounce back pada daerah endemik, filariasis limfatik termasuk penyakit tropis yang terabaikan seiring dengan berkembangnya penyakit COVID-19 yang menjadi prioritas pemerintah sehingga perlu pendekatan manajemen berbasis wilayah dalam upaya memprioritaskan eliminasi filariasis limfatik di Indonesia. Ulasan ini bertujuan untuk gambaran menggambarkan eliminasi filariasis limfatik berbasis wilayah di Indonesia. 
Health Information: A Case Report of Outbreak Salmonella Infection in "Kinder Chocolate", How in Indonesia? Fikri, Elanda; Firmansyah, Yura Witsqa; Husna, Riyana
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No S1 (2022): Suplement 1
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.287 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7iS1.1131

Abstract

Salmonella is an agent that can cause foodborne diseases. Serotype Typhimurium is the cause of outbreaks in the age group under 10 years and children in 2022. Kinder trademark chocolate products have been identified as being contaminated with Salmonella typhimurium. Case reports on April 25, 2022, against Salmonella typhimurium infection reached 151 cases in various countries. The source of the contamination was discovered during the manufacturing process for buttermilk, worker hygiene, and poor equipment sanitation at a chocolate plant in Arlon, Belgium. The food industry must discipline the application of the HACCP system, which is an important instrument in food safety management to prevent and control the spread of infection. Abstrak: Salmonella adalah agen yang dapat menyebabkan penyakit tular pangan. Serotipe typhimurium adalah penyebab wabah pada kelompok usia di bawah 10 tahun dan anak-anak pada tahun 2022. Produk cokelat merek dagang Kinder telah diidentifikasi terkontaminasi Salmonella typhimurium. Laporan kasus pada 25 April 2022, infeksi Salmonella typhimurium mencapai 151 kasus di berbagai negara. Sumber kontaminasi ditemukan selama proses pembuatan buttermilk, kebersihan pekerja, dan sanitasi peralatan yang buruk di pabrik cokelat di Arlon, Belgia. Industri makanan harus mendisiplinkan penerapan sistem HACCP, yang merupakan instrumen penting dalam manajemen keamanan pangan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi.
Water Pollution Index and The Distribution of Waterborne Diseases on The East Flood Canal, Semarang City : An Analysis Spatial Firmansyah, Yura Witsqa; Setiani, Onny; Darundiati, Yusniar Hanani; Joko, Tri; Raharjo, Mursid
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 3: September 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2525.899 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i3.701

Abstract

High environmental health quality status is an environmental condition that needs to be preserved. Poor environmental health quality is closely related to the level of heavy pollution status and the high incidence of waterborne disease. In 2018 there were 25 rivers with heavy pollution status in Indonesia and the condition is worsened in 2019 with as many as 38 rivers in the condition of heavy pollution status. Water pollution can be a factor in the emergence of waterborne diseases such as diarrhea, typhoid and leptospirosis. This study aimed to provide an overview of the water pollution index and the incidence of waterborne disease on the Semarang East Flood Canal with a spatial modelling approach. This research was a spatial analysis approach. The type of data in this study is quantitative with retrieval 6 sampling points on the east bank of The Canal Flood which was then analyzed with spatial-Gis modelling. Parameters for the water pollution index were total coliform, faecal coliform, dissolved oxygen, and anionic detergent. From the results of the calculation of the water pollution index, sample points 1-6 (T1-T6) are categorized with mild pollution status. However, when viewed from each parameter, there are total coliform, faecal coliform, dissolved oxygen parameters that exceed the quality standard. Existing results and interviews obtained, waterborne disease in the work area of the public health centre related to istewater from the Semarang East Flood Kanal. From the existing results, most of the contamination from domestic activities that do not have a istewater treatment plant and in T6 is an industrial area, which allows the contamination to come from industrial activities. Efforts are also needed to make istewater treatment installations either individually, semi-communally or communally to minimize water parameters exceeding quality standards.  Status kualitas kesehatan lingkungan yang tinggi merupakan kondisi lingkungan yang perlu dilestarikan. Kualitas kesehatan lingkungan yang buruk erat kaitannya dengan tingkat status pencemaran berat dan tingginya insiden penyakit yang ditularkan melalui air. Pada tahun 2018 terdapat 25 sungai dengan status pencemaran berat di Indonesia dan kondisi tersebut diperparah pada tahun 2019 sebanyak 38 sungai dalam kondisi status pencemaran berat. Pencemaran air dapat menjadi faktor munculnya penyakit yang ditularkan melalui air seperti diare, tifus dan leptospirosis. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran indeks pencemaran air dan kejadian penyakit yang ditularkan melalui air pada Banjir Kanal Timur Semarang dengan pendekatan pemodelan spasial. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan analisis spasial. Jenis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pengambilan 6 titik sampling di tepi timur Banjir Kanal yang kemudian dianalisis dengan pemodelan spasial-Gis. Parameter indeks pencemaran air adalah total coliform, fecal coliform, oksigen terlarut, dan deterjen anionik. Dari hasil perhitungan indeks pencemaran air, titik sampel 1-6 (T1-T6) dikategorikan dengan status pencemaran ringan. Namun jika dilihat dari masing-masing parameter terdapat parameter total coliform, fecal coliform, oksigen terlarut yang melebihi baku mutu. Hasil eksisting dan wawancara yang diperoleh, waterborne disease di wilayah kerja Puskesmas terkait dengan air limbah dari Kanal Banjir Timur Semarang. Dari hasil yang ada, sebagian besar pencemaran dari kegiatan domestik yang tidak memiliki instalasi pengolahan air limbah dan di T6 merupakan kawasan industri, yang memungkinkan pencemaran berasal dari kegiatan industri. Upaya juga diperlukan untuk membuat instalasi pengolahan air limbah baik secara individual, semi-komunal maupun komunal untuk meminimalkan parameter air yang melebihi baku mutu.
Analysis Autocorrelation Spatial Diarrhea, Typhoid and Leptospirosis on The East Flood Canal, Semarang City: Moran Index Method Fikri, Elanda; Firmansyah, Yura Witsqa; Ramadhansyah, Muhammad Fadli; Husna, Riyana; Widyantoro, Wahyu; Lewinsca, Maurend Yayank; Arumdani, Intan Sekar; Berlian, Alifia Intan; Novitasari, Karina Laras; Mahendra, Pasha Dwi
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 4: December 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1123.779 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i4.734

Abstract

Waterborne disease is a disease with water-borne media. The waterborne disease can occur when people come into contact with water that is high in Escherichia coli (a pathogen that causes diarrhea), Salmonella (a pathogen that causes typhoid) and leptospira (a pathogen that causes leptospirosis). This study aims to provide information on the relationship and distribution pattern between canal water consumption and the incidence of waterborne diseases using spatial autocorrelation analysis using the Moran index method. This research is development research with a spatial approach and the Moran index method. From the results of the Moran index autocorrelation, diarrhea has a value of Z(I) = 0.085786 less than Z0.95 = 1.645, which means that there is no spatial autocorrelation, but the distribution pattern is positive so that it is clustered. Typhoid has a value of Z(I) = -0.015495 less than Z0.95 = 1.645, which means that there is no spatial autocorrelation, the distribution pattern is negative and random. While leptospirosis has a value of Z(I) = 0.014872 less than Z0.95 = 1.645, meaning that it has no spatial autocorrelation, the distribution pattern is positive with a clustered form. Efforts are needed for the participation of the Semarang City government in providing access to clean water in several urban areas of Semarang City, assessing parameters and processing water for the East Flood Canal.   Penyakit yang ditularkan melalui air adalah penyakit dengan media yang terbawa air. Penyakit yang ditularkan melalui air dapat terjadi ketika orang bersentuhan dengan air yang tinggi Escherichia coli (patogen penyebab diare), Salmonella (patogen penyebab tifus) dan leptospira (patogen penyebab leptospirosis). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang hubungan dan pola distribusi antara konsumsi air saluran dengan kejadian penyakit yang ditularkan melalui air menggunakan analisis autokorelasi spasial menggunakan metode indeks Moran. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan pendekatan spasial dan metode indeks Moran. Dari hasil autokorelasi indeks Moran, diare memiliki nilai Z(I) = 0085786 kurang dari Z0,95 = 1,645 yang artinya tidak terdapat autokorelasi spasial tetapi pola distribusinya positif sehingga mengelompok. Tifus memiliki nilai Z(I) = -0,015495 kurang dari Z0,95 = 1,645 yang berarti tidak terdapat autokorelasi spasial, pola sebarannya negatif dan acak. Sedangkan leptospirosis memiliki nilai Z(I) = 0,014872 kurang dari Z0,95 = 1,645 artinya tidak memiliki autokorelasi spasial, pola sebarannya positif dengan bentuk mengelompok. Diperlukan upaya peran serta Pemerintah Kota Semarang dalam penyediaan akses air bersih di beberapa wilayah perkotaan Kota Semarang, pengkajian parameter dan pengolahan air untuk Kanal Banjir Timur.
Environmental Exposure to Breast Cancer: Study Narrative Review, How to Prevent in Indonesia? Fikri, Elanda; Firmansyah, Yura Witsqa; Ramadhansyah, Muhammad Fadli; Widyantoro, Wahyu; Pratama, Aziz Yulianto; Widyawati, Ayu; Rachmawati, Ike; Muslyana, Muslyana; Sukaningtyas, Ramadani; Hendrawan, Danang; Ilma, Khaira; Nurany, Hanung; Lewinsca, Maurend Yayank; Rafika, Rafika; Laliyanto, Laliyanto
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 3: September 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.112 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i3.1055

Abstract

The environment is one of the factors in the epidemiological triad as the concept of the emergence of a disease, including breast cancer which is the global burden. Globally, WHO declared breast cancer to have 2.26 million new cases per year in 2020, with the mortality rate climbing to 685,000. In Indonesia, breast cancer has the highest incidence rate for women, with 1.4 per 1000 population in 2013 growing to 1.79 per 1000 people in 2018. This review aims to describe environmental exposure factors that have the potential to cause breast cancer. The review study used the narrative review method with a screening process of 28 articles used. Environmental exposures that become potential occurrences of breast cancer are divided into 4, exposure to pesticides, exposure to household chemicals, exposure to food packaging, and exposure to air pollution which have different pathophysiologies for each exposure. Exposure to chemicals such as DDE and DDT in pesticides that have been proven to be carcinogenic and are still used in Indonesia. Exposure to chemicals from household chemicals such as PCBs, Benzophenone, and Phthalates in some household appliances are also carcinogenic substances. The use of BPA, BaP, and 2-Amino-1-Methyl-6-Phenylimidazo [4,5-B] pyridine in food packaging trigger breast cancer. Exposure to cigarette smoke or smoking behavior, consumption and evaporation of alcohol, as well as exposure to PM2.5 are air pollutants that are at risk of causing breast cancer. How to prevent it, we can use biopesticide, bioplastic, change a healthy lifestyle and replace fossil fuels into biofuels.  Abstrak: Lingkungan merupakan salah satu faktor dalam triad epidemiologi sebagai konsep munculnya suatu penyakit, termasuk kanker payudara yang menjadi beban global. Secara global, WHO menyatakan kanker payudara memiliki 2,26 juta kasus baru per tahun pada tahun 2020, dengan angka kematian meningkat menjadi 685.000. Di Indonesia, kanker payudara memiliki angka kejadian tertinggi pada wanita, dengan 1,4 per 1000 penduduk pada tahun 2013 tumbuh menjadi 1,79 per 1000 orang pada tahun 2018. Tinjauan ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor paparan lingkungan yang berpotensi menyebabkan kanker payudara. Kajian review menggunakan metode narrative review dengan proses screening sebanyak 28 artikel yang digunakan. Paparan lingkungan yang menjadi potensi terjadinya kanker payudara dibagi menjadi 4, paparan pestisida, paparan bahan kimia rumah tangga, paparan kemasan makanan, dan paparan polusi udara yang memiliki patofisiologi yang berbeda untuk setiap paparan. Paparan bahan kimia seperti DDE dan DDT pada pestisida yang telah terbukti bersifat karsinogenik dan masih digunakan di Indonesia. Paparan bahan kimia dari bahan kimia rumah tangga seperti PCB, Benzophenone, dan Phthalates di beberapa peralatan rumah tangga juga merupakan zat karsinogenik. Penggunaan BPA, BaP, dan 2-Amino-1-Methyl-6-Phenylimidazo[4,5-B]pyridine dalam kemasan makanan memicu terjadinya kanker payudara. Paparan asap rokok atau perilaku merokok, konsumsi dan penguapan alkohol, serta paparan PM2.5 merupakan polutan udara yang berisiko menyebabkan kanker payudara. Cara mencegahnya, kita bisa menggunakan biopestisida, bioplastik, mengubah gaya hidup sehat dan mengganti bahan bakar fosil menjadi biofuel.
Co-Authors Abdul Chodir Adi Wijayanto Adicita, Yosef Afdal Hardiyanto Afdal Hardiyanto Afdal Hardiyanto Ahlun Najaa Nazzun Priyono Putro Andika Agus Iryanto Annisa Zolanda Anshah Silmi Afifah Arie Wurjanto Arumdani, Intan Sekar Ayu Widyawati Aziz Yulianto Pratama Aziz Yulianto Pratama Aziz Yulianto Pratama Berlian, Alifia Intan Darwin Darwin Desti Azhari Devin Ahnaf Rana Rizqullah Elanda Fikri Farida Sugiester S Farida Sugiester S Fuadi, Mirza Fathan Gita Prajati Gusman Arsyad Hanung Nurany Hardiyanto, Afdal Harys Tri Laksana Hendrawan, Danang Henny Lestyorini Henry Setiawan Susanto Husna, Riyana Ike Rachmawati Ike Rachmawati Ike Rachmawati Ilma, Khaira Intan Sekar Arumdani Irayanti Irayanti Irayanti Irayanti Iryanto, Andika Agus Laliyanto, Laliyanto Lewinsca, Maurend Yayank Linda Yanti Juliana Noya Mahendra, Pasha Dwi Martini Martini Maurend Yayank Lewinsca Maurend Yayank Lewinsca Mhd. Fauzi Mirza Fathan Fuadi Mirza Fathan Fuadi Mirza Fathan Fuadi Mirza Fathan Fuadi Mirza Fathan Fuadi Muhammad Fadli R Muhammad Fadli Ramadhansyah Muhammad Fadli Ramadhansyah Muhammad Fadli Ramadhansyah Muhammad Fadli Ramadhansyah Muhammad Fadli Ramadhansyah Muhammad Fadli Ramadhansyah Mursid Raharjo Muslyana Muslyana Muslyana, Muslyana Nanda Ika Vera Marliana Nelly Verawati Novitasari, Karina Laras Nurany, Hanung Onny Setiani Oryza Filial Zulkarnain Oryza Filial Zulkarnain Pratama, Aziz Yulianto Rafika Rafika Rafika Rafika Rafika Ramadani Sukaningtyas Ramadani Sukaningtyas Ramadhansyah, Muhammad Fadli Siti Nurhidayati Sukaningtyas, Ramadani Sutra Diyana Tri Joko Tri Suwanti Wahyu Istining Rahayu Wahyu Widiyantoro Wahyu Widyantoro Wahyu Widyantoro Wahyu Widyantoro Widyawati, Ayu Yana Afrina Yusniar Hanani Darundiati Yusniar Hanani Darundiati Zolanda, Annisa