Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : JURNAL SAINS PERTANIAN EQUATOR

Pengaruh Pemberian Bokasi Kulit Durian Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Cabai Rawit Pada Tanah Alluvial mardianto mardianto; Rahmidiyani Rahmidiyani; Darussalam Darussalam
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 3 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.028 KB) | DOI: 10.26418/jspe.v7i3.26372

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis bokasi kulit durian yang memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik pada tanaman cabe rawit di tanah aluvial. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Penelitian dilaksanakan selama ± 6 bulan, mulai tanggal 16 Mei 2017 sampai tanggal 28 Agustus 2017. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan satu faktor yaitu bokasi kulit durian yang terdiri dari 5 taraf perlakuan. Dengan satu Faktor yaitu bokasi kulit durian (10,15,20,25 dan 30 ton/ha). Variabel yang diamati pada penelitian adalah tinggi tanaman, jumlah buah pertanaman, berat buah pertanaman, volume akar, berat kering bagian atas dan bawah tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian bokasi kulit durian dengan dosis sebesar 20 ton/ha setara dengan 700g/polybag menunjukkan hasil tertinggi terhadap jumlah buah dan berat buah.Kata kunci :aluvial, bokasi,cabe rawit.
PENGARUH ABU SABUT KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS DI TANAH ALUVIAL lely saputra; Setia Budi; Rahmidiyani Rahmidiyani
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 3 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.799 KB) | DOI: 10.26418/jspe.v7i3.24925

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis abu sabut kelapa yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis di tanah alluvial. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sentebang , Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas yang berlangsung 17 Juli 2017 sampai dengan 8 oktober 2017. Metode yang digunakan adalah Percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan, 4 ulangan, dan 6 tanaman sampel. Pemberian dosis abu sabut kelapa sebagai berikut p1 (22 g/m2), p2(44 g/ m2), p3 (87 g/ m2), p4(109 g/ m2), dan p5 (130 g/ m2). Variabel Pengamatan yaitu tinggi tanaman, berat kering, berat tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot, dan diameter tongkol. Pemberian abu sabut kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap semua variabel yang diamati. Dosis yang effektif 109 g/ m2.Kata kunci : Abu Sabut Kelapa, Aluvial, Jagung Manis
PENGARUH PERSENTASE NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PORANG DI FASE VEGETATIF PADA TANAH GAMBUT Muhammad Khafidzan Eka Wardhana; Rini Susana; Rahmidiyani Rahmidiyani
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 1
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i1.72407

Abstract

Tanaman porang merupakan tanaman asli daerah tropis, penghasil umbi yang memiliki kandungan karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan. Peningkatan produksi porang per satuan luas dapat dilakukan diantaranya dengan cara menyediakan ruang tumbuh yang mendukung pertumbuhan tanaman porang, satu diantaranya dengan memenuhi kebutuhan intensitas cahaya yang sesuai keperluan tanaman porang, yaitu sebesar 60 - 70%. Saat ini belum diketahui persentasi naungan yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman porang pada tanah gambut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan persentase naungan terbaik terhadap pertumbuhan tanaman porang di fase vegetatif pada tanah gambut Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan yang dimulai pada bulan April  – Juni 2023 yang berlokasi di Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan, 5 ulangan dan masing - masing ulangan terdiri dari 4 sampel, sehingga diperoleh 100 tanaman. Perlakuan yang digunakan yaitu N0: tanpa naungan, N1: intensitas naungan 45%, N2: intensitas naungan 60%, N3: intensitas naungan 75%, N4: intensitas naungan 90%. Variabel pengamatan meliputi: tinggi tanaman, diameter batang, jumlah tunas , lebar kanopi , waktu kemunculan katak, dan jumlah katak total. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perlakuan naungan dengan intensitas 45, 60, 75 dan 90% menghasilkan pertumbuhan vegetatif tanaman porang yang sama baiknya pada tanah gambut. Naungan 45% lebih efisien digunakan dari segi harga naungannya.
Pengaruh Bokashi Rumput-rumputan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Rawit pada Tanah Aluvial Yunus Steven; Rahmidiyani Rahmidiyani; Henny Sulistyowati
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 5, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v5i1.11783

Abstract

Cabai rawit (Capsicum frustescens L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang luas penyebaranya dan mempunyai potensi yang baik untuk budidaya, akan tetapi dalam pemanfaatan tanah aluvial sebagai media tumbuh dihadapkan beberapa kendala salah satunya adalah memiliki kandungan unsur hara dan bahan organik yang rendah, namun kendala tersebut dapat diatasi dengan penggunaan bahan organik yaitu bokashi rumput-rumputan karena bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik tanah aluvial sehingga dapat meningkatan unsur hara. Selain itu penggunaan bokashi ini juga merupakan upaya untuk meminimalisasi penggunaan pupuk kimia, karena bersifat ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari dosis bokashi rumput – rumputan yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit pada tanah aluvial. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan yang dimaksud yaitu: p1 = 10 ton/ha atau setara dengan 50 g/polybag, p2 = 20 ton/ha  atau setara dengan 100 g/polybag, p3 = 30 ton/ha atau setara dengan       150 g/ polybag, p4 = 40 ton/ha  atau setara dengan 200 g/polybag, dan p5 = 50 ton/ha atau setara dengan 250 g/polybag. Variabel pengamatan yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, waktu berbunga, berat kering tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah buah per tanaman, dan berat buah per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bokashi rumput-rumputan berpengaruh nyata terhadap variabel  jumlah cabang produktif, jumlah buah per tanaman, dan berat buah per tanaman, sedangkan untuk variabel pengamatan tinggi tanaman, waktu berbunga, dan berat kering tanaman berpengaruh tidak nyata. Pemberian bokashi rumput-rumputan berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan hasil cabai rawit pada tanah aluvial dan Pemberian bokashi rumput-rumputan, sebanyak 50 ton/ha, setara dengan 250g/polybag, merupakan perlakuan yang terbaik.
RESPON TANAMAN KAILAN TERHADAP APLIKASI ABU KULIT KOPI DI TANAH GAMBUT Ahmad Nurdin Siregar; Rahmidiyani Rahmidiyani; Ahmad Mulyadi
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 3, No 3: Desember 2014
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v3i3.7712

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon tanaman kailan terhadap aplikasi abu kulit kopi di tanah gambut dan mengetahui dosis abu kulit kopi terbaik untuk meningkatkan produksi kailan. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Waktu penelitian dilaksanakan selama 10 minggu. Penelitian dimulai pada tanggal 8 Mei 2014 sampai 15 Juli 2014. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan abu kulit kopi yang diulang sebanyak 4 kali, setiap ulangan terdiri dari 3 sampel sehingga tanaman seluruhnya berjumlah 72 tanaman.   Perlakuan yang dimaksud adalah A0 = tanpa pemberian abu kulit kopi, A1 = pemberian dengan dosis 120 g/polybag,  A2 = pemberian dengan dosis 180 g/polybag, A3 = pemberian dengan dosis 240 g/polybag, A4 = pemberian dengan dosis 300 g/polybag, dan A5 = pemberian dengan dosis 360 g/polybag. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah pH tanah setelah inkubasi, volume akar (cm3), jumlah daun (helai), jumlah klorofil (Spad Unit), luas daun (cm2), berat segar tanaman (g), dan berat kering tanaman (g). Hasil penelitian menunjukkan aplikasi abu kulit kopi memberikan peningkatan terhadap pH tanah tetapi tidak memberikan peningkatan terhadap volume akar, jumlah daun, jumlah klorofil, luas daun, berat segar dan berat kering tanaman. Dosis 120 g/polybag merupakan dosis efektif penggunaan abu kulit kopi di tanah gambut.   Kata kunci : Abu kulit kopi, Kailan, Tanah gambut.