Gathot Winarso, Gathot
Remote Sensing Application Center LAPAN

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

VALIDASI ALGORITMA ESTIMASI KONSENTRASI CHL-A DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT 8(Studi Kasus : Laut Selatan Pulau Lombok, NTB) Jaelani, Lalu Muhamad; Sulistyah, Umroh Dian; Winarso, Gathot
Geoid Vol 12, No 1 (2016)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.593 KB) | DOI: 10.12962/j24423998.v12i1.1836

Abstract

Lombok southern sea has a high marine productivity which signifies fertility of a body water. Chl-a is one of the factors associated with fertility in the Lombok southern sea. Remote sensing can be used for mapping the distribution of Chl-a more efficient and accurate to extract the physical parameters of the water. Physical parameters accuracy is derived from remote sensing data depending on atmospheric correction algorithms and algorithms model to calculate the concentration of Chl-a.In this study, Landsat 8 was used to validate the existing estimation concentration algorithm of Chl-a by in-situ data collected in Lombok southern sea. Atmospheric corrected reflectance by 6SV and Flaash, as well as surface reflectance product from USGS were used as input of that algorithm. The algorithm with 6SV-reflectance produced highest accuracy with NMAE of 26.095%.Instead of using existing algorithm, a new algorithm following local characteristics of Lombok southern sea was developed. The developed algorithm based on log Rrs(λ4) and log (Rrs (λ5)) produced high  correlation (R2 = 0.551). Chl-a concentration estimation from Landsat 8 data, through atmospheric correction of 6SV produced NMAEof 13.484%.
Penggambaran Data Garis Pantai dan Data Batimetri ke Dalam Lembar Lukis Teliti dengan Menggunakan Perangkat Lunak Caris GIS 4.5 (Studi Kasus Perairan Asembagus Situbondo) Santoso, Heri; Winarso, Gathot; Jantarto, Dwi; S. Mulyadi, Dikdik
Jurnal Hidropilar Vol. 1 No. 1 (2015): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1623.393 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v1i1.21

Abstract

Proses penggambaran peta laut dilaksanakan dalam beberapa tahap (penggambaran lembar lukis lapangan, lembar lukis teliti, dan tahap kompilasi akhir hingga menjadi peta laut). Lembar lukis teliti merupakan lembar akhir pada proses penggambaran peta laut sebelum tahap kompilasi, dalam tahapan ini dilakukan penggambaran data hasil survei dengan rapi dan teliti (data telah diverifikasi). Dengan banyaknya jenis perangkat lunak penggambaran saat ini, menjadi alternatif bagi juru gambar dalam melaksanakan penggambaran peta laut. Setiap tahap dalam proses penggambaran peta laut dapat dikerjakan dengan menggunakan perangkat lunak yang berbeda. Kekurangan dari metode penggambaran dengan menggunakan perangkat lunak yang berbeda dapat menimbulkan perbedaan format data digital maupun bentuk simbol dari data gambar yang dihasilkan, sehingga perlu melakukan perubahan/penyesuaian format data digital dan bentuk simbol pada tahap penggambaran selanjutnya. International Hidrographic Organization (IHO) merupakan lembaga internasional yang berwenang mengatur dan mempublikasikan spesifikasi/aturan terkait masalah peta laut, merekomendasikan penggunaan Caris Gis 4.5 sebagai perangkat lunak dalam penggambaran peta laut. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis mencoba mengoptimalkan penggunaan Caris Gis 4.5 dalam penggambaran data garis pantai dan data batimetri hingga menjadi lembar lukis teliti. Tujuan dari metode penggambaran dengan cara seperti ini agar proses penggambaran peta laut menjadi lebih efektif dengan menggunakan satu perangkat lunak saja.
Pengoperasian Perangkat Lunak Metoc untuk Memprediksi Angin dan Gelombang (Studi Kasus Perairan Utara Madura) Yonif Affan, Fajrin; Imam Fatoni, Khoirol; Winarso, Gathot; Surya Dharma, Candrasa
Jurnal Hidropilar Vol. 1 No. 2 (2015): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.785 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v1i2.33

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan, maka segala aktivitas di laut menjadi bagian penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Fenomena laut yang mempengaruhi efisiensi dan keselamatan di laut adalah gelombang tinggi, oleh karena itu diperlukan informasi tentang variasi dan karakteristik tinggi gelombang di perairan. Pemodelan di bidang meteorologi maritim merupakan salah satu usaha untuk menggambarkan kondisi fisik laut, baik kejadian yang telah terjadi (simulasi) maupun yang akan terjadi (prediksi). Salah satu model untuk menggambarkan kondisi laut tersebut adalah dengan perangkat lunak yang diberi nama "Meteorology and Oceanography" (METOC). Perangkat lunak ini menggambarkan prediksi gelombang yang dibangkitkan oleh angin maupun kondisi angin hingga 168 jam (7 hari) kedepan dan baik digunakan untuk perairan lepas pantai.
Ekstraksi Kedalaman Laut Menggunakan Data Spot-7 di Teluk Belangbelang Mamuju Arya, Arya; Winarso, Gathot; Sigit Kurniawan, Endro; Iwan Santoso, Agus
Jurnal Hidropilar Vol. 2 No. 1 (2016): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (847.008 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v2i1.39

Abstract

Dinas Hidro-Oseabografi TNI AL merupakan salah satu lembaga yang memiliki tugas menyediakan Peta Laut untuk kepentingan keselamatan pelayaran. Salah satu unsur dalam Peta Laut adalah unsur kedalaman laut. Namun untuk memetakan seluruh wilayah Perairan Indonesia, membutuhkan tenaga, biaya dan keahlian yang sangat besar karena tingkat kesulitan yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan pemetaan perairan laut. Teknologi penginderaan jauh memberikan peluang untuk pemetaan batimetri perairan dangkal secara efektif dan efisien, terutama di daerah yang memiliki tingkat perubahan kedalaman yang relatif cepat. Tulisan ini membahas apakah kedalaman laut bisa diekstrak dari data penginderaan jauh dan berapa ketelitiannya. Agar dapat dimanfaatkan dalam mendukung tugas Dishidros dalam menyediakan data Peta Laut. Sehingga pada penelitian ini dikaji tingkat ketelitian batimetri yang diekstrak menggunakan Data SPOT-7 dengan resolusi spasial 6 meter di Perairan Teluk Belangbelang Mamuju Sulawesi Barat. Data lapangan yang digunakan adalah data survei hidrografi untuk pendaratan amphibi di Teluk Belangbelang Mamuju. Metode yang dikaji dalam penelitian ini adalah metode yang dikembangkan oleh Kanno et al (2011) yang dikaji dari Metode Lyzenga (2006) yang terdiri dari 4 jenis yaitu Lyzengga (2006) murni (LYZ), KNW dengan pengembangan dari LYZ dengan penyeragaman asumsi pengaruh kolom air dan atmosfir, SMP yaitu dengan menambahkan regresi semi-parametrik, STR (Spatial Trend) dengan mengkoreksi faktor error pada koordinat pixel, dan TNP yaitu gabungan dari ketiga metode antara lain: KNW, SMP dan STR. Data batimetri hasil kelima metode dianalisa dengan menggunakan data lapangan dan dihitung orde ketelitian berdasarkan standar IHO-S44 yang terdiri dari orde spesial, orde 1A/1B, dan orde 2. Hasil analisa menunjukkan bahwa metode terbaik adalah metode STR dengan ketelitian kesalahan rata-rata paling kecil yaitu 1,14 meter namun bila menggunakan parameter kualitas data didapatkan metode TNP memiliki kualitas data paling baik dimana persentase terbanyak pada orde spesial, 1A/1B dan orde 2. Hasil terbaik dengan ketelitian hampir 70% pada keseluruhan data didapatkan melalui metode TNP pada orde 2. Begitu juga persentase terkecil yang tidak masuk orde ketelitian adalah metode TNP dengan nilai 30,32%. Ketelitian pendugaan kedalaman dengan metode STR untuk kedalaman <0 m adalah 0,11 m, 0 - 2 m adalah 0,25 m, 2,1 - 5 m adalah 0,68 m. Kedalaman maksimal yang dianalisa adalah 25 m yang diambil dari berbagai asumsi.
Pengolahan Data Multibeam Echosounder Menggunakan Perangkat Lunak Caris Hips and Sipsversi 9.0 Dengan Metode Cube Utomo, Teguh; Rexano B, Leonardo; Prayoga, Aditya; Winarso, Gathot
Jurnal Hidropilar Vol. 4 No. 1 (2018): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (890.282 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v4i1.86

Abstract

Teknologi Multibeam Echosounder (MBES) mampu memberikan informasi dasar laut dalam bentuk 3D (tiga dimensi) sehingga dapat mempermudah dalam interpretasi terhadap bentuk topografi dan objek dasar laut.Penelitian ini menggunakan data survei batimetri peralatan MBES Kongsbergs EM 2040C di perairan Pramuka kepulauan Seribu. Proses pengolahan data batimetri MBES menggunakan perangkat lunak CARIS HIPS and SIPS 9.0 dengan metode CUBE yang mempunyai kelebihan dalam hal proses filtering atau pembersihan noise pada proses Subset Editor, dapat menghasilkan permukaan Surface yang lebih halus dibandingkan dengan metode Swath Angle. Dalampengolahan data MBES menggunakan perangkat lunak CARIS HIPS and SIPS 9.0 dengan metode CUBE ada persyaratan yang harus dipenuhi yaitu memasukkan nilaiTotal Propragated Uncertainty (TPU). Penulisan ini untuk mengetahui proses pengolahan data batimetri MBES menggunakan perangkat lunakCARIS HIPS and SIPS 9.0 dengan metode CUBE sampai export data.
Akuisisi Data Batimetri Menggunakan Citra Satelit Spot-7 Diperairan Teluk Halong Kota Ambon Ihlas, Ihlas; Winarso, Gathot; Iwan Santoso, Agus; Setiyadi, Johar
Jurnal Hidropilar Vol. 4 No. 1 (2018): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.714 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v4i1.91

Abstract

Peta laut Indonesia dituntut harus selalu diperbaharui, namun pada kenyataannya tidak berjalan secara optimal bahkan sebagian peta laut belum diperbaharui sampai dengan saat ini. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka teknologi penginderaan jauh memberikan peluang besar untuk pemetaan batimetri perairan dangkal secara efektif dan efisien, terutama untuk daerah yang memiliki tingkat perubahan kedalaman secara cepat. Penelitian ini menggunakan data Citra Satelit Spot-7 dan Lembar Lukis Teliti (LLT) di perairan Teluk Halong Kota Ambon. Proses pengolahan data menggunakan metode Satellite Derived Bathymetry (SDB) yang dikembangkan Kano et al. (2011) mempunyai kelebihan dapat menganalisa suatu wilayah tanpa menyentuh atau berada di wilayah tersebut dengan rentang waktu yang relatif singkat. Tujuannya untuk mendapatkan seberapa besar tingkat ketelitian dan keakurasian data kedalaman laut hasil ekstraksi kedalaman laut dari citra satelit pada daerah Teluk Halong Kota Ambon. Dalam pengolahan data menggunakan metode SDB menunjukan bahwa Metode STR menghasilkan nilai korelasi tertinggi dibanding empat metode lainnya. Pada kedalaman 0 meter sampai dengan 2 meter memiliki ketelitian 0.21, pada kedalaman 2.1 meter hingga 5 meter memiliki ketelitian 0.23 meter, pada kedalaman 5.1 meter hingga 10 meter memiliki ketelitian 0.06 meter, dan pada kedalaman 10.1 meter hingga 20 meter memiliki ketelitian 0.08 meter.
ANALYSIS OF THE PENETRATION CAPABILITY OF VISIBLE SPECTRUM WITH AN ATTENUATION COEFFICIENT THROUGH THE APPARENT OPTICAL PROPERTIES APPROACH IN THE DETERMINATION OF A BATHYMETRY ANALYTICAL MODEL Setiawan, Kuncoro Teguh; Winarso, Gathot; Nuha, Muhammad Ulin; Hartuti, Maryani; Ginting, Devica Natalia BR; Emiyati, .; Azis, Kholifatul; Kusuma, Fajar Bahari; Asriningrum, Wikanti
International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences (IJReSES) Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : National Institute of Aeronautics and Space of Indonesia (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30536/j.ijreses.2021.v18.a3667

Abstract

The attenuation coefficient (Kd) can be extracted by an apparent optical properties(AOP) approach to determine marine shallow-water habitat bathymetry based on an analytical method. Such a method was employed in the Red Sea by Benny and Dawson in 1983 using Landsat MSS imagery. Therefore, we applied the Benny and Dawson algorithm to extract bathymetry in shallow marine waters off Karimunjawa Island, Jepara, Central Java, Indonesia. We used the SPOT 6 satellite, which has four multispectral bands with a spatial resolution of 6 meters. The results show that three bands of SPOT 6 data (the blue, green, and red bands) can produce bathymetric information up to 30.29, 24.63 and 18.58 meters depth respectively. The determinations of the attenuation coefficients of the three bands are 0.08069, 0.09330, and 0.39641. The overall accuracy of absolute bathymetry of the blue, green, and red bands is 61.12%, 65.73%, and 26.25% respectively, and the kappa coefficients are 0.45, 0.52, and 0.13.