Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM DIREKTORI PULAU BAKOSURTANAL DAN UNEP Pramono, Gatot H.; Rahadiati, Ati
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 10, No 1 (2008)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1974.949 KB)

Abstract

Sistem direktori pulau adalah salah satu cara dalam menyimpan dan menampilkan data dari pulau secara digital. Di dalam sistem tersebut tersimpan informasi yang berkaitan dengan suatu pulau seperti lokasi, luas, panjang garis pantai, jumlah penduduk, jenis ekosistem dan sebagainya. Dengan adanya sistem ini, pengguna dapat mencari informasi yang terkait dengan pulau secara mudah. BAKOSURTANAL telah membangun suatu sistem direktori pulau. Tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk membandingkan sistem direktori pulau ini dengan yang telah dikembangkan oleh UNEP. Diharapkan dengan mengetahui kelebihan dari sistem UNEP dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan sistem BAKOSURTANAL. Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem BAKOSURTANAL perlu diperbaiki dari segi kelengkapan data dan pengembangan ke aplikasi berbasis internet.ABSTRACTThe island directory system is a digital approach to store and display island data. Various information stored in the database are island location, area, shoreline, population and ecosystem. This system enables users to search and retrieve data efficiently. BAKOSURTANAL has developed such system. The paper is aimed to compare between BAKOSURTANAL and UNEP island directories. The positive aspects of TJNEP system will be used to improve BAKOSURTANAL system. The study recommends two points to be implemented: data completeness and web based system.Kata Kunci: Sistem Direktori Pulau, BAKOSURTANAL, UNEP Keywords: Island Directory, BAKOSURTANAL, UNEP
BUDIDAYA RUMPUT LAUT DAN DAYA DUKUNG PERAIRAN TIMUR INDONESIA Rahadiati, Ati; Dewayany, Dewayany; Hartini, Sri; Widjojo, Suharto; Windiastuti, Rizka
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 14, No 2 (2012)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.384 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2012.14-2.150

Abstract

Karakteristik kepulauan Indonesia dengan mayoritas wilayah permukiman berada di pesisir, ditunjang dengan luas wilayah lautnya yang mencakup hampir 70% luas wilayah NKRI, menjadikan laut sebagai salah satu tumpuan penyediaan kebutuhan pangan nasional. Rumput laut merupakan salah satu komoditas andalan rakyat di daerah pesisir. Budidaya ini berkembang karena merupakan salah satu usaha budidaya yang secara ekonomi maupun teknologi mudah dijangkau oleh masyarakat nelayan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kajian daya dukung budidaya rumput laut yang terintegrasi. Dengan berkembangnya usaha budidaya rumput laut di Konawe Selatan diharapkan akan menumbuhkan diversifikasi usaha bagi nelayan untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi ketergantungan terhadap sumberdaya alam seperti penangkapan ikan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode scoring untuk data spasial dan benefit cost ratio untuk analisa kelayakan usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perairan pesisir Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara sesuai untuk budidaya rumput laut. Analisa kelayakan usaha menunjukkan bahwa budidaya rumput laut layak dikembangkan di kabupaten ini dengan memperhatikan beberapa faktor antara lain kestabilan harga dan kelancaran pemasaran produk.Kata Kunci: Budidaya Rumput Laut, Daya Dukung, Konawe Selatan ABSTRACTCharacteristic of the Indonesian archipelago is that majority of the settlements are lining along the coastal area, and supported by the water area that reaching almost 70% of the territory, bring out the marine resources as one of the national main food sources. Seaweed is one of the commercial marine culture commodities that people in the coastal areas can cultured it easily. The aim of this research is to develop an integrated carrying capacity assessment of an integrated seaweed culture in Konawe Selatan. The development of seaweed culture is expected to bring implications to the diversity activities for fishermen to increase their income and less dependable to the natural resource products such as captured fishing. The method of scoring for spatial data and benefit cost ratio for the economy feasibility analysis were used in this study. The results show that the coastal waters of Konawe Selatan Regency are suitable for seaweed culture. However, the culture activities should also consider the factors of price stability and marketing of the product.Keywords: Seaweed Culture, Carrying Capacity, Konawe Selatan
PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR YANG BERKELANJUTAN DENGAN MEMPERHATIKAN POTENSI DAERAH Rahadiati, Ati; Munajati, Sri Lestari; Sudarmadji, Bambang Wahyu
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 12, No 2 (2010)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.205 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2010.12-2.126

Abstract

Pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir dan laut di Indonesia masih bersifat “open access” dimana setiap warga negara bebas mengeksploitasi dan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Kondisi ini menyebabkan penurunan produksi ikan di beberapa wilayah perairan nusantara. Di lain pihak, bagi nelayan tradisional sarana dan prasarana yang kurang memadai serta musim yang kurang bersahabat karena faktor perubahan iklim menjadi kendala utama dalam penangkapan ikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan usaha budidaya dengan menggunakan rulebase (aturan dasar) tertentu untuk komoditi tertentu. Dengan usaha budidaya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ekonomi nelayan tradisional di luar musim tangkap. Sementara itu perkembangan rulebase yang beragam menyebabkan perlu diketahuinya rulebase yang tepat dan menghasilkan data yang akurat untuk pembangunan kelautan yang berkelanjutan. Untuk mendukung hal tersebut di atas maka dilakukan kajian potensi wilayah pesisir untuk usaha budidaya komoditi kelautan bernilai ekonomis tinggi seperti budidaya rumput laut di Kab. Konawe Selatan, Prov. Sulawesi Tenggara.Kata Kunci : Wilayah Pesisir, Aturan Dasar, Budidaya Rumput Laut, Konawe SelatanABSTRACTUtilization of coastal and marine resources in Indonesia is still "open access" whereby every citizen free to exploit and utilize existing resources. This condition causes a decrease in fish production in some of the territorial waters of the archipelago. On the other hand, for traditional fishermen infrastructure is less adequate and less friendly seasons because of climate change become the main obstacle in catching fish. Therefore, it is the assessment of potential areas for cultivation are developed using a specific rulebase for a particular commodity. With the cultivation is expected to meet the economic needs of traditional fishermen fishing out of season. Meanwhile, the development of a diverse rulebase cause rulebase need to know the right time and produce accurate data for sustainable marine development. To support the above activities then carried study the potential of coastal areas for the cultivation of marine commodities of high economic value such as seaweed maricultur in South Konawe Regency, Southeast Sulawesi Province.Keywords : Coastal Area, Rulebase, Seaweed Maricultur, South Konawe
KAJIAN MANAJEMEN RULEBASE UNTUK MENENTUKAN KAWASAN BUDIDAYA KELAUTAN YANG BERKELANJUTAN Sutrisno, Dewayany; Rahadiati, Ati; Pramono, Gatot H.
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 13, No 1 (2011)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.05 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2011.13-1.107

Abstract

Cuaca yang tidak menentu dan sarana prasarana perikanan yang minimal merupakan penghambat utama bagi para nelayan tradisional untuk meningkatkan ekonomi mereka. Untuk mengatasi hal ini usaha budidaya merupakan alternatif terbaik bagi para nelayan. Analisa geospasial dengan menggunakan rulebase yang akurat merupakan solusi terbaik dalam menentukan wilayah potensial guna mendapatkan perencanaan pembangunan wilayah pesisir yang berkelanjutan. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji parameter rulebase yang tepat untuk keperluan kajian spasial potensi budidaya. Dengan mengambil contoh kasus budidaya rumput laut di beberapa wilayah di kawasan timur Indonesia, seperti Kabupaten Gorontalo Utara dan Boalemo. Hasil analisis memperlihatkan adanya perbedaaan parameter rulebase yang sangat dipengaruhi kondisi lokal serta hasil yang berbeda berdasarkan pilihan metodenya. Dalam hal ini pengembangan sistem basis model multi tematikal merupakan solusi yang terbaik untuk mengatasi perbedaaan ini, baik itu disebabkan oleh perbedaan parameter maupun metode analisanya.Kata Kunci: Basis Aturan, Basis Model, Budidaya Laut, Rumput LautABSTRACTWeather uncertainty and inadequate infrastructure become the main problems for traditional fisherman. The development of marine culture is the alternative solution to overcome those problems. For marine sustainable utilization, zonation or spatial planning of the coastal area has to be developing beforehand, especially for the marine cultural area. Geospatial analysis using accurate rule base model are the best method for determine the utilize area. The aim of the study is to assess the accurate parameters to construct the rule base system of marine culture. Using the eastern part of Indonesia as the study area, such as Gorontalo and Boalemo regency, and seaweed culture as the case, the study was employed. The result of assessment indicates that the parameters are regionally or localized dependable. And so does the methodology. In this case, multi theme model base development is supposed to be the best solution or bridging the differences in parameters or in method.Keywords: Rule Base, Model Base, Marine Culture, Seaweed
MODEL SPASIAL TEMPORAL DAMPAK KENAIKAN MUKA AIR LAUT TERHADAP PERMUKIMAN PENDUDUK DI PULAU KECIL (KASUS: PULAU KARIMUNJAWA DAN PULAU KEMUJAN, KABUPATEN JEPARA) Angin, Robet Perangin; Adimu, Hasan Eldin; Ninef, Jotham S.R.; Galib, Muliani; Adibrata, Sudirman; Rahadiati, Ati; Yuliana, Ernik; Hafsaridewi, Rani; Khairuddin, Benny; Citra Kusuma, Luh Putu Ayu Savitri
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 19 No 2 (2018)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coastal areas (especially small islands) are vulnerable to impact from sea level rise (SLR). The submergence of areas that are economic centers will impactin huge losses. To avoid such losses it is necessary to manage small islands by using temporal spatial models. The aim of this article is to describe the development of a temporal spatial model to assess the vulnerability of settlements in small islands. The method used is dynamic system modeling combined with Geographic Information System (GIS) based on identification of environmental issues and conditions in small island, in this case Karimunjawa Island and Kemujan Island, Jepara Regency. The assumption used in the modeling is that there is no natural disaster or calamity that reduces the population, the death is considered normal death by referring to the average life expectancy of the Indonesian population (69 years), no coastal reclamation activities, no significant changes in ecosystem. The modeling results indicate that if the fraction of SLR 10 cm per year, will have an impact on the decreasing availability of settlement land. The height of SLR ranges from 0,5 meters in the 10th year, to 5,0 meters in the 100th year. As a result there will be puddle in the residential area of ​​13,02 ha in the 10th year and in the 100th year to 226,5 ha. Required environmental engineering efforts,such as develop coastal dike and reform plan of building, to reduce impact on the availability of settlement land. SLR that is affecting populations and settlements on Karimunjawa and Kemujan Island, require adaptation as an impact mitigation effort. Wilayah pesisir (terutama pulau kecil) sangat rentan terkena dampak dari peningkatan muka air laut. Terendamnya wilayah-wilayah yang merupakan sentra ekonomi akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Untuk menghindari kerugian tersebut perlu pengelolaan pulau-pulau kecil dengan memanfaatkan model spasial dinamik/temporal. Tujuan studi adalah mengembangkan model spasial dinamik/temporal untuk mengkaji kerentanan permukiman penduduk di pulau-pulau kecil. Metode yang digunakan adalah pemodelan sistem dinamik/temporal (SD) dipadukan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) berdasarkan identifikasi isu dan kondisi lingkungan di pulau kecil, yaitu Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan, Kabupaten Jepara. Data yang digunakan adalah data pertumbuhan penduduk (data sekunder) dan peta dasar Pulau Karimunjawa dan Kemujan. Asumsi yang digunakan pada pemodelan adalah tidak terjadi bencana alam atau musibah yang mengurangi jumlah penduduk, kematian dianggap sebagai kematian normal dengan mengacu umur rata-rata harapan hidup penduduk Indonesia (69 tahun), tidak ada kegiatan reklamasi pantai, tidak ada perubahan ekosistem secara signifikan. Pemodelan spasial dinamik/temporal mengikuti tahapan sesuai dengan prosedur pemodelan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa bila fraksi sea level rise (SLR) 10 cm per tahun, akan berdampak pada penurunan ketersediaan lahan permukiman. Tinggi kenaikan muka air laut berkisar antara 0,5 meter pada tahun ke-10, hingga mencapai ketinggian kenaikan 5,0 meter pada tahun ke-100. Akibatnya akan terjadi genangan air laut di permukiman penduduk seluas 13,02 ha pada tahun ke-10  danpada tahun ke-100 menjadi 226,5 ha. Diperlukan upaya rekayasa lingkungan, seperti membangun tanggul pantai dan memperbaiki rancangan konstruksi bangunan permukiman, agar dapat mengurangi dampak terhadap ketersediaan lahan permukiman. Kenaikan muka air laut yang berdampak terhadap penduduk dan permukiman di Pulau Karimunjawa dan Kemujan membutuhkan adanya adaptasi sebagai upaya mitigasi dampak.
PEMETAAN JASA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN HUTAN LINDUNG PULAU RIMAU, KABUPATEN BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN Yuliana, Ernik; Winata, Adi; Rahadiati, Ati; Hewindati, Yuni Tri
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24895/MIG.2020.22-2.1087

Abstract

Ekosistem mangrove memberikan fungsi-fungsi penting bagi manusia dan lingkungan sekitar. Tujuan penelitian adalah menganalisis dan memetakan jasa ekosistem mangrove bagi masyarakat dan lingkungan. Lokasi penelitian adalah ekosistem mangrove di Kawasan Hutan Lindung Pulau Rimau, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Data primer berupa data ekologi dan sosial. Data ekologi meliputi keragaman abiotik, keanekaragaman jenis mangrove, struktur vegetasi pohon mangrove, keragaman fauna, pH substrat mangrove, dan pH air; sedangkan data sosial adalah persepsi masyarakat tentang ekosistem mangrove. Data sekunder mencakup berbagai informasi penunjang yang diperlukan, yaitu penggunaan lahan, pemetaan lahan mangrove, dan data-data lain terkait jasa ekosistem. Untuk pengambilan data sosial, populasi penelitian adalah warga Kecamatan Pulau Rimau dan Tanjung Lago yang memanfaatkan jasa ekosistem mangrove, sedangkan sampel penelitian berjumlah 60 orang, ditentukan secara random sampling. Data primer yang diperoleh dari survei lapangan disajikan dalam bentuk tabulasi, grafik, dan uraian. Analisis jasa ekosistem menggunakan Matriks Permintaaan-Penawaran jasa ekosistem bagi masyarakat, dengan menilai kapasitas ekosistem, permintaan jasa ekosistem, dan keseimbangan jasa ekosistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas ekosistem mempunyai relevansi sedang sampai tinggi, dan mempunyai nilai jasa yang berlebih dibandingkan dengan permintaan, artinya ekosistem dalam kondisi baik.