Yohanis Tambing
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium wakegi Araki) pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang dan Konsentrasi MOL Daun Kelor Yohanis Tambing; Andri Andri
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 30 No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrolandnasional.v30i1.1506

Abstract

Bawang Merah varietas Lembah Palu (Allium wageki Araki.) memiliki arti penting bagi masyarakat Kota Palu dengan ciri khas tekstur, rasa dan aroma yang khas sehinggga dewasa ini dikembangkan menjadi bahan baku industri bawang goreng khususnya di kawasan kota Palu. Keberhasilan budidaya bawang goreng tersebut sangat tergantung kesuburan tanah sehingga diperlukan pemupukan, khususnya pupuk organik sepeti pupuk kandang ayam dan pupuk mikro organisme lokal (MOL) daun kelor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang ayam dan konsentrasi MOL daun kelor yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah varietas lembah Palu. Penelitian dilakukan dikebun akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako dari bulan Desember 2021 sampai Februari 2022. Penelitian disusun menurut rancangan acak kelompok dengan perlakuan 2 faktor. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang ayam terdiri dari kontrol, 3 kg/petak (15 ton/ha), 4 kg/petak (20 ton/ha). Faktor kedua adalah konsentrasi MOL daun kelor terdiri dari Kontrol, 200 ml/L atau 20%, 300 ml/L atau 30%, dan 400 ml/L atau 40%. Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi dosis pupuk kandang ayam dan konsentrasi MOL daun kelor tidak berpengaruh nyata pada semua parameter pengamatan, tetapi ada kecendrungan bahwa hasil umbi bawang merah per petak lebih tinggi pada perlakuan kombinasi dosis pupuk kandang 3 kg/petak (15 ton/ha) dengan konsentrasi 300 ml/L MOL daun kelor dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya.
Pengaruh Berbagai Dosis Hidrogel dan Frekuensi Penyiraman Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Sistem Vertikultur Yohanis Tambing; Bunga Elim Somba; Wijaya Nazara
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 30 No 2 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrolandnasional.v30i2.1718

Abstract

Tanaman bawang merah membutuhkan air yang banyak untuk pertumbuhan optimalnya, sehingga perlu penyiraman dua kali sehari, karena itu diperlukan teknik budidaya hemat air. Hidrogel merupakan material makro molekul yang mampu menghemat penggunaan air dengan menyerap dan melepaskan air secara reversibel dalam tanah lingkungan perakaran. Dengan makin terbatasnya lahan pertanian, sehingga bawang merah juga mulai diusahakan di lahan sempit, yaitu lahan pekarangan di perkotaan secara vertikultur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis hidrogel dan frekuensi penyiraman yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah dengan sistem vertikultur. Penelitian ini didesain menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan 2 faktor dan diulang 3 kali (3 kelompok). Faktor pertama adalah dosis hydrogel, terdiri dari 4 taraf, yaitu: H0= kontrol (tanpa hidrogel), H1 = 0,2 g/tanaman, H2 = 0,4 g/tanaman, H3 = 0,6 g/tanaman. Faktor kedua adalah frekuensi penyiraman, terdiri dari 3 taraf, yaitu : F1 = penyiraman setiap hari 1 kali, F2 = Penyiraman setiap 2 hari 1 kali, F3 = Penyiraman setiap 4 hari 1 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis hidrogel dan frekuensi penyiraman berpengaruh nyata pada jumlah anakan (2 MST) dan bobot segar umbi, artinya dapat menghemat penggunaan air. Kombinasi perlakuan dosis hidrogel 0,2 g/tanaman dengan frekuensi penyiraman 4 hari sekali (H1F3) menunjukkan bobot segar umbi tertinggi yaitu 82,63 g/tanaman dan berbeda nyata dengan kombinasi dosis 0,2 g/tanaman pada penyiraman setiap hari 1 kali (H1F1) dan 2 kali setiap hari (H1F2), demikian juga halnya terjadi pada jumlah anakan.
Aplikasi Pupuk Kandang Ayam dan Urine Kelinci pada Pertumbuhan Bawang Merah Varietas Lembah Palu (Allium wakegi Araki) Bunga Elim Somba; Yohanis Tambing; Dendrianus Miki Nikolaus Acap
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 31 No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrolandnasional.v31i1.2015

Abstract

Kondisi tanah di sekitar Lembah Palu yang relatif kering dan kurang dapat menunjang pertumbuhan bawang merah menyebabkan produksi yang kurang maksimal, sehingga dibutuhkan tambahan zat hara dari pemupukan. Salah satu pupuk kandang yang digunakan oleh masyarakat adalah kotoran ayam. Kotoran ayam mampu menyediakan unsur hara berupa hara makro dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, Ca, Mg, dan Si, sehingga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Adapun tujuan dari penelitian yaitu; 1) mengetahui pengaruh perlakuan pupuk kandang ayam dan interval pemberian POC urine kelinci; 2) mengetahui pengaruh perlakuan pupuk kandang ayam; 3) mengetahui pengaruh interval pemberian POC urine kelinci terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah Varietas Lembah Palu. Penelitian ini dilaksanakan di kebun akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako dari bulan Februari sampai April 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dua faktor yaitu sebagai berikut: Faktor pertama adalah perbandingan pupuk kandang ayam dengan tanah terdiri 4 level yaitu: K0 = tanpa pupuk kandang ayam ( kontrol ); K1 = 1:1; K2 = 2:1; K3 = 3:1. Faktor kedua adalah interval pemberian POC urine kelinci pada konsentrasi 200 ml/liter terdiri dari 3 taraf yaitu: I1 = Setiap 3 hari 1 kali; I2 = Setiap 6 hari 1 kali; I3 = Setiap 9 hari 1 kali, sehingga terdapat 12 jumlah kombinasi. Perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga mendapat 36 unit perlakuan. Masing-masing unit percobaan terdiri atas 3 polibag dan tiap polibag ditanami satu tanaman sehingga total unit percobaan yang digunakan yaitu 108 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara komposisi media tanam dengan interval pemberian POC urine kelinci terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah . Perlakuan komposisi media tanam tidak berpengaruh pada jumlah daun, jumlah umbi, diamter umbi, dan bobot segar umbi, tetapi berpengaruh nyata pada tinggi tanaman umur 3, 4, 5, dan 6 minggu setelah tanam. Komposisi media tanam tanah berbanding pupuk kandang ayam 3:1 (K3) menghasilkan tinggi tanaman lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya. Perlakuan interval pemberian POC urine kelinci tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diuji.