Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : SinarFe7

Analisa Charging Baterai Menggunakan Bidirectional Converter Pada PLTS Skala Kecil Anto Nugroho; Abraham Lomi; Irrine Budi Sulistiawati; Rusilawati
SinarFe7 Vol. 4 No. 1 (2021): SinarFe7-4 2021
Publisher : FORTEI Regional VII Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.213 KB)

Abstract

Bagian terpenting dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah elemen penyimpanan. Sebuah baterai kimia atau super capsitor digunakan sebagai penyimpanan dan mengumpulkan fluktuasi energi. Akan tetapi baterai akan cepat habis seiring dengan penggunaan sehingga perlu diisi atau charging. Untuk charging pada baterai memerlukan arangkaian konverter yang adapat mengatur arah aliran adaya yang amengalir untuk amengisi atau amenggunakan baterai. Bidirectional converter adapatabekerja pada aduaamode, yaitu amode buck (Charging) dan amode boost (discharging) digunakan sebagai kontrol baterai pada PLTS. Mode charging yaitu ketika PV menghasilkan daya yang tinggi maka converter buck akan menurunkan tegangan untuk pengisian baterai dan menyuplai kebutuhan beban. Mode discharging dimana ketika PV tidak dapat memenuhi kebutuhan beban dimana baterai akan melepas energinya ke beban. Pada hasil perakitan Bidirectional Converter terdapat setting point yaitu pada saat tegangan PV diatas 14,9 v maka bidirectional converter akan bekerja dalam mode buck, dan apabila tegangan PV kurang dari 14,9 maka bidirectional converter akan bekerja dalam mode boost. Bidirectional converter ini mampu memberikan output arus charging 2,0A dan tegangan output 13,3V. Pada hasil pengujian menunjukkan bahwa bidirectional converter dapat bekerja dalam kondisi charging maupun discharging.
PERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME UNTUK KESTABILAN TRANSIEN MENGGUNAKAN METODE REDUKSI KRON Sunnu Wahyu Setiawan; Irrine Budi Sulistiawati
SinarFe7 Vol. 1 No. 1 (2018): Sinarfe7-1A 2018
Publisher : FORTEI Regional VII Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.406 KB)

Abstract

Analisis kestabilan transien berperan penting untuk keamanan dan keandalan pada operasi sistem tenaga listrik. Kestabilan transien erat kaitannya dengan critical clearing time karena pada waktu pemutusan kritis (critical clearing time) dapat dilihat bagaimana sistem kembali pada keadaan stabil atau tidakstabil setelah mengalami gangguan. Tahapan dalam melakukan analisis kestabilan transien dibutuhkan proses reduksi matrik. Untuk tahapan tersebut agar memudahkan analisis kestabilan transien digunakan metode reduksi kron dalam mereduksi matrik pada sistem yang akan dianalisis. Simulasi dilakukanpada sistem multi-machine Fouad Anderson 3 generator 9 bus dengan gangguan yang terjadi pada bus 5 dan yang memutuskan gangguan yaitu pada saluran 5-7. Dari hasil simulasi menunjukan metode reduksi kron dapat mereduksi matrik admitansi pada sistem dan menunjukan nilai suseptansi agar memudahkan dalam melakukan perhitungan critical clearing time. Didapatkan nilai critical clearing time pada bus 5 adalah 0.569 sec.
ANALISIS EVALUASI SISTEM PROTEKSI PETIR (LIGHTNING PERFORMANCE) PADA JARINGAN TRANSMISI 70 kV GARDU INDUK SUKOREJO – GARDU INDUK BANGIL Pandu Fajar Satria; Irrine Budi Sulistiawati; Ni Putu Agustini
SinarFe7 Vol. 1 No. 1 (2018): Sinarfe7-1A 2018
Publisher : FORTEI Regional VII Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.392 KB)

Abstract

Petir adalah suatu gejala alam yang sering terjadi di daerah tropis di Indonesia. Dengan jumlah kerapatan sambaran petir yang sangat tinggi, jaringan transmisi 70 kV sangat rentan terkena gangguan. Pada penelitian ini menjelaskan performa jaringan transmisi terhadap sambaran petir. Lightning Performance (LP) dinyatakan dalam Flashover Rate (FOR) dan terbagi menjadi dua bagian yaitu jumlah gangguan sambaran langsung ke kawat fasa yang disebut Shielding Failure Flash Over (SFFOR) serta jumlah gangguan sambaran langsung ke menara atau kawat tanah yang disebut Back Flashover Rate (BFOR). Dari hasil analisa dan perhitungan menggunakan m-file MATLAB diperoleh nilai SFFOR pada jaringan transmisi 70 kV Gardu Induk Sukorejo – Gardu Induk Bangil berkisar antara 1,1537 hingga 0,5820 gangguan/100km/tahun yang mana nilai tersebut masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan standar IEEE yaitu 0,05 gangguan/100km/tahun, maka dari itu dilakukan penambahan jumlah piringan Isolator antara 11-12 buah agar nilai SFFOR dan BFOR dapat diperkecil. Semakin banyak jumlah piringan, nilai Critical Flash Over (CFO) Isolator semakin besar sehingga Isolator mampu menahan tegangan lebih yang muncul dan menurunkan nilai Flash Over Rate (FOR).
RANCANG BANGUN PROTOTYPE ALAT DETEKSI ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN DISTRIBUSI Muhammad Riza Anugrah; Irrine Budi Sulistiawati
SinarFe7 Vol. 1 No. 1 (2018): Sinarfe7-1A 2018
Publisher : FORTEI Regional VII Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.57 KB)

Abstract

Jaringan distribusi seringkali mengalami banyak gangguan. Gangguan tersebut bisa diakibatkan oleh faktor alam atau gangguan dari benda seperti pohon, binatang dan benang yang mengakibatkan hubung singkat pada jaringan distribusi. Saat pelayan distribusi berusaha menormalkan sistem kembali, sulitnya mencari letak gangguan menyebabkan waktu yang terbuang cukup lama Pada penelitian ini telah dibuat sebuah alat berupa prototype deteksi arus gangguan hubung singkat yang terjadi pada jaringan distribusi dengan memakai sensor arus dan sensor suhu untuk deteksi arus lebih dan panas lebih. Tujuan dibuatnya alat ini yaitu untuk mempermudah pelayan distribusi dalam menemukan letak gangguan hubung singkat pada jaringan distribusi Dari hasil pengujian sistem alat secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa sistem ini dapat bekerja sesuai dengan perencanaan awal yaitu dapat mendeteksi arus lebih dan suhu yang tidak normal.
RANCANG BANGUN PROTOTYPE ALAT DETEKSI ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN DISTRIBUSI Muhammad Riza Anugrah; Irrine Budi Sulistiawati
SinarFe7 Vol. 1 No. 1 (2018): Sinarfe7-1A 2018
Publisher : FORTEI Regional VII Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.562 KB)

Abstract

Jaringan distribusi seringkali mengalami banyak gangguan. Gangguan tersebut bisa diakibatkan oleh faktor alam atau gangguan dari benda seperti pohon, binatang dan benang yang mengakibatkan hubung singkat pada jaringan distribusi. Saat pelayan distribusi berusaha menormalkan sistem kembali, sulitnya mencari letak gangguan menyebabkan waktu yang terbuang cukup lama dikarenakan banyaknya penyulang Pada penelitian ini telah dibuat sebuah alat berupa prototype deteksi arus gangguan hubung singkat yang terjadi pada jaringan distribusi dengan memakai sensor arus dan sensor suhu untuk deteksi arus lebih dan panas lebih. Tujuan dibuatnya alat ini yaitu untuk mempermudah pelayan distribusi dalam menemukan letak gangguan hubung singkat pada jaringan distribusi Dari hasil pengujian sistem alat secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa sistem ini dapat bekerja sesuai dengan perencanaan awal yaitu dapat mendeteksi arus lebih dan suhu yang tidak normal.