Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Ilmu Gizi Indonesia

Pemberian SMS reminder efektif memperbaiki status gizi antropometri pasien hemodialisis Widiany, Fery Lusviana; Afriani, Yuni
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Program Studi S-1 Ilmu Gizi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.551 KB)

Abstract

Latar Belakang: Hemodialisis pada umumnya dilakukan rutin setiap dua kali seminggu dengan waktu kurang lebih 5 jam setiap menjalani hemodialisis. Pasien yang menjalani hemodialisis rutin akan mengalami malnutrisi asupan protein yang tidak adekuat, rendahnya kadar albumin dalam darah, gangguan gastrointestinal seperti rasa mual dan muntah, serta menurunnya nafsu makan sehingga berisiko menurunkan status gizi pasien. Salah satu pelayanan gizi rawat jalan pada kasus hemodialisis adalah edukasi gizi yang dapat diberikan melalui pengiriman SMS secara rutin tiap hari kepada pasien (SMS Reminder). Tujuan: Mengetahui efektivitas pemberian SMS reminder terhadap status gizi pasien hemodialisis. Metode: Jenis penelitian kuasi eksperimental dengan melibatkan 15 responden untuk masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol. Kriteria inklusi adalah pasien hemodialisis berusia >18 tahun, hemodialisis rutin setiap dua kali per minggu, bersedia menjadi responden, dan mengikuti prosedur penelitian. Kriteria eksklusi adalah terdapat udema anasarka dan komplikasi keganasan penyakit. Variabel bebas adalah pemberian SMS reminder, variabel terikatnya status gizi antropometri. Data dianalisis secara univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Hasil: Uji Chi-square menunjukkan bahwa pemberian  SMS reminder efektif mempengaruhi status gizi antropometri pasien hemodialisis (p-value = 0,028); Nilai RR = 2,500 yang berarti bahwa responden yang memperoleh  SMS reminder memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk berstatus gizi baik dibandingkan yang tidak memperoleh SMS reminder. Kesimpulan: Pemberian SMS reminder efektif memperbaiki status gizi antropometri pasien hemodialisis. Pasien yang memperoleh SMS Reminder memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk berstatus gizi baik dibandingkan yang tidak memperoleh SMS Reminder.Kata Kunci: Edukasi gizi; pasien hemodialisis; SMS reminder; status gizi antropometri
Pemberian SMS reminder efektif memperbaiki status gizi antropometri pasien hemodialisis Fery Lusviana Widiany; Yuni Afriani
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.551 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i1.13

Abstract

Latar Belakang: Hemodialisis pada umumnya dilakukan rutin setiap dua kali seminggu dengan waktu kurang lebih 5 jam setiap menjalani hemodialisis. Pasien yang menjalani hemodialisis rutin akan mengalami malnutrisi asupan protein yang tidak adekuat, rendahnya kadar albumin dalam darah, gangguan gastrointestinal seperti rasa mual dan muntah, serta menurunnya nafsu makan sehingga berisiko menurunkan status gizi pasien. Salah satu pelayanan gizi rawat jalan pada kasus hemodialisis adalah edukasi gizi yang dapat diberikan melalui pengiriman SMS secara rutin tiap hari kepada pasien (SMS Reminder). Tujuan: Mengetahui efektivitas pemberian SMS reminder terhadap status gizi pasien hemodialisis. Metode: Jenis penelitian kuasi eksperimental dengan melibatkan 15 responden untuk masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol. Kriteria inklusi adalah pasien hemodialisis berusia >18 tahun, hemodialisis rutin setiap dua kali per minggu, bersedia menjadi responden, dan mengikuti prosedur penelitian. Kriteria eksklusi adalah terdapat udema anasarka dan komplikasi keganasan penyakit. Variabel bebas adalah pemberian SMS reminder, variabel terikatnya status gizi antropometri. Data dianalisis secara univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Hasil: Uji Chi-square menunjukkan bahwa pemberian  SMS reminder efektif mempengaruhi status gizi antropometri pasien hemodialisis (p-value = 0,028); Nilai RR = 2,500 yang berarti bahwa responden yang memperoleh  SMS reminder memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk berstatus gizi baik dibandingkan yang tidak memperoleh SMS reminder. Kesimpulan: Pemberian SMS reminder efektif memperbaiki status gizi antropometri pasien hemodialisis. Pasien yang memperoleh SMS Reminder memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk berstatus gizi baik dibandingkan yang tidak memperoleh SMS Reminder. 
Hubungan aktivitas olahraga dengan kadar kolesterol pasien penyakit jantung koroner Selviana Anakonda; Fery Lusviana Widiany; Inayah Inayah
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 2 (2019): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.187 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i2.106

Abstract

Latar Belakang: Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit kardiovaskular dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit jantung koroner adalah kadar kolesterol dalam darah. Upaya untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah diantaranya dengan mengendalikan kebiasaan makan dan melakukan latihan aerobik. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan aktivitas olahraga dengan kadar kolesterol pada pasien PJK. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional. Penelitian melibatkan 79 responden yang diambil dengan teknik accidental sampling. Kriteria inklusi meliputi pasien penyakit jantung koroner rawat jalan yang bersedia menjadi responden, laki-laki berusia ≥ 45 tahun dan perempuan berusia ≥ 55 tahun. Kriteria eksklusi adalah pasien PJK yang mengonsumsi herbal atau ramuan dari luar rumah sakit untuk menurunkan kadar kolesterol. Data dianalisis dengan software statistik menggunakan uji Fisher’s Exact. Hasil: Sebagian besar responden yang tidak beraktivitas olahraga mempunyai kadar kolesterol normal (70,9%). Ada hubungan antara aktivitas olahraga dengan kadar koleterol (p=0,051) dengan α=10%. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara aktivitas olahraga dengan kadar kolesterol pada pasien PJK di Poliklinik Jantung RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Glycemic index of nuggets made from eel flour (Monopterus albus) and tempeh flour for nutritional support for diabetic hemodialysis patients Fery Lusviana Widiany
Ilmu Gizi Indonesia Vol 3, No 1 (2019): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.407 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v3i1.123

Abstract

Background: Diabetes mellitus is one of the cause of end-stage renal failure and is also a comorbid of end-stage renal failure patient with hemodialysis. Diabetes is difficult to treat in diabetic hemodialysis patients. Diabetic hemodialysis patients will also experience malnutrition because of inadequate protein intake and gastrointestinal disorders such as nausea, vomiting, and anorexia, so nutritional support that meets the requirements of the diabetic hemodialysis diet is needed, which is high in protein, high in calcium, low in phosphorus, and has a low glycemic index, completed by nuggets made from a mixture of eel flour and tempeh flour. Objective: To determine the quantity and glycemic index category of nuggets made from a mixture of eel flour and tempeh flour with a proportion of 50%: 50% as nutritional support for diabetic hemodialysis patients. Methods: This experimental study using the one group intervention without control design used objects in the form of nuggets with the proportion of mixing eel flour (Monopterus albus) and tempeh flour by 50%: 50%. The measurement of glycemic index was carried out after respondents consumed test food (nuggets). Blood glucose levels measurement conducted at 30th minute, 60th minute, 90th minute, and 120th minute respectively. Results: The nugget’s glycemic index was 48.06, so it was categorized as a low glycemic index. Conclusion: Nugget made from eel flour and tempeh flour with a proportion of 50%: 50% is categorized as a food with low glycemic index, and it can be given as nutritional support for diabetic hemodialysis patients.
Pola konsumsi makanan tinggi natrium, status gizi, dan tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Mantok, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah Sri Hartati Mantuges; Fery Lusviana Widiany; Ari Tri Astuti
Ilmu Gizi Indonesia Vol 4, No 2 (2021): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/ilgi.v4i2.161

Abstract

Latar Belakang: Provinsi Sulawesi Tengah, secara nasional menempati peringkat ke─8 tertinggi untuk prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis dokter atau konsumsi obat antihipertensi pada penduduk usia ≥18 tahun. Prevalensi obesitas di provinsi tersebut lebih tinggi daripada rata-rata prevalensi obesitas nasional, yaitu 21,8%. Wilayah kerja Puskesmas Mantok merupakan daerah pesisir dan sebagian besar penduduknya mengonsumsi produk olahan laut. Pola makan masyarakat dan status gizi diduga menjadi faktor penyebab hipertensi di wilayah tersebut. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara pola konsumsi makanan tinggi natrium dan status gizi dengan tekanan darah pada pasien hipertensi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional, dilaksanakan di Puskesmas Mantok, Kabupaten Banggai. Subjek penelitian 48 pasien yang baru didiagnosis hipertensi dan diambil dengan teknik purposive sampling. Variabel bebas adalah pola konsumsi makanan tinggi natrium dan status gizi, variabel terikatnya tekanan darah. Data dianalisis dengan uji Chi Square. Hasil: Sebanyak 64,6% subjek mengonsumsi makanan tinggi natrium dengan kategori asupan lebih, sebagian besar subjek berstatus gizi lebih (58%) dan mengalami hipertensi grade II (67%). Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan antara pola konsumsi makanan tinggi natrium dengan tekanan darah (p=0,033), dan ada hubungan antara status gizi dengan tekanan darah (p=0,025). Kesimpulan: Pola konsumsi makanan tinggi natrium dan status gizi berhubungan dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Mantok, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Indonesia.