Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Film Dokumenter Nguri-Uri Banyumasan sebagai Arsip Digital Kebudayaan Banyumas yang Terancam Punah Ferdinanda, M.Sn; Elianna Gerda Pertiwi; riri irma suryani
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v18i2.3268

Abstract

Dalam stastistik Kebudayaan Indonesia tahun 2019, memaparkan bahwa Indonesia memiliki 2.744 warisan budaya benda, 819 Warisan budaya tak benda, dan 2700 kesenian yang tersebar dalam 34 provinsi. Dari sekian banyak kebudayaan yang ada di Indonesia, dalam tulisan ini penulis akan berfokus pada kebudayaan yang terdapat di daerah Banyumas. Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas meliris beberapa kesenian asli Bayumas yang terancam punah, yaitu: Gondolio, Tari Buncis, Dhalang Jemblung, Sintren, Rengkong, Cepetan, Rinding, dan Baritan. Sumber ide penciptaan dalam karya film dokumenter berjudul Nguri-uri Banyumasan ini berupa kebudayaan asli Banyumas yang terancam punah. Proses pembuatan film ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu pra produksi, Produksi dan Pasca Produksi. Film Dokumenter ini mendeskripsikan beberapa budaya tradisional Banyumas yang terancan punah, dengan tujuan menyediakan alternatif media informasi dalam bentuk digital. Hal ini dilakukan sebagai upaya pelestarian kebudayaan tradisional Banyumas dari kepunahan.
Archipelago's Strategy in the Authentic Culinary Banyumas Video Clip (Visual and Cultural Aesthetic Analysis) Ferdinanda Ferdinanda; Galih Putra Pamungkas; Riri Irma Suryani
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 5, No 1 (2022): Budapest International Research and Critics Institute February
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i1.3732

Abstract

The existence of traditional culinary is now starting to be difficult to find in the community, including traditional culinary Banyumas, which has a variety of traditional cuisine, including Gethuk Goreng, Lanting, Nopia, Soto Sokaraja, Jenang Jaket or Wajik Klethik, Kraca, Mendoan Banyumas, Jalabiya, Intil, Badeg, Soft and a variety of other traditional foods and drinks. As a generation that is close to technology and information, culinary producers must of course focus on the younger generation segment as their target. This is also supported by the presence of social media which facilitates the distribution of information to target consumers. The video clip titled Banyumas Authentic Culinary (BAC) is a 2-minute video circulating on social media Instagram. This clip was first published in mid-September 2021, and was able to attract more than 20,000 viewers within 3 days of being published. BAC focuses more on visualizing details of several traditional Banyumas culinary specialties. The BAC video will be analyzed descriptively in dark and light colors, contrast guides, rhythm guides, creativity theory, aesthetic form theory, and cultural integration.
Utilizing appropriate technology for enhancing production and digital marketing of traditional food through a website Muhamad Azrino Gustalika; Aditya Wijayanto; Riri Irma Suryani
Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang Vol 8, No 3 (2023): August 2023
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/abdimas.v8i3.11031

Abstract

Serayu Larangan Village in Purbalingga has MSMEs in the form of typical food, namely Jenang and Wajik "Jati Rasa". This MSME was founded during the Covid 19 pandemic. This MSME had problems in production and marketing. So far they have only used manual methods both in Jenang production and in sales. This service aims to help these MSMEs in increasing Jenang production and product marketing. The method used is a prototype for making tools to increase Jenang production and digital marketing to find out how important digital marketing is using a website for MSMEs to increase product marketing. The results achieved in this service are that participants can use automatic Jenang processing machines and coconut presses well and the electricity used is only 1 PS or the equivalent of 735 watts, and by using digital marketing with a website they can increase marketing globally and can be accessed anywhere and make sales effective and efficient from manual to automatic.
PERMAINAN KARTU SILA SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PKN KELAS IV DI SDIT ASSALAMAH UNGARAN Ristiana Suci Wulandari; Riri Irma Suryani; Emmareta Fauziah
ASKARA: Jurnal Seni dan Desain Vol 2 No 1 (2023): ASKARA: Jurnal Seni dan Desain
Publisher : LPPM Institut Teknologi Telkom Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/askara.v2i1.1063

Abstract

Tingkat keberhasilan pembelajaran salah satunya bergantung pada media pembelajaran yang digunakan. Diperlukan pemilihan media pembelajaran yang baik, efektif, dan tepat guna menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik. Pada umunya, salah satu media pembelajaran yang paling efektif dan disukai oleh peserta didik yaitu kartu bergambar. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada studi kasus di SDIT Assalamah Ungaran menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran PKn Kelas IV belum maksimal dan efektif. Peserta didik sangat menantikan kehadiran media pembelajaran yang menghadirkan kebersamaan dengan teman-temannya dalam proses belajar. Dari permasalahan upaya meningkatkan keefektifan dan mengoptimalkan media pembelajaran pada Mata Pelajaran PKn, dirancang sebuah kartu media pembelajaran bertemakan nilai-nilai Pancasila sebagai media pembelajaran peserta didik. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan dan mengetahui suatu masalah secara terperinci. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini berupa deksriptif yang bertujuan agar peneliti bisa mendeskripsikan keadaan yang akan diamati di lapangan secara spesifik dan mendalam. Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data penelitian menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis SWOT. Kemudian konsep perancangan ini menggunakan teori Jesse Schell yang menjelaskan tentang mekanik, story, estetika, dan teknologi. Hasil dari perancangan ini adalah permainan kartu sebagai media utama yang dilengkapi dengan ilustrasi gambar penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan bunyi sila 1 sampai dengan sila 5. Kartu ini didukung dengan media pendukung berupa kemasan poster, topi, stand, dan sebagainya.
Perancangan Film Dokumenter “Parsan” Sebagai Apresiasi terhadap Sosok Parsan, Pelukis Poster Manual Bioskop Rajawali Purwokerto: - Riri Irma Suryani; Dwi Chandra Purnamasari; Yosef Yulius
Besaung : Jurnal Seni Desain dan Budaya Vol. 8 No. 2 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jsdb.v8i2.3249

Abstract

As technology develops rapidly from era to era, who would have thought that there would still be people who maintain the traditional style in conveying their messages. Parsan, is a traditional poster painter at the Rajawali Cinema, Purwokerto, who has been dedicating himself as a film poster painter for decades. The planning of this documentary film is an effort to appreciate the figure of Parsan. Documentary Film is a film that contains data, facts and actual events about the life and daily life of Parsan, a 57 year old man at Rajawali Cinema Purwokerto which has been established since 1980. The research method used is a qualitative method with 5W+1H data analysis to determine the point of view and perspective used in the storyline. The stages of documentary film production start from research, data collection, data analysis, creating a story synopsis, writing a treatment script, production and then the editing process for the Parsan film. This research aims to design a documentary film that depicts Parsan's life, as the figure behind the manual film poster paintings at the Rajawali Cinema, Purwokerto. The film aims to be a medium for appreciation of the figure of Parsan, who so far not many people know about his dedication. This documentary film has been screened at several film festivals, one of which was nominated at the NETPAC-Jogja Asian Film Festival and received a screening contract with BioskopOnline.id.
Perancangan Karakter Personifikasi Mandau Uyau Man Kan Berbasis Budaya Dayak Kalimantan Timur Ajeng Tita Negoro; Riri Irma Suryani; Nurhadi Nurhadi
Jurnal Riset Rumpun Seni, Desain dan Media Vol. 2 No. 1 (2023): April : Jurnal Riset Rumpun Seni, Desain dan Media
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrsendem.v2i1.1766

Abstract

This project focuses on the significant role of the gaming industry as an agent for spreading popular culture and global lifestyle from various countries, as well as its potential impact on local culture. Especially in the Indonesian market, the penetration of foreign cultures through digital platforms has become a phenomenon that has an impact on local cultural identity. However, as a successful example, Japan in promoting its traditional culture through media such as games, anime, and other products, provides inspiration for an approach that has the potential to strengthen the sustainability of local culture. This design aims to explain how character design in the game industry can be adopted as a tool to introduce and describe cultural values, myths, and philosophies of the East Kalimantan Dayak tribe. This approach will involve developing character designs that take references from the traditions and local wisdom of the Dayak tribe. The design will be a means of providing a unique and engaging visual experience, while simultaneously responding to concerns about the preservation of traditional culture. The methodology used in this research is a design thinking approach with a 5W+1H analysis approach. These design steps would result in a character called "Uyau Man Kan," which has its roots in the traditional folklore of the Dayak people of East Kalimantan. This character is not only a visual manifestation of the culture, but also a bridge for a deeper understanding of the cultural heritage of the Dayak tribe.
UPAYA PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA PEREMPUAN MELALUI FILM OMNIBUS: “DON’T JUST SHUT UP” Gusnita Linda; Riri Irma Suryani; Laurensius Windy Octanio Haryanto; Emmareta Fauziah
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 7 No. 1 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v7i1.2028

Abstract

Berbagai laporan dari lembaga terkait mencatat peningkatan kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan setiap tahunnya. Kekerasan seksual nyatanya dapat terjadi di mana saja. Lingkungan yang tadinya terlihat aman dan nyaman, seperti rumah, sekolah, dan tempat kerja nyatanya tak dapat memberikan jaminan keamanan. Urgensi terhadap edukasi dan kampanye yang aktif mendukung pencegahan dan penanganan kekerasan seksual sangat diperlukan terutama menggunakan media yang cukup dekat dengan masyarakat, yaitu media film bercerita. Untuk itu penelitian ini merancang film omnibus yang diberi judul “Don’t Just Shut Up” dengan tiga sasaran utama.  Yaitu sebagai media kampanye pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual terhadap anak, remaja, dan orang dewasa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan memanfaatkan data studi pustaka terkait studi kampanye pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual. Pada tahap pelaksanaannya, pembuatan video menggunakan tiga tahap produksi, yaitu proses Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi. Tahapan pra produksi ini merupakan tahapan awal dari sebuah produksi video. Tahap kedua, proses produksi berisikan tahapan perekaman gambar, baik secara indoor maupun outdoor. Tahap pasca produksi merupakan tahapan proses editing hasil perekaman gambar (shooting), evaluasi hasil editing dan finalisasi karya. Sehingga hasil akhir penelitian ini nantinya berupa video film pendek omnibus sebagai media kampanye, pencegahan, dan penanggulangan kekerasan seksual bagi anak, remaja, dan orang dewasa. Various reports from relevant institutions recorded an increase in cases of sexual violence against children and women every year. Sexual violence can actually occur anywhere. Environments that previously looked safe and comfortable, such as homes, schools, and workplaces, in fact cannot provide security guarantees. The urgency of education and campaigns that actively support the prevention and handling of sexual violence is very necessary, especially using media that is quite close to the community, namely the medium of storytelling films. This design is in the form of short film video content consisting of three main targets or called omnibus films. Namely as a campaign media for the prevention and control of sexual violence against children, adolescents, and adults. This research uses a descriptive qualitative method by utilizing literature study data related to the study of sexual violence prevention and countermeasures campaign. At the implementation stage, video creation uses three stages, namely the Pre-Production, Production, and Post-Production processes. This pre-production stage is the initial stage of a video production. The second stage, the production process contains the stages of image recording, both indoors and outdoors. The post-production stage is the stage of the process of editing the results of recording images (shooting), evaluating the results of editing and presenting works. So that the final results of this study will be in the form of omnibus short film videos as a medium for campaigning, prevention, and countermeasures of sexual violence for children, adolescents, and adults.