Ikka Bella Seftiyani
Universitas Ngudi Waluyo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Acuyoga untuk Mengurangi Nyeri atau Sakit Kepala Rini Septianasari; Ida Sofiyanti; Ikka Bella Seftiyani
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 1 No. 2 (2022): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Process occurs which then produces a fetus (Nurhayati & Dartiwen, 2019). The early phase of pregnancy is called the first trimester which starts from conception to the 12th week of pregnancy. In this phase, there are generally hormonal influences and changes in production, anatomy, and physiology. These changes cause the body to actively make adjustments which cause physical and psychological changes to the. Young pregnant women will feel nauseous, vomiting, dizzy, feverish and weak. Yoga movements accompanied by massage of acupressure points will open the pathways of energy Pregnancy is the result of a mature egg cell meeting spermatozoa from a man so that a fertilization blockages that cause several disease complaints, increase children's brain intelligence, and endurance. Acupressure is part of traditional Chinese medicine and is widely used in Asia. The benefits of acuyoga are reducing anxiety, insomnia, stress and pain or headaches. The purpose of doing this community service is to find out the level of knowledge of pregnant women about acuyoga to reduce pain or headaches. And to find out changes in pregnant women the community service team makes pre test and post test to find out the knowledge of pregnant women before being given counseling and after giving acuyoga to reduce pain or headaches and the results of the pre test were good 2 (29%), enough 3 (43%), and less 2 (28%) of the results This pre-test found that pregnant women still need to improve their knowledge of acuyoga to reduce pain or headaches. After being given counseling and acuyoga exercises, pregnant women can relax and reduce pain or headaches and get good post-test results of 7 (100%). Abstrak Kehamilan adalah akibat sel telur yang telah matang bertemu spermatozoa dari pria sehingga terjadilah proses pembuahan yang kemudian menghasilkan janin. Fase awal kehamilan disebut trimester pertama yang dimulai dari konsepsi sampai minggu ke-12 kehamilan. Pada fase ini, umumnya terjadi pengaruh hormonal dan perubahan produksi, anatomi, dan fisiologi. Perubahan-perubahan ini mengakibatkan tubuh secara aktif melakukan penyesuian yang menimbulkan perubahan fisik maupun psikologis ibu . Wanita yang hamil muda akan merasa mual, muntah, pusing, meriang dan lemas. Gerakan yoga yang disertai dengan pijatan titik-titik akupresur akan membuka jalur sumbatan energi yang menyebabkan beberapa keluhan penyakit, meningkatkan kecerdasan otak anak, dan daya tahan tubuh. Acupressure adalah bagian dari pengobatan tradisional Tiongkok dan banyak digunakan di Asia. Adapun manfaat acuyoga yaitu mengurangi kecemasan, insomnia, stress dan nyeri atau sakit kepala.Tujuan dari dilakukannya pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai acuyoga untuk mengurangi nyeri atau sakit kepala.Dan untuk mengetahui perubahan terhadap ibu hamil tim pengabdi masyarakat membuat pre test dan post test untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan penyuluhan dan sesudah terhadap acuyoga untuk mengurangi nyeri atau sakit kepala dan didapatkan hasil pre test baik 2 (29%),cukup 3 (43%),dan kurang 2 (28%) dari hasil pre test ini didapatkan bahwa ibu hamil masih banyak yang perlu ditingkatkan dalam pengetahuan acuyoga untuk mengurangi nyeri atau sakit kepala,setelah diberikan penyuluhan dan senam acuyoga ibu hamil dapat rileks dan nyeri atau sakit kepala berkurang dan didapatkan hasil post test baik 7 (100%).
Literature Review: Sikap dan Pengetahuan Catin Terhadap Pemeriksaan Hepatitis B dan HIV pada Skrining Pranikah Frisca Anggraeni Manik; Hapsari Windayanti; Rini Septianasari; Ikka Bella Seftiyani; Denil Shintiya; Dita Sintama
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 2 No. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Marriage is a means of procreation and regeneration of the nation's human resources. Regeneration should be maintained in order to obtain superior human resources free from infectious diseases, including Hepatitis B (HBV) and Human Immunodeficiency Virus (HIV). In the midst of increasing prevalence of HIV and HBV from year to year globally and nationally, the rate of vertical transmission is also increasing. Screening examinations are needed to reduce mortality, morbidity, and the financial burden on the state. This is what drives the importance of premarital HBV and HIV screening for prospective brides (Catin). Differences in policy and program implementation make this policy not optimal. Several obstacles such as culture, education, economy, and stigmatization made it difficult to implement the program. This literature review research was conducted to examine the attitudes and behavior of premarital HIV and HBV screening for prospective brides and grooms. A total of 6 journals from pubmed and google scholar were reviewed after going through the inclusion criteria screening: Journals published in 2016 – 2023, in English or Indonesian, can be accessed in full text. The results of the review show that the catin volunteering rate for HBV and HIV testing is quite high, although this number can be maximized through premarital transmission education and counseling to increase confidence. Adult age, higher education, economic level, up to men showed higher results of understanding and volunteering for HIV and HBV testing. Reluctance to take tests tends to be caused by unpreparedness in dealing with the results (stigmatization) and post-test treatment. Support and socialization are needed either by friends, family, or educational/health institutions. Some of the strongest factors in motivating premarital Hepatitis B and HIV tests are knowledge, trust, norms, assurance of confidentiality, and costs. Thus, obstacles in the form of reluctance can be overcome through these things.   Abstrak Pernikahan merupakan sarana prokreasi dan regenerasi sumber daya manusia bangsa. Regenerasi selayaknya dijaga agar didapatkan sumber daya manusia unggul terbebas dari penyakit menular, diantaranya Hepatitis B (HBV) dan Human Immunodeficiecy Virus (HIV). Di tengah meningkatnya prevalensi HIV dan HBV dari tahun ke tahun secara global dan nasional, angka penularan vertikal juga ikut meningkat. Dibutuhkan pemeriksaan screening guna mengurangi mortalitas, morbiditas, serta beban keuangan negara. Hal itulah yang mendorong pentingnya skrining HBV dan HIV Pranikah bagi Calon Pengantin (Catin). Perbedaan kebijakan dan pelaksanaan program membuat kebijakan ini tidak maksimal. Beberapa kendala seperti budaya, pendidikan, ekonomi, hingga stigmatisasi menjadikan hambatan dalam pelaksanaan program. Penelitian tinjauan Pustaka ini dilakukan untuk menelaah sikap dan perilaku skrining HIV serta HBV pranikah bagi calon pengantin. Sebanyak 6 jurnal bersumber pubmed dan google scholar ditelaah setelah melalui skrining kriteria inklusi: Jurnal terbitan tahun 2016 – 2023, Berbahasa Inggris atau Indonesia, dapat diakses secara full text. Hasil tinjauan menunjukkan cukup tingginya angka kesukarelaan catin terhadap pengujian HBV dan HIV, walaupun angka tersebut dapat dimaksimalkan melalui edukasi dan konseling pranikah terhadap penularan guna meningkatkan keyakinan. Usia dewasa, pendidikan tinggi, level ekonomi, hingga laki-laki menunjukkan hasil pemahaman serta kesukarelaan terhadap tes HIV dan HBV yang lebih tinggi. Keengganan melakukan tes cenderung diakibatkan ketidaksiapan dalam menghadapi hasil (stigmatisasi) dan pengobatan paska tes. Diperlukan dukungan dan sosialisasi baik oleh teman, keluarga, ataupun institusi Pendidikan/Kesehatan. Beberapa faktor terkuat dalam memotivasi pemeriksaan Hepatitis B dan HIV pranikah ialah pengetahuan, kepercayaan, norma, penjaminan kerahasiaan, hingga biaya dikeluarkan. Sehingga, kendala berupa keengganan dapat teratasi melalui hal-hal tersebut.