Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PEMBERIAN ANTIPIRETIK PADA BALITA DEMAM SEBELUM BEROBAT Al Haikal Habibi; Ratih Ayu Atika; Andri Andri
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 1 (2021): Volume 8 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v8i1.3762

Abstract

Demam merupakan gejala timbulnya penyakit dengan suhu tubuh diatas normal. Hal ini menimbulkan kecemasan pada orang tua sehingga kebanyakan orang tua akan memberikan obat antipiretik agar panas turun, walaupun demam adalah gejala infeksi virus yang terkadang tidak memerlukan penanganan medis untuk menyembuhkannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan orang tua tentang pemberian antipiretik pada balita demam sebelum berobat di puskesmas. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 92 responden menunjukkan 53% orang tua memiliki pengetahuan tinggi tentang pemberian antipiretik. Analisa data menggunakan ujiChi-square diperoleh p=0,001 untuk tingkat pendidikan. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan orang tua tentang pemberian antipiretik pada anak sebelum berobat.
PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA PADA PASIEN SEBELUM DAN SESUDAH MENJALANI TERAPI BEKAM DI KLINIK SEHAT HARAPAN IBU Andri Andri; Ratih Ayu Atika
Jurnal Sains Riset Vol 11, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jabal Ghafur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47647/jsr.v11i2.734

Abstract

Background: Cupping therapy is one of alternative therapies used to control blood glucose levels. Cupping is a minor surgical excretion procedure which uses negative pressure and is thought to cleanse the blood and interstitial spaces from harmful and toxic substances. Wet cupping has been medically proven to have beneficial effects in dealing with various diseases which have different etiologies and pathogenesis, for example diabetes mellitus. Research Purpose: This research was conducted to find out the difference in venous blood glucose levels in patients before and after undergoing cupping therapy at the Harapan Ibu Health Clinic. Research Design: This was an analytic quantitative research with cross sectional approach. The population in this study was all patients undergoing cupping therapy and meeting inclusion criteria. The total respondents were 51 patients chosen through consecutive sampling technique. Research Result: The results of the research showed that most of respondents were in 31-40 years age range, totaled 19 people (37,2%), and already finished eating before doing research, totaled 34 respondent (66,7%). The blood sugar levels before undergoing cupping therapy was in the category of 70 to 99 mg/dl, totaled 24 respondents (47.1%), and in the category of 65 to 94 mg/dl after undergoing cupping therapy, totaled 27 respondents (52.9%). The results of statistical analysis showed that there were significant differences in venous blood glucose levels before and after undergoing cupping therapy at Harapan Ibu Health Clinic (p-value = 0,000). Conclusion and Recommendation: From all the research results, it is expected to the health service institution to be able to monitor and educate the clinics which provide cupping therapy located in the District of Pidie Aceh, in order to maintain the safety and sterility of the tool before and after undergoing therapy to prevent the spread of diseases which can be transmitted through the blood.Keywords: cupping therapy, venous blood glucose level, diabetes mellitus
SOSIALISASI PENTINGNYA MENJALANKAN IBADAH SHALAT DAN PUASA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN SECARA FISIK DAN PSIKIS Yulinar Yulinar; Ratih Ayu Atika; Erizal Kurniawan; Syahrianursaifi Syahrianursaifi; Musran Musran
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 4 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i4.11078

Abstract

ABSTRAKIbadah shalat dan puasa merupakan bagian dari rukun islam yang ke dua dan yang ke empat. Dalam melaksanakan ibadah shalat dan puasa banyak diantara umat islam yang kurang memahi manfaat secara detil dari ibadah tersebut. Pada umumnya masyarakat hanya melakukan ibadah karena kewajiban tetapi tanpa memahami manfaat kesehatan yang diperoleh dalam menjalankan ibadah tersebut baik secara fisik maupun secara psikis. Tujuan pelaksanaan kegiatan PKM ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada masyarakat di Gampong Batee Linteung, serta dengan pelaksanaan kegitan ini dapat mmotivasi masyarakat untuk taat menjalakan ibadah shalat dan puasa. Medote yang digunakan dalam pengabdian ini adalah diskusi dan forum cermah. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat yang ada di Gampong Batee Linteung lebih memahami tentang manfaat yang diperoleh dari ibadah yang selama ini mereka jalankan. Masyarakat di Gampong tersebut untuk kedepannya menjadi lebih antusias dalam menjalankan ibadah shalat dan puasa. Kata kunci: ibadah shalat puasa; sehat fisik psikis ABSTRACTPrayer and fasting are part of the second and fourth pillars of Islam. In carrying out prayer and fasting, many Muslims do not understand the detailed benefits of this worship. In general, people only perform worship because of obligation but without understanding the health benefits that are obtained in carrying out worship both physically and psychologically. The purpose of implementing this PKM activity is to instill positive values in the community in Gampong Batee Linteung, and by implementing this activity it can motivate the community to obey prayer and fasting. The methods used in this service are discussions and lecture forums. The results obtained from this community service activity are that the people in Gampong Batee Linteung understand more about the benefits derived from the worship that they have been carrying out so far. In the future, the people in the village will be more enthusiastic in praying and fasting. Keywords: fasting prayer worship; physical and psychic health
Gambaran Prevalensi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Cempaka Lima Banda Aceh Iziddin Fadhil; Satria Safirza; Ratih Ayu Atika; Meri Lidiawati; Elmiyati Elmiyati
Serambi Saintia : Jurnal Sains dan Aplikasi Vol 11, No 1 (2023): Serambi Saintia
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jss.v11i1.6446

Abstract

Hypertension is a very dangerous non-communicable disease (NCD) (Silent Killer). The definition of hypertension itself is a condition in which there is an increase in systolic blood pressure reaching a number above equal to 140 mmHg and diastolic above equal to 90 mmHg. Based on data from the World Health Organization (WHO), around the world, around 972 million people or 26.4% of the world's inhabitants suffer from hypertension. In Indonesia alone, the prevalence of hypertension reaches 31.7% and around 60% of people with hypertension end in stroke. In the province of Aceh the incidence of hypertension is 21.5%. Purpose to provide information about (1) cases of hypertension at Cempaka Lima General Hospital Banda Aceh, (2) cases of hypertension based on age, (3) cases of hypertension based on the number of drugs consumed. This study used a cross-sectional design with a total sample of 40 people, sampling was taken by total sampling. Based on the results of the study, the prevalence of hypertension in one month was 40 people. The highest rate of hypertension in Cempaka Lima General Hospital inpatients was in the female sex with the age of ≥61 years as many as 10 people (25%), and the highest hypertension sufferers were in the male sex with the age of ≥61 as many as 8 people (20%). And the highest number of cases used a single drug as many as 35 cases (87.5%).Keywords : Prevalence, HypertensionABSTRACTHipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang sangat berbahaya (Silent Killer). Definisi hipertensi sendiri ialah suatu kondisi dimana terjadi kenaikan tekanan darah sistolik mencapai angka diatas sama dengan 140 mmHg dan diastolik diatas sama dengan 90 mmHg. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi. Di Indonesia sendiri, prevalensi hipertensi mencapai 31,7% dan sekitar 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke, Di provinsi Aceh angka kejadian hipertensi sebesar 21.5%. Tujuan penelitian ini adalah memberi informasi tentang (1) kasus hipertensi di Rumah Sakit Umum Cempaka Lima Banda Aceh, (2) kasus hipertensi berdasarkan usia, (3) kasus hipertensi berdasarkan jumlah obat yang dikonsumsi. Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang, pengambilan sampel diambil dengan cara total sampling. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan prevalensi hipertensi dalam satu bulan sebanyak 40 orang. Angka tertinggi hipertensi di rawat inap rumah Sakit Umum Cempaka Lima yaitu pada jenis kelamin perempuan dengan usia ≥61 tahun sebanyak 10 orang (25%), dan penderita hipertensi tertinggi pada jenis kelamin laki-laki dengan usia ≥61 sebanyak 8 orang (20%). Dan jumlah kasus tertinggi menggunakan obat tunggal sebanyak 35 kasus (87.5%).Kata Kunci : prevalensi, hipertensi
PENGARUH KONSUMSI KOPI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENGUNJUNG WARUNG Selamat Amin; Abdul Wahab; Ratih Ayu Atika
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 3 (2023): SEPTEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i3.16960

Abstract

Kopi merupakan salah satu minuman yang digemari masyarakat dunia sejak dulu. Sampai sekarang kopi menjadi salah satu minuman komoditas yang paling banyak dikonsumsi diberbagai kalangan. Pada umumnya seseorang yang mengonsumsi kopi akan mengalami peningkatan tekanan darah. Hal tersebut disebabkan oleh senyawa yang ada pada kopi berupa kafein yang bersifat psikoatif. Selain itu kopi mengandung kalium dan senyawa antioksidan berupa polifenol terutama chlorogenic acid yang dapat menurunkan tekanan darah. Waktu penelitian ini dilakukan pada Tanggal 10 Juni s/d 4 Juli Tahun 2023. Penelitian ini dilakukan di 2 warung kopi Desa Gla Meunasah Baro. Yaitu warung kopi MJ, dan warung kopi Bodin. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik Pendekatan Cross-Sectional. yang dilakukan di warung kopi MJ, dan warung kopi Bodin. dengan jumlah populasi sebanyak 120 pengunjung dan sampel yang digunakan sebanyak 55 responden, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data primer dimana responden dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah minum kopi, dan data dianalisis menggunakan uji chi square dengan bantuan aplikasi SPSS. hasil uji statistik menggunakan uji chi square hasil yang didapat untuk pengaruh jenis kopi terhadap tekanan darah hari pertama didapatkan nilai p value 0,625 hari ke dua didapatkan nilai p value 0,350. Sedangkan pengaruh frekuensi minum kopi terhadap tekanan darah hari pertama didapatkan nilai p value 0,072 hari kedua didapat nilai p value 0,090. Tidak terdapat pengaruh konsumsi kopi terhadap tekanan darah.
Lingkar Pinggang dan Kejadian Hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Fauzan Akmal Alkhairi; Edy Cahyady; Ratih Ayu Atika
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 14, No 2 (2023): April 2023
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v14i2.3421

Abstract

Hypertension is often the number one non-communicable disease in many countries, and waist circumference is an anthropometric measure that can be used to determine central obesity, with Asia Pacific criteria of <90 cm for men, and <80 cm for women. Waist circumference is strongly correlated with central obesity and is a risk factor for cardiovascular disease. The purpose of this study was to determine the relationship between waist circumference and the incidence of hypertension at the Meuraxa Regional General Hospital. This study used a cross-sectional design which was conducted on 100 internal medicine polyclinic patients at the Meuraxa Regional General Hospital. Blood pressure and waist circumference were measured directly, then the data were analyzed using the Chi-square test with the help of the SPSS 21 application. The results showed that the p-value was 0.008. It was concluded that there was a relationship between waist circumference and the incidence of hypertension in patients at Meuraxa General Hospital. Excess waist circumference can be an early detection of hypertension.Keywords: waist circumference; hypertension; detection  ABSTRAK Hipertensi sering menjadi penyakit tidak menular nomor satu di banyak negara, dan lingkar pinggang adalah ukuran antropometri yang dapat digunakan untuk menentukan obesitas sentral, dengan kriteria Asia Pasifik yaitu <90 cm untuk pria, dan <80 cm untuk wanita. Lingkar pinggang berkorelasi kuat dengan obesitas sentral dan merupakan risiko penyakit kardiovaskular. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dilakukan pada pasien poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa sebanyak 100 orang. Tekanan darah dan lingkar pinggang diukur secara langsung, lalu data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-square dengan bantuan aplikasi SPSS 21. Hasil penelitian menunjukkan nilai p adalah 0,008. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi pada pasien di Rumah Sakit Umum Meuraxa. Lingkar pinggang yang berlebih bisa menjadi deteksi awal penyakit hipertensi.Kata kunci: lingkar pinggang; hipertensi; deteksi 
Potensi Pendekatan in Silico Sebagai Penghambat Aktivitas Protein Protease Utama SARS-CoV-2 dari Tiga Senyawa Tanaman Obat Jahe Merah Cut Annisa Thahara; Rizarullah Rizarullah*; Ratih Ayu Atika; Abdul Wahab
JIPI (Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA) Vol 6, No 3 (2022): SEPTEMBER 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jipi.v6i3.24914

Abstract

Corona Virus Disease (COVID-19) is a pneumonia outbreak that has been worldwide to date. This outbreak was caused by a Coronavirus originating from Hubei province that first occurred in Wuhan in December 2019. COVID-19 is caused by SARS-CoV-2. SARS-CoV-2 which causes corona has important proteins that are used to infect and replicate, one of which is the main protease protein (Mpro). Red ginger (Zingiber officinale var.Rubrum) is one of the spices that has properties to cure various diseases such as flu, cough and diarrhea. Ginger contains compounds that are antioxidants. The purpose of this study was to examine the potential biological activity of red ginger compounds, namely Gingerol 10, Shogaol 6, and Shogaol 8 as inhibitors of the main protease (MPro) protein activity of SARS-CoV-2. This research was conducted using the In Silico method and AutoDock Vina software was used for the tethering process. The results of gridbox optimization by redocking control ligands obtained RMSD results of 1,100 Å. The results of the tethering showed Gibbs free energy (ΔG) Test Ligand 1 (-5.5 kcal/mol), Test Ligand 2 (-6.0 kcal/mol), and Test Ligand 3 (-5.6 kcal/mol) which showed red ginger compounds have potential as inhibitor of the main protease (MPro) protein activity of SARS-CoV-2.
Gambaran Prevalensi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Cempaka Lima Banda Aceh Iziddin Fadhil; Satria Safirza; Ratih Ayu Atika; Meri Lidiawati; Elmiyati Elmiyati
Serambi Saintia : Jurnal Sains dan Aplikasi Vol 11, No 1 (2023): Serambi Saintia
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jss.v11i1.6446

Abstract

Hypertension is a very dangerous non-communicable disease (NCD) (Silent Killer). The definition of hypertension itself is a condition in which there is an increase in systolic blood pressure reaching a number above equal to 140 mmHg and diastolic above equal to 90 mmHg. Based on data from the World Health Organization (WHO), around the world, around 972 million people or 26.4% of the world's inhabitants suffer from hypertension. In Indonesia alone, the prevalence of hypertension reaches 31.7% and around 60% of people with hypertension end in stroke. In the province of Aceh the incidence of hypertension is 21.5%. Purpose to provide information about (1) cases of hypertension at Cempaka Lima General Hospital Banda Aceh, (2) cases of hypertension based on age, (3) cases of hypertension based on the number of drugs consumed. This study used a cross-sectional design with a total sample of 40 people, sampling was taken by total sampling. Based on the results of the study, the prevalence of hypertension in one month was 40 people. The highest rate of hypertension in Cempaka Lima General Hospital inpatients was in the female sex with the age of ≥61 years as many as 10 people (25%), and the highest hypertension sufferers were in the male sex with the age of ≥61 as many as 8 people (20%). And the highest number of cases used a single drug as many as 35 cases (87.5%).Keywords : Prevalence, HypertensionABSTRACTHipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang sangat berbahaya (Silent Killer). Definisi hipertensi sendiri ialah suatu kondisi dimana terjadi kenaikan tekanan darah sistolik mencapai angka diatas sama dengan 140 mmHg dan diastolik diatas sama dengan 90 mmHg. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi. Di Indonesia sendiri, prevalensi hipertensi mencapai 31,7% dan sekitar 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke, Di provinsi Aceh angka kejadian hipertensi sebesar 21.5%. Tujuan penelitian ini adalah memberi informasi tentang (1) kasus hipertensi di Rumah Sakit Umum Cempaka Lima Banda Aceh, (2) kasus hipertensi berdasarkan usia, (3) kasus hipertensi berdasarkan jumlah obat yang dikonsumsi. Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang, pengambilan sampel diambil dengan cara total sampling. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan prevalensi hipertensi dalam satu bulan sebanyak 40 orang. Angka tertinggi hipertensi di rawat inap rumah Sakit Umum Cempaka Lima yaitu pada jenis kelamin perempuan dengan usia ≥61 tahun sebanyak 10 orang (25%), dan penderita hipertensi tertinggi pada jenis kelamin laki-laki dengan usia ≥61 sebanyak 8 orang (20%). Dan jumlah kasus tertinggi menggunakan obat tunggal sebanyak 35 kasus (87.5%).Kata Kunci : prevalensi, hipertensi
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Bayi di Kecamatan Simpang Tiga Putri Balqis; Ratih Ayu Atika; Aditya Candra
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 22, No 5 (2023): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.22.5.332-336

Abstract

Latar belakang: Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit menular dengan memberikan “vaksin” sehingga terjadi imunitas terhadap penyakit tersebut. Menurut data Kemenkes RI (2018) cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia dalam lima tahun terakhir selalu diatas 85%, tenaga kesehatan dalam hal ini juga mempunyai pengaruh besar, seperti komunikasi yang efektif dengan para orang tua terutama ibu, penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang kelengkapan imunisasi dasar bayi di Kec. Simpang Tiga Aceh Besar.Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, populasi terjangkau adalah masyarakat yang memiliki bayi di Kecamatan Simpang Tiga Aceh Besar dengan jumlah sampel 97 responden. Pengambilan sampel menggunakan proportional sampling melalui teknik simple random sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Penelitian ini menggunakan analisis univariat.Hasil: Hasil penelitian ini yaitu karekteristik ibu di Kecamatan Simpang Tiga mayoritas berusia 26-30 tahun (49,5%), berpendidikan SMA/Sederajat dan Sekolah Tinggi (43,3%), dan tidak bekerja/ibu rumah tangga (73,2%). Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bayi di Kecamatan Simpang Tiga mayoritas berkategori kurang (69,1%), cukup (25,8%), dan baik (5,2%).Simpulan: Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bayi di Kecamatan Simpang Tiga berkategori kurang terdiri umur 26-30 tahun. Pengetahuan cukup terdiri dari ibu umur 26-30 tahun. Pengetahuan baik terdiri dari ibu dengan umur 26-30 tahun.Kata kunci: imunisasi dasar bayi; pengetahuan ibu; karakteristik ibuTitle: Description of Mother's Knowledge about Basic Immunization of Babies in Simpang Tiga DistrictBackground: Immunization is an effort to prevent infectious diseases by giving a "vaccine" so that immunity against the disease occurs. According to data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (2018) the coverage of complete basic immunization in Indonesia in the last five years has always been above 85%, this study aims to find out the description of mother's knowledge regarding the completeness of basic immunization of infants in Kec. Simpang Tiga Aceh Besar.Method: This study used a descriptive method, the reachable population is people who have babies in Simpang Tiga Aceh Besar District with a sample size of 97 respondents. Sampling used proportional sampling through simple random sampling technique in accordance with the inclusion criteria and the exclusion criteria. This study uses univariate analysis.Result: The results of this study were that the majority of mothers in Simpang Tiga District were aged 26-30 years (49.5%), had high school/equivalent and high school education (43.3%), and did not work/housewives (73.2%). 2. The level of knowledge of mothers about infant dasay immunization in Simpang Tiga sub-district, the majority are in the poor category (69.1%), sufficient (25.8%), and good (5.2%).Conclusion: Mothers' knowledge about basic immunization for infants in Simpang Tiga District was in the less category, the majority consisting of mothers aged 26-30 years. The majority of knowledge consists of mothers aged 26-30 years. The majority of good knowledge consists of mothers aged 26-30 years.Keywords: infant basic immunization; mother's knowledge; mother's characteristics
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Upaya Pencegahan Ibu dengan Kejadian Stunting Widya Syahputri Munthe; Ratih Ayu Atikah; Aditya Candra
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 22, No 5 (2023): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.22.5.337-341

Abstract

Latar belakang: Kurang gizi dan stunting merupakan dua masalah yang saling berkaitan. prevalensi stunting di Indonesia mencapai 32% lebih tinggi dari WHO. Aceh merupakan provinsi dengan angka stunting tinggi dengan persentase 37,3%. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan ibu dengan kejadian stunting di Puskesmas Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam.Metode: Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan desain cross sectional  variabel bebas dalam penelitian ini  tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan, sedangkan variabel terikat Stunting. Sampel dalam penelitian ini memenuhi kriteria inklusi sebanyak 61 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 13 Februari s/d 13 Maret 2023. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling dimana jumlah sampel sama dengan populasi telah memenuhi kriteria inklusi ibu di Puskesmas Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam yang bersedia menjadi responden dalam penelitian, ibu dengan anak yang telah terdiagnosa stunting di Kecamatan Penanggalan.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 8 orang (13,1%) dengan tingkat pengetahuan baik terhadap kejadian stunting pada anak yang pendek 5 orang (8,2%), dari 53 orang orang tua dengan tingkat pengetahuan yang kurang terhadap kejadian stunting yang pendek 42 orang (68,9%) dengan perilaku pencegahan baik terhadap kejadian stunting yang pendek 4 orang (6,6%). Selanjutnya dari 54 orang orang tua dengan perilaku pencegahan yang kurang terhadap kejadianstunting, yang pendek 43 orang (70,5%). Hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap kejadian stunting pada anak didapatka p-value 0,022 dimana terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan kurang orang tua terhadap kejadian stunting pada anak.Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan Ibu dengan kejadian stunting.Kata kunci: stunting; pengetahuan ibu; upaya pencegahan ibu Title: The Relationship between Mother's Knowledge Level and Prevention Efforts with Stunting IncidentsBackground: Malnutrition and stunting are two interrelated problems. Aceh is a province with a high stunting rate with a percentage of 37.3%. The aim is to identify the relationship between the level of knowledge and efforts to prevent mothers with the incidence of stunting at the Penanggalan District Health Center, Subulussalam City.Method: This type of research is descriptive analytic with a cross-sectional design. The independent variable in this study is the level of knowledge and prevention efforts, while the dependent variable is stunting. The sample in this study that met the inclusion criteria was 61 people. This research was conducted from 13 February to 13 March 2023. The sampling technique in this study was total sampling where the number of samples was the same as the population that met the inclusion criteria. with children who have been diagnosed with stunting in the Penanggalan District.Result: : The results of this study showed that out of 8 people (13.1%) with a good level of knowledge about the incidence of stunting in short children 5 people (8.2%) out of 53 parents with a low level of knowledge about stunting incidents, 42 people (68.9%) were short with good prevention behavior for stunting events were short 4 people. The relationship between the level of knowledge of the mother and the incidence of stunting in children was obtained with a p-value of 0.022, where there was a relationship between the level of lack of knowledge of parents and the incidence of stunting in children.Conclusion: Based on the research results obtained, there is a relationship between the level of knowledge and efforts to prevent mothers from stunting.Keywords: stunting; mother's knowledge; mother's prevention efforts