Claim Missing Document
Check
Articles

CHARACTER EDUCATION IN THE FORMATION OF PRE-SCHOOL CHILDREN’S AKHLAK Bastomi, Hasan
ELEMENTARY: Islamic Teacher Journal Vol 5, No 1 (2017): Elementary
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/elementary.v5i1.2982

Abstract

 Personal figure of character was not only smartphone born inward, but also has the power to execute something is right. Efforts need to implementation of character education. Character education has higher meaning than the moral education and has electrostatic formation of morals. Preschool-age children can be already given the character education by enabling the empathy toward children who already exists, which is part of conscience. In relation to the education characters need to be delicately six character value contains about the following materials: (1) teach the love of God and all His creation, (2) independence, (3) honest, (4) responsibility, (5) tolerance, (6) cooperating, etc. and that they are all the elements in the good character (akhlaqul karimah).
Perilaku Keagamaan Anak Dalam Keluarga; Belajar Dari Tingkah Laku Sufistik Anak Desa Mutih Wetan Wedung Demak Bastomi, Hasan
ESOTERIK Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi, Jurusan Ushuluddin IAIN KUDUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/esoterik.v2i2.2447

Abstract

Anak merupakan dambaan bagi setiap orang tua, kehadirannya sangat dinantikan setiap keluarga, sebagai penerus keturunan orang tua. lingkungan keluarga sangat memberikan pengaruh dalam pembentukan keagamaan, watak serta kepribadiaan anak yang terkadang memunculkan sikap sufistik yang bisa dijadikan pelajaran, yaitu hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di hadirat Tuhan. Perilaku sufistik anak Desa Mutih Wetan tergambar dalam; (1) Kebanyakan anak memiliki gagasan dan bayangan yang jelas tentang Tuhan. Dengan mudah mereka mengakui adanya kekuatan tertinggi yang suci. (2) Identitas sejati anak-anak terungkap ketika mereka berhubungan dengan pemandu batin mereka (Tuhan dalam diri mereka). Inilah cara hidup bawaan mereka yang spontan dan kreatif. (3) Anak-anak merasakan pengalaman dengan Tuhan melaui banyak cara. Hubungan itu berubah sejalan dengan pertumbuhan dan perubahan mereka. Tugas orantua mengingatkan anak-anak akan kekuatan Tuhan “Tuhan adalah Super Hero yang Mahakuat dan Tuhan selalu menghendaki yang terbaik”.
PENGEMBANGAN DAKWAH MELALUI PENGELOLAAN WISATA DALAM TRADISI BUKA LUWUR MAKAM SUNAN KUDUS Bastomi, Hasan
TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah Vol 1, No 2 (2016): Tadbir Jurnal Manajemen Dakwah
Publisher : TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Islam adalah agama perubahan yang berisikan petunjuk-petunjuk agar manusia secara individual menjadi manusia yang baik,beradap dan berkualitas, selalu berbuat baik sehingga mampumembangun sebuah peradaban yang maju, sebuah tatananyang manusiawi. Agar ajaran Islam selalu mampu menghadapiperkembangan zaman dan mampu menjawab tantangan zaman maka dakwah Islam perlu dikembangkan dan menciptakan alternatif-alternatif diantaranya dapat memanfaatkansektor wisata. Pariwisata yang dikelola dengan efektif akanmenimbulkan berbagai dampak sosial. Salah satu tradisi yangdapat menjadi potensi wisata adalah Tradisi Buka Luwur makamSunan Kudus. Pengelolaan dana buka luwur diimplikasikan padabeberapa kegiatan, antara lain: (1) Pengajian umum tahun barudan Pengajian Upacara Buka Luwur, (2) Kegiatan MunadhorohDiniyah, (3) Santunan Anak Yatim, (4) Khatmil Qur’an, (5)Pembagian Nasi Sodaqoh Buka Luwur. Pengelolaan dana kemudian di salurkan untuk kepentingan dakwah Islam melalui tradisi buka luwur Sunan Kudus yang pada akhirnya dibagikankepada masyarakat disekitar Makam Sunan Kudus dan parapeziarah.
Dakwah Bi Al-Hikmah Sebagai Pola Pengembangan Sosial Keagamaan Masyarakat Bastomi, Hasan
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 36, No 2 (2016)
Publisher : Da'wa and Communication Faculty State Islamic University Walisongo, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v36.2.1776

Abstract

Islam is da’wa religious, its mean obey muslim to preach Islam to other people everytime, everywhere. Dawah can efective if use good method. Dawah method is ways that did by dai (communicator) to mad’u for purpose based hikmah and love. Base on developing religious civil sociaty, implementation of da’wa need significant motivation, methodology and institution. One of them is dawah have to implement with semiotic skill and imagology, with organize sign elements so its interesting and can be mobile everyone to receive Islam and implemen mision of dawah, its remain to do al-khair, ma’ruf and reject al munkar in every dimention. Da’wa like this, summary in word hikmah. Al-hikmah is skill of dai to choose and do technique of  dakwah acording to objective  condition of mad’u and explaine Islamic doctrine and reality in logic argumentation and comunictaive language. Al-Hikmah as a system that unity theoritic and practice skill in da’wa.
Subjective Well-Being Masyarakat Margorejo Kabupaten Kudus dalam Pelaksanaan Sedekah Bumi Bastomi, Hasan
ESOTERIK Vol 5, No 1 (2019): Available in June 2019
Publisher : Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi, Jurusan Ushuluddin IAIN KUDUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/esoterik.v5i1.4984

Abstract

Aims of the earth is a tradition of Javanese society that has been carried out for generations which is carried out every year by the Javanese people as a form of thanksgiving for the blessings given from the results of farming. Each region has its own peculiarities from the implementation of earth charity, including in the Village of Margorejo Dawe-Kudus. This study aims to determine the implementation of the earth alms ceremony and the Subjective Well-Being attitude of Margorejo-Kudus. This study uses qualitative methods with the type of Field Research research (field research) using descriptive analysis. The results of this study indicate that the tradition of the earth that held once a year, on Apid month (Dhulkaidah) shows the tradition of agrarian socity. The meaning contained in the implementation of the earth charity tradition, namely the meaning of the implementation of earth alms (Nyadran) for the people of Margorejo, Kudus, to show their gratitude for the gift given by Sang The Creator and the Older. In the implementation of the alms of the earth of the people of Margorejo Village, the Holy feels subjective well-being in the form of gratitude, calmness and happiness.
Fenomena Perundungan Di Sosial Media: Telaah Dampak Perundungan Bagi Remaja Bastomi, Hasan; Mustaqimatul Hidayah, Sri Noor
AT-TABSYIR Vol 6, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v6i2.6437

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki fenomena perundungan di media sosial dan pengaruhnya terhadap remaja. Penelitian ini termasuk jenis penelitian penelitian kepustakaan (library research), yaitu, dengan mencatat semua temuan dan memadukan segala temuan baik teori atau temuan baru tentang perundungan di media sosial bagi remaja, menganalisis segala temuan dari berbagai bacaan dan memberikan gagasan kritis tentang dampak perundungan di media sosial bagi remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidak sedikit kasus yang pernah terjadi terhadap remaja berkenaan dengan perundungan di media sosial. Fenomena perundungan di media sosial mempengaruhi jiwa remaja yang menghasilkan konsekuensi negatif pada kinerja akademik, gangguan emosional dan kesenjangan dalam hubungan. Dalam perundungan di media sosial terjadi perbedaan dampak yang signifikan berhubungan dengan gender, bagi anak perempuan cenderung lebih menderita dan lebih terpengaruh dalam perundungan di media sosial dibandingkan dengan anak laki-laki.
Keteladanan Sebagai Dakwah Kontemporer dalam Menyongsong Masyarakat Modern Bastomi, Hasan
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 11 No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.077 KB) | DOI: 10.24090/kom.v11i1.1275

Abstract

This paper aims to explore the application of exemplary as a form of contemporary da’wah. Exemplary dakwah in modern society consist of: 1) Da’wah able to give example to society to life and noble civilization, so that human become dignified (akramal akramin); 2) Da’wah that able to motivate and facilitate society to live orderly and far of the pollution that damages his conscience; 3) Da’wah that produces high cultural products resulting from emulating noble behavior and deep reflection with the highest knowledge; 4) Da’wah that is able to bridge the diametric gap between the various orientations; and 5) Da’wah that becomes the solution and able to compensate for the various offers of non-propagation information. Execution of exemplary method in da'wah of a dai has at least two main requirements: (1) requirements of science, (2) personality requirements to be role models for society. Tulisan ini bertujuan menggali penerapan keteladanan sebagai bentuk dakwah kontemporer. Dakwah dengan keteladanan sebagai dakwah kontemporer dalam masyarakat modern adalah: 1) Dakwah yang mampu meneladani masyarakat dalam menapak jejak kemuliaan hidup dan peradaban yang tinggi, sehingga manusia menjadi bermartabat (akramal akramin); 2) Dakwah yang mampu memotivasi dan memfasilitasi masyarakat untuk hidup teratur dan jauh dari polusi yang merusak nuraninya; 3) Dakwah yang menghasilkan produk kebudayaan yang tinggi (tidak remeh-temeh) yang dihasilkan dari meneladani perilaku yang mulia dan perenungan yang mendalam dengan pengetahuan yang tinggi; 4) Dakwah yang mampu menjembatani kesenjangan diametral antara berbagai orientasi; dan 5) Dakwah yang menjadi solusi dan mampu mengimbangi berbagai tawaran informasi non-dakwah. Pelaksanaan metode keteladanan dalam dakwah seorang dai sedikitnya memiliki dua persyaratan utama: (1) persyaratan keilmuan, (2) persyaratan kepribadian untuk dijadikan suri teladan bagi masyarakat.
Pandangan Holistik Manusia Sebagai Akar Pengembangan Inovasi Konseling Bastomi, Hasan
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 12 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.919 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v12i1.1330

Abstract

Humans are holistic beings, aspects of human life can be classified into four main aspects, namely physical, mental, social, and spiritual. In this paper aims to find out the concept of holistic guidance and counseling services as an innovation in the field of counseling. As a counselor should make holistic counseling as a foundation for the development of counseling innovation, so that in counseling practice can view human as holistic in terms of humanity, problem complexity and cooperation among counselor team since searching data, and look for conclusions on the data (diagnosis), create a plan of action (treatment planning), and perform treatment measures (treatment), evaluation process, until termination (termination).
PENDIDIKAN PESANTREN DALAM PANDANGAN KH. MA’SHUM AHMAD LASEM Bastomi, Hasan
INSANIA: Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan Vol 24 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.545 KB) | DOI: 10.24090/insania.v24i2.2826

Abstract

Pondok Pesantren merupakan lembaga dan wahana pendidikan agama sekaligus sebagai komunitas santri yang “ngaji“ ilmu agama Islam. Beberapa pandangan tentang pendidikan pesantren menurut KH. Ma’shum Ahmad antara lain: tujuan pendidikan pesantren sebagai pencetak ulama’ untuk menyebarkan ilmu, dan memberikan manfaat bagi orang lain. Kurikulum di pesantren lebih mengutamakan pelajaran berbasis agama yang dilakukan melalui pembelajaran kitab kuning. Sedangkan seorang pendidik (guru) dipesantren harus memiliki komitmen dan senantiasa selalu meningkatkan keilmuan (belajar) serta menguasai materi pelajaran. Pesantren sebagai lembaga pendidikan tidak hanya sebagai tempat mendidik dan belajar, namun juga berfungsi sebagai lembaga untuk menanamkan jiwa sosial. Sebagai seorang pendidik di pesantren dituntut memiliki kemampuan dalam mengenali potensi dan karakteristik santri melalui perhatian kepada para santri. Kata Kunci: Pesantren, Pandangan, KH. Ma’shum Ahmad
PERNIKAHAN DINI DAN DAMPAKNYA (TINJAUAN BATAS UMUR PERKAWINANMENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERKAWINAN INDONESIA) Bastomi, Hasan
YUDISIA : Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam Vol 7, No 2 (2016): Yudisia
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.634 KB) | DOI: 10.21043/yudisia.v7i2.2160

Abstract

This library research article discusses child marriage in Indonesia usingcontent analysis of marriage regulations. It is also addresses consequences of child marriage. Marriage regulations open the possibility of childmarriage in case of necessity. This is an implementation of sad al-zari‟ahin order to prevent the bigger problems. However, child marriage oftenbrings negative impacts for the bride socially, economically andpsychologically. Â