Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Oseanologia

TIDAL CONDITION IN THE COASTAL WATERS OF THE SAMUDRA INDAH OCEAN BENGKAYANG DISTRICT WEST KALIMANTAN Hutafea Hutafea; Arie Antasari Kushadiwijayanto; Risko -
Oseanologia Vol 2, No 3 (2023): Desember
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jose.v2i3.74390

Abstract

Samudera Indah Beach is located in Sungai Raya Kepulauan District, Bengkayang Regency. Tides have a significant influence on the dynamics of the geomorphology of waters, especially coastal waters. The phenomenon of tides in coastal waters can cause regular changes in sea level. Coastal waters are strongly influenced by the highest tides and lowest ebbs. An understanding of tides is necessary because it is one of the important perspectives in monitoring the characteristics of a body of water. This study aims to determine the analysis of tidal harmonics and determine significant fromzahl numbers and types of tides in the coastal waters of Samudra Indah, Bengkayang Regency. Field tide data collection was carried out from March 26 2021 to April 9 2021 which was carried out at Samudra Indah Beach, Bengkayang Regency, West Kalimantan. Research and collection of tidal data was carried out for 15 days. The results showed that the tidal type in the waters of Samudera Indah Beach, Bengkayang Regency, was a mixture of double daily skew with a Formzahl number of 1.3.
STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS (MOLUSKA) DI KAWASAN MANGROVE KUALA SINGKAWANG KALIMANTAN BARAT Joko Septian Tri Putra; Arie Antasari Kushadiwijayanto; Syarif Irwan Nurdiansyah
Oseanologia Vol 1, No 2 (2022): Agustus
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jose.v1i2.52524

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui struktur komunitas makrozoobentos yang berada di kawasan Kuala Singkawang Kalimantan Barat. Penelitian ini telah dilakukan pada Bulan Februari – Oktober 2021. Penentuan stasiun pengambilan sampel menggunakan porposive sampling berdasarkan rona lingkungan  Stasiun 1 ditentukan di dalam hutan mangrove dekat  dengan pemukiman, stasiun 2 di dalam hutan mangrove dekat dengan muara sungai, stasiun 3 di dalam hutan mangrove dekat dengan laut dan stasiun 4 di dalam hutan mangrove jauh dari pemukiman, laut dan muara. Penelitian ini menggunakan transek berukuran 5x5 m. Hasil dari penelitian ini didapatkan 2 kelas dari kelompok moluska yaitu Gastropoda dan Bivalvia. Makrozoobentos yang ditemukan tersebut memiliki 5 spesies 4 spesies dikelas Gastropoda dan 1 spesies di kelas Bivalvia. Nilai kepadatan yang didapat berkisar antara 1,07-6,84 Ind/m2. Indeks keanekaragaman (H’) berkisar antara 0,38-0,81. Indeks keseragaman (E) berkisar antara 0,23-0,58 Indeks dominasi (C) berkisar antara 0,48-0,8. Substrat yang diperoleh relatif sama sedangkan untuk parameter Suhu, DO, pH air, pH tanah relatif sama, parameter lingkungan berupa salinitas memiliki perbedaan.Kata kunci : Makrozoobentos, Singkawang
PEMETAAN LUAS TUTUPAN LAHAN MANGROVE MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT-8 DI MEMPAWAH MANGROVE PARK (MMP) Lorensius Sumarno Oci; Arie Antasari Kushadiwijayanto; Yusuf Arief Nurrahman
Oseanologia Vol 1, No 1 (2022): APRIL
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jose.v1i1.51948

Abstract

Mempawah Mangrove Park (MMP) memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata hutan mangrove, oleh sebab itu informasi mengenai luasan batasan ekowisata hutan mangrove di MMP ini sangat pening. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan mengetahui luas tutupan lahan kawasan hutan mangrove di MMP Desa Pasir Kanupaten Mempawah. Pemetaan dilakukan menggunakan cira Landsat-8 dan diikuti dengan ground check. Penentuan titik koordinat ground check menggunakan Global Positioning System (GPS). Hasil pengeceka lapangan (ground check) menunjukkan bahwa luasan hutan mangrove yang berada di MMP seluas (45,11 Ha). Terdapat 4 kelas tutupan lahan mangrove di MMP yaitu hutan mangrove sekunder (36,57 Ha) dengan persentase (81%), hutan pantai (7,85 Ha) dengan persentase (17%), perkebunan (0,27 Ha) dengan persentase (0,21%) dan lahan terbuka (0,42 Ha) dengan persentase (0,94%). Berdasarkan kerapatan hutan mangrovenya, MMP dapat dibagi menjadi 2 kelas kerapatan yaitu kerapatan rapat sebesar (34,35 Ha) dengan persentase (76,13%) dan kerapatan jarang sebesar (10,77 Ha) dengan persentase sebesar (23,87%).
KONDISI MACRO DEBRIS PADA KAWASAN KONSERVASI PENYU DI PANTAI KAMPAK SUNGAI BELACAN KECAMATAN PALOH KALIMANTAN BARAT Muhammad Ridwan Septian Wardhana; Arie Antasari Kushadiwijayanto; Yusuf Arief Nurrahman
Oseanologia Vol 2, No 2 (2023): Agustus
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jose.v2i2.59612

Abstract

Sampah laut (marine debris) merupakan bahan padat yang diproduksi atau diproses secara langsung atau tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja, dibuang atau ditinggalkan di dalam lingkungan laut. Sampah laut dapat terdampar di wilayah pantai akibat fenomena fisika di laut. Penelitian ini dilakukan pada wilayah konservasi penyu di Pantai Kampak Sungai Belacan, Kecamatan Paloh, Kalimantan Barat. Pantai Kampak yang merupakan wilayah konservasi jarang ada kegiatan manusia sehingga sampah laut yang terdampar dapat terakumulasi seiring waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendata jenis sampah yang terdampar di pesisir pantai. Terdapat tiga stasiun yang digunakan dalam penelitian ini. Pendataan sampah mengacu pada form International Coastal Cleanup (ICC) dengan luas area pendataan sepanjang 100 m tiap stasiun. Kategori sampah yang paling banyak ditemukan adalah (benda yang sering ditemukan) dengan sampah terbanyak adalah tutup botol plastik. Ada dua kategori yang ditambahkan karena tidak terdapat di form ICC yaitu macro debris dan sampah lainnya. Analisis Anova Satu Arah digunakan sebagai perbandingan pada tiap stasiun di wilayah penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa banyaknya sampah yang ditemukan mempengaruhi lingkungan terutama wilayah pesisir pantai.