This Author published in this journals
All Journal GIZI INDONESIA
Edith Sumedi, Edith
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

GAMBARAN KONSUMSI ZAT GIZI ANAK UMUR 6 BULAN – 12 TAHUN DI INDONESIA Widodo, Yekti; Sandjaja, nFN; Sumedi, Edith
GIZI INDONESIA Vol 36, No 2 (2013): September 2013
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v36i2.142

Abstract

Prevalensi gangguan gizi pada anak di Indonesia terutama stunting masih cukup tinggi dan menempati posisi kelima terbesar di dunia. Penyebab multi sektoral gangguan gizi termasuk makanan, kesehatan dan pola asuh. Di tingkat individu, penyebab langsung gangguan gizi tersebut adalah masih rendahnya kuantitas konsumsi makanan dan rendahnya kualitas bahan makanan yang dikonsumsi,  serta adanya penyakit infeksi. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi makanan anak di Indonesia. Studi SEANUTS dilakukan di 48 kabupaten di wilayah perkotaan dan perdesaan. Data tingkat kecukupan konsumsi zat gizi anak Indonesia umur 6 bulan-12 tahun diperoleh dengan metode recall 1x24 jam yang meliputi 3600 anak. Konversi bahan makanan yang dikonsumi ke dalam zat gizi dilakukan berdasarkan daftar komposisi bahan makanan Indonesia dan tingkat kecukupan konsumsi zat gizi dihitung berdasarkan AKG Indonesia. Hasilnya menunjukkan rata-rata tingkat  kecukupan konsumsi energi, vitamin A, asam folat, vitamin C, kalsium, dan besi masih di bawah AKG (44-77%), sedangkan rata-rata tingkat kecukupan konsumsi protein dan fosfor sudah di atas AKG (106-114%). Rata-rata tingkat kecukupan konsumsi zat gizi tertinggi adalah kelompok umur 6-11 bulan dan terendah kelompok umur 9-12 tahun. Proporsi anak dengan tingkat konsumsi zat gizi di bawah AKG tertinggi pada kelompok umur 9-12 tahun dan terendah umur 6-11 bulan. Dapat disimpulkan bahwa anak-anak pada kelompok umur lebih tua, dengan ibu berpendidikan rendah, kuintil sosial ekonomi rendah, dan tinggal di perdesaan, mempunyai risiko lebih tinggi mengonsumsi zat gizi di bawah AKGABSTRACTDIETARY INTAKE OF INDONESIAN CHILDREN 6 MONTH - 12 YEAR OF AGEThe prevalence of undernutrition in Indonesia is still high. Stunting, one type of undernutrition with the highest prevalence is rank number five in the world. The multisectoral causes of undernutrition include food, health, and caring practices. At individual level, the immediate causes are inadequate and low quality of dietary intake and infectious disease. This SEANUTS study aimed to assess dietary intake among children in Indonesia. The study was conducted in 48 districts covering urban and rural areas of 3,600 children 6 month-12 years of age. Dietary intake was assessed by 1x24 hour dietary recall by trained nutritionists. Indonesian food composition tables were used to calculate nutrient contents and then compared the nutrient intakes to Indonesian recommended dietary allowances (RDA) to assess their adequacy. The overall results showed that the average intakes of energy, vitamin A, vitamin C, folate, iron, and calsium and phosphor were still below the RDA (44-77%), while protein and phosphor were above the RDA (106-114%). The inadequacy varies among age group, the older the children the more deficit of nutrient intake. The highest average intake was among  children 6-11 month of age groups and lowest is among children 9-12 year of age. By using cut-off point of Indonesian RDA, there were still high proportion of children deficit in nutrient intakes. It is concluded that children of older age group, living with low maternal education, low socioeconomic status, and in rural area were significantly higher risk of deficit in nutrient intake below RDA. Keywords: nutrient consumption, RDA, Indonesian children
POLA KONSUMSI ANAK UMUR 6 BULAN – 12 TAHUN DI INDONESIA Sumedi, Edith; Widodo, Yekti; Sandjaja, nFN
GIZI INDONESIA Vol 36, No 2 (2013): September 2013
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v36i2.141

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan anak berada dalam pengaruh dan pengasuhan orang tuanya, dan gizi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan, kesehatan dan perkembangan anak. Salah satu penyebab tingginya prevalensi kurang gizi di Indonesia adalah kurang baiknya pola asuh anak, pola konsumsi anak, dan ketersediaan makan keluarga. South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) di Indonesia dilaksanakan di 48 kabupaten mencakup 7211 anak 6 bulan - 12 tahun. Pola konsumsi anak menggunakan Food Frequency Questionnaires (FFQ) melalui wawancara pola kebiasaan makan satu bulan terakhir meliputi frekuensi jenis makanan sehari, seminggu atau sebulan, cara pengolahan dan cara penyajian, merek (jika ada) berdasarkan kelompok sumber zat gizi yaitu makanan pokok, protein hewani dan nabati, sayur, buah, jajanan, minuman dan susu. Analisis data deskriptif yang menurut daerah dan dibagi menjadi 5 kelompok umur 6-11 bulan, 1-2 tahun, 3-5 tahun, 6-8 tahun dan 9-12 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola konsumsi anak umur 6-11 bulan hampir sama di kota maupun di desa. Variasi bahan makanan lebih banyak dijumpai pada kelompok umur yang lebih tua dan terdapat perbedaan pola makan antara perkotaan dan perdesaan. Konsumsi makanan pokok tidak berbeda antara perkotaan dan perdesaan. Frekuensi makan sayur dan buah masih rendah di kedua daerah. Anak di perkotaan lebih sering mengonsumsi daging unggas, daging sapi, telur, tahu, bayam, wortel, susu/produk susu, minuman gelas/serbuk, sedangkan di perdesaan lebih sering mengonsumsi ikan laut, tempe, kangkung, jajanan ‘chiki’ dan sejenisnya. Masih diperlukan peningkatan perilaku hidup sehat dengan memperbaiki pola makan gizi seimbang.ABSTRACT FOOD PATTERN OF INDONESIAN CHILDREN 6 MONTH - 12 YEAR OF AGE Child growth and development under the nurture and care of their parents, and nutrition as a factor in growth, health and development of children. Many factors associated with high prevalence of malnutrition are caring pattern of children, inadequate food consumptions and food patterns, and household food availability. The South East Asian Nutrition Survey (SEANUTS) in Indonesia conducted in 48 districts collected data on food consumption pattern of 7,211 children 6 month - 12 year of age. Food consumption pattern was collected by using food frequency questionnaires (FFQ) to describe food habits based on daily, weekly, and monthly frequency of food items by interviewing mothers. Food items collected from all food groups such as foods source of carbohydrates, animal and plant proteins, vitamin and mineral source from vegetables and fruits, milk and milk products, snacks, and beverages. Descriptive analysis was used to describe food consumption pattern by residence and 5 age groups 6-11 month, 1-2, 3-5, 6-8, and 9-12 year of age. Result showed similarity of food consumption pattern in urban and rural area in youngest age group. The variety of food items consumed by older age groups is more than those in younger ones, and as also found in urban than rural areas. There was similarity in staple food and less consumption of vegetable and fruit in urban than rural areas across age groups. The frequency of white meat, red meat, egg, tofu, spinach, carrot, dairy products, and beverages was higher in urban than rural areas. The frequency of salty fish, tempeh, swamp cabbage, “chiki’ snack was higher in rural than urban areas. Healthy living and balance diet (Gizi Seimbang) promotion of all food groups particularly vegetable and fruit should be revitalized.  Keywords: food pattern, food frequency, Indonesian children
DESAIN PENELITIAN SOUTH-EAST ASIAN NUTRITION SURVEY (SEANUTS) DI INDONESIA Sandjaja, nFN; Budiman, Basuki; Harahap, Heryudarini; Ernawati, Fitrah; Soekatri, Moesijanti; Widodo, Yekti; Sumedi, Edith; Sofia, Gustina; Effendi, Rustan; Syarief, Hidayat; Minarto, nFN
GIZI INDONESIA Vol 36, No 2 (2013): September 2013
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v36i2.136

Abstract

South-East Asian Nutrition Survey (SEANUTS) merupakan multi-center study yang dilakukan di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam yang diprakarsai oleh FrieslandCampina Belanda tahun 2011 untuk mengetahui besaran masalah gizi utama di masing-masing negara. SEANUTS merupakan studi komprehensif gizi yang mengumpulkan data antropometri gizi (berat, tinggi badan, tinggi duduk, lapisan lemak bawah kulit, lingkaran lengan atas, lebar lengan tangan, siku, lutut), biokimia gizi (vitamin A, D, Hb, ferritin, DHA), iodium urine, perkembangan mental/ kognitif dan motorik, aktivitas fisik, kualitas tulang, konsumsi makanan, dan morbiditas. Tulisan ini menjelaskan desain umum SEANUTS. Desain SEANUTS adalah studi potong lintang (cross-sectional). Sampel adalah anak umur 0,5-12,9 tahun sebanyak 7211 anak yang dipilih dengan metode two-stage randomized cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengamatan, pengukuran, dan pemeriksaan sesuai dengan data yang dikumpulkan. Enumerator terlatih mengumpulkan data morbiditas, antropometri, aktivitas fisik, kualitas tulang, perkembangan mental dan kognisi, konsumsi makanan, urin. Pemeriksaan klinis oleh tenaga medis setempat, pengambilan darah oleh plebotomis. Tulisan-tulisan dalam nomor majalah ini berisi hasil deskriptif tentang besaran masalah gizi makro dan mikro di Indonesia, konsumsi makanan, aktivitas fisik, dan perkembangan mental, sedangkan tulisan ini menjelaskan desain umum SEANUTS
POLA KONSUMSI ANAK UMUR 6 BULAN – 12 TAHUN DI INDONESIA Sumedi, Edith; Widodo, Yekti; Sandjaja, nFN
GIZI INDONESIA Vol 36, No 2 (2013): September 2013
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.548 KB)

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan anak berada dalam pengaruh dan pengasuhan orang tuanya, dan gizi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan, kesehatan dan perkembangan anak. Salah satu penyebab tingginya prevalensi kurang gizi di Indonesia adalah kurang baiknya pola asuh anak, pola konsumsi anak, dan ketersediaan makan keluarga. South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) di Indonesia dilaksanakan di 48 kabupaten mencakup 7211 anak 6 bulan - 12 tahun. Pola konsumsi anak menggunakan Food Frequency Questionnaires (FFQ) melalui wawancara pola kebiasaan makan satu bulan terakhir meliputi frekuensi jenis makanan sehari, seminggu atau sebulan, cara pengolahan dan cara penyajian, merek (jika ada) berdasarkan kelompok sumber zat gizi yaitu makanan pokok, protein hewani dan nabati, sayur, buah, jajanan, minuman dan susu. Analisis data deskriptif yang menurut daerah dan dibagi menjadi 5 kelompok umur 6-11 bulan, 1-2 tahun, 3-5 tahun, 6-8 tahun dan 9-12 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola konsumsi anak umur 6-11 bulan hampir sama di kota maupun di desa. Variasi bahan makanan lebih banyak dijumpai pada kelompok umur yang lebih tua dan terdapat perbedaan pola makan antara perkotaan dan perdesaan. Konsumsi makanan pokok tidak berbeda antara perkotaan dan perdesaan. Frekuensi makan sayur dan buah masih rendah di kedua daerah. Anak di perkotaan lebih sering mengonsumsi daging unggas, daging sapi, telur, tahu, bayam, wortel, susu/produk susu, minuman gelas/serbuk, sedangkan di perdesaan lebih sering mengonsumsi ikan laut, tempe, kangkung, jajanan ‘chiki’ dan sejenisnya. Masih diperlukan peningkatan perilaku hidup sehat dengan memperbaiki pola makan gizi seimbang.ABSTRACT FOOD PATTERN OF INDONESIAN CHILDREN 6 MONTH - 12 YEAR OF AGE Child growth and development under the nurture and care of their parents, and nutrition as a factor in growth, health and development of children. Many factors associated with high prevalence of malnutrition are caring pattern of children, inadequate food consumptions and food patterns, and household food availability. The South East Asian Nutrition Survey (SEANUTS) in Indonesia conducted in 48 districts collected data on food consumption pattern of 7,211 children 6 month - 12 year of age. Food consumption pattern was collected by using food frequency questionnaires (FFQ) to describe food habits based on daily, weekly, and monthly frequency of food items by interviewing mothers. Food items collected from all food groups such as foods source of carbohydrates, animal and plant proteins, vitamin and mineral source from vegetables and fruits, milk and milk products, snacks, and beverages. Descriptive analysis was used to describe food consumption pattern by residence and 5 age groups 6-11 month, 1-2, 3-5, 6-8, and 9-12 year of age. Result showed similarity of food consumption pattern in urban and rural area in youngest age group. The variety of food items consumed by older age groups is more than those in younger ones, and as also found in urban than rural areas. There was similarity in staple food and less consumption of vegetable and fruit in urban than rural areas across age groups. The frequency of white meat, red meat, egg, tofu, spinach, carrot, dairy products, and beverages was higher in urban than rural areas. The frequency of salty fish, tempeh, swamp cabbage, “chiki’ snack was higher in rural than urban areas. Healthy living and balance diet (Gizi Seimbang) promotion of all food groups particularly vegetable and fruit should be revitalized.  Keywords: food pattern, food frequency, Indonesian children
DESAIN PENELITIAN SOUTH-EAST ASIAN NUTRITION SURVEY (SEANUTS) DI INDONESIA Sandjaja, nFN; Budiman, Basuki; Harahap, Heryudarini; Ernawati, Fitrah; Soekatri, Moesijanti; Widodo, Yekti; Sumedi, Edith; Sofia, Gustina; Effendi, Rustan; Syarief, Hidayat; Minarto, nFN
GIZI INDONESIA Vol 36, No 2 (2013): September 2013
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.095 KB)

Abstract

South-East Asian Nutrition Survey (SEANUTS) merupakan multi-center study yang dilakukan di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam yang diprakarsai oleh FrieslandCampina Belanda tahun 2011 untuk mengetahui besaran masalah gizi utama di masing-masing negara. SEANUTS merupakan studi komprehensif gizi yang mengumpulkan data antropometri gizi (berat, tinggi badan, tinggi duduk, lapisan lemak bawah kulit, lingkaran lengan atas, lebar lengan tangan, siku, lutut), biokimia gizi (vitamin A, D, Hb, ferritin, DHA), iodium urine, perkembangan mental/ kognitif dan motorik, aktivitas fisik, kualitas tulang, konsumsi makanan, dan morbiditas. Tulisan ini menjelaskan desain umum SEANUTS. Desain SEANUTS adalah studi potong lintang (cross-sectional). Sampel adalah anak umur 0,5-12,9 tahun sebanyak 7211 anak yang dipilih dengan metode two-stage randomized cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengamatan, pengukuran, dan pemeriksaan sesuai dengan data yang dikumpulkan. Enumerator terlatih mengumpulkan data morbiditas, antropometri, aktivitas fisik, kualitas tulang, perkembangan mental dan kognisi, konsumsi makanan, urin. Pemeriksaan klinis oleh tenaga medis setempat, pengambilan darah oleh plebotomis. Tulisan-tulisan dalam nomor majalah ini berisi hasil deskriptif tentang besaran masalah gizi makro dan mikro di Indonesia, konsumsi makanan, aktivitas fisik, dan perkembangan mental, sedangkan tulisan ini menjelaskan desain umum SEANUTS
GAMBARAN KONSUMSI ZAT GIZI ANAK UMUR 6 BULAN – 12 TAHUN DI INDONESIA Widodo, Yekti; Sandjaja, nFN; Sumedi, Edith
GIZI INDONESIA Vol 36, No 2 (2013): September 2013
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.248 KB)

Abstract

Prevalensi gangguan gizi pada anak di Indonesia terutama stunting masih cukup tinggi dan menempati posisi kelima terbesar di dunia. Penyebab multi sektoral gangguan gizi termasuk makanan, kesehatan dan pola asuh. Di tingkat individu, penyebab langsung gangguan gizi tersebut adalah masih rendahnya kuantitas konsumsi makanan dan rendahnya kualitas bahan makanan yang dikonsumsi,  serta adanya penyakit infeksi. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi makanan anak di Indonesia. Studi SEANUTS dilakukan di 48 kabupaten di wilayah perkotaan dan perdesaan. Data tingkat kecukupan konsumsi zat gizi anak Indonesia umur 6 bulan-12 tahun diperoleh dengan metode recall 1x24 jam yang meliputi 3600 anak. Konversi bahan makanan yang dikonsumi ke dalam zat gizi dilakukan berdasarkan daftar komposisi bahan makanan Indonesia dan tingkat kecukupan konsumsi zat gizi dihitung berdasarkan AKG Indonesia. Hasilnya menunjukkan rata-rata tingkat  kecukupan konsumsi energi, vitamin A, asam folat, vitamin C, kalsium, dan besi masih di bawah AKG (44-77%), sedangkan rata-rata tingkat kecukupan konsumsi protein dan fosfor sudah di atas AKG (106-114%). Rata-rata tingkat kecukupan konsumsi zat gizi tertinggi adalah kelompok umur 6-11 bulan dan terendah kelompok umur 9-12 tahun. Proporsi anak dengan tingkat konsumsi zat gizi di bawah AKG tertinggi pada kelompok umur 9-12 tahun dan terendah umur 6-11 bulan. Dapat disimpulkan bahwa anak-anak pada kelompok umur lebih tua, dengan ibu berpendidikan rendah, kuintil sosial ekonomi rendah, dan tinggal di perdesaan, mempunyai risiko lebih tinggi mengonsumsi zat gizi di bawah AKGABSTRACTDIETARY INTAKE OF INDONESIAN CHILDREN 6 MONTH - 12 YEAR OF AGEThe prevalence of undernutrition in Indonesia is still high. Stunting, one type of undernutrition with the highest prevalence is rank number five in the world. The multisectoral causes of undernutrition include food, health, and caring practices. At individual level, the immediate causes are inadequate and low quality of dietary intake and infectious disease. This SEANUTS study aimed to assess dietary intake among children in Indonesia. The study was conducted in 48 districts covering urban and rural areas of 3,600 children 6 month-12 years of age. Dietary intake was assessed by 1x24 hour dietary recall by trained nutritionists. Indonesian food composition tables were used to calculate nutrient contents and then compared the nutrient intakes to Indonesian recommended dietary allowances (RDA) to assess their adequacy. The overall results showed that the average intakes of energy, vitamin A, vitamin C, folate, iron, and calsium and phosphor were still below the RDA (44-77%), while protein and phosphor were above the RDA (106-114%). The inadequacy varies among age group, the older the children the more deficit of nutrient intake. The highest average intake was among  children 6-11 month of age groups and lowest is among children 9-12 year of age. By using cut-off point of Indonesian RDA, there were still high proportion of children deficit in nutrient intakes. It is concluded that children of older age group, living with low maternal education, low socioeconomic status, and in rural area were significantly higher risk of deficit in nutrient intake below RDA. Keywords: nutrient consumption, RDA, Indonesian children