Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PROFIL KOAGULASI PASIEN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RS X, KEBUMEN, JAWA TENGAH Rahayu, Ester Tri; Arjana, Adika Zhulhi; Juwariyah, Juwariyah; Mulyaningrum, Utami; Irfan, Rozan Muhammad
Biomedika Vol 9, No 1 (2017): Biomedika Februari 2017
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v9i1.4345

Abstract

Ulkus diabetes mellitus (DM) adalah komplikasi dari diabetes mellitus yang menimbulkan dampak sosioekonomi yang besar. Morbiditas yang ditimbulkan cukup besar dan secara epidemiologi penderita DM memiliki resiko 25 % untuk terjadinya ulkus DM. Secara patofisiologinya, ulkus DM terjadi atas 3 kondisi yaitu neuropathy, gangguan vaskular, dan infeksi. Gangguan vaskular yang terjadi dimungkinkan disebabkan karena adanya gangguan dalam proses koagulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi koagulasi pasien DM penderita ulkus DM. Penelitian ini menggunakan data sekunder rekam medis. Subyek yang masuk dalam penelitian ini adalah penderita dewasa ulkus DM. Data rekam medis subyek mengenai kondisi diabetes dan ulkus DM diambil peneliti dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada waktu pembekuan dan kadar SGOT pada berbagai derajat ulkus diabetikum. Akan tetapi perbedaan tidak dijumpai pada waktu perdarahan dan kadar SGPT. Kata Kunci: Ulkus, koagulasi, diabetes mellitus
Gambaran Leukosit Pro Inflamasi pada Status Asmaticus di RSUD Kebumen Rahayu, Ester Tri; Arjana, Adika Zhulhi; Juwariyah, Juwariyah; Yuantari, Rahma; Irfan, Rozan Muhammad
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 18 No 1: January 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mm.180108

Abstract

Asma merupakan kondisi penyempitan jalan nafas yang selama ini hanya dianggap sebagai reaksi hipersensitifitas tipe 1 karena pada kondisi lain juga dapat disebabkan oleh inflamasi dan koagulasi. Pada hipersensitifitas tipe 1 terdapat peran neutrofil dan eosinofil dan dalam penelitin ini akan dipetakan fenotip asma berdasarkan aktifitas eosinof dan neutrofil yaitu eosinofilik dan neutrofilik pada serangan akut asma. Penelitian dilakukan dengan desain observasional retrospektif terhadap data sekunder pasien asma dewasa, dalam waktu 1 tahun kebelakang dengan sampel sebanyak 91 orang di RSUD Kebumen. Pengambilan data menggunakan data rekam medis. Analisis data menggunakan uji ANOVA untuk data terdistribusi normal, dan uji rerata Kuskal-Wallis untuk data tidak normal. Karakteristik subyek sejumlah 91 orang, dengan 31 subyek pria dan rerata umur 38 tahun. Delapan puluh empat persen subjek adalah asma derajat ringan, 4 % berat dan sisanya sedang. Pada uji rerata eosinofil dan neutrofil, terdapat berbedaan rerata antar derajat serangan namun tidak signifikan secara statistik. Subyek asma neutrofilik lebih mendomasi dibandingkan eosinofilik. Walaupun begitu, belum dapat diambil kesimpulan hubungan kadar eosinofil dan neutrofil terhadap derajat asma karena belum ada hasil statistik yang signifikan.
Mild anxiety and depression related to elevated dopamine level Fidianingsih, Ika; Nurmasitoh, Titis; Arjana, Adika Zhulhi; Devita, Ninda; Khoiriyah, Umatul
Universa Medicina Vol 38, No 1 (2019)
Publisher : Faculty of Medicine, Trisakti University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.451 KB) | DOI: 10.18051/UnivMed.2019.v38.48-55

Abstract

BackgroundDopamine is an important neurotransmitter that plays a role in the pathogenesis of anxiety and depression. Dopamine secretion occurs when there is a pleasurable stimulus. Blood dopamine levels have the potential to be developed as biomarkers of depression or anxiety, but previous studies related to the relationship between dopamine levels and levels of anxiety and depression are still controversial. The purpose of this study was to determine the correlation between anxiety and depression score with dopamine level in young adults. MethodsThis was an observational cross sectional study. A total of 43 subjects aged 18 to 40 years were recruited by consecutive non-random sampling according to inclusion and exclusion criteria. Anxiety and depression were assessed using the Beck anxiety inventory and Beck depression inventory-II questionnaire. Dopamine plasma level was measured using the enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). The Spearman rho correlation test was used to analyze the data and p<0.05 was considered significant.Results The median dopamine levels in respondents with mild, moderate and severe anxiety were respectively: 77.79; 63.43; 62.51 ng/mL (p=0.043). The median dopamine levels in respondents with reasonable depression, mood disorder, moderate and severe depression were respectively: 79.2; 61,32; 62,51; 60.24 (p=0.001). Correlation test results showed a weak correlation between dopamine and anxiety (r=- 0.310) and a moderate correlation for depression (r=-0.505).ConclusionMild anxiety and depression were associated with elevated dopamine level in young adults. Further studies are required to confirm the role of dopamine metabolism in anxiety and depression in young adults.
UTILISASI INDEKS TROMBOSIT SEBAGAI PREDIKTOR KEPARAHAN PADA KASUS FEBRIS CURIGA DEMAM DENGUE Arjana, Adika Zhulhi; Yuantari, Rahma; Devita, Ninda; Irfan, Rozan Muhammad
Biomedika Vol 12, No 1 (2020): Biomedika Februari 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i1.9725

Abstract

ABSTRAKIndeks trombosit memiliki karakteristik yang mengarah pada kondisi cairan dan trombosit tubuh. Penelitian mengenai hubungan indeks trombosit pada penentuan derajat keparahan demam dengue membuka peluang menjadikan indeks trombosit sebagai factor prognostik. Tujuan penelitian ini untuk mngetahui hubungan indeks trombosit sebagai prediktor keparahan pada kasus febris curiga demam dengue. Penelitian ini bersifat non eksperimental analitik. Data diambil dengan metode cohort prospektif. Subjek penelitian adalah pasien febris curiga dengue di RS X, Y, dan Z Yogyakarta dan sekitarnya. Subjek kemudian diambil darah untuk diperiksa indeks trombosit pada saat masuk dan hari ketiga perawatan. Penentuan derajat keparahan dengue dinilai pada hari ketiga perawatan. Hubungan antara hasil indeks trombosit dengan diagnosis dianalisis dengan ANOVA sedangkan korelasi antara indeks trombosit saat admisi dan hari ketiga dengan uji korelasi dengan bantuan software Medcalc. Sebanyak 56 subyek masuk dalam penelitian). Analisis ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan untuk mean platelet volume (MPV) dan platelet distribution width (PDW) antar derajat infeksi dengue (p=0.01 dan p=0.017). Analisis ANOVA untuk plateocrit menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p=0.055). Uji korelasi hasil antar indeks trombosit menunjukkan hubungan yang signifikan. Adanya perbedaan MPV dan PDW pada berbagai derajat infeksi dengue sehingga dapat digunakan untuk memprediksi keparahan infeksi dengue.Kata Kunci: Dengue, Indeks Trombosit, Resusitasi CairanABSTRACTPlatelet index has characteristics that lead to the condition of body fluids and platelets. Study on relationship of platelet index in the determining severity of dengue fever opens the opportunity to make the platelet index as a prognostic factor. The aim of this study was to know the correlation of platelet index with predictors of severity of febrile suspected dengue fever. This study was non-experimental and cohort prospective study. The subjects were febrile patients suspicious of dengue in X, Y, and Z Hospital in Yogyakarta and surrounding areas. Subjects were collected blood sample to be examined for platelet index at admission and third day after. Severity of dengue was assessed on third day after admission. Relationship between platelet index with severity was analyzed by ANOVA while correlation between platelet index was analyzed by correlation test with Medcalc software. A total of 56 subjects were included in the study. ANOVA analysis showed a significant difference in mean platelet volume (MPV) and platelet distribution width (PDW) between the degrees of dengue infection (p= 0.01 and p= 0.017). ANOVA analysis for plateocrit showed no significant difference (p = 0.055). Correlation test results between platelet indices show a significant relationship. The results of this study indicate differences in MPV and PDW in various degrees of dengue infection so that it can be used to predict severity of dengue fever.Keywords: dengue, platelet index, fluid resuscitation
Aktivitas Leukosit Pro Inflamasi pada Kasus Penyakit Paru Obstruktif Kronis Eksaserbasi Akut Juwariyah, Juwariyah; Arjana, Adika Zhulhi; Rahayu, Ester Tri; Rosita, Linda; Irfan, Rozan Muhammad
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 17, No 2: July 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mm.170202

Abstract

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) memiliki karateristik adanya restriksi saluran nafas yang kurang reversibel. Pada PPOK terdapat inflamasi akibat aktifitas sel-sel inflamasi termasuk neutrofil dan eosinofil. Restriksi saluran nafas terjadi akibat remodelling dari proses inflamasi yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas sel-sel inflamasi terutama neutrofil dan eosinofil pada PPOK eksaserbasi akut dengan membandingkan kadar eosinfil dan netrofil sebelum dan sesudah terapi. Penelitian bersifat observasional dengan desain cross sectional. Responden penelitian ini adalah pasien penderita PPOK yang rawat jalan dan rawat inap di RSUD Kebumen pada tahun 2016. Semua subyek masuk dalam penelitian dengan kriteria eksklusi adalah data tidak lengkap. Hasil menunjukkan terdapat 119 pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebagai responden. Data dari rekam medis menunjukkan bahwa mayoritas penderita adalah laki-laki (84,03 %) dengan rata-rata umur 67 tahun. Penyakit penyerta yang ditemukan adalah hipertensi (54,62 %), tuberkulosis (22,69 %) dan congestive heart failure (CHF) (6,72 %). Pada tanda vital, terdapat kenaikan sistole dan laju nafas. Presentase netrofil pada kedua jenis kelamin meningkat dibandingkan normal namun tidak dengan eosinofil. Setelah dilakukan rawat inap, terjadi penurunan persentase eosinofil dan neutrofil dibanding sebelum perawatan namun tidak signifikan secara statistik (p= 0,603 vs 0,818). Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan aktivitas netrofil pada pasien PPOK. Penurunan aktivitas baik netrofil maupun eosinofil didapatkan ketika pasien rawat inap meskipun tidak bermakna secara statistik.
Could CD8/38 predict virological response to antiretroviral therapy (ART) in human immunodeficiency virus (HIV) infected patients? Umi S. Intansari; Yanri W Subronto; Yunika Puspa Dewi; Adika Zhulhi Arjana; Mohammad Juffrie; Marsetyawan HNE Soesatyo; Budi Mulyono
Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) Vol 47, No 2 (2015)
Publisher : Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.474 KB) | DOI: 10.19106/JMedSci004702201504

Abstract

ABSTRACT The success rate of antiretroviral therapy (ART) depends on the efficacy of the drug and the immune system’s ability to control virus replication. Viral load (VL) examination is a standard test for ART monitoring. Unfortunately, this test is still very limited, especially in Indonesia. CD38 expression has been studied as a predictor for disease progression and decreases once ART is initiated. The aim of this study was to evaluate the possible usage of declining CD8/38 T-cell percentages in predicting the VL. Forty-five subjects naïve to ART were evaluated in this observational analytic study with a prospective design. Data collected included the medical history, physical examination, WHO clinical staging, complete blood counts, CD4 cell count, and plasma VL. These data then reevaluated six months after ART initiation. A paired t-test, and correlation test were used to analyze the data. Significant differences were found in all of the laboratory parameters between pre and post ART. There was a weak significant positive correlation between declining CD8/38 T-cell percentages and declining VL after 6 months of ART (r=0.33; p=0.026), with r2 = 0.11. Therefore despite the linear relationship, CD38 has limited value for prediction of VL.
Gambaran Leukosit Pro Inflamasi pada Status Asmaticus di RSUD Kebumen Ester Tri Rahayu; Adika Zhulhi Arjana; Juwariyah Juwariyah; Rahma Yuantari; Rozan Muhammad Irfan
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 18, No 1 (2018): January
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mm.180108

Abstract

Asma merupakan kondisi penyempitan jalan nafas yang selama ini hanya dianggap sebagai reaksi hipersensitifitas tipe 1 karena pada kondisi lain juga dapat disebabkan oleh inflamasi dan koagulasi. Pada hipersensitifitas tipe 1 terdapat peran neutrofil dan eosinofil dan dalam penelitin ini akan dipetakan fenotip asma berdasarkan aktifitas eosinof dan neutrofil yaitu eosinofilik dan neutrofilik pada serangan akut asma. Penelitian dilakukan dengan desain observasional retrospektif terhadap data sekunder pasien asma dewasa, dalam waktu 1 tahun kebelakang dengan sampel sebanyak 91 orang di RSUD Kebumen. Pengambilan data menggunakan data rekam medis. Analisis data menggunakan uji ANOVA untuk data terdistribusi normal, dan uji rerata Kuskal-Wallis untuk data tidak normal. Karakteristik subyek sejumlah 91 orang, dengan 31 subyek pria dan rerata umur 38 tahun. Delapan puluh empat persen subjek adalah asma derajat ringan, 4 % berat dan sisanya sedang. Pada uji rerata eosinofil dan neutrofil, terdapat berbedaan rerata antar derajat serangan namun tidak signifikan secara statistik. Subyek asma neutrofilik lebih mendomasi dibandingkan eosinofilik. Walaupun begitu, belum dapat diambil kesimpulan hubungan kadar eosinofil dan neutrofil terhadap derajat asma karena belum ada hasil statistik yang signifikan.
Aktivitas Leukosit Pro Inflamasi pada Kasus Penyakit Paru Obstruktif Kronis Eksaserbasi Akut Juwariyah Juwariyah; Adika Zhulhi Arjana; Ester Tri Rahayu; Linda Rosita; Rozan Muhammad Irfan
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 17, No 2 (2017): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mm.170202

Abstract

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) memiliki karateristik adanya restriksi saluran nafas yang kurang reversibel. Pada PPOK terdapat inflamasi akibat aktifitas sel-sel inflamasi termasuk neutrofil dan eosinofil. Restriksi saluran nafas terjadi akibat remodelling dari proses inflamasi yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas sel-sel inflamasi terutama neutrofil dan eosinofil pada PPOK eksaserbasi akut dengan membandingkan kadar eosinfil dan netrofil sebelum dan sesudah terapi. Penelitian bersifat observasional dengan desain cross sectional. Responden penelitian ini adalah pasien penderita PPOK yang rawat jalan dan rawat inap di RSUD Kebumen pada tahun 2016. Semua subyek masuk dalam penelitian dengan kriteria eksklusi adalah data tidak lengkap. Hasil menunjukkan terdapat 119 pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebagai responden. Data dari rekam medis menunjukkan bahwa mayoritas penderita adalah laki-laki (84,03 %) dengan rata-rata umur 67 tahun. Penyakit penyerta yang ditemukan adalah hipertensi (54,62 %), tuberkulosis (22,69 %) dan congestive heart failure (CHF) (6,72 %). Pada tanda vital, terdapat kenaikan sistole dan laju nafas. Presentase netrofil pada kedua jenis kelamin meningkat dibandingkan normal namun tidak dengan eosinofil. Setelah dilakukan rawat inap, terjadi penurunan persentase eosinofil dan neutrofil dibanding sebelum perawatan namun tidak signifikan secara statistik (p= 0,603 vs 0,818). Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan aktivitas netrofil pada pasien PPOK. Penurunan aktivitas baik netrofil maupun eosinofil didapatkan ketika pasien rawat inap meskipun tidak bermakna secara statistik.
PROFIL KOAGULASI PASIEN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RS X, KEBUMEN, JAWA TENGAH Ester Tri Rahayu; Adika Zhulhi Arjana; Juwariyah Juwariyah; Utami Mulyaningrum; Rozan Muhammad Irfan
Biomedika Vol 9, No 1 (2017): Biomedika Februari 2017
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v9i1.4345

Abstract

Ulkus diabetes mellitus (DM) adalah komplikasi dari diabetes mellitus yang menimbulkan dampak sosioekonomi yang besar. Morbiditas yang ditimbulkan cukup besar dan secara epidemiologi penderita DM memiliki resiko 25 % untuk terjadinya ulkus DM. Secara patofisiologinya, ulkus DM terjadi atas 3 kondisi yaitu neuropathy, gangguan vaskular, dan infeksi. Gangguan vaskular yang terjadi dimungkinkan disebabkan karena adanya gangguan dalam proses koagulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi koagulasi pasien DM penderita ulkus DM. Penelitian ini menggunakan data sekunder rekam medis. Subyek yang masuk dalam penelitian ini adalah penderita dewasa ulkus DM. Data rekam medis subyek mengenai kondisi diabetes dan ulkus DM diambil peneliti dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada waktu pembekuan dan kadar SGOT pada berbagai derajat ulkus diabetikum. Akan tetapi perbedaan tidak dijumpai pada waktu perdarahan dan kadar SGPT. Kata Kunci: Ulkus, koagulasi, diabetes mellitus
UTILISASI INDEKS TROMBOSIT SEBAGAI PREDIKTOR KEPARAHAN PADA KASUS FEBRIS CURIGA DEMAM DENGUE Adika Zhulhi Arjana; Rahma Yuantari; Ninda Devita; Rozan Muhammad Irfan
Biomedika Vol 12, No 1 (2020): Biomedika Februari 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i1.9725

Abstract

ABSTRAKIndeks trombosit memiliki karakteristik yang mengarah pada kondisi cairan dan trombosit tubuh. Penelitian mengenai hubungan indeks trombosit pada penentuan derajat keparahan demam dengue membuka peluang menjadikan indeks trombosit sebagai factor prognostik. Tujuan penelitian ini untuk mngetahui hubungan indeks trombosit sebagai prediktor keparahan pada kasus febris curiga demam dengue. Penelitian ini bersifat non eksperimental analitik. Data diambil dengan metode cohort prospektif. Subjek penelitian adalah pasien febris curiga dengue di RS X, Y, dan Z Yogyakarta dan sekitarnya. Subjek kemudian diambil darah untuk diperiksa indeks trombosit pada saat masuk dan hari ketiga perawatan. Penentuan derajat keparahan dengue dinilai pada hari ketiga perawatan. Hubungan antara hasil indeks trombosit dengan diagnosis dianalisis dengan ANOVA sedangkan korelasi antara indeks trombosit saat admisi dan hari ketiga dengan uji korelasi dengan bantuan software Medcalc. Sebanyak 56 subyek masuk dalam penelitian). Analisis ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan untuk mean platelet volume (MPV) dan platelet distribution width (PDW) antar derajat infeksi dengue (p=0.01 dan p=0.017). Analisis ANOVA untuk plateocrit menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p=0.055). Uji korelasi hasil antar indeks trombosit menunjukkan hubungan yang signifikan. Adanya perbedaan MPV dan PDW pada berbagai derajat infeksi dengue sehingga dapat digunakan untuk memprediksi keparahan infeksi dengue.Kata Kunci: Dengue, Indeks Trombosit, Resusitasi CairanABSTRACTPlatelet index has characteristics that lead to the condition of body fluids and platelets. Study on relationship of platelet index in the determining severity of dengue fever opens the opportunity to make the platelet index as a prognostic factor. The aim of this study was to know the correlation of platelet index with predictors of severity of febrile suspected dengue fever. This study was non-experimental and cohort prospective study. The subjects were febrile patients suspicious of dengue in X, Y, and Z Hospital in Yogyakarta and surrounding areas. Subjects were collected blood sample to be examined for platelet index at admission and third day after. Severity of dengue was assessed on third day after admission. Relationship between platelet index with severity was analyzed by ANOVA while correlation between platelet index was analyzed by correlation test with Medcalc software. A total of 56 subjects were included in the study. ANOVA analysis showed a significant difference in mean platelet volume (MPV) and platelet distribution width (PDW) between the degrees of dengue infection (p= 0.01 and p= 0.017). ANOVA analysis for plateocrit showed no significant difference (p = 0.055). Correlation test results between platelet indices show a significant relationship. The results of this study indicate differences in MPV and PDW in various degrees of dengue infection so that it can be used to predict severity of dengue fever.Keywords: dengue, platelet index, fluid resuscitation