Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Pertanian Agros

UJI PUPUK KANDANG KAMBING DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI EDAMAME PADA TANAH ALUVIAL Agustina Listiawati; Dwi Zulfita; Rahmidiyani Rahmidiyani; Maulidi Maulidi
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 3 (2023): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i3.3118

Abstract

Edamame soybean is a vegetable with high commercial value in Indonesia, especially after the popularity of edamame as a snack. Soybeans originating from Japan contain antioxidants and isoflavones. The purpose of this study was to determine the best interaction between goat manure and NPK on the growth and yield of edamame soybeans on alluvial soil. The design used in this study was a completely randomized factorial design consisting of 2 treatment factors. The first factor was goat manure (B) which consisted of 3 treatment levels, namely b1 = 10 tons/ha, b2 = 20 tons/ha, b3 = 30 tons/ha while the second factor was NPK fertilizer (P) which consisted of 3 levels treatment, namely p1 = 200 kg/ha, p2 = 300 kg/ha, p3 = 400 kg/ha. Each treatment was repeated 3 times with each repetition consisting of 4 sample plants. The variables observed in this study were plant height, root volume, plant dry weight, number of productive branches, number of fresh pods, fresh pod weight, number of filled pods, number of empty pods. Observational data were analyzed statistically using analysis of variance (F test at 5% level), if the F test showed a significant effect of each treatment it was followed by an Honest Significant Difference Test at 5% level. The results showed that the interaction of goat manure at a dose of 10 tons/ha and NPK at a dose of 200 kg/ha was effective in increasing the growth and yield of edamame soybeans on alluvial soilsINTISARI Kedelai edamame merupakan sayuran dengan nilai komersial tinggi di Indonesia, terutama setelah populernya edamame sebagai makanan ringan. Kedelai yang berasal dari Jepang ini mengandung antioksidan dan isoflavon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi terbaik antara pupuk kandang kambing dan NPK terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame di tanah alluvial. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah pupuk kandang kambing (B) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu b1 = 10 ton/ha, b2 = 20 ton/ha, b3 = 30 ton/ha sedangkan faktor kedua adalah pupuk NPK (P) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu p1 = 200 kg/ha, p2 = 300 kg/ha, p3 = 400 kg/ha. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dengan setiap ulangan terdiri dari 4 tanaman sampel. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, volume akar, berat kering tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah polong segar, bobot polong segar, jumlah polong isi, jumlah polong kosong. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis varians (uji F pada taraf 5%), apabila uji F menunjukkan adanya pengaruh yang nyata dari masing-masing perlakuan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi pupuk kandang kambing dosis 10 ton/ha dan NPK dosis 200 kg/ha efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai edamame pada tanah aluvial.
PERTUMBUHAN DAN HASIL KUBIS BUNGA DENGAN APLIKASI TEPUNG CANGKANG ALE-ALE [Meretrix spp.] PADA TANAH GAMBUT Dwi Zulfita; Agustina Wilu Listiawati; Rahmidiyani Rahmidiyani; Surachman Surachman
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 3 (2023): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i3.3116

Abstract

Cabbage is one of the vegetables that have development prospects because it has high economic and social value. The demand is increasing, both domestically and abroad. At this time most of the flower cabbage plants are still imported from outside the region and are still rarely cultivated by farmers in West Kalimantan. This study aims to obtain the best dose of ale-ale shell flour for growth and yield of cauliflower on peat soil. The method used in this study was a completely randomized design (CRD) which consisted of one treatment factor, namely the factor of giving ale-ale shell flour (A) which consisted of 5 levels of treatment and each treatment consisted of 3 replications. The treatments in question were: a1 : giving ale-ale shell flour as much as 144.34 g/polybag, a2 : giving ale-ale shell flour as much as 171.51 g/polybag 3: giving ale-ale shell flour as much as 228.68 g/ polybag, a4 : provision of ale-ale shell flour as much as 285.85 g/polybag, a5 : provision of 343.02 g/polybag shellale-ale flour. Observational data were analyzed statistically using analysis of variance (F test at 5% level), if the F test showed a significant effect from each treatment, then Duncan's multiple distance test at 5% level. The results showed that the administration of ale-ale shell flour at a dose of 285.85 g/polybag was the best for the growth and yield of cauliflowerINTISARIKubis  bunga  merupakan  salah  satu sayuran yang memiliki prospek pengembangan     karena   mempunyai     nilai ekonomi dan sosial yang tinggi. Permintaannya    semakin    meningkat,    baik didalam negeri maupun di  luar negeri. Pada saat sekarang  ini sebagian besar tanaman kubis bunga masih didatangkan dari luar daerah  dan masih jarang diusahakan oleh petani di Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis tepung cangkang ale-ale yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil kubis bunga pada tanah gambut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu faktor perlakuan yaitu faktor pemberian tepung cangkang ale-ale (A) yang terdiri dari 5 taraf perlakuan dan setiap perlakuan terdiri dari  3 ulangan. Perlakuan yang dimaksud adalah : a1 : pemberian tepung cangkang ale-ale sebanyak 144,34 g/polybag ,  a2 : pemberian tepung cangkang ale-ale sebanyak 171,51 g/polybag 3 : pemberian tepung cangkang ale-ale sebanyak 228,68 g/polybag, a4 : pemberian tepung cangkang ale-ale sebanyak 285,85 g/polybag, a5 : pemberian tepung cangkangale-ale sebanyak 343,02 g/polybag. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis varians (uji F taraf 5%), apabila uji F menunjukkan adanya pengaruh yang nyata dari masing-masing perlakuan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang ale-ale takaran 285,85 g/polybag terbaik untuk pertumbuhan dan hasil kubis bunga pada tanah gambut.
PENGARUH BOKASI KASGOT DAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN PADA TANAH GAMBUT Faskalis Boby; Dwi Zulfita; Rahmidiyani Rahmidiyani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.3852

Abstract

The Kailan plant (Brassica oleraceae) is a type of leaf vegetable which is a type of cabbage and is a relatively new plant. The use of peat soil as a plant growing medium is faced with several obstacles, including poor chemical properties, insufficiently available nutrients, and high soil acidity levels with a pH between 3-5. One effort to improve the chemical properties of peat soil is by applying casgot fertilizer and urea fertilizer. This research aims to obtain the best dose from the interaction of giving casgot and Urea on the growth and yield of kailan on peat soil. This research was carried out at a location located on Jl. Sepakat 2, Gg. Racana Pontianak Untan, Provinsi Kalimantan Barat. The research was carried out on  2 July 2023 - 23 September 2023. This research used a Completely Randomized Factorial Design (RAL), consisting of 2 factors. The first factor is casgot (k): kl ≈ 37.5 g/polybag, k2 ≈ 75 g/polybag, k3 ≈ 112.5g/polybag. The second factor is Urea fertilizer (u): nl ≈ 0.4 g/plant, u2 ≈ 0.8 g/plant and u3 ≈ 1.2 g/plant. The variables observed in this study included the number of leaves (strands), plant height (cm), leaf area (cm²), root volume (cm³), plant dry weight (g) and plant fresh weight (g). The results of the research showed that there was no interaction between giving casgot and urea fertilizer that was best for your growth and yield on peat soil, but the interaction between giving casgot and urea fertilizer which was effective for your growth and yield on peat soil was shown by the interaction of giving 6 tons of casgot. /ha is equivalent to 75g/polybag and urea fertilizer at a dose of 100kg/ha is equivalent to 0.4g/plant Keywords: Casgot, Kailan, Peat Soil, Urea INTISARITanaman Kailan (Brassica oleraceae) merupakan salah satu jenis sayuran daun yang termasuk jenis kubis-kubisan dan merupakan tanaman yang relatif baru.   Pemanfaatan tanah gambut sebagai media tumbuh tanaman dihadapkan pada beberapa kendala, diantaranya sifat kimia yang kurang baik, unsur hara yang kurang tersedia, serta tingkat kemasaman tanah yang tinggi dengan pH antara 3-5. Salah satu upaya untuk meningkatkan sifat kimia tanah gambut adalah dengan pemberian bokasi Kasgot dan pupuk Urea. Penelitian ini bertujuan mendapatkan dosis terbaik dari interaksi pemberian bokasi Kasgot dan Urea terhadap pertumbuhan dan hasil kailan pada tanah gambut. Penelitian ini dilaksanakan di lokasi yang terletak di Jl. Sepakat 2, Gg. Racana Untan Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan pada 2 juli 2023 - 23 September 2023. Penelitian ini menggunakan Faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama yaitu Bokasi Kasgot (K) kl ≈ 37,5 g/polybag, k2 ≈ 75 g/polybag, k3 ≈ 112,5g/polybag. Faktor kedua yaitu pupuk Urea (U): nl ≈ 0,4 g/tanaman, u2 ≈ 0,8 g/tanaman dan u3 ≈ 1,2 g/tanaman. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi jumlah daun (helai), tinggi tanaman (cm), luas daun (cm²), volume akar (cm³), berat kering tanaman (g) dan berat segar tanaman (g). Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ditemukan interaksi pemberian bokasi Kasgot dan pupuk Urea yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil kailan pada tanah gambut tetapi interaksi pemberian bokasi kasgot dan pupuk urea yang efektif untuk pertumbuhan dan hasil kailan pada tanah gambut ditunjukan dengan interaksi pemberian bokasi Kasgot dosis 6 ton/ha setara dengan 75g/polybag dan pupuk Urea dengan dosis 100kg/ha setara dengan 0,4g/tanaman Kata Kunci: Bokasi Kasgot, Gambut, Kailan, Urea.
KARAKTER MORFOLOGI DAN HASIL JAGUNG MANIS DENGAN PENGURANGAN PUPUK N, P, K DAN TAKARAN PUPUK HAYATI PADA LAHAN GAMBUT Dwi Zulfita; Agus Hariyanti; Setia Budi; Rahmidiyani Rahmidiyani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.3864

Abstract

Increasing sweet corn production can be done through fertilizing N, P, K and applying various doses of biological fertilizer. This research was conducted on farmers' land in Rasau Jaya 2 Village, Kubu Rara Regency. The research was carried out on 14 August - 27 October 2023. The research aims to obtain the best interaction between doses of N, P, K fertilizer and biological fertilizer on the growth and yield of sweet corn on peat land. The research used a factorial randomized block design consisting of 2 factors. The first factor is the dose of N, P, K (A) fertilizer with 3 levels, namely: a1 (300 kg Urea/ha, 150 kg SP-36/ha, 100 kg KCl/ha), a2 (225 kg Urea/ha, 112 .5 kg SP-36/ha, 75 kg KCl/ha) and a3 (150 kg Urea/ha, 75 kg SP-36/ha, 50 kg KCl/ha). The second factor is the dosage of biological fertilizer (P) with 3 levels, namely: p1 (45 kg/ha), p2 (60 kg/ha) and p3 (75 kg/ha). The research results showed an interaction between N, P, K fertilizer at 75% of the recommended dose (225 kg Urea/ha, 112.5 kg SP-36/ha, 75 kg KCl/ha) and biological fertilizer at a dose of 60 kg/ha which showed Morphological characters and yields of sweet corn are best on peat soil. Keyword: Biological Fertilizer, Sweet Corn, N, P, K Fertilizer, Peat.INTISARIPeningkatan produksi jagung manis dapat dilakukan melalui pemupukan N, P, K dan pemberian berbagai takaran pupuk hayati. Penelitian ini dilakukan di lahan petani di Desa Rasau Jaya 2 Kabupaten Kubu Rara.  Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus - 27 Oktober 2023. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan interaksi terbaik antara dosis pupuk N, P, K dan pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis pada lahan gambut. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial  yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah takaran pupuk N, P, K (A) dengan 3 aras yaitu: a1 (300 kg Urea/ha, 150 kg SP-36/ha, 100 kg KCl/ha), a2 (225 kg Urea/ha, 112,5 kg SP-36/ha, 75 kg KCl/ha) dan a3 (150 kg Urea/ha, 75 kg SP-36/ha, 50 kg KCl/ha). Faktor kedua adalah takaran pupuk hayati (P) dengan 3 aras yaitu: p1 (45 kg/ha), p2 (60 kg/ha) dan p3 (75 kg/ha). Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara pupuk N, P, K dengan 75% dari takaran anjuran (225 kg Urea/ha, 112,5 kg SP-36/ha, 75 kg KCl/ha) dan pupuk hayati dosis 60 kg/ha yang menunjukkan karakter morfologi dan hasil jagung manis yang terbaik pada tanah gambut.Kata Kunci: Pupuk Hayati, Jagung manis, Pupuk N, P, K, Gambut.
EFFISIENSI PEMANFAATAN RED MUD DAN BOKHASI LIMBAH SAYURAN PADA MEDIA GAMBUT DALAM MENINGKATKAN KETERSEDIAAN DAN SERAPAN HARA TANAMAN LOBAK Rini Susana; Siti Hadijah; Rahmidiyani Rahmidiyani; Dwi Zulfita
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.3874

Abstract

One of the efforts that can be made to improve the problem of low pH and low peat soil fertility is by providing ameliorant materials and organic fertilizer. Ameliorant is a material that can improve soil fertility and overcome soil acidity, one of which is red mud as a soil conditioner because it has a very alkaline pH. The objectives of this research are: 1. To assess the availability of N, P, K, Ca and Mg nutrients in peat media that is ameliorated with red mud and vegetable waste. 2. To assess the nutrient uptake of N, P, K in white radish  grown in peat media with amelioration of red mud and vegetable waste bokashi.This research was carried out at the Experimental Field, Faculty of Agriculture, Tanjungpura University, Pontianak. This research used a Completely Randomized Factorial Design (CRD) with 2 factors. The first factor is red mud dosage (R) and the second factor is vegetable waste bokashi (B), Each factor consist of 3 level of dosage,  Red mud dosage levels are: 16 tons/ha; 18 tons/ha; 20 tons/ha, the bokashi dosage level for vegetable waste is: 15 tons/Ha; 20 tons/ha and 25 tons/ha. Observation variables include the availability of nutrients N, P, K, Ca, Mg, uptake of nutrients N, P, K, dry weight and fresh weight of white radish. The research showed that the application of red mud and  vegetable waste bokashi to peat soil was able to increase pH, base saturation, availability of the nutrients P, Ca, Mg, K and Na. However, the application of red mud and bokashi vegetable waste reduced the CEC and Organic C values of the soil. The uptake of the nutrients N, P and K was relatively the same between treatment combinations, the absorption of the N element was the greatest, followed by the elements K and P. The application of 18 tons/ha of red mud and 15 tons/ha of vegetable waste bokashi was an effective dose for the growth and yield of white radish on peat soil. Key words: peat, red mud, vegetable waste bokashi, radish INTISARI          Satu di antara upaya yang  dapat dilakukan untuk memperbaiki kendala pH rendah dan kesuburan tanah gambut yang rendah yaitu dengan pemberian bahan amelioran dan pupuk organik. Amelioran merupakan bahan yang dapat memperbaiki tanah dan mengatasi kemasaman tanah, salah satunya yaitu lumpur merah (Red mud) sebagai pembenah tanah karena memiliki pH yang sangat basa. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengkaji ketersediaan hara N,P,K,Ca dan Mg pada media gambut yang diameliorasi dengan red mud dan bokasi limbah sayuran. 2. Mengkaji serapan hara N,P,K pada tanaman lobak yaang ditanam pada media gambut dengan ameliorasi red mud dan bokashi limbah sayuran. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Faktorial Pola Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor.  Faktor pertama yaitu dosis red mud (R) sebanyak 3 taraf dan faktor kedua yaitu Bokasi limbah Sayuran (B) sebanyak 3 taraf sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan. Taraf dosis red mud adalah: 16 ton/ha; 18 ton/ha ; 20 ton/ha, taraf dosis bokashi limbah sayuran adalah: 15 ton/Ha; 20 ton/ha dan 25 ton/ha. Variabel pengamatan meliputi ketersedian unsur hara N,P,K, Ca, Mg, serapan unsur hara N,P,K, berat kering dan berat segar tanaman lobak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian red mud dan bokashi limbah sayuran pada tanah gambut mampu meningkatkan pH, Kejenuhan Basa, ketersediaan unsur hara P, Ca, Mg,K dan Na. Namun, pemberian red mud dan bokashi limbah sayuran  menurunkan nilai KTK dan C Organik tanah.  Serapan unsur hara N, P dan K relatif sama antar kombinasi perlakuan, penyerapan unsur N paling besar diikuti okeh unsur K dan P. Pemberian red mud 18 ton/ha dan bokashi limbah sayuran 15 ton/ha merupakan dosis efektif terhadap pertumbuhan dan hasil lobak  pada tanah gambut.Kata kunci: Bokashi limbah sayuran, Gambut, Lobak,  red mud