Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penyiapan Pengelolaan Pasca Rawat pada Pasien Stroke Hemoragik dengan Riwayat Peb: Case Report Anjani Mutiarasani; Titis Kurniawan; Sri Hartati Pratiwi
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 3 (2024): Volume 4 Nomor 3 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i3.14077

Abstract

ABSTRACT Post-hospitalization stroke patients include assessing and preparing patients and families to meet post-treatment needs is important. Aims to explain the needs of post-stroke patients with a history of preeclampsia along with efforts to prepare patients and their families to meet these needs. Case report used Morse fall scale, Braden scale, Readiness for hospital discharge scale (RHDS) and Barthel indeks instruments to identify the post- treatment needs od stroke patients with a history of preeclampsia who were undergoing treatment in the inpantient room of a Regional Hospital in West Java. Educational topics include: ROM (range of motion), personal hygiene, pressure ulcer prevention, and fall risk prevention and danger signs. One month after being discharged from the hospital, the patient has implemented ROM (range of motion), personal hygiene is fulfilled, there is no risk of pressure sores/falls. The Barthel index score one month after discharge from the hospital improved to 6 (severe dependence). Preparations for the postpartum period with a history of PEB are fulfilled by taking regular medication and caring for the baby. Post-treatment education and follow-up are activities that have the potential to be effective in improving the patient's ability to meet post-treatment needs. It is important for hospitals to maintain continuity of care through regular follow-up and coordination with families to ensure that post-treatment needs are met and anticipate complications due to stroke.  Keywords: Case Report, Continue of Care, Post Treatment, , Preeclampsia, Stroke Hemoragic  ABSTRAK Pasca rawat pada pasien stroke meliputi pengkajian dan penyiapan pasien dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pasca rawat merupakan hal yang penting. Bertujuan untuk memaparkan kebutuhan pasien pasca stroke dengan riwayat preeklampsia beserta upaya penyiapan pasien beserta keluarganya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Case study ini dengan instrument Morse fall scale, Braden scale, Readiness for hospital discharge scale (RHDS) dan Barthel indeks digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pasca rawat pasien stroke dengan riwayat preeklampsia yang menjalani perawatan di Ruang Rawat Inap salah satu RS Daerah di Jawa Barat. Topik edukasi mencakup : ROM (range of motion), personal hygiene, pencegahan dekubitus, dan pencegahan risiko jatuh serta tanda bahaya. Satu bulan setelah keluar dari rumah sakit, pasien telah menerapkan ROM (range of motion), personal hygiene terpenuhi, tidak terdapat risiko dekubitus/jatuh. Skor Barthel indeks satu bulan setelah keluar dari rumah sakit membaik menjadi 6 (ketergantungan berat). Penyiapan pada postpartum dengan Riwayat PEB terpenuhi dengan minum obat rutin dan perawatan bayi. Edukasi dan follow up pasca rawat merupakan kegiatan yang berpotensi efektif memperbaiki kemampuan pasien memenuhi kebutuhan pasca rawat. Menjadi penting bagi rumah sakit untuk menjaga continue of care melalui follow up secara reguler serta koordinasi dengan keluarga untuk menjamin keterpenuhan kebutuhan pasca rawat dan antisipasi komplikasi akibat stroke. Kata Kunci: Case Report, Continue Of Care, Pasca Rawat, Preeklampsia, Stroke Hemoragik
Gambaran Pengetahuan Pencegahan Penularan Covid-19 Masyarakat Desa Cintakarya Kecamatan Parigi Pangandaran Hesti Heryani; Siti Yuyun Rahayu Fitris; Sri Hartati Pratiwi
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 1 (2024): Volume 4 Nomor 1 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i1.12215

Abstract

ABSTRACT COVID-19 spreads quickly and one of its prevention is by increasing knowledge about it. This study aims to describe the knowledge of preventing COVID-19 transmission in the community of Cintakarya Village, Parigi Sub-district, Pangandaran District. The population of this quantitative descriptive study was community of Cintakarya Village, Parigi Sub-district, Pangandaran District (N=1,444). The determination of the sample used cluster sampling involving (n=100). The instrument used the Student's Knowledge, Attitudes, and Practices Toward COVID-19 (SKAPCOV-19) questionnaire which had been tested for validity and reliability. The analysis used univariate analysis based on good and bad knowledge criteria as well as sub-variables of etiology, risk group, transmission, and prevention. The results showed that the knowledge was considered good (55%) and poor (45%). Based on sub-variables, the etiology was good (89%) and poor (11%); the risk group was good (62%) and poor (38%); the transmission was good (78%) and poor (22%); and the prevention was good (58%) and poor (42%). It can be concluded that many people have poor knowledge and based on the sub-variable, prevention must be improved. The health workers are suggested to provide education regarding the prevention of COVID-19 with clear sources of information.  Keywords: COVID-19, Community, Prevention, Knowledge, Transmission  ABSTRAK COVID-19 adalah penyakit yang penularannya sangat cepat, salah satu cara untuk mencegahnya dengan meningkatkan pengetahuan terkait COVID-19. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan pencegahan penularan COVID-19 pada masyarakat Desa Cintakarya Kecamatan Parigi Pangandaran. Penelitian ini berbentuk deskriptif kuantitatif. Populasinya masyarakat Desa Cintakarya Kecamatan Parigi Pangandaran (N=1.444). Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster sampling dengan jumlah sampel (n=100). Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Student’s Knowledge, Attitudes, and Practices Toward COVID-19 (SKAPCOV-19) sudah dinyatakan valid dan reliabel. Hasil penelitian menggunakan analisis univariat berdasarkan kriteria pengetahuan baik dan tidak baik. Kemudian diidentifikasi berdasarkan sub variabel yaitu etilogi, kelompok resiko, penularan, dan pencegahan.  Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan baik (55%) dan pengetahuan tidak baik (45%). Berdasarkan sub variabel, etiologi memiliki pengetahuan baik (89%) tidak baik (11%), kelompok resiko memiliki pengetahuan baik (62%) tidak baik (38%), penularan memiliki pengetahuan baik (78%) tidak baik (22%), dan pencegahan memiliki pengetahuan baik (58%) tidak baik (42%).  Kesimpulannya masyarakat yang memiliki pengetahuan tidak baik masih cukup banyak, berdasarkan sub variabel yang perlu ditingkatkan mengenai pencegahan. Saran untuk tenaga kesehatan adalah memberikan edukasi mengenai pencegahan COVID-19 secara terus menerus sehingga sumber informasi yang didapatkan jelas. Kata Kunci: COVID-19, Masyarakat, Pencegahan, Pengetahuan, Penularan 
MANAJEMEN DIRI PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 SELAMA PANDEMI COVID-19 Santi Mulyani; Sri Hartati Pratiwi; Dadang Purnama
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah Vol. 2 No. 8 (2023): SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah, Agustus 2023
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/sentri.v2i8.1331

Abstract

Dampak yang ditimbulkan akibat pandemi COVID-19 yaitu terganggunya manajemen diri pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran manajemen diri pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Masa Pandemi COVID-19. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30 dengan kriteria pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang sudah menderita Diabetes melitus >3 bulan. Penelitian ini menggunakan kuesioner Diabetes Self Management Instrument (DSMI) yang terdiri dari 5 domain. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden memiliki perilaku manajemen diri sedang. Berdasarkan domain integrasi diri sebagian besar responden memiliki perilaku manajemen diri sedang, domain regulasi diri, interaksi dengan petugas kesehatan, periksa gula darah sendiri sebagian besar responden memiliki perilaku manajemen diri rendah, sementara domain kepatuhan terhadap pengobatan sebagian besar responden memiliki perilaku manajemen diri tinggi. Oleh karena itu, perawat komunitas diharapkan dapat memaksimalkan perannya sebagai health educator serta program khusus pasien DM seperti edukasi kesehatan, senam diabetes, pengecekan kadar gula darah dan konsultasi terkait penyakit serta mengoptimalkan kunjungan rumah.
AROMATERAPI LAVENDER UNTUK MENGATASI NYERI PADA PASIEN DENGAN POST OPERASI OPEN FRACTURE CALCANEUS SINISTRA: STUDI KASUS Chandra Kirana Khairunnisa; Urip Rahayu; Sri Hartati Pratiwi
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah Vol. 3 No. 3 (2024): SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah, Maret 2024
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/sentri.v3i3.2356

Abstract

Calcaneus merupakan tulang tarsal terbesar dan berfungsi untuk menopang tubuh. Fraktur calcaneus merupakan kejadian yang jarang terjadi sekitar 1-2% dari seluruh fraktur. Fraktur perlu ditangani segera, salah satunya dengan pembedahan yang dapat menimbulkan nyeri setelahnya. Manajemen nyeri yang dapat dilakukan salah satunya yaitu dengan aromaterapi lavender. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan teknik relaksasi aromaterapi lavender dalam mengurangi nyeri pada pasien post operasi open fracture calcaneus sinistra. Metode penelitian ini merupakan studi kasus deskriptif kualitatif dengan single case design pada pasien post operasi open fracture calcaneus sinistra dan diberikan intervensi teknik relaksasi aromaterapi lavender, kemudian dilakukan evaluasi skala nyeri menggunakan Numeric Pain Scale. Hasil penelitian ini yaitu setelah diberikan intervensi menggunakan terapi relaksasi aromaterapi lavender yang disertai dengan analgesik terdapat penurunan skala nyeri pada pasien dari skala 5 menjadi 3. Kesimpulan studi kasus ini menunjukan bahwa pemberian teknik relaksasi aromaterapi lavender yang disertai analgesic mudah digunakan serta dapat menurunkan skala nyeri pada pasien post operasi open fracture calcaneus sinistra.