Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Hasil Pemeriksaan Protein Urine Metode Carik Celup, Asam Asetat 6%, dan Asam Sulfosalisilat 20% Menggunakan Aturan Westgard Cecilia Febiyono Permata Sari; Fitriani Kahar; Irnawati Irnawati; Muhammad Yusuf; Abdul Salam; Abdul Wadood
Jaringan Laboratorium Medis Vol 5, No 2 (2023): November 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jlm.v5i2.9784

Abstract

Proteinuria is caused by kidney damage. Qualitative examination of urine protein can be carried out using the dip strip method, 6% acetic acid and 20% sulfosalicylic acid. The aim of this research is to determine the accuracy and precision of urine protein examination using the dip strip method, 6% acetic acid and 20% sulfosalicylic acid. The research was experimental with repeated measurements of levels carried out visually and gave positive results of 1, 2, 3 and 4. The research was carried out in January 2022 using a research sample of 20 proteinuria positive patients at RSJD Dr. Amino Gondohutomo. The results of this research are that all methods meet the 12S rules where there is 1 control that is more than ± 2SD (still in the ± 3SD area), categorized as a warning/warning of method malfunction (needs more careful analysis). The best method is dip strip because it has the lowest Coefficient of Variation (KV) value, namely 0.497%. The method can still be used for patient care. The coefficient of variation obtained was dye liquid 0.497%, 6% acetic acid 0.654%, and 20% sulfosalicylic acid 0.630%. The smaller the KV value (%) the more thorough the system/method. The conclusion that can be drawn from this research is that the dip strip is a method that has the best accuracy and precision compared to the 6% acetic acid and 20% sulfosalicylic acid methods because it has the smallest coefficient of variation (KV%) value, namely 0.497% and meets the 12S rules. Researchers recommend always ensuring that the research location has the required samples with adequate volume, urine protein examination can be carried out using the dip strip method, researchers can then carry out urine protein examination regarding the sensitivity and specificity of the three qualitative methods
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDAMPINGAN PROGRAM HEALTH PROMOTION MODEL (HPM) DAN PELATIHAN ETIKA BERSIN YANG BENAR SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KASUS TUBERKULOSIS (TBC) Fitriani Kahar; Anung Sugihantono; - Irnawati; Muh. Yusuf; Ririh Jatmi Wikandari; Putri Kurniasiwi; Abdul Salam; Abdul Wadood
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 6 (2023): Membangun Tatanan Sosial di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Menunjang Pencapaian Susta
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis (TBC) ialah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari kelompokMycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini masih banyak ditemukan di Jawa Tengahkhususnya di Kota Semarang. Usaha mengurangi kasus TBC bahkan menghilangkan harus dilakukan untukmendukung program pemerintah yaitu eliminasi TBC tahun 2030. Salah satunya dengan Program HealthPromotion Model (HPM). Program HPM adalah pendekatan dengan tujuan perubahan sikap dan perilakuyang ditandai dengan meningkatnya pengetahuan tentang informasi Kesehatan pada seseorang. Pengabdimelakukan kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan metode ceramah dengan bantuan mediapower point dan video edukasi sebagai metode sosialisasi dan pendampingan pada masyarakat. Sasarandari kegiatan ini adalah masyarakat Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk yang berjumlahsebanyak 66 orang. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah perencanaan, persiapan kegiatan,pelaksanaan dan monitoring evaluasi kegiatan. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat iniadalah kegiatan PKM dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan masyarakat terkait Penyakit TBCsehingga dapat mencegah penularan penyakit TBC pada masyarakat. Masyarakat telah mengetahui terkaitpenyakit TBC seperti pengertian, faktor risiko, cara penularan, cara pencegahan dan pengobatan penyakitTBC serta penerapan etika batuk dan bersin yang benar. Masyarakat mampu menerapkan perilakupencegahan TBC dan menerapkan etika batuk dan bersin yang benar pada kehidupan sehari-hari. Hal inimenunjukkan bahwa program pendampingan masyarakat melalui  Health Promotion Model (HPM) efektifuntuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sebagai upaya pencegahan kasus TBC. Kata Kunci: Pendampingan Masyarakat, Health Promotion Model (HPM), Tuberkulosis Paru