Setiyadi, Johar
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengolahan Data Multibeam Echosounder Menggunakan Perangkat Lunak Hypack Fatah, Ujang; Setiyadi, Johar; Susanto, Edy; S Mulyadi, Dikdik
Jurnal Hidropilar Vol. 1 No. 1 (2015): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1432.855 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v1i1.22

Abstract

Survei batimetri bertujuan untuk memetakan topografi dasar perairan. Seiring dengan kemajuan teknologi, metode survei batimetri ikut mengalami perkembangan. Salah satu instrumen yang digunakan untuk akuisisi data kedalaman adalah multibeam echosounder, dimana instrumen ini memanfaatkan teknologi gelombang akustik. Multibeam echosounder memiliki pancaran gelombang akustik berbentuk kipas, sehingga mampu memetakan topografi dasar laut dengan tanpa adanya gap. Multibeam echosounder menghasilkan jumlah Volume data yang besar, sehingga dalam pengolahan data tersebut tidak efisien bila menggunakan metode manual. Oleh karena itu, diperlukan perangkat lunak dan perangkat keras yang khusus ditujukan untuk mengolahan data multibeam. Salah satu perangkat lunak ini adalah Hypack ( Hydrographic package ).
Pengoperasian Remotely Operated Vehicle (ROV) Mendukung Pekerjaan Bawah Air (Studi Kasus Pendeteksian Kabel Bawah Laut Menggunakan ROV H800 Di Perairan Selat Bangka Belitung) Sapto Saputro, Bayu; Djunarsjah, Eka; Setiyadi, Johar; Kusuma Negara, Adhi
Jurnal Hidropilar Vol. 1 No. 2 (2015): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.882 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v1i2.30

Abstract

Perkembangan teknologi survei kelautan mengalami peningkatan cukup pesat yang berdampak pada efisiensi waktu, biaya serta resolusi data yang lebih baik. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya berupa laut, sehingga sangat diperlukan adanya teknologi survei kelautan yang mampu mengeksplorasinya. Salah satu teknologi survei kelautan yang berkembang saat ini adalah Remotely Operated Vehicle (ROV) yaitu teknologi bawah air yang dapat membantu manusia dalam kegiatan riset dan rekayasa. Peralatan ini merupakan alat penginderaan bawah air dengan menggunakan sensor tertentu seperti kamera video, transponder atau beacon, kompas, dan lain-lain tergantung dari keperluan dan tujuan surveinya. Hasil dari pengoperasian ROV untuk mendukung survei Hidro-Oseanografi dapat membantu mendeteksi benda-benda di bawah laut seperti deteksi wreck, pemasangan dan perawatan pipa serta kabel bawah laut, deteksi terumbu karang, dan lain-lain.
Pembangunan Model Informasi Pelabuhan Indonesia Dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta) Setiyo, Marman; Prahasta, Eddy; Kamija, Kamija; Setiyadi, Johar
Jurnal Hidropilar Vol. 2 No. 1 (2016): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.311 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v2i1.37

Abstract

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas perpindahan intra dan antar moda transportasi. Informasi pelabuhan dibutuhkan oleh para pengguna laut, memuat letak pelabuhan, keadaan hidrografi, morfologi daerah, keadaan iklim, identifikasi pelabuhan, area lego jangkar, daerah karantina, sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP), stasiun radio pantai, bahaya navigasi, fasilitas pelabuhan, kepanduan, fasilitas umum, fasilitas pendukung, pelayanan umum, keagenan kapal, pejabat pelabuhan dan perhubungan. Sebagai wajah negara maritim pelabuhan harus menjadi prioritas, termasuk masalah teknologi informasinya. Model informasi pelabuhan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) dibangun dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.2, meliputi langkah penyiapan peta dasar dengan digitasi peta laut setempat. Pengisian detail area, dengan referensi dari Peta Laut No. 85, Peta Laut No. 86, Buku Informasi Pelabuhan, Buku Daftar Suar Indonesia, serta Publikasi dari Pelabuhan Tanjungpriok. Detail area dan objek selanjutnya diberikan atribut identifikasi objek, penambahan atribut khas (unique), penambahan atribut kapasitas, selanjutnya disusun dalam bentuk geodatabase. Hasil model informasi pelabuhan berbasis SIG dalam bentuk geodatabase ini, memuat informasi mengenai letak pelabuhan, identifikasi pelabuhan, area pelabuhan, area lego jangkar, daerah karantina, SBNP, fasilitas umum, fasilitas pendukung, pelayanan umum, dan keagenan kapal. Model informasi pelabuhan dalam format geodatabase ini cocok digunakan bagi kantor hidrografi dan otoritas pengelola pelabuhan. Pemanfaatan langsung bagi para pelaut dalam bentuk terapan di kapal, masih memerlukan langkah pekerjaan selanjutnya dengan mengadopsi geodatabase tersebut kedalam peta navigasi elektronik (electronic navigational chart/ENC).
Penentuan Kedalaman Menggunakan Metode RTK Tides (Studi Kasus Perairan Ancol Teluk Jakarta) Sunaryo, Sunaryo; Sudarman, Sudarman; Lufti Ibrahim, Ahmad; Setiyadi, Johar
Jurnal Hidropilar Vol. 2 No. 1 (2016): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.689 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v2i1.41

Abstract

Batimetri adalah pengambilan data kedalaman di bawah air yang menunjukkan nilai ukuran kedalaman atau topografi 3-Dimensi dari dasar perairan. Sekarang ini tuntutan untuk mendapatkan peta batimetri secara real- time belum dapat diwujudkan. Berdasarkan International hydrographic Organization (IHO) pengamatan pasang surut harus dilakukan selama minimal 29 piantan (±30 hari) untuk mendapatkan koreksi pasut, guna mereduksi data kedalaman hasil survei batimetri. Untuk itu dengan metode RTK Tides, survei batimetri real-time diharapkan dapat memberikan metode alternatif di dalam melaksanaan kegiatan survei batimetri, dengan tuntutan hasil yang efisien dan sesuai standar IHO. Dengan mengganti komponen koreksi pasut ini dengan parameter undulasi geoid, selisih nilai tinggi Mean Sea Level (MSL)/Geoid ke chart datum dan mengukur tinggi antena GPS di kapal terhadap permukaan air laut, survei batimetri real-time bisa diwujudkan.
Prototipe Alat Ukur Pasang Surut Menggunakan Microcontroller Arduino Dengan Sensor Ultra Sonic Sunardi; Hadi P, Nanang; Kusuma N, Adhi; Setiyadi, Johar
Jurnal Hidropilar Vol. 2 No. 2 (2016): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (838.701 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v2i2.45

Abstract

Terdapat 2 (dua) tipe peralatan pengukur pasang surut air laut yaitu manual dan otomatis. Pengukuran pasang surut sendiri dalam pelaksanaan survei Hido-Oseanografi yang dilaksanakan Pushidrosal bertujuan sebagai koreksi data kedalaman. Prototipe alat pengukur pasut ini menggunakan sensor ultra sonic dengan basis microcontroller arduino. Perancangan alat dilakukan dengan sistem kerja terintegrasi secara menyeluruh terdiri dari rangkaian master dan slave (sensor). Data yang dihasilkan alat berupa tanggal, waktu dan tinggi air dalam satuan cm (sentimeter). Pada saat pengujian, alat memiliki nilai rata-rata error sebesar 1.3% pada jarak 1m, 9.44% pada jarak 2m, 0.71% pada jarak 3m dan 4.81% pada jarak 4m. Pengambilan sampel data pasang surut dilaksanakan selama 3 (tiga) hari mulai tanggal 31 Oktober sampai dengan 03 November 2016 dengan rambu ukur sebagai pembanding, data disajikan dalam bentuk grafik pasang surut.
Perbandingan Konstanta Harmonik Antara Suhu Permukaan Laut dan Pasang Surut di Perairan Tanimbar Koswara, Koswara; Monang S, Sahat; Setiyadi, Johar; S. Pranowo, Widodo
Jurnal Hidropilar Vol. 3 No. 2 (2017): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.659 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v3i2.80

Abstract

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penulisan tugas akhir ini adalah komparasi (perbandingan) dengan tujuan untuk mendapatkan karakteristik berdasarkan analisis konstanta harmonik dan mawar arahnya, serta untuk mengetahui tipe pasutnya. Sehingga dapat dicari kemungkinannya apakah tipe pasut dari konstanta harmonik hasil pengolahan data Suhu Permukaan Laut tersebut dapat digunakan sebagai alternatif untuk prediksi pasang surut ataukah tidak. Adapun data pasang surut diperoleh dari Stasiun Pasang Surut di Saumlaki milik Badan Informasi Geospasial. Proses pengolahan data Suhu Permukaan Laut dan Pasang Surut dilaksanakan dengan menggunakan perangkat lunak t_tide-v1.3beta sampai dengan mendapatkan 9 (sembilan) konstanta harmonik yang biasa dipakai dalam survei Pushidrosal, yang terdiri dari konstanta Harian Ganda (M2, S2, N2, K2), konstanta Harian Tunggal (K1,O1, P1) dan konstanta Perairan Dangkal (M4, MS4). Secara umum berdasarkan analisis harmonik, 9 konstanta harmonik diperoleh dari hasil pengolahan kedua data utama. Namun, untuk konstanta harmonik K2 dari data SPL adalah tidak signifikan, sedangkan konstanta harmonik M4 dari data pasang surut adalah yang tidak signifikan. Kedua konstanta harmonik tersebut tidaklah berpengaruh terhadap penentuan tipe pasut. Secara eksperimental, dengan asumsi nilai amplitudo konstanta harmonik adalah sebagai nilai indek tidak bersatuan, berdasarkan selisih indeks konstanta pasang surut dikurangi indeks elevasi suhu permukaan laut maka tipe pasang surut di Tanimbar adalah campuran condong ke harian ganda. Tipe tersebut sama dengan tipe pasut yang dihasilkan oleh konstanta harmonik berdasarkan data pasut.
Akuisisi Data Batimetri Menggunakan Citra Satelit Spot-7 Diperairan Teluk Halong Kota Ambon Ihlas, Ihlas; Winarso, Gathot; Iwan Santoso, Agus; Setiyadi, Johar
Jurnal Hidropilar Vol. 4 No. 1 (2018): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.714 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v4i1.91

Abstract

Peta laut Indonesia dituntut harus selalu diperbaharui, namun pada kenyataannya tidak berjalan secara optimal bahkan sebagian peta laut belum diperbaharui sampai dengan saat ini. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka teknologi penginderaan jauh memberikan peluang besar untuk pemetaan batimetri perairan dangkal secara efektif dan efisien, terutama untuk daerah yang memiliki tingkat perubahan kedalaman secara cepat. Penelitian ini menggunakan data Citra Satelit Spot-7 dan Lembar Lukis Teliti (LLT) di perairan Teluk Halong Kota Ambon. Proses pengolahan data menggunakan metode Satellite Derived Bathymetry (SDB) yang dikembangkan Kano et al. (2011) mempunyai kelebihan dapat menganalisa suatu wilayah tanpa menyentuh atau berada di wilayah tersebut dengan rentang waktu yang relatif singkat. Tujuannya untuk mendapatkan seberapa besar tingkat ketelitian dan keakurasian data kedalaman laut hasil ekstraksi kedalaman laut dari citra satelit pada daerah Teluk Halong Kota Ambon. Dalam pengolahan data menggunakan metode SDB menunjukan bahwa Metode STR menghasilkan nilai korelasi tertinggi dibanding empat metode lainnya. Pada kedalaman 0 meter sampai dengan 2 meter memiliki ketelitian 0.21, pada kedalaman 2.1 meter hingga 5 meter memiliki ketelitian 0.23 meter, pada kedalaman 5.1 meter hingga 10 meter memiliki ketelitian 0.06 meter, dan pada kedalaman 10.1 meter hingga 20 meter memiliki ketelitian 0.08 meter.
Penentuan Posisi Titik Tetap Menggunakan Satu Receiver GPS Yang Diolah Secara Diferensial dengan Titik Ikat Cors Menggunakan Software, Diolah Secara On-Line, dan Diolah Secara Statistik Hardianto, Budi; Sudarman, Sudarman; Setiyadi, Johar; Trijoko, Trijoko
Jurnal Hidropilar Vol. 4 No. 1 (2018): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.203 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v4i1.94

Abstract

Pada umumnya, survei geodetik guna penentuan posisi titik tetap sebagai titik ikat dalam survei batimetri, garis pantai, dan detail pantai dilaksanakan menggunakan metode diferensial dengan diikatkan pada titik-titik Kerangka Dasar Geodesi Nasional (KDGN) orde-0 dan orde-1. Solusi alternatif penentuan posisi titik tetap dapat dilaksanakan dengan pengamatan GPS secara stand-alone.Dalam penelitian ini, pengamatan dilaksanakan menggunakan receiver GPS Trimble 5700 di titik N1.0294 dan HP.090053, kemudian data hasil pengamatan diolah secara diferensial dengan titik ikat Continuously Operating Reference Stations (CORS) menggunakan software Trimble Business Center (TBC), diolah secara on-line melalui layanan AUSPOS dan OPUS serta diolah secara statistik posisi absolut.
Tinjauan Model Kadaster Kelautan dalam Perspektif Pertahanan dan Keamanan Laut (Studi Kasus Selat Madura) Qodar, Muhammad; Djunarsjah, Eka; Setiyadi, Johar; Jantarto, Dwi
Jurnal Chart Datum Vol. 4 No. 1 (2018): JURNAL CHART DATUM
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v4i1.124

Abstract

Selat Madura memiliki potensi sumber daya laut saat ini dipandang sebagai peluang Indonesia sebagai negara berkembangdalam membangun keunggulan di wilayah pesisir dan kelautan. Maka perlu dibangun pola penyelenggaraan kadaster kelautan dalam konsep Indonesia sebagai negara kepulauan. Pola penyelenggaraan kadaster kelautan di Indonesia dibangun melalui kajian definisi-definisi kadaster kelautan serta membangun definisi kadaster kelautan untuk Indonesia sebagai negara kepulauan kemudian mengimplementasikan definisi kadaster kelautan ke dalam wilayah studi penelitian yaitu penyelenggaraan kadaster kelautan perspektif pertahanan dan keamanan laut di Indonesia. Implementasi definisi kadaster kelautan dapat digunakan sebagai perumusan penyelesaian permasalahan/konflik dalam pengelolaan sumber daya kelautan yang terjadi di Selat Madura Provinsi Jawa Timur; Model penyelenggaraan kadaster kelautan meliputi (tahap perencanaan, tahap pemanfaatan dan tahap pengawasan) menjadikan kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan bersistem dan terpadu yang digunakan sebagai dasar acuandalam perumusan kebijakan untuk mewujudkan penyelenggaraan kadaster kelautan di Selat Madura.
Penjalaran Tsunami Menuju Ke Outlet Arlindo Berdasarkan Skenario Gempa Megathrust Selatan Jawa Adventari, Tara; Setyo Pranowo, Widodo; Adrianto, Dian; Ramdhan, Muhammad; Setiyadi, Johar
Jurnal Chart Datum Vol. 7 No. 1 (2021): JURNAL CHART DATUM
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v7i1.205

Abstract

Dari hasil relokasi kejadian gempa yang tercatat oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan inversi data Global Positioning System (GPS) menunjukkan bahwa terdapat celah seismik (seismic gaps) di selatan Jawa, yaitu wilayah di sepanjang batas lempeng aktif yang tidak mengalami gempa besar atau gempa selama lebih dari 30 tahun. Pada zona tersebut diperkirakan terjadi penguncian (locked) terhadap pergeseran lempeng (slip deficit) yang berakibat pada akumulasi pengumpulan energi dan berpotensi menimbulkan gempa megathrust yang bersifat tsunamigenik. Pada penelitian ini dilakukan pemodelan numerik tsunami menggunakan persamaan gelombang shallow water 2 dimensi dengan 3 skenario gempa megathrust akibat patahnya lempeng samudera di zona celah seismik selatan Jawa. Skenario patahan lempeng di selatan Jawa Barat menyebabkan gempa dengan Mw 8,9, di selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur sebesar Mw 8,8, dan untuk skenario patahan dari Jawa Barat sampai Jawa Timur sebesar Mw 9,1. Dari hasil simulasi selama 10 jam menggunakan software TUNAMI N2, dihasilkan gelombang tsunami setinggi maksimum 6 meter di pesisir selatan Jawa untuk gempa berkekuatan Mw 8,9, 12 meter untuk gempa berkekuatan Mw 8,8, dan 20 meter untuk gempa berkekuatan Mw 9,1. Propagasi dan travel time tsunami diamati oleh outlet-outlet ARLINDO berupa shallow pressure gauge (SPG) yang ditempatkan di jalur-jalur ARLINDO.