Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Profesi Insinyur Universitas Lampung

Potensi Internet of Things (IoT) dan Ragam Sensor untuk Layanan Kesehatan Helmy Fitriawan; Dikpride Despa; Ika Kustiani
Jurnal Profesi Insinyur Universitas Lampung Vol 1 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.053 KB) | DOI: 10.23960/jpi.v1n1.10

Abstract

Teknologi Internet of Things (IoT) mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk diimplementasikan dan diintegrasikan ke dalam sistem telemedicine. Sistem ini memungkinkan untuk mengawasi pasien secara real-time di rumah, dengan menggunakan berbagai macam sensor untuk membaca beragaram parameter kesehatan atau perangkat terpasang pada tubuh untuk memantau informasi medis secara real-time. Data dan informasi medis kemudian dikirimkan ke server atau komputasi awan melalui Internet yang kemudian digunakan oleh dokter dan paramedis untuk analisis lebih lanjut. Makalah ini memaparkan potensi penggunaan IoT pada layanan kesehatan dan berbagai macam parameter kesehatan yang dapat dibaca dan dianalisis oleh berbagai sensor.
Evaluasi Kinerja Sistem Elektrokoagulasi Batch Recycle Dengan Susunan Eleltroda Monopolar Dalam Mengolah Limbah Cair Tapioka Lilis Hermida; Ika Kustiani; Suharno
Jurnal Profesi Insinyur Universitas Lampung Vol 1 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.761 KB) | DOI: 10.23960/jpi.v1n1.13

Abstract

Pada penelitian ini elektrokoagulasi limbah cair tapioka dilakukan di reaktor yang beroperasi secara batch recycle, yang menggunakan beberapa pasang elektroda dalam susunan monopolar. Pengaruh variasi parameter operasi (besarnya arus listrik, jarak antar elektroda dan konduktivitas limbah cair tapioka) terhadap persentase penurunan kekeruhan air limbah diamati. Kemudian kondisi operasi yang optimal di investigasi menggunakan rancangan percobaan fractional factorial taguchi. Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa arus listrik sangat mempengaruhi persentase penurunan kekeruhan limbah cair tapioka. Kenaikan pH limbah terjadi selama proses berlangsung. Dengan pH influent tetap pada 7, setelah waktu reaksi selama 5 jam pH effluent menjadi 9,4 -9,6. Kondisi optimum diperoleh pada arus listrik 0,4 A, jarak antar elektroda 1,5 cm, dan konduktivitas influent 2500 mS dengan pH 7, laju alir 9 l/jam dan waktu pengolahan 5 jam. Persentase penurunan kekeruhan pada kondisi optimum bisa mencapai 97,227%.
Scouring Pattern of Movable-Bed Channel Due to Mutual Constriction Structures: Laboratory-scale Model Endro Prasetyo Wahono; Ika Kustiani; Suharno
Jurnal Profesi Insinyur Universitas Lampung Vol 1 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.755 KB) | DOI: 10.23960/jpi.v1n1.16

Abstract

Pada beberapa tahun terakhir, permasalahan lingkungan telah menjadi hal yang sangat penting dalam proses pengambilan pada berbagai bidang rekayasa. Naturalisasi tumbuhanpada bantanran Sungai Ciliwung misalnya adalah salah satu contoh betapa aspek lingkungan telah diadopsi dalam manajemen sungai. Wahono (2002) menyatakan bahwa tumbuhan di bantaran sungai dapat mempunyai dampak yang analog dengan sebuah serial bangunan penyempitan. Untuk itu pengetahuan mengenai perilaku gerusan local akibat penyempitan berseri akan sangat penting untuk memahami resiko dari kerusakan bantaran dan bangunan sungai lain akibat gerusan local. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perilaku gerusan lokal akibat balok penyempitan berseri pada saluran terbuka dan lurus. Jarak antar balok dan lebar balok merupakan variabel bebas penelitian ini, sedangkan profil gerusan local merupakan salah satu variable tak bebas yang diteliti. Berdasarkan hasil analisa dari data penelitian, diperoleh tendensi bahwa dengan meningkatnya lebar balok penyempitan (dari 3 cm sampai 12 cm) serta dengan meningkatnya jarak antar balok (dari 0,5b sampai 5b), menghasilakn kecenderungan penurunan luasan daerah gerusan lokal dan kecepatan alirannya. Gerusan lokal minimum (luasan) terjadi pada balok dengan lebar 12 cm dan atau pada jarak 5b. Sedangkan gerusan local maksimum (luasan) terjadi pada balok dengan lebar 3 cm dan atau jarak 0,5b. Penyempitan pada kedua sisi saluran serta saluran yang berkelok-kelok dengan aliran tidak tunak direkomendasikan sebagai seting penelitian lanjutan dari hasil ini untuk mendekati kondisi alami sungai dan memberikan penjelasan ilmiah naturalisasi bantaran sungai. Penelitian model fisik dengan skala yang yang mendekati ukuran alamiahnya sangat direkomendasikan untuk mendapatkan hasil yang lebih realistik.
Penentuan Garis Sempadan Sungai dan Irigasi di Wilayah Ibukota Kabupaten Lampung Tengah Muhammad Mukhlis; Ika Kustiani; Ratna Widyawati
Jurnal Profesi Insinyur Universitas Lampung Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.88 KB) | DOI: 10.23960/jpi.v2n1.57

Abstract

Guna melindungi, mengamankan, mempertahankan, dan menjaga kelestarian air, sumber-sumber air beserta bangunan pengairan, perlu dilakukan pengamanan dan pengendalian daya rusak air terhadap sumber-sumbernya dan daerah sekitarnya. Garis Sempadan adalah garis batas luar pengaman yang ditetapkan dalam mendirikan bangunan dan atau pagar yang ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan as jalan, tepi luar kepala jembatan, tepi sungai, tepi saluran, kaki tanggul, tepi situ/rawa, tepi waduk, tepi mata air, as rel kereta api, jaringan tenaga listrik dan pipa gas, tergantung jenis garis sempadan yang dicantumkan. Di bagian luar dari garis ini, pemilik tanah tidak diperkenankan untuk mendirikan bangunan. Dewasa ini khususnya di wilayah kabupaten Lampung Tengah banyak terjadi pelanggaran garis sempadan ini, baik terhadap garis sempadan sungai maupun garis sempadan irigasi. Untuk mengantisipasi hal tersebut terus berlangsung, sebelum mendirikan bangunan dan mengajukan permohonan IMB, pemilik lahan harus mengetahui berbagai garis sempadan yang terdapat di lahan yang dimiliki. Tindakan penertiban bisa dilaksakan secara berjenjang mulai dari memberikan surat peringatan terhadap pelanggaran ini dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki sebelum peringatan terakhir datang, yang kemudian diikuti dengan tindakan pembongkaran paksa.