Claim Missing Document
Check
Articles

PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Acathina fulica) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KITOSAN ,, Ridwanto; Utama, Fazrul Amin; Syahputra, Ricky Andi
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA Vol 17, No 2 (2016): SEPTEMBER 2016
Publisher : JURNAL PENELITIAN SAINTIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak, Bekicot (Achatina fulica) termasuk keong darat yang memakan berbagai tanaman termasuk tanaman budidaya, oleh karena itu bekicot termasuk salah satu hama bagi tanaman. Banyaknya tanaman yang mati meneyebabkan petani menggunakan pestisida untuk membasmi hewan ini, sehingga hewan ini mati dan meninggalkan cangkangnya. Cangkang yang ditinggalkan akan membusuk sehingga akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Salah satu altenatif pemanfaatan limbah cangkang bekicot (Achatina fulica) yang memilki nilai ekonomis tinggi yaitu pengolahan menjadi kitosan. Tujuan penelitian ini adalah pemanfaatan limbah cangkang bekicot menjadi kitosan, menganalisa gugus fungsi menggunakan spektrofotometer FTIR dan uji kadar air, kadar abu dan rendemen.Berdasarkan spektra FTIR yang dihasilkan telah terkonversi kitin menjadi  kitosan dengan nilai derajat deasetilasi 65%. Hasil karakteristik kitosan yang diperoleh kadar air, kadar abu dan rendemen secara berurutan sebesar 7,33; 1,99; 15,6%.
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA MAHASISWA BARU PRODI FARMASI 2015/2016 UMN AL-WASHLIYAH Ridwanto, Ricky Andi Syahputra, Anny Sartika D,
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MIPA Vol 1 No 1 (2016): JP2MIPA
Publisher : JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.518 KB)

Abstract

Perbaikan kualitas input mahasiswa baru di Prodi Farmasi UMN Al Washliyah Medanmenjadi fokus utama dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yangpada akhirnya meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu perlu dilakukanstandarisasi kemampuan awal, yang berupa matrikulasi bagi mahasiswa baru yang dapatmenjadi dasar untuk pemahaman materi secara lebih lanjut. Matrikulasi memberikankesempatan kepada mahasiswa baru untuk memperbaiki kekurangan atau memahamikembali konsep-konsep dasar dalam bidang kimia umum, sehingga mahasiswa menjaditermotivasi untuk lebih giat belajar. Untuk mempercepat proses pemahaman, setiapmahasiswa program matrikulasi diberikan modul pembelajaran sebagai bahan bacaanatau sebagai sumber belajar. Dalam penelitian ini akan dilakukan upaya peningkatankemampuan kimia pada Prodi Farmasi UMN Al-Washliyah Medan. Penelitian ini dimulaidengan (a)pembuatan soal dan di validasi oleh validator ahli, (b)melakukanpretest terhadap mahasiswa baru untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa, (c)melakukan proses pembelajaran terhadap mahasiswa baru, (d)melakukan postestterhadap mahasiswa baru untuk mengetahui peningkatan kemampuan mahasiswa, (e)melakukan analisis terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperolehberdasarkan nilai pretes dan postes. Jumlah mahasiswa Prodi Farmasi T.A 2015/ 2016sejumlah 200 orang. Berdasarkan hasil pretes menunjukkan bahwa rendahnya hasilbelajar mahasiswa. Nilai dibawah 60 sebesar sebanyak 200 orang 100%. Setelahdilakukan penguatan melalui program matrikulasi nilai postes dibawah 60 menjadi 56orang (24%)sedangkan nilai 60 keatas sebanyak 152 orang (76%).
PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Acathina fulica) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KITOSAN ., Ridwanto; Utama, Fazrul Amin; Syahputra, Ricky Andi
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA Vol 16, No 2 (2016): SEPTEMBER 2016
Publisher : JURNAL PENELITIAN SAINTIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bekicot (Achatina fulica) termasuk keong darat yang memakan berbagai tanaman termasuk tanaman budidaya, oleh karena itu bekicot termasuk salah satu hama bagi tanaman. Banyaknya tanaman yang mati menyebabkan petani menggunakan pestisida untuk membasmi hewan ini, sehingga hewan ini mati dan meninggalkan cangkangnya. Cangkang yang ditinggalkan akan membusuk sehingga akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Salah satu altenatif pemanfaatan limbah cangkang bekicot (Achatina fulica) yang memilki nilai ekonomis tinggi yaitu pengolahan menjadi kitosan. Tujuan penelitian ini adalah pemanfaatan limbah cangkang bekicot menjadi kitosan, menganalisa gugus fungsi menggunakan spektrofotometer FTIR dan uji kadar air, kadar abu dan rendemen.Berdasarkan spektra FTIR yang dihasilkan telah terkonversi kitin menjadi kitosan dengan nilai derajat deasetilasi 65%. Hasil karakteristik kitosan yang diperoleh kadar air, kadar abu dan rendemen secara berurutan sebesar 7,33; 1,99; 15,6%.
Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer Dari Ekstrak Etanol Daun Malaka (Phyllanthus Emblica L.) Sebagai Antibakteri Terhadap Staphylococcus Aureus Ubah Munthe, Ridwanto
Journal of Health and Medical Science Volume 1 Nomor 2 April 2022
Publisher : Journal of Health and Medical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.449 KB)

Abstract

Hand sanitizer merupakan salah satu bahan antiseptik yang sering digunakan masyarakat sebagai media pencuci tangan praktis. Hand sanitizer diciptakan sebagai jalan keluar dari permasalahan tersebut sebagai pembersih tangan praktis. Masyarakat umumnya menyukai penggunaan hand sanitizer dalam bentuk gel karena menimbulkan rasa dingin dan mudah mengering. Pencegahan radang akibat bakteri Staphylococcus aureus dapat dilakukan dengan memanfaatkan tanaman yang memiliki senyawa aktif sebagai antibakteri seperti ekstrak buah malaka (Phyllanthus emblica L.). Tujuan dari penelitian ini untuk memformulasikan ekstrak etanol daun malaka menjadi gel hand sanitizer, menegtahui mutu fisik sediaan, dan menguji aktivitas terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar menggunakan cakram. Konsentrasi yang digunakan pada penelitian ini adalah 1 %, 2%, 3% dan kontrol positif. Hasil uji organoleptis daun malaka berbau khas berpaduan daun malaka dan essens stroberi, berwarna hijau kecoklatan, berbentuk gel. Uji pH berkisar 6,4 – 6,9. Uji viskositas hasilnya berkisar 15800 – 21500, dan uji iritasi terhadap sukarelawan hasilnya negatif tidak memberikan efek iritasi pada kulit. Aktivitas antibakteri pada konsentrasi 1% ,2%, 3%. Zona hambat yang dihasilkan secara bertururt - turut adalah yaitu sebesar 16,83 ± 4,716 mm,18,73 ± 3,164 mm, 19,03 ± 2,683 mm.
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Bakung (Hymenocallis Littoralis Jacq Salisb) Dengan Metode Dpph Vira Dinda, Ridwanto
Journal of Health and Medical Science Volume 1 Nomor 2 April 2022
Publisher : Journal of Health and Medical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.554 KB)

Abstract

Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan dan Laboratorium Lembaga Pengkajian Pangan Obat dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) Kota Medan pada bulan april 2021. Tahapan penelitian ini meliputi pengolahan bahan tumbuhan, pembuatan ekstrak etanol, pemeriksaan karakterisasi, skrining fitokimia, serta uji aktivitas antioksidan daun bakung (Hymenocallis littoralis (Jacq.) Salisb.) dan vitamin C sebagai kontrol positif. Ekstrak etanol daun bakung dibuat dengan metode maserasi dengan menggunakan etanol 96% dan ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan rotary evaporator, Selanjutnya ekstrak dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan spektrofotometri Visible. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bakung (Hymenocallis littoralis (Jacq.) Salisb) mengandung senyawa kimia seperti glikosida, flavonoid, saponin, tanin, dan triterpenoid. Penentuan aktivitas Antioksidan daun bakung (Hymenocallis littoralis (Jacq.) Salisb.) dan vitamin C diperoleh hasil nilai IC50 secara berurut yaitu 4.535,33 µg/mL dan 11,62 µg/mL . Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun bakung (Hymenocallis littoralis (Jacq.) Salisb.) mengandung senyawa metabolit sekunder dan beraktivitas antioksidan dengan kategori lemah,namun masih dua kali lebih kuat dibandingkan aktivitas antioksidan dari vitamin C.
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Jeruk Kasturi (Citrus microcarpa Bunge) Di Daerah Labuhanbatu, Sumatera Utara Dengan Metode DPPH (1,1Diphenyl-2-Picrylhydrazil) Meliyana Meliyana; Ridwanto Ridwanto
Journal of Health and Medical Science Volume 1 Nomor 1 Januari 2022
Publisher : Journal of Health and Medical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.075 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun jeruk kasturi dan untuk mengetahui golongan senyawa dalam daun jeruk kasturi dan juga nilai IC50. Ekstrak didapat dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak etanol daun Jeruk kasturi diuji menggunakan metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazil), dan menggunakan spektrofotometri UV - Visible untuk menentukan panjang gelombangnya.Hasil skrining fitokimia bahwa serbuk simplisia daun jeruk kasturi mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, triterpenoid, dan tannin. Hasil pengujian aktivas antioksidan dalam meredam radikal bebas DPPH menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Jeruk kasturi memiliki aktivitas antioksidan kategori sedang dimana ekstrak etanol daun jeruk kasturi memiliki nilai IC50 sebesar 131,29 ppm. Hasil pengujian aktivasi antioksidan dalam meredam radikal bebas DPPH menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jeruk kasturi memiliki aktivitas antioksidan kategori sedang. Kasturi Orange Leaves (Citrus microcarpa Bunge) including Family Rutaceae, Orang kasturi (Citrus microcarpa Bunge) are commonly called squeezed oranges with their small fruit shape. Some research results show in oranges kasturi have substances that can function for the field of health and food, can also provide useful benefits for the pharmaceutical drug industry, and cosmetics. The purpose of this study was to find out the antioxidant activity of kasturi orange leaf ethanol extract and to find out the group of compounds in kasturi orange leaves and also the value of IC50. The extract is obtained by maceration using a 96% ethanol solvent. Kasturi orange leaf ethanol extract is tested using the DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazil) method, and uses UV-Visible spectrophotometry to determine its wavelength. Phytochemical screening results that powder simplisia kasturi orange leaves contain a group of alkaloid compounds, flavonoids, saponins, triterpenoids, and tannins. The results of antioxidant asset testing in dampening DPPH free radicals showed that orange casstury leaf ethanol extract has moderate category antioxidant activity where ethanol extract of kasturi orange leaves has an IC50 value of 131.29 ppm. The results of antioxidant activation testing in dampening DPPH free radicals showed that the ethanol extract of kasturi orange leaves had moderate category antioxidant activity.
Phytochemical Screening And Antioxidant Activity Testing Of Porang (Amorphophallus Muelleri Blume) Leaf Ethanol Extract From Kuta Buluh Region, North Sumatera Ainil Fithri Pulungan; Ridwanto Ridwanto; Gabena Indrayani Dalimunthe; Zulmai Rani; Rahma Dona; Ricky Andi Syahputra; Robiatun Rambe
International Journal of Health and Pharmaceutical (IJHP) Vol. 3 No. 1 (2022): February 2023
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.501 KB) | DOI: 10.51601/ijhp.v3i1.141

Abstract

Porang (Amorphallus muelleri Blume) is one type of tuber plant that has the potential to be developed in Indonesia. Porang plants have been reported to contain chemical compounds that have antioxidant activity. This research was conducted on the leaves of the porang plant with the aim of knowing the antioxidant activity, characterization, and phytochemical profile of the compounds contained therein. Compound identification and characterization were performed using standard methods, and antioxidant activity was determined using the DPPH (1,1- Diphenyl-2-picrylhydrazyl ) method. The results of the identification of chemical compounds showed that the ethanol extract of porang leaves contained chemical compounds of alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, and steroids. The results of the examination of the simplicia characterization of porang leaves included the soluble ethanol content of 33.93%, the water soluble extract content of 17.3%, the ash content of 5.58%, the acid insoluble ash content of 0.235% and the water content of 8%. From the results of the simplicia characterization, it shows that the results meet the specified requirements. The results showed that the ethanol extract of porang leaves had antioxidant activity with an IC50 value of 93.04 µg/mL, which in this case is included in the category of strong antioxidant activity. Meanwhile, as a comparison, Vitamin C was used, which has an IC50 value of µg/mL, which is included in the category of very strong antioxidant activity.
Antioxidant Activity Test of Barangan Banana Hump’s Ethanol Extract (Musa Paradisiaca (L.)) with DPPH (1,1 Diphenyl-2-Picrylhydrazyl) Method Virda Nurmazela; Ridwanto Ridwanto; Zulmai Rani
International Journal of Science, Technology & Management Vol. 3 No. 5 (2022): September 2022
Publisher : Publisher Cv. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46729/ijstm.v3i5.610

Abstract

This study aims to determine the secondary metabolites contained in Barangan banana weevil (Musa paradisiaca (L.)) and antioxidant activity based on the IC50 value. The stages of this research include processing plant materials, making ethanol extracts, characterization examinations, phytochemical screening, and testing the antioxidant activity of Barangan banana weevil. The ethanol extract of Barangan banana weevil was processed by the maceration method using 96% ethanol, and the antioxidant activity was tested using the DPPH method. The results showed that the ethanol extract of Barangan banana weevil contained chemical compounds such as alkaloids, glycosides, flavonoids, saponins, tannins, and triterpenoids. The determination of the antioxidant activity of Barangan banana weevil obtained an IC50 value of 180.8 µg/mL. This means that the ethanol extract of Barangan banana weevil contains secondary metabolites and has the potential as an antioxidant with a weak category.
Utilization Of Chitosan As A Natural Preservative Against Catfish Nurhayati Nurhayati; Ridwanto Ridwanto; Anny Sartika Daulay; Ricky Andi Syahputra; Zulmai Rani
International Journal of Science, Technology & Management Vol. 3 No. 5 (2022): September 2022
Publisher : Publisher Cv. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46729/ijstm.v3i5.614

Abstract

Shrimp in Indonesia are generally exported abroad after removing the head, tail, and skin. One alternative to the use of shrimp shell waste that has high economic value is processing shrimp shells into chitosan. The purpose of this study was to determine the shelf life of catfish using chitosan and to determine the optimal concentration of chitosan in catfish preservation. Chitosan applied to catfish showed that in the addition of a 0% chitosan solution, it had a shelf life of up to day 2 for 48 hours for a 0.5 solution; 1; 1.5 and 2% shelf life up to day 5 or for 120 hours. The most optimal concentration of chitosan for use in catfish is a 2% chitosan solution, and the total plate number (ALT) test meets the requirements of the SNI standard so that it can still be consumed.
Toxicity Test of Windu Shrimp (Penaeus monodon) Skin Chitosan With Brine Shrimp Lethality Test Method Dina Suciati Saragih; Ridwanto Ridwanto; Anny Sartika Daulay; Dikki Miswanda; Haris Munandar Nasution
Indonesian Journal of Chemical Science and Technology (IJCST) Vol 5, No 2 (2022): JULI 2022
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ijcst.v5i2.37453

Abstract

Chitosan is a modification of chitin compounds that are widely found in the outer skin of crustacean animals such as shrimp and crabs. This research includes isolation of chitin and chitosan: deproteination, demineralization, depigmentation and deacetylation namely transformation of chitin into chitosan, characterization of chitosan, FTIR, and chitosan toxicity test with five concentrations of test solution, namely 100 g/ml, 250 g/ml, 500 g/ml, 750 g/ml and 1000 g/ml using the BSLT method by looking at the number of deaths of Artemia salina L larvae (LC50). The results of tiger prawn shell chitosan (Penaeus monodon) obtained the % degree of deacetylation of 60%. The results of the toxicity test showed that chitosan was not toxic to Artemia salina Leach, indicated by the LC50 value > 1000µg/ml. chitosan windu 4994.16 g/ml, chitosan is not toxic