Ghinaya Ummul Mukminin
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Adaptasi Alat Ukur Workplace Incivility Scale Meisya Putri Nadilla; Salma Fairuz Afifah; Sari Kusuma Dwi Putri; Ghinaya Ummul Mukminin; Diah Zaleha Wyandini
JURNAL PSIKOLOGI INSIGHT Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/insight.v5i2.62705

Abstract

AbstractIncivility is undeniable in modern organizations and almost in all industries (Hendryadi, 2018). Therefore, the researcher wants to adapt the Workplace Incivility Scale from Jimenez et al., (2018) measuring tool with a Cronbach's alpha reliability of 0,87. Adapted measuring instruments are given to employees or individuals who are currently working in West Java with an age range of 20- 60 years. The adjusted workplace incivility scale has a Cronbach Alpha reliability value of 0,937 and a Corrected-Item Total Correlation that exceeds 0.20 without removing the original item so that this measuring tool is feasible to use. The results of this study resulted in 6 factor extractions by adding 3 new dimensions, namely coworker impoliteness, impolite provocation, leader impoliteness, suspicion in the work environment, and distrust of leaders.AbstrakKetidaksopanan merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri terjadi dalam organisasi modern dan hampir di semua industry (Hendryadi, 2018). Penelitian ini bertujuan untuk mengadaptasi alat ukur Workplace Incivility Scale dari Jimenez et al., (2018) dengan reliabilitas Cronbach’s alpha sebesar 0,87. Partisipan dengan rentang usia 20-60 tahun. Workplace incivility scale yang sudah diadaptasi memiliki nilai reliabilitas Cronbach Alpha sebesar 0,937 dan Corrected-Item Total Correlation yang melebihi 0,20 tanpa membuang item asli sehingga alat ukur ini layak untuk dipakai. Hasil penelitian ini menghasilkan 6 ekstraksi faktor dengan menambahkan tiga dimensi baru yakni ketidaksopanan rekan kerja, provokasi ketidaksopanan, ketidaksopanan pimpinan, kecurigaan di lingkungan kerja, lingkungan kerja, dan ketidakpercayaan pemimpin
Adaptasi Alat Ukur Online Shopping Addiction Scale Fuad Mohamad Al-Ghiffari; Irfan Abdul Gani; Diah Zaleha Wyandini; Ghinaya Ummul Mukminin
JURNAL PSIKOLOGI INSIGHT Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/insight.v6i2.62847

Abstract

Adiksi berbelanja online merupakan tendensi perilaku berbelanja melalui internet yang kompulsif, berlebihan, serta bermasalah yang menimbulkan konsekuensi dalam hal ekonomi, sosial, dan emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengadaptasi alat ukur The Online Shopping Addiction Scale dari Zhao et al. (2017) ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian dilakukan kepada 159 partisipan dengan rentang usia 18-24 tahun, yang terdiri dari 35 orang laki-laki dan 124 orang perempuan. Alat ukur terdiri dari 18 item yang mengukur keenam dimensi yang memiliki reliabilitas 0,882 dan hasil perhitungan KMO MSA dan Bartlett's Test dari SPSS versi 27 menunjukkan nilai statistik sebesar 0,855. Berdasarkan perhitungan total variance explained didapatkan nilai sebesar 66,977 persen sehingga dapat disimpulkan  bahwa alat ukur ini valid karena memiliki nilai di atas 50 persen. Nilai perhitungan ekstraksi pada alat ukur ini menghasilkan 6 faktor, sama dengan blueprint awal, tetapi dengan jumlah dan kelompok item yang berbeda.
Optimisme Anak Didik Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandung Menuju Masa Reentry Eka Fauziyya Zulnida; Ghinaya Ummul Mukminin; Muhammad Ariez Musthofa; Sitti Chotidjah
JURNAL PSIKOLOGI INSIGHT Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/insight.v7i1.63554

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran optimisme dan faktor-faktor yang mendukung optimisme pada Anak didik Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandung menunju proses re-entry. Optimisme merupakan ekspektasi positif seseorang mengenai masa depannya, sementara re-entry merupakan proses anak didik kembali lagi ke masyarakat. Penulisan ini dilakukan kepada dua orang anak didik dengan kasus Narkoba dan Pelanggaran terhadap Ketertiban. Penggalian informasi dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam, dan teknik analisis data studi kasus menggunakan tematik analisis. Hasil penulisan ini menunjukan bahwa terdapat dua pendekatan dalam ekspektasi positif anak didik terhadap masa depannya yaitu ekspektasi berkaitan dengan karir dan ekspektasi berkaitan dengan perubahan perilaku. Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi optimisme anak didik LPKA antara lain self efficacy, self acceptance, self evaluation, self image, religious coping, motivasi intrinsik dan ekstrinsik, serta regulasi emosi.
Development of student mental health scale Ghinaya Ummul Mukminin; Farhan Zakariyya; Helli Ihsan; Lira Fessia Damaianti; Siti Chotidjah; Asriani Cahya Fitria; Aulia Azmi Izzatulhaq; Daniela Pauleta Naomi; Krisbandaru Hayuningtyas; Wida Widiyani Putri
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 1 (2024): Inovasi Kurikulum, February 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i1.64298

Abstract

Mental health among high school (SMA) students is an important issue that needs attention. This research aims to develop a mental health scale for high school students, which is expected to be able to detect whether students have mental problems or not, so that students with problems can get fast and appropriate help. Apart from that, this scale is also expected to be able to see the extent to which students' mental development is good. This scale was developed based on three dimensions of mental health, namely peace with oneself, social interaction function, and basic and advanced psychological needs. The research method employed in this study is the quantitative method. Meanwhile the participants involved in this research were 1045 high school students consisting of students in grades 10-12. The analysis technique uses item-total correlation and exploratory factor analysis. The result was that 25 items had satisfactory item-total correlations with values ranging from 0.307 to 0.677. The results of the exploratory factor analysis that has been carried out are the formation of three dimensions with a different distribution of items from the initial design. Apart from that, this measuring tool also has a cumulative proportion of variance explained by factors of 0.434 and a model fit of CFI (0.910) and TLI (0.900). In the future, in-depth research is needed regarding the external validity of this mental health scale, which is correlated with other variables using convergent and discriminant validity methods. AbstrakKesehatan mental pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu permasalahan penting yang perlu menjadi perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat ukur kesehatan mental bagi siswa SMA, yang diharapkan dapat mendeteksi apakah siswa memiliki permasalahan mental atau tidak, sehingga siswa yang bermasalah bisa mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat. Selain itu, alat ukur ini juga diharapkan dapat melihat sejauh mana mental siswa berkembang dengan baik. Skala ini dikembangkan berdasarkan tiga dimensi kesehatan mental yaitu berdamai dengan diri sendiri, fungsi interaksi sosial, serta kebutuhan psikologis dasar dan lanjut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitaif, sedangkan partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 1045 siswa SMA terdiri dari siswa kelas 10-12. Teknis analisis menggunakan korelasi item-total dan analisis faktor eksploratori. Hasilnya 25 item memiliki korelasi item-total yang memuaskan dengan nilai antara 0.307 sampai 0.677. Hasil dari analisis faktor eksploratori yaitu terbentuknya tiga dimensi dengan sebaran item yang berbeda dari rancangan awal, selain itu alat ukur ini juga memiliki proporsi kumulatif varian yang dijelaskan oleh faktor sebesar 0.434 dan model fit CFI (0.910) dan TLI (0.900). Untuk selanjutnya, perlu penelitian mendalam mengenai validitas eksternal skala kesehatan mental ini yang dikorelasikan dengan variabel-variabel lain menggunakan metode validitas konvergen dan diskriminan.Kata Kunci: Evaluasi; kesehatan mental; siswa SMA; pengembangan alat ukur