Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Identifikasi Ketidaksesuaian Peruntukan Ruang Kawasan Lindung Sempadan Sungai Pedindang di Kota Pangkalpinang Agung Ferianda; Bakti Setiawan
Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 2 (2016): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2348.947 KB) | DOI: 10.22146/mgi.15631

Abstract

Kearifan Lokal melalui Makna Nganggung Sepintu Sedulang sebagai City Branding Kabupaten Bangka Agung Ferianda; ferdiana ferdiana; Herwan Herwan
Jurnal Komunikasi dan Bisnis Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis
Publisher : STARKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36914/jikb.v7i2.669

Abstract

A tradition owned by a region is potentially becoming a city branding. Bangka regency has a tradition named Nganggung Sepintu Sedulang, and it has been a motto of this region as well. The research on this tradition uses Barthes’s Semiotics and City Branding theory on revealing the local wisdom. The data is collected by qualitative descriptive method with observations, interviews, and documentation. This research reveals the value of Indonesian Gotong Royong (mutual assistance); the good relationship among Muslims; equality in social life; gratefulness; social interest; persistence, optimism, and kindness; conserving natural resources. Preserving the Nganggung Sepintu Sedulang is one of city branding of Bangka Regency. The government has been enacted local regulations to present this tradition in some annual cultural events in Sepintu Sedulang hall, Kenanga, Zed, and Air Anyir village. To strengthen this tradition as its city branding, the government must show the distinctive of local wisdom because every region in Bangka Belitung province has Nganggung as its tradition. Abstrak Sebuah tradisi yang menjadi gambaran sebuah semboyan daerah berpotensi menjadi branding atau merek sebuah daerah termasuk Nganggung Sepintu Sedulang di Kabupaten Bangka. Teori yang digunakan adalah Semiotika Roland Barthes dan City Branding. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian nilai kearifan lokal dari tradisi Nganggung Sepintu Sedulang antara lain nilai semangat kegotongroyongan; nilai persatuan dan kesatuan umat islam (Ukhuwah Islamiyah)/silahturami, tidak membedakan status sosial; nilai masyarakat yang selalu bersyukur atas nikmat dan perlindungan dari Allah Swt dan kepedulian sosial; nilai semangat pantang menyerah, optimis dan ramah; nilai masyarakat yang menjaga kelestarian alam dan terampil mengolah sumber daya alam. Adapun pengembangan tradisi Nganggung Sepintu Sedulang menjadi city branding Kabupaten Bangka Peraturan Daerah. Menjadikan Nganggung Sepintu Sedulang sebagai agenda rutin yang dilaksanakan antara lain pada pagelaran acara adat di gedung Sepintu Sedulang, acara adat di Kampung Kenanga, Kampung Zed Mendo Barat dan Air Anyir. Dalam mengembangkan Nganggung Sepintu Sedulang sebagai city branding Kabupaten Bangka melalui kearifan lokal tradisi tersebut, maka Pemerintah Daerah disarankan memperkuat deferensiasi kekhasan nilai lokal yang ada di Kabupaten Bangka dengan yang ada di Kabupaten lain, mengingat Nganggung ini juga menjadi tradisi yang ada di seluruh Bangka Belitung.
Persepsi Masyarakat terhadap Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Timah di Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah: English Agung Ferianda
Jurnal Ilmu Administrasi Negara Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Studia Administrasi
Publisher : STISIPOL Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47995/jian.v1i1.12

Abstract

Bangka island is the biggest Tin Mining centre at Indonesia, bt this mining activity effect to environment damage. Because of that, this research head for study the society to environment damage as consequence of Tin mining activity. Research method that use is survey. Respondent in this research are family head at Nibung village. Berok Village and Simpang Perlang village. The sum of respondent is 90 family heads. Variable that use in this research are dependent variable and independent variable. Dependent variable that is perception and independent variable are education, knowledge, occupation, income, sum of consist of qualitative descriptive analysis and quantitative analysis with helping of SPSS Program. In entire whole society perception about environment damage because of tin mining: 42 % belong to low perception category, 47 % belong to medium perception category, and 11 % belong to high category. Factor that most effecting to society perception is knowledge factor.
Simbolisme Lempah Kuning Sebagai Daya Tarik Wisata Gastronomi Kabupaten Bangka Ferdiana Ferdiana; Agung Ferianda
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 3 No 1 (2020): Studia Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Pahlawan 12 Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47995/jik.v3i1.35

Abstract

Lempah kuning tidak hanya sekadar hidangan tapi juga nilai-nilai budaya setempat sehingga dapat dijadikan sebagaidaya tarik wisata gastronomi.Memaknai simbol masakan lempah kuning dapat menjadi acuan sebagai sebuahinovasi atau ide baru yang mampu mewujudkan harapan Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung untukmenjadikan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan pasca-timah.Metode penelitian ini menggunakan perspektifkualitatif dengan pendekatan etnografi/budaya. Teknik pengumpulan data antara lain observasi, wawancara, dandokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teori interaksionisme simbolik.Hasil penelitian bahwa simbolismelempah kuning sebagai daya tarik wisata gastronomi Kabupaten Bangka antara lain sebagai berikut: (1) lempah kuning adalah simbol kebiasaan kuliner masyarakat Bangka dalam memenuhi kebutuhan fisiologis; (2) lempah kuning sebagai simbol kebersamaan, kekeluargaan pengikat solidaritas masyarakat Bangka karena kebiasaan makan bersama; (3) lempah kuning sebagai simbol identitas kuliner masyarakat kepulauan seperti di Bangka karenapenyebutan nama masakan lempah dan masakan lempah kuning merupakan khas Bangka (istilah ‘lempah’ mengacu pada perilaku konsumsi masyarakat Bangka terhadap hasil perairan baik sungai maupun laut); (4) lempah kuning sebagai simbol pengetahuan masyarakat Bangka dalam memasak ditandai kemampuan pengolahan hasil sumber daya alam sebagai bahan lempah kuning.